Anda di halaman 1dari 21

RESUME KASUS GAWAT DARURAT

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA


NY.M.F DENGAN OPEN FRAKTUR HUMERUS ULNA
INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD KRMT WONGSONEGORO SEMARANG

DISUSUN OLEH :
INDH PUTRI STYARINI
P1337420919001

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI


NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR


TERBUKA ULNA HUMERUS DI IGD RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO
INDAH
Mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan dan Profesi Ners
Poltekkes Kemenkes Semarang
Email : indahputrisetyarini@gmail.com

Latar belakang : Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.
Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan
pada tulang, baik berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung. Tujuan : Dapat
menangani masalah pasien dengan fraktur sesuai dengan standar asuhan keperawatan
. Metode : Metode yang digunakan adalah deskriptif pada Ny.S.R dengan pendekatan
studi kasus, yaitu dengan melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian,
intervensi, implementasi dan evaluasi. Hasil : Pada saat dilakukan pengkajian
didapatkan hasil pasien mengeluh nyeri pada daerah diskitar luka dan disekitar
fraktur dengan skala nyeri. Diagnosa yang ditegakkan yaitu nyeri akut dan resiko
infeksi. Pelaksanaan tindakan sudah sesuai dengan teori. Evaluasi hasilnya yaitu
nyeri pasien berkurang, dan tidak ada tanda-tanda peradangan atau terjadi infeksi.
Kesimpulan : Kerjasama antar tim kesehatan dan pasien sangat diperlukan untuk
keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien serta penggunaan komunikasi
terapeutik sangat membantu dalam pelaksanaan tindakan sehingga pasien akan
merasa lebih nyaman.
Kata kunci: nyeri, fraktur, resiko infeksi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh. Kebanyakan
fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang,
baik berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung (Sjamsuhidajat & Jong,
2014). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya disertai
dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon, kerusakan
pembuluh darah, dan luka organ-organ tubuh dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya,
terjadinya fraktur jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang besar dari yang
dapat diabsorbsinya (Smeltzer, 2014). Fraktur metatarsal penyebab yang paling sering
trauma langsung seperti crush injury atau twisting dan juga akibat gaya langsung
yang bersifat kronis sehingga menyebabkan stress fracture. Klasifikasi fraktur
metatarsal OTA mengklasifikasikan fraktur metatarsal secara detail mengenai bentuk
frakturnya tetapi tidak berdasarkan stabilitasa ataupun penatalaksanaannya. Fraktur
metatarsal berdasarkanklasifikasi ini adalah 81. Identifikasi huruf untuk menunjukkan
metatarsal yang terkena, yaitu: T: metatarsal 1, N: metatarsal 2, M: metatarsal 3, R:
metatarsal 4, L: metatarsal 5. Lalu dilanjutkan dengan kompleksitas dari fraktur A:
diafiseal fraktur simpel dan bentuk baji, B: parsial artikular dan diafesial bentuk baji,
C: fraktur intraartikular yang kompleks. Diikuti dengan area yang terkena, 1:
metafisis proksimal, 2: diafesial, 3: metafisis distal. Kemudian diikuti dengan nomor
yang sesuai dengan bentuk fraktur dan tergantung pada grup dari nomor yang
pertama.

B. Web of Coution
Terlampir
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA TN.F
DENGAN FRAKTUR TERBUKA METATARSAL
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD KRMT WONGSONEGORO
KOTA SEMARANG

