Abstrak
Keywords: Latar Belakang; Prevalensi kunjungan pasien IGD semakin tahun
IGD; meningkat, di Indonesia tahun 2014 kunjungan pasien IGD sebanyak
Response 4.402.205. Data peningkatan tersebut menunjukan IGD adalah Unit
Time; Critical Phoint atau gerbang utama penanganan kasus kegawatdaruratan
Triase ESI
yang menentukan kualitas pelayanan Rumah sakit. Indikator Mutu IGD
PKU Muhammadiyah Gombong adalah kematian <8 jam dan Response
Time <5 menit. Cara meningkatkan indikator mutu pelayanan adalah
dengan meningkatan manajemen dari indikator mutu IGD, salah satunya
meningkatkan manajemen tatalaksana IGD yaitu pelaksanaan triase
terhadap Response Time. IGD PKU Muhammadiyah Gombong
menggunkan triase klasik tiga tingkat yang tidak cocok diterapkan di IGD
level empat, triase yang cocok adalah triase lima tingkat salah satunya
ESI, karena menggunkan skala 1-10, ada indikator triase kusus Pediatric,
penilaiaan berdasarkan sumber daya yang digunakan, dan penilaian
response time lebih mudah dan cepat. Tujuan; Untuk mengetahui pengaruh
ketepatan penerapan ESI terhadap response time pasien di IGD PKU
Muhammadiyah Gombong. Metode Penelitian; Jenis penelitian kuantitatif
metode quasi eksperimen rancangan one group dengan pendekatan cross
sectional. Sampel sebanyak 93 dengan teknik Accidental sampling. Analisa
data menggunakan analisa deskriptif dan analisa bivariat menggunakan
uji mann-whitney. Hasil; Response Time paling dominan pada kategori
ESI 3 sebanyak 46 pasien (49,5%). Ketepatan Triase pada kategori tepat
berjumlah 83 pasien (89,2%), Sedangkan Response Time pada kategori
Cepat berjumlah 77 pasien (82,8%) dengan rata-rata response time ESI 1
= 1 menit, ESI 2 = 4,3 menit, ESI 3 = 4.7 menit, ESI 4 = 5,5 menit, dan
ESI 5 = 6,1 menit. Kesimpulan Ada Pengaruh Ketepatan Penerapan triase
Terhadap Response Time Pasien Di IGD PKU Muhamamadiyah Gombong
dengan hasil (p=0.002 < 0.05)
307
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
308
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
309
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Tdk Ada
<1 Tahun
Satu Banyak
1 4,8 letakan pada area merah, kategori ESI 2
Pertimbangan
310
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
311
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
312
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
313
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
hal ini bisa terjadi apabila pengetahuan dan bulan - 3 tahun dengan T >390C masuk
keterampilan yang dimiliki perawat adekuat kategori ESI 3.
(Gilboy, 2012). Tidak Tepat triase juga terjadi pada
Di dukung penelitian Wa Ode, dkk pengkategorian triase ESI 3 dengan jumlah 8
(2012) yang mengatakan bahwa (8,7%) dengan kasus Luka terbuka dan
ketersediaan stretcher dan perawat triase keluhan nyeri, kesalahan terjadi pada
dengan waktu tanggap memiliki hubungan indikator TTV dan penilaian nyeri. Pada
yang erat baik di IGD bedah dan non bedah. kasus tersebut pasien dengan luka terbuka
Canadian of Association Emergency kaki, dengan keluhan nyeri hebat dan ada
Physician (2012) mengatakan bahwa perubahan TTV takikardi dan tensi tinggi
kejadian kurangnya perawat untuk dikategorikan ESI 3, pada indikator triase 3
penanganan kasus yang akut berdampak menyebutkan vital sighn stabil sedangkan
serius terhadap kedatangan pasien baru untuk Vital sighn tidak stabil dan skala nyeri
yang mungkin saja dalam kondisi yang >6 masuk kategori ESI 2.
