PENDAHULUAN
di rumah sakit. Menciptakan pelayanan yang aman bagi pasien di rumah sakit
berhasil apabila telah dilaksanakan dengan proses belajar kolektif dari kesalahan
yang telah terjadi. Manajemen rumah sakit harus dapat mengidentifikasi budaya
dengan penuh kejujuran dan tanpa budaya menyalahkan (blame free culture).
(Mark, 2001)
dari beberapa sumber untuk langkah awal program keselamatan pasien yang
baik.
1.2 Tujuan
Secara umum tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempelajari budaya
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian
Budaya ini mencakup tiga komponen yaitu budaya kerja, budaya pelaporan
terfokus pada nilai, kepercayaan, dan asumsi staf terhadap iklim organisasi
keselamatan pasien adalah produk dari nilai, sikap, persepsi, kompetensi, dan
pola perilaku dari individu dan kelompok dalam sebuah organisasi (pelayanan
keselamatan pasien yang cenderung positif dapat dilihat dari komunikasi saling
percaya (mutual trust), persepsi yang sama tentang pentingnya keselamatan, dan
mengidentifikasi dan belajar dari kesalahan (Jones, Skinner, Xu, & Sun, 2007).
Menurut The Institute Of Medicine (IOM) dalam Jones, Skinner, Xu, & Sun (2007),
dapat menekan angka insiden kesalahan. Rumah sakit yang dapat menyandang
gelar handal/ mahir hanya jika dapat “bekerja sama” dengan kesalahan, peka
a. Faktor personal yaitu cenderung dari orang/ manusia yang bekerja dalam
1) Pengetahuan
2) Sikap
3) Motivasi
4) Kompetensi
5) Kepribadian
b. Faktor perilaku organisasi yaitu kondisi lingkungan kerja yang diukur dari
yaitu:
1) Kepemimpinan
2) Kewaspadaan Situasi
3) Komunikasi
4) Kerja Tim
5) Stress
6) Kelelahan
7) Kepemimpinan Tim
8) Pengambilan Keputusan
1) Perlengkapan
2) Peralatan
3) Mesin
4) Kebersihan
5) Teknik
Agency for Health Care Research and Quality (AHRQ) adalah The Hospital Survey on
Patient Safety dengan 12 elemen yang dikembangkan sejak tahun 2004 untuk
berikut :
a. Responden
pasien adalah seluruh jenis staf yang berada di pelayanan rumah sakit. Survey
1) Staf rumah sakit yang secara langsung bersentuhan dengan pasien (staf
klinik seperti dokter, perawat, fisiotherapis. Staf non klinik seperti bagian
b. Dimensi pertanyaan
Survey budaya keselamatan pasien terdiri dari 12 dimensi pertanyaan
pada kuesioner yang telah dilaksanakn uji validitas dan reliabilitas. Adapun
1) Kelompok outcome (hasil) yang terdiri dari dua dimensi pertanyaan, yaitu
sebagai berikut:
f) Keterbukaan komunikasi
h) Staffing
METODE SURVEY
peneliti hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel dalam suatu saat
tertentu saja. Pengukuran variabel tidak terbatas harus tepat waktu bersamaan,
namun mempunyai makna bahwa setiap subjek hanya dikenai satu kali
(Saryono & Anggraeni, 2012). Adapun definisi operasional dari variable budaya
komitmen, gaya
dan kemahiran
dalam manajemen
keselamatan pasien
perspektif staf
telah baku digunakan di Rumah Sakit Gatoel sejak tahun 2019, yang merupakan
adopsi dari Hospital Survey on Patient Safety Culture Agency for Healthcare Research
Survey ini telah dilaksanakan pada bulan Juli 2019 dengan melibatkan
berikut :
Rumah Sakit Gatoel tahun 2019 berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut
1 Laki-Laki 24 27
2 Perempuan 65 73
Total 89 100
1 Positif 69 78
2 Negatif 20 22
Total 89 100
5.1 Simpulan
orang (73%)
5.2 Rekomendasi
berkala.
Mojokerto, 31 Juli 2019