Tanggal Pengkajian : 22 November 2019, 09.58 WIB


Ruang/RS : IGD – RSUD KRMT Wongsonegoro

A. PENGKAJIAN KLIEN
1. Biodata Pasien
a. Nama : Ny.M.F
b. Umur : 60 tahun
c. Alamat : Kedawang Permai III/ B 20
d. Pendidikan : Sarjana
e. Pekerjaan: : Pegawai Negeri
f. Tanggal masuk : 22 November 2019, 09.58 WIB
g. Diagnosa Medis : Open Fraktur Humerus Ulna Dextra
h. Nomor registrasi : 4889xx
2. Biodata Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. N
b. Umur : 35 tahun
c. Alamat : Kedawang Permai III/ B 20
d. Pendidikan : Sarjana
e. Pekerjaan : Pegawai negeri
f. Hubungan dengan klien : Anak
B. TRIAGE
Ny.M.F masuk dalam kategori kedua yaitu kuning karena membutuhkan
pertolongan segera karena adanya luka terbuka. Hanya saja, pasien yang
termasuk kategori ini tidak dalam kondisi darurat atau kritis
C. PRIMARY SURVEY
1. Airway
Klien tidak terdapat sumbatan jalan napas baik parsial maupun total
2. Breathing
Frekuensi napas 20 x/mnt, pergerakan dinding dada simetris dan tidak ada
bunyi napas tambahan.
3. Circulation
Tekanan darah saat diperiksa 137/87 mmHg, pulsasi nadi kuat dengan
frekuensi 105 x/menit, suhu 36.8˚Celcius, irama jantung teratur, kulit dan
membran mukosa pucat, seluruh permukaan tubuh teraba hangat
4. Disability
Kesadaran klien Composmentis dengan GCS E4M6V5 dengan total 15,
ukuran pupil ki/ka: 3/3 reflek cahaya positif. Tonus otot :
ki ka
5555 5544
5555 5531

5. Exposure
Pulsasi nadi kuat dengan frekuensi 105 x/menit. Keadaan ekstremitas
tangan kanan terdapat luka grade I (luka lebar kurang lebih dengan
ukuran 2 cm.
D. SECONDARY SURVEY
1. ANAMNESIS
Alergi : Klien tidak memiliki riwayat alergi makanan
dan tidak ada alergi obat
Medikasi : Klien mengonsumsi obat hipertensi Amlodipin
(5 mg)
Pertinet medical story : Klien memiliki penyaki Hipertensi
Last meal : Klien mengatakan sarapan jam 7 pagi.
Event/ Environment : Klien mengatakan di tabrak dengan motor, dari
belakang sehingga klien terjatuh dari motor dalamkeadaantangan kanan
terteku di aspal tempat kejadian.
2. Alasan masuk
Kecelakaan motor
3. Keluhan
Nyeri pada daerah yang terjadi akibat trauma kecelakaan
P : Kecelakaan
Q : Sifat sangat nyeri berdenyut, tetapi masih bisa dikontrol
R : Lokasi nyeri di daerah sekitar trauma (tangan kanan)
S : 8 (sangat nyeri, tetapi masih bisa dikontrol)
T : Nyeri timbul ketika pasien menggerakkan tangan kanan disekitar
trauma dengan durasi nyeri lama.
4. Keadaan umun : Compos mentis
5. Kesadaran : GCS E4M6V5, total 15
6. Pemeriksaan Fisik
Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil isokor, refleks cahaya +/+
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thoraks Pulmo : Vesikuler (+/+) normal, ronchi (-/-), wheezing
(-/-)
Cor : HR 70 kali/ menit, murmur (-), gallop (-) Batas jantung dalam
batas normal
Abdomen : normal, nyeri tekan epigastrium (-)
Ekstremitas : akral hangat, simetris kanan kiri,deformitas +,
swelling, luka ukuran kurang lebih 1 atau 2 cm, pada1/3
medialantebrachial dexstra, ROM jari-jari tangan maksimal.
Ekstremitas inferior : tidak ada kelainan
7. TTV
 Tekanan darah : 137/87 mmHg
 Nadi : 105 x/menit
 Frek. Respirasi : 20 x/menit
 Suhu : 36.8oC
 SpO2 : 100%

8. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pada tanggal 21 November 2019, klien mengatakan kecelakaan motor
di dekat rumahnya dengan motor kejadian sekitar jam 8 malam lebih
dan dapat penanganan dari klinik pratama dekat kejadian dan
dilakukan pembidaian, keesokannya klien datang ke Rumah sakit IGD
RSUD RSWN.
b. Riwayat Keperawatan Dahulu
Klien mengatakan belum pernah masuk ke rumah sakit sebelumnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit
degenerative