sangat kritis. Hal tersebut dapat terjadi Ketepatan triase ESI didukung
karena kejadian kekurangan SDM untuk penelitian wibowo (2019) triase ESI dengan
beberapa kasus gawat darurat yang terjadi kategori tepat sebanyak 38 lembar
di IGD dapat menyebabkan terjadinya dokumentasi triase pasien dengan persentase
peningkatan permintaan pelayanan yang 76 %, dokumentasi triase ESI dengan
melebihi kapasitas dan terjadinya kategori tidak tepat sebanyak 12 lembar
kepadatan IGD pada waktu tersebut. dokumentasi triase pasien dengan persentase
Sehingga akan mempengaruhi ketepatan 24%. Singer Rf, et al. (2012) yang
Triase dan response time IGD. melaporkan bahwa kebanyakan ahli di IGD
Asusmsi peneliti dalam penelitian ini percaya bahwa ESI menyebabkan lebih
adalah penting adanya petugas kusus triase, cepat dan tepat dalam pengkatagorian dan
yaitu perawat triase dan dokter triase. Belum penggunannya. ESI lebih akurat
tersedianya petugas perawat dan dokter dibandingkan dengan model lain dan
khusus triase di IGD akan berdampak meningkatkan kerja sama tim di triase.
ketika jumlah kunjungan pasien pada McHugh M, et al. (2012) dalam studi pada
kondisi overcrowding terutama terjadi pada sampel lebih dari 3000 rumah sakit
shif siang dengan petugas terdiri dari 3 menyatakan bahwa ESI adalah yang paling
perawat dan 2 dokter dengan rata-rata efektif dan tepat digunakan di rumah sakit.
kunjungan pasien 44, sehingga bertambah Didukung penelitian Prasetyantoro
beban kerjanya dan akan berdampak pada (2013) mengatakan bahwa ada hubungan
ketepatan pengkategorian dan Response yang cukup berarti antara ketepatan
time melambat. penilaian triase dengan tingkat keberhasilan
pasien dengan cedera kepala. Penulisan dan
pengkategorian triase pasien yang tidak tepat
3.2. Ketepatan Triase ESI juga akan berdampak pada penurunan waktu
Hasil penelitian menunjukan bahwa tanggap darurat sehingga keadaan tersebut
Level triase ESI lebih dominan pada akan mengurangi waktu emas /golden period
kategori ESI 3 yang berjumlah 46 pasien dalam penanganan sebuah kasus kegawat
(49,5%) dan triase ESI kategori Tepat yang daruratan yang akan menyebabkan
berjumlah 83 pasien (89,2%). Ketidak terjadinya penurunan dalam kualitas
tepatan ESI terjadi pada kategori ESI 2 penanganan. Kualitas penanganan akan
dengan jumlah 2 (2,2%) dengan kasus triase berhubungan dengan tingkat keberhasilan
pediatrik indikator kesalahan Terjadi pada dalam sebuah manajemen kasus kegawat
penilaian TTV suhu >39 0 C anak usia 5 daruratan. Petugas triase menjadi kunci
bulan dikategorikan ESI 2, padahal indikator dalam ketepatan dokumentasi dan
triase TTV ESI 2 menyebutkan umur 0-28 keberhasilan sistem triase.
hari dengan T >380 C dan Umur 1-3 bulan Sejalan dengan penelitian Kristus et al.
dengan T >380C, sedangakan anak umur 3 (2014) menyatakan bahwa instrumen triase
dengan lima tingkat memiliki prioritas pada
314
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
instrumen tiga. Dalam hasil membandingkan kembali dalam pengkategorian triase ESI
sistem triase ESI dengan triase 3 tingkat di berdasarkan penilaian TTV. Tidak tepat
IGD untuk pertama kalinya di Iran. Sejak triase juga terjadi paling banyak pada shif
ESI baru dibandingkan dengan triase 3 level, siang, asumsi penulis menyebutkan
mungkin perawat, dokter dan staf lain yang penyebab eksternal ketidak tepatan triase
tidak cukup mengenal dengan sistem ESI ESI disebabkan karena jumlah kunjungan
dan mungkin membayangi temuan dari pasien overcrowding pada shift siang dengan
penelitian. ESI memainkan peran penting jumlah 20 pasien perhari dengan jumlah
untuk memfasilitasi prioritas pasien sesuai tenaga kesehatan 2 dokter dan 3 perawat,
dengan situasi mendesak mereka dan sehingga beban kerja perawat meningkat
penilaiaan berdasarkan pasien yang tepat yang menyebabkan Tidak Tepat dalam
untuk sumber daya yang tepat di tempat pendokumetasian dan pengkategorian triase,
yang tepat dan pada waktu yang tepat dan selain itu penyebab lainnya karena
bertindak lebih efektif dari tiga tingkat kurangnya pengetahuan petugas terkait
Ketidaktepatan triase ESI juga terjadi indikator khusus pediatrik dan Indikator
pada triase ESI 2 dan 3 sejalan dengan TTV pada triase ESI.
