KAMUS INDIKATOR
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mutu adalah faktor yang mendasar dari pelanggan. Mutu adalah penentuan pelanggan
berdasarkan atas pengalaman nyata pelanggan terhadap produk dan jasa pelayanan,
mengukurnya, mengharapkannya, dijanjikan atau tidak, sadar atau hanya dirasakan,
operasional teknik atau subyektif sama sekali dan selalu menggambarkan target yang
bergerak dalam pasar yang kompetitif (Wiyono, 1999).
Berbagai definisi tentang mutu berikut memberikan gambaran bahwa mutu mengandung
pengertian yang luas, sebagai contoh : Juran menyebutkan bahwa mutu produk adalah
kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan; Crosby
mendefinisikan mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang
disyaratkan atau distandarkan; Deming mendefinisikan mutu, bahwa mutu adalah kesesuaian
dengan kebutuhan pasar; Feigenbaum mendefinisikan mutu adalah kepuasan pelanggan
sepenuhnya; Garvin dan Davis menyebutkan bahwa mutu adalah suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.
Dari berbagai definisi tersebut diatas memberikan gambaran bahwa mutu memiliki
dimensi yang luas, namun secara keseluruhan definisi tentang mutu menggambarkan sesuatu
yang penting untuk diwujudkan oleh organisasi sebagai bukti kemampuan organisasi
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Indikator adalah petunjuk atau tolak ukur atau fenomena yang dapat diukur. Indikator
mutu asuhan kesehatan atau pelayanan kesehatan dapat mengacu pada indikator yang relevan
berkaitan dengan struktur, proses, dan outcomes. Selanjutnya Indikator dispesifikasikan
dalam berbagai kriteria. Penetapan indikator mutu adalah mutlak diperlukan agar organisasi
dapat mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan dalam berbagai dimensi serta
2
selanjutnya dapat mengambil tindak lanjut atas hasil evaluasi yang diperoleh sebagai dasar
melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan hasil kearah yang lebih baik lagi.
Mutu asuhan kesehatan suatu organisasi pelayanan kesehatan dapat diukur dengan
memperhatikan atau memantau dan menilai indikator, kriteria, dan standar yang diasumsikan
relevan dan berlaku sesuai dengan aspek-aspek struktur, proses, dan outcome dari organisasi
pelayanan kesehatan tersebut.
Indikator mutu rumah sakit akan mencerminkan mutu pelayanan dari rumah sakit
tersebut. Fungsi dari penetapan indikator tersebut antara lain sebagai alat untuk melaksanakan
manajemen kontrol dan alat untuk mendukung pengambilan Ketetapan dalam rangka
perencanaan kegiatan untuk masa yang akan datang.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan kamus indikator mutu Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Papua Barat adalah untuk memberikan pedoman dalam upaya pengelolaan mutu dan
keselamatan pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata Batu
2. Tujuan Khusus
a. Menjadi panduan dalam mengontrol mutu pelayanan.
b. Mengarahkan upaya-upaya peningkatan mutu lebih spesifik dan terarah
c. Memberikan kemudahan bagi unit kerja dalam memahami indikator mutu yang
dimaksud
D. LANDASAN
Penyusunan Kamus Indikator Mutu ini didasarkan pada berbagai regulasi sebagai
berikut:
1. Undang-undang no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
2. Undang-undang 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-undang 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
4. Undang-undang no 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik;
5. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 129/MENKES/PER/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar
Pelayanan Kedokteran.
7. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien.
4
BAB II
DEFINISI OPERASIONAL
A. Kamus Indikator adalah buku yang berisi tentang berbagai macam indicator mutu pelayanan
yang telah ditetapkan beserta key performa indicator nya baik pada area manajerial, area
klinis maupun sasaran keselamatan pasien.
B. Numerator ( pembilang ) adalah besaran nilai pembilang dalam rumus indikator kinerja.
C. Denominator ( penyebut ) adalah besaran nilai pembagi dalam rumus indikator kinerja.
D. Dimensi mutu adalah suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis dan mutu
pelayanan yang diberikan, berdasarkan standar WHO dilihat dari :
1. Kelayakan
2. Ketersediaan : tingkat perawatan dan pelayanan yang tepat, tersedia sesuai kebutuhan.
3. Kesinambungan (Continuity) : tingkat perawatan dan pelayanan dikoordinasi antar
dsiplin ilmu, antar organisasi sepanjang waktu
4. Ketepatan waktu (timelines) : tingkat perawatan dan pelayanan diberikan sesuai waktu
yang diperlukan
5. Keselamatan : Tingkat perawatan dan pelayanan dimana risiko intervensi dan risiko di
lingkungan direduksi untuk pasien, keluarga, residen, ternasuk petugas kesehatan.