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Pemeriksaan EKG
Tanggal : 22/11/19
Hasil : Sinus Rhythm
2) Pemeriksaan Radiologi
Tanggal : 22/11/2019
X ray thoraxAP-lat antebrachial dexstra AP/Lateral
Struktur tulang tampak normal
Fraktur humerus ulna dextra open
KESAN :
Fraktur kaput metatarsal III dan IV dextra, aposisi dan alignment kurang
baik
Dislokasi pada MTP IV joint dextra

3) Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 22/11/2019
Golongan darah :O
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
SGPT 14 U/L 0-35
SGOT 27 U/L 0-35
Calsium 1.21 Mmol/L 1.00-1.15
CKMB 40 U/L 0-24
Creatinin 0.5 mg/dL 0.5-0.8
GDS 137 mg/dL 70-110
Hemoglobin 11.9 g/dL 11.7-15.5
HBsAg Kualitatif Negatif S/CO Negative
Hematokrit 34.20 % 35-47
INR 0.82
Kalium 3.30 Mmol/L 3.50-50.0
Natrium 138.0 Mmol/L 135.0-147.0
Trombosit 302 /uL 150-400
Hemoglobin 12.2 g/dL 11.7-15.5
Hematokrit 35.50 % 35-47
Jumlah Leukosit 9.5 /uL 3.6-11.0

F. PROGRAM TERAPI

No Terapi 22/11/2019

1. Infus Infus RL 20 tpm (10.55)


2. Injeksi ATS 1500 IU (11.15)
Ceftriaxone 1 gr (11.00)
Ketolorac 30 mg (11.00)
Ranitidin 2x1 amp (11.00)
Methyl prednisone 2x1 gr
(11.00)
3. Oral Amlodipin 1x10 mg (11.00)
4, Syring pump -

5. Inhalasi -
ANALISA DATA
No Hari / Tanggal Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
1. Jumat DS : Diskontinuitas tulang Nyeri
22/11/2019 - Klien mengatakan mengalami
kecelakaan motor Pergeseran fragmen
- Nyeri pada daerah yang terjadi tulang
akibat trauma kecelakaan
P : Adanya luka terbuka
Q : Sifat sangat nyeri berdenyut,
tetapi masih bisa dikontrol
R : Lokasi nyeri di daerah sekitar
trauma (kaki kanan)
S : 8 (sangat nyeri, tetapi masih
bisa dikontrol)
T : Nyeri timbul ketika pasien
menggerakkan tangan kanan
disekitar trauma dengan durasi
nyeri lama.
DO :
- Ekspresi wajah meringis dan
tampak menahan nyeri
- Tampak luka terbuka di kaki
kanan
- TTV (TD : 137/87 mmHg,
S : 36,8˚C, N : 105 x/mnt,
RR : 20x/m)
- Hasil Rogten :
Open Fraktur Humerus ulna
dexstra
2. DS : Adanya luka terbuka Resiko infeksi
Klien mengatakan ada luka di
bagian tangan kanan
DO :
- Tampak luka kemerahan di
tangan kanan.
- Luka berdarah (luka merembes ke
kassa balutan)