penelitian lei wang (2011) hasil penelitian
menyebutkan tertdapat keselahan penetapan 3.3. Response Time IGD
triase pada anak pada kategori ESI 2 dan Hasil penelitian menunjukan Respone
ESI 3, dua anak menderita asma dengan Time pasien IGD berdasarkan level triase
dsypnea dan penurunan suara nafas, 4 bayi ESI dominan pada kategori Cepat yang
usia 1-3 bulan dengan suhu 38o C, diantara berjumlah 77 pasien (82,8%). Response
mereka terdapat anak memiliki suhu tubuh time pasien IGD pada kategori cepat 77
39o C membutuhkan lebih dari satu sumber (82,8%), sedangkan triase pada kategori
daya dikategirkan pada ESI 2 sehingga sedang terjadi pada ESI 1 jumlah 16 (17,2%)
terjadi kesalahan pada pengkategorian dengan response time satu menit.
pasien beradasarkan suhu dan kebutuhan Sejalan dengan penelitian widodo
sumber daya. (2015). Hasil distribusi frekuensi response
Didukung penelitian Kachalia, et. al. time perawat dalam memberikan pelayanan
2016), bahwa Kelalaian diagnosa di ruang di IGD RS. Panti Waluyo Surakarta
gawat darurat memiliki penyebab yang menunjukkan kategori ”sangat cepat”
kompleks, Faktor-faktor yang berkontribusi sebanyak 70 pasien atau sekitar 73,7 %,
dalam kesalahan diagnosa adalah faktor- dengan hasil rata-rata response time perawat
faktor kognitif, komunikasi, sistem, dan IGD RS. Panti Waluyo Surakarta yaitu 1.58
faktor yang berhubungan dengan pasien. menit. Hal tersebut didapatkan oleh karena
Salah satu faktor yang berhubungan dengan RS. Panti Waluyo dalam meningkatkan
sistem yaitu beban kerja yang berlebihan mutu pelayanan di IGD, mencanangkan
yang dapat disebabkan oleh banyaknya standart pelayanan minimal (SPM) di IGD
kunjungan pasien berupa response time < 3 menit
Asumsi peneliti Ketepatan penilaian Sedangkan respone time melambat
ESI karena disebabkan faktor kemudahan menurut penelitian Sutriningsih (2016)
sistem triase ESI dalam pengkategorian penyebab adalah waktu tiba pasien yang
karena perawat tidak perlu bekerjasama kebanyakan datang ke IGD untuk
dengan dokter dalam penetapan triase hanya mendapatkan pelayanan pada waktu sibuk
dinilai berdasarkan sumber daya yang IGD Bedah (63,9%) dan IGD Non-Bedah
dibutuhkan dan petugas triase yang sudah (85,7%), dimana pada waktu-waktu inilah
berpengalaman lama bekerja >10 tahun, menurut literatur hasil penelitian merupakan
sehingga mudah menilai kategori ESI karena waktu-waktu dimana terjadi peningkatan
sudah paham apa saja sumber daya yang permintaan pelayanan. Hubungan
dibutuhkan. ketersediaan petugas triase dengan waktu
Kategori triase ESI tidak tepat Triase tanggap di IGD Bedah terlihat dari hasil
ESI terjadi banyak karena kesalahan analisis data yang ditunjukkan dengan nilai
penilaiaan TTV, sehingga perlu diperhatikan p = 0,006 dengan PR = 2,97 yang bermakna
315
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
bahwa keberadaan dokter dan perawat triase Petugas Khusus triase dokter dan perawat
di meja triase untuk menerima pasien baru triase sehingga untuk mencapai indikator
2,97 kali lebih meningkatkan ketepatan response time standar ESI 1 <0 menit sulit,
waktu tanggap (Sitorus, 2011; Suwaryo, apalagi ketika terjadi peningkatan jumlah
Wihastuti & Fatoni, 2016). kunjungan pasien atay overcwoding IGD,
Sejalan Penelitian yang dilakukan oleh sedangkan standar mutu yang digunakan
Tumbuan (2015) hasil response time bahwa response time <5 menit masuk
perawat dalam menangani kasus gawat kategori Response time sedang pada
darurat di IGD RSU GMIM Kolooran kategori ESI 1, sehingga perlunya SDM
Amurang yang juga rumah sakit tipe C petugas kusus triase di IGD dan peningkatan
kebanyakan (57,1%) lambat. Hal ini tidak indikator mutu respone time.