6. Kehormatan dan harga diri : tingkat perawatan dan pelayanan diberikan dengan
menghargai kebutuhan, harapan dan keinginan individu, dimana individu dilibatkan
dalam Ketetapan perawatan dan pelayanan mereka
7. Manfaat : perawatan dan pelayanan yang diterima pasien bermanfaat.
8. Efektivitas : tingkat perawatan dan pelayanan diberikan sesuai pengetahuan untuk
mencapai outcome yang diinginkan.
9. Efisiensi : hubungan antara outcome (hasil perawatan dan pelayanan) dan sumberdaya
yang digunakan untuk memberikan perawatan dan pelayanan.
10. Efficacy : tingkat perawatan dan pelayanan telah memenuhi harapan atau outcome
yang diinginkan
F. Sampel : merupakan jumlah pasien/ individu dari populasi yang akan dimasukkan dalam
analisa.
G. Kriteria :
1. Inklusi : jumlah sampel yang akan diambil, yang memenuhi kriteria yang telah
ditentukan untuk dianalisa.
2. Eksklusi : jumlah sampel yang tidak memenuhi kriteria untuk dianalisa
H. Tipe indikator : indikator yang diukur dapat diambil dari
1. Struktur : mengukur sarana prasarana/ sumber daya
2. Proses : mengukur proses/ kegiatan
3. Outcome : mengukur hasil dari suatu proses/ kegiatan
I. Sumber data : asal atau tempat memperoleh data (primer atau sekunder), atau sumber bahan
nyata / keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian yang berhubungan langsung dengan
persoalan.
J. Pengumpul data : orang yang diberi tanggung jawab untuk mengumpulkan data di setiap
satuan kerja.
K. Periode waktu pelaporan : waktu pelaporan, harian, bulanan, triwulanan, semester atau
tahunan.
L. Tempat pengumpulan data : tempat/ satuan kerja yang mengumpulkan data indikator kinerja
mutu dan keselamatan pasien, adalah semua satuan kerja, sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi yang telah ditetapkan.
M. Target (dalam %) : Sasaran ( batas ketentuan ) yang telah ditetapkan untuk dicapai yang
merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik dan
terukur.
6
BAB III
Tanggal
N assesmen
inap
keperawatan
1
Verifikasi :
EKSKLUSI
METODE Prospektif
PENCATATAN Pencatatan
laboratorium
ANALISA & Rekapitulasi
PELAPORAN Instalasi Lab
unitnya, kem
Komite PM
dideseminasik
bulan yang di
AREA Unit Laborato
PIC Kepala unit la
FORMAT Contoh :
PENCATATAN
NAM
N A
O PASI
EN
1 2 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Verifikasi :
PENCATATAN
dan benar dalam 1 bulan (orang) : Jumlah seluruh pasien yang akan
dilakukan tindakan operasi dalam 1 bulan (orang) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah pasien yang dilakukan prosedur site marking dengan tepat
dan benar dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dalam 1
bulan
TARGET 100%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melihat dokumentasi seluruh check list keselamatan pasien operasi
dalam satu bulan
KRITERIA a. Kasus organ tunggal ( contoh : sectio caesaria, operasi
INKLUSI jantung)
b. Tindakan pada operasi gigi (sudah menyebutkan nama gigi)
atau gigi yang mau di operasi sudah di tandai pada foto
rontgen gigi atau diagram gigi
Bayi prematur dimana pemberian tanda bisa menyebabkan tatto
permanen
KRITERIA -
EKSKLUSI
METODE Prospektif
PENCATATAN Pencatatan register bedah dilakukan setiap hari di ruang penerimaan
pasien (Sign In), dilaksanakan oleh staf ruangan kamar Instalasi
Kamar Bedah
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Kamar
PELAPORAN Bedah sebagai informasi awal untuk unit Kamar Bedah mengenai
jumlah tindakan operasi dengan dokumentasi check list keselamatan
pasien operasi yang lengkap, kemudian data akan dilaporkan kepada
Kepala Instalasi Kamar Bedah. Data beberapa Kamar Bedah akan
direkapitulasi dan dianalisis oleh Kepala Instalasi Kamar Bedah,
kemudian akan dilaporkan kepadaKomite PMKP. Data Rumah sakit
akan direkapitulasi dan dianalisis oleh petugas Komite PMKP setiap
bulannya yang akan dilaporkan kepada Komite PMKP. Secara umum
data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh
15
10
Verifikasi