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran fragmen tulang
2. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka terbuka
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No Hari/Tanggal/Jam Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan Paraf
NOC NIC
1 Jumat Nyeri akut berhubungan NOC: Manajemen nyeri : Indah
22/11/2019 dengan pergeseran - Pain level 1. Lakukan pengkajian nyeri Ps
10.45 fragmen tulang - Pain control secara komprehensif termasuk
- Comfort level lokasi, karakteristik, durasi,
Setelah dilakukan tindakan frekuensi, kualitas dan faktor
keperawatan selama 1 x 2 jam presipitasi.
diharapkan nyeri dapat teratasi 2. Observasi reaksi non verbal dari
dengan kriteria hasil: ketidaknyamanan
1. Mampu mengontrol nyeri 3. Gunakan teknik komunikasi
(klien tahu penyebab nyeri, terapeutik untuk mengetahui
mampu menggunakan teknik pengalaman nyeri pasien
non farmakologi untuk 4. Kontrol lngkungan yang dapat
mengurangi nyeri, mencari mempengaruhi nyeri seperti
bantuan) suhu ruangan, pencahayaan.
2. Menyatakan rasa nyaman 5. Ajarkan tentang teknik
setelah nyeri berkurang (klien nonfarmakologi
tidak gelisah lagi, wajah tak 6. Berikan analgetik untuk
tampak meringis) mengurangi nyeri
3. TTV dalam rentang normal 7. Tingkatkan istirahat
8. Evaluasi efektifitas analgesik
(tanda, gejala & efek samping)
9. Kontrol TTV
2. Resiko infeksi NOC : 1. Cuci tangan setiap sebelum dan
berhubungan dengan - Immune status sesudah tindakan keperawatan
adanya luka terbuka - Knowledge : Infection Control 2. Berikan terapi antibiotik bila
- Risk control perlu
Setelah dilakukan keperawatan 3. Observasi kulit dan membrane
mukosa terhadap kemerahan,
selama 1 x 2 jam resiko infeksi
panas, drainase
terhindar dengan kriteria hasil : 4. Dorong istirahat
Klien bebas dari tanda dan gejala 5. Ganti verban jika darah
infeksi (luka bersih). merembes
6. Tindakan aseptik

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Hari/Tanggal/Jam No.Dx Tindakan Keperawatan Respon Paraf
1. Jumat 1 1. Melakukan pengkajian nyeri secara DS : Pasien mengatakan nyeri Irma
22/11/2019 komprehensif DO :
11.00 WIB - Adanya luka di tangan kakan dan, - Pasien tampak lemah, menahan sakit.
adanya kemerahan, , rasa sangat - Kesadaran composmentis
nyeri berdenyut-denyut, nyeri - GCS : E4 M6 V5 (total 15)
tmbul ketika pasien menggerakkan - Skala nyeri 8
tangan kanan disekitar trauma/ - Terpasang infuse RL 20 tpm
- Skala nyeri 8 - Adanya luka di tangan dan kaki kanan
2. Mengobservasi reaksi non verbal dari - TTV (TD :137/87mmHg, RR : 20
ketidaknyamanan x/menit, saturasi oksigen :100%, HR :
- Klien tampak meringis dan 105x/menit, suhu : 36.8oC)
menahan sakit - Gambaran EKG sinus rythm
3. Menggunakan teknik komunikasi - Klien mampu melakukan teknik nafas
terapeutik untuk menanyakan keadaan dalam
pasien - Klien tampak tenang
4. Mengontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Suhu ruangan baik, pencahayaan
cukup.
- Memposisikan posisi dengan
nyaman (posisi semifowler).
5. Mengajarkan tentang teknik
nonfarmakologi
- Mengajarkan teknik relaksasi
seperti teknik nafas dalam
6. Memberikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
- Diberikan ketolorac 30mg
7. Meniingkatkan istirahat
- Mendorong pasien untuk kembali
istirahat/tidur
8. Mengontrol TTV
- TD :124/89mmHg, RR : 22
x/menit, saturasi oksigen :100%,
HR : 99x/menit, suhu : 37.4oC
2. Selasa 2 1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah DS : Klien mengatakan ada luka di bagian
15 Oktober 2019 menerima pasien, merapikan pasien. siku tangan kanan dan di kaki kanan
10.25 WIB 2. Memberikan terapi antibiotik bila perlu DO :
- Ceftriaxone 1gr - Pasien tampak lemah dan menahan sakit
- ATS 1500 - Kesadaran composmentis
3. Menginspeksi kulit dan mukosa - GCS : E4 M6 V5 (total 15)
terhadap kemerahan, panas, drainase - Terpasang infuse RL
- Luka tampak kemerahan dan tidak - Adanya luka di siku tangan dan di kaki
ada perdarahan (luka tidak kanan
merembes) - Luka tampak kemerahan dan tidak ada
4. Mendorong pasien untuk istirahat perdarahan (luka tidak merembes)
- Luka sudah dibalut