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
(2009) yang menyatakan bahwa pasien Ketepatan ESI Terhadap Response
gawat darurat harus ditangani dalam waktu Time
<5 menit. Hasil observasi peneliti di kedua Hasil penelitian menunjukan Ketepatan
rumah sakit, didapatkan banyak pasien yang Penerapan Seluruh Indikasi Triase ESI
datang namun kurangnya petugas kesehatan terhadap Respone Time Pasien IGD.
khususnya perawat di IGD lebih khusus di Diketahui nilai p 0.002 < 0.05. Dengan
ruang triase sehingga menyebabkan proses demikian hasil Uji Mann-Whitney
dari awal triase sampai pasien mendapatkan menunjukan ada pengaruh ketepatan
penanganan awal mengalami keterlambatan penerapan triase ESI Terhadap Respone
waktu. Selanjutnya tidak meratanya tingkat Time pasien IGD di RS PKU
kegawatan yang datang kebanyakan adalah Muhhamadiyah Gombong.
kategori triase kuning dan hijau Triase adalah suatu sistem
Didukung penelitian Fadhilah, et al, pembagian/klasifikasi prioritas klien
(2013) menyatakan bahwa tidak meratanya berdasarkan berat ringannya kondisi klien
penyebaran tingkat kegawatan, keberadaan atau kegawatan yang memerlukan tindakan
petugas yang ada di triase, ketersediaan segera. Dalam triase, perawat dan dokter
sarana dan cara bayar pasien merupakan mempunyai batasan waktu (response time)
beberapa faktor yang menyebabkan waktu untuk mengkaji keadaan dan memberikan
tanggap (Response time) melebihi dari intervensi secepatnya yaitu <10 menit.
standar yang telah. Berdasarkan temuan (Pusponegoro, 2010). Triase yang akurat
tentang waktu rata-rata untuk dikunjungi merupakan kunci untuk tindakan yang
oleh dokter, sampel independen t-test efisien di Instalasi Gawat Darurat (Manitoba
menunjukkan perbedaan signifikan dalam Health, 2010).
waktu rata-rata di pertama respone time ESI Sejalan dengan penelitian Hadi (2014),
Triage memiliki dampak yang signifikan Analisis penelitian menunjukkan bahwa
pada waktu yang akan dikunjungi oleh terdapat perbedaan response time sebelum
dokter dan telah menyebabkan peningkatan dan sesudah diberlakukan triase dengan
indeks di rumah sakit perbedaan rata-rata lebih cepat 2,055 menit
Asumsi peneliti repone time pada dari sebelumnya. Perbedaan ini signifikan
kategori cepat disebabkan faktor karektristik berdasarkan hasil uji Mann Whitney U
petugas mayoritas petugas laki-laki sehingga untuk keseluruhan indikasi. Hasil ini juga
fisik dan kecepatan lebih dan mayoritas menunjukkan bahwa diterapkannya triase
sudah lama bekerja >10 tahun sehingga ESI di IGD mampu mempercepat
sudah banyak pengalaman dalam penanganan terhadap pasien IGD.
penanganan kegawatdaruratan menyebabkan Hasil penelitian ini sesuai dengan
reponse time cepat dan indikator mutu yang penelitian Hamid Reza Khankeh et al (2013)
digunakan standar Rumah sakit response Hasil penelitian menunjukkan bahwa
time <5 menit sehingga mmampu pelaksanaan Triase di Rumah Sakit Shahid
meningkatkan Respone Time. Rajaee di Karaj Iran mampu mempersingkat
Sedangkan Respone time ESI 1 kategori waktu tunggu dan response time pasien
sedang penyebabnya adalah ketidaktersedian instalasi gawat darurat. Selain itu,
316
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
pelaksanaan triase yang cepat dan tepat juga time yang cepat karena karaktristik petugas
mampu meningkatkan kepuasan pasien yang IGD yang sudah terlatih dan lama bekerja
datang ke instalasi gawat darurat. >10 tahun sehingga pengelaman dan
Penelitian lain yang menunjukkan hasil pengetahuan terkait penilaian dan
serupa yaitu penelitian Maleki, et al., pengkategorian triase cepat.
(2015). Hasil penelitian ini adalah ada Diterapkannya triase dengan
peningkatkan 6,46-8,92 menit dalam waktu menggunakan ESI merupakan evaluasi
rata-rata dari kedatangan pasien untuk untuk penggunaan standar triase di IGD
dikunjungi oleh seorang dokter (P <0,001) level empat rumah sakit modern RS PKU
dan peningkatan waktu rata-rata dari dokter Muhammadiyah Gombong yang harus
kunjungan untuk menerima perawatan menggunakan triase lima tingkat yang tepat
pertama 7,68-15,89 menit yang signifikan (P diterapkan dan sesuai dengan kondisi IGD,
<0,001). sehingga ada pengaruh penerapan sarana prasarana, SDM tenaga kesehatan
triase ESI terhadap repone tme dokter di dan indikator mutu pelayanan IGD, dimana
IGD. triase ESI mampu meningkatkan respone
Asumsi peneliti dari hasil tersebut time terhadap pasien IGD RS PKU
menunjukkan bahwa ada pengaruh ketepatan muhammadiyah Gombong sehingga
penerapan triase ESI terhadap repone time di mengurangi waktu tunggu pasien untuk
IGD PKU Muhammadiyah Gombong. mendapatkan pelayanan oleh petugas
pengaruh tersebut disebabkan karena triase kesehatan pada saat datang ke IGD PKU
ESI mudah dalam pengkategorian hanya Muhammadiyah Gombong dan akan
melihat penilaian sumber daya yang meningkatkan mutu pelayanan IGD Rumah
digunakan dengan SDM tenaga kesehatan sakit dengan pemberian pelayanan yang
yang mampu menilai pasien dengan repone cepat dan tepat.
4. KESIMPULAN
Karaktristik Petugas Kesehatan di IGD Respon Time berdasarkan level triase ESI
PKU Muhamamadiyah Gombong sejumlah 21 di IGD PKU Muhamamadiyah Gombong
dominan berjenis kelamin Laki-Laki, Kategori menunjukan Respone Time kategori Cepat
Umur petugas paling dominan >45 tahun, Ada Pengaruh Ketepatan Penerapan ESI
kategori Pendidikan petugas kesehatan (Emergency Severity Index) Terhadap Respon
dominan D3. Lama bekerja petugas dominan TimePasien Di IGD PKU Muhamamadiyah
>10 tahun dan Profesi dominan Perawat. Gombong dengan hasil uji Mann-Whitney
Ketepatan Penerapan ESI (Emergency nilai p 0.002 < 0.05.
Severity Index) di IGD PKU Muhamamadiyah
Gombong menunjukan kategori Tepat
317
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
[8] Fadhilah, N., Harahap, W. A., Lestari, Y. [18] Maleki, et al. Effectiveness of Five-Level
Faktor-faktor yang berhubungan dengan Emergency Severity Index Triage System
waktu tanggap pada pelayanan kasus Compared With Three-Level Spot
kecelakaan lalu lintas di IGD Rumah Check: An Iranian Experience. Arch
sakit umum pusat Dr. M. Djamil Padang. Trauma Rec. 2015
Fakultas Kedokteran Universitas Padang. [19] McHugh M, Tanabe P, McClelland M,
2013 Khare, RK. More patient are triage using
[9] Fujino Y, Tanaka M, Yonemitsu Y, system in the united states. Acad Emerg
Kawamoto R. The relationship between Med. 2010;19 (1);106-9
characthertic of nursing performance [20] Mirhaghi AH, Roudbari M. (2011)
and years of experience in nurses with survey on knowledge level of the nurses
hifh emotional intelegence. Int J Nurs about hospital triage. Iranian jurnal of
Pract. 2014 Critical care nursing. 2011; 3(4): 167-74
[10] Gliboy, N. et al. Emergency Saverty [21] Ningsih, Kartikawati D. Overcrwoding
Gilboy N, Tanabe, P.Travers, D.a Patient And Improving Emergency
Rosenau AM. Emergency Saverty Index Patient Flow In Emergency Patient Flow
(ESI) : A triage Toll for Emergency in Emergancy Departement; A literature
Departement Care. 4th ed. Rockville, review. Malang: urusan keperawatan
MD: AHRQ Publications. 2012 UNBRA. JIK. 2015
[11] Gurning, Y., Karim, D., & Misrawati. [22] Suwaryo, PAW., & Yuwono, P.
Hubungan Tingkat pengetahuan dan Penggunaan Glasgow Outcome Scale
sikap petugas kesehatan IGD terhadap dalam Penilaian Kondisi Pasien Pasca
tindakan triase berdasarkan prioritas. Cedera Kepala. Jurnal Ilmiah Kesehatan
http://jom.unri.ac.id. 2014;1-9. Keperawatan: 2018; Vol 13 (3)
[12] Hadi, Sutrisno. Penelitian Research. [23] Rahil, N, H. Faktor-faktor yang
Yogyakarta. BPFE. 2014 berhubungan dengan lama waktu
[13] Hamid Reza Khankeh et al. Triage effect tanggap perawat pada penanganan asma
on wait time of receiving treatment di IGD RSUD Panembahan Senopati
services and patients satisfaction in the Bantul. Jurnal Respati Yogyakarta. 2012
emergency department: Example from [24] Pemerintah Kota Kebumen. Profil
Iran. rch Trauma Rec. 2013 kesehatan kabupaten Kebumen. 2015
[14] Keputusan mentri kesehatan Republik [25] Prasetyantoro I. Hubungan ketepatan
Indonesia Nomor 856/menkes/SK/IX/ Penlilaian triase dengan tingkat
2009. Tentang Standar Pelayanan IGD keberhasilan penanganan pasien cedera
Rumah sakit. 2009 kepala di IGD PKU Muhammadiyah
[15] Keputusan mentri kesehatan Republik Bantul. STIKES Asyah Yogyakarta.
Indonesia Tahun 2011. Tentang standar 2013.
pelayanan kegawatdaruratan di Rumah [26] Pusponegoro, D Aryono, et al. Buku
sakit. Jakarta; Menteri kesehatan Panduan Basic Trauma and Cardiac life
Republik Indonesia. 2011. support. Jakarta: Diklat Mabulance
[16] Khairina, I., Malini, H., Huriani, E. AGD. 2010
Faktor-faktor yang berhubungan dengan [27] Singer Rf, Infante AA, Oppenheimer CC.
keputusan perawat dalam ketepatan The use of and statisfaction with the
triase di Kota Padang. Fakultas Emergency Severty Index. J emerg Nurs.
keperawatan Universitas Andalas 2012;38(2);120-6
Indonesia. Indonesia Journal for health
[28] Sitorus, Ratna & Panjaitan, R.
science. 2018;(2)
Manajemen Keperawatan: Manajemen
[17] King, L. A. Psikologi Umum: sebuah keperawatan di ruang rawat. Jakarta:
pandangan apresiatif. Jakarta: salemba Sagung setno. 2011
Humanika. 2010
318
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
[29] Suwaryo, PAW., & Wihastuti, TA., & [33] Wa ode, dkk. Faktor-faktor yang
Fathoni, M. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan ketepatan waktu
berhubungan dengan outcome pasien tanggap penanganan kasus pada respone
cedera kepala di IGD RSUD Prof Dr time di IGD bedah dan non bedah RSUD
Margono Soekardjo Purwokerto; 2016: Dr. Wahidin Sudirohusodo. Unhas. 2012
Vol 12 (3) [34] Wang, Li et all. Application of
[30] Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif, emergency saverty Index in pediatric
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, emergency departement. World J emer
CV. 2017 Med. 2011;2(4)
[31] Sutriningsih D, S., Susilo., Hamid M, A.. [35] Wibowo, Doni, dkk. Gambaran
Penerapan Respone Time Dalam Ketepatan penulisan triase ESI oleh
pelaksanaan penentuan Prioritas mahasiswa Ners STIKES cahaya bangsa
penanganan kegawatdaruratan Pada di IGD RSUD Ulin Banarmasin. Jurnar
pasien Kecelakaaan di IGD RSD Balung. Darul azhar. 2019; 7(1)
Jurnal Ilmu kesehatan Muhamamdiyah [36] Widodo, E. Hubungan Respone Time
Jember. 2016 Perawat dalam memberikan pelayanan
[32] Tumbuan, A. N. Hubungan Respone dengan kepuasan Pelanggan di IGD RS
Time Perawat dengan tingkat Kecemasan Panti waluyo surakrta. Stikes Muh
Pasien kategori triase kuning di IGD Husada. 2015
RSU GMIM Kalorooran Amurang. [37] World Health Organization. Emergency
Fakultas Kedokteran Ilmu keperawatan Patient. 2012
Universitas Sam Ratulangi Manado. E-
journal Keperawatan . 2015;3(2)
319