EVALUASI KEPERAWATAN

Hari /Tanggal/ jam Diagnosa keperawatan Subjektif, Obyektif, Assesment, Planning Paraf
SOAP
Selasa Nyeri akut berhubungan dengan S : Irma
15 Oktober 2019 pergeseran fragmen tulang - Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
11.00 WIB - Skala 5
O:
- Kesadaran composmentis
- GCS : E4 M6 V5 (total 15)
- Skala nyeri 5
- Terpasang infuse RL
- Adanya luka di siku tangan kanan dan luka terbuka di kaki kanan
- TTV (TD :124/89mmHg, RR : 22 x/menit, Saturasi oksigen :100%,
HR : 99x/menit, suhu : 36.8oC)
A : Nyeri teratasi sebagian/dala perbaikan
P : Lanjutkan Intervensi
- Evaluasi nyeri pasien
- Observasi tanda-tanda non verbal dari ketidaknyamanan, terutama
pada klien yang mengalami kesulitan berkomunikasi.
- Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam
- Berikan analgesic bila peru
- Dorong pasien istirahat
- Monitor TTV pasien
Selasa Resiko infeksi berhubungan S : Pasien mengatakan cemas dengan lukanya Irma
15 Oktober 2019 dengan adanya trauma O:
11.00 WIB - Pasien tampak lemah dan cemas
- Kesadaran composmentis
- GCS : E4 M6 V5 (total 15)
- Terpasang infuse RL
- Luka suda bersih dan dibalut/ditutup
- Tidak ada tanda-tanda peradangan di luka
A : Resiko infeksi teratasi sebagian/dalam perbaikan
P : Intervensi dilanjutkan
- Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien
- Observasi luka
- Bantu klien dalam perawatan diri seperti : kebersihan diri,
berpakaian, toileting dan makan
- Mengganti balutan luka pasien jika merembes
BAB 3
PEMBAHASAN

A. Analisa Kasus
Asuhan keperawatan Tn.MY dengan Fraktur terbuka metatarsal di IGD RSUD
K.R.M.T Wongsonegoro. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian, perumusan
masalah keperawatan, perencanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2019 jam 10.00 WIB dengan riwayat
kesehatan sekarang pasien fraktur metatarsal. Riwayat kesehatan dahulu, pasien
mengatakan belum pernah di rawat dirumah sakit sebelumnya dan tidak ada riawat
penyakit keturunan.
Hasil pengkajian diperoleh data antara lain, nama pasien Tn. MY, berjenis
kelamin laki-laki dengan umur 31 tahun, beragama islam, pendidikan terakhir
Sekolah Menengah Atas (SMA), pekerjaan swasta dan bertempat tinggal di
Pedurungan, Semarang, diagnosa medis Fraktur terbuka metatarsal, nomor rekam
medis 4853xx. Identitas penanggung jawab adalah tn.A berumur 35 tahun, alamat
Pedurungan, Semarang, hubungan dengan pasien adalah teman.
Saat pasien datang dengan kesadaran composmentis (GCS = E:4 V:6 M:5 =
15), penampilan Tn.MY , terpasang infus RL sebelah kanan 20 tetes/menit. Tanda-
tanda vital Tn.MY TTV (TD :124/89mmHg, RR : 22 x/menit, saturasi oksigen
:100%, HR : 99x/menit, suhu : 37.4oC). Hasil pengkajian primer dengan airway :
Klien tidak terdapat sumbatan jalan napas baik parsial maupun total, breathing
dengan frekuensi napas 22 x/mnt, pergerakan dinding dada simetris dan tidak ada
bunyi napas tambahan, circulation dengan tekanan darah klien : 124/89 mmHg, Nadi
: 99 x/menit, Suhu : 37.4oC , capillary refill time : >2 detik, RR: 22x/m. Kulit klien
terlihat pucat, ada luka di bagian siku tangan kanan dan di bagian jari kaki kanan,
disability dengan kesadaran klien Composmentis dengan GCS E4M6V5 dengan total
15, ukuran pupil ki/ka: 3/3 reflek cahaya positif. Keadaan ekstremitas kemampuan
motorik klien mengalami lemah, eksposure Pulsasi nadi kuat dengan frekuensi 99
x/menit. Keadaan ekstremitas atas kanan terdapat luka, dan ekstremitas bawah kanan
terdapat fraktur di jari kaki. Luka di jari kaki kanan tampak terbuka dengan grade III
(luka lebar >10cm dan rusak hebat, atau hilangnya jaringan disekitarnya, kontaminasi
hebat dengan fraktur kominutif, segmental,fragmen tulang ada yang hilang dan resiko
infeksi 5-50%), sedangkan pengkajian sekunder dengan hasil anamnesis (AMPLE),
yaitu :
Alergi : Klien tidak memiliki riwayat alergi makanan
dan tidak ada alergi obat
Medikasi : Klien tidak mengonsumsi obat.
Pertinet medical story : Klien tidak mempunyai riwayat penyakit
degeneratif
Last meal : Klien mengatakan sarapan jam 7 pagi.
Event/ Environment : Klien mengatakan di tabrak dengan mobil
pada saat mau masuk ke jalan besar dan klien
jatuh sebelah kanan sehingga terdapat luka
disiku sebelah kana dan kaki kanan di jari.
B. Analisa Intervensi Keperawatan.
Tn.MY dengan diagnosa medis Fraktur terbuka metatarsal dan diagnosa
keperawatannya nyeri akut berhubungan dengan adanya pergeseran fragmen tulang
dan resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka terbuka.
Intervensi keperawatan untuk diagnosa nyeri akut berhubungan dengan adanya
pergeseran fragmen tulang, penulis mempunyai tujuan setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x2 jam diharapkan nyeri dapat teratasi dengan kriteria hasil
pasien mampu mengontrol nyeri (klien tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan), menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri berkurang (klien tidak gelisah lagi, wajah tak tampak meringis)
dan TTV dalam rentang normal (hasilnya, TD :124/89 mmHg, RR : 22 x/menit,
saturasi oksigen :100%, HR : 99 x/menit, suhu : 37.4oC). Rencana tindakan dalam
mengatasi masalah keperawatan tersebut adalah mengkaji nyeri pasien secara
komprehensif dengan menggunakan komunikasi terapeutik, memberikan kenyamanan
pada pasien seperti merubah posisi pasien, mengajarkan teknik nafas dalam,
mengntrol lingkungan pasien, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
untuk mengurangi rasa nyeri dengan tindakan farmakologi.
Intervensi keperawatan untuk diagnosa resiko infeksi berhubungan dengan
adanya insisi pemebedahan laparatomi, penulis mempunyai tujuan setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 1x2 jam diharapkan tidak ada tanda-tanda peradangan
disekitar luka atau resiko infeksi terhindar. Rencana tindakan dalam mengatasi
masalah keperawatan tersebut adalah observasi luka, membersihkan atau mengganti
balutan luka jika luka merembes, menjaga lingkungan sekitar pasien, mencuci tangan
sebelum dan sesudah tindakan, dorong istirahat pasien, dan pemberian obat
antibiotik.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh. Kebanyakan
fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang,
baik berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung (Sjamsuhidajat & Jong,
2014). Fraktur metatarsal penyebab yang paling sering trauma langsung seperti crush
injury atau twisting dan juga akibat gaya langsung yang bersifat kronis sehingga
menyebabkan stress fracture. Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu nyeri akut
dan resiko infeksi.

B. Saran
1. Bagi mahasiswa supaya memberikan asuhan keperawatan yang tepat kepada
pasien dengan post laparatomi sesuai dengan perkembangan ilmu.
2. Bagi institusi agar dapat mengembangkan konsep asuhan keperawatan pada
pasien dengan post laparatomi.
3. Bagi tenaga kesehatan agar menerapkan asuhan keperawatan yang tepat
kepada pasien dengan post laparatomi sesuai dengan perkembangan ilmu.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, LJ. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta: EGC

Doengoes, M.E., 2010, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.

Ircham Machfoedz, 2007. Pertolongan Pertama di Rumah, di Tempat Kerja, atau di


Perjalanan. Yogyakarta: Fitramaya

Johnson, M., et all. 2014. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River

Mansjoer, A dkk. 2013. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
AesculapiusNANDA. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi
2018-2020 Edisi 11 editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta:
EGC

NANDA. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2018-2020 Edisi 11


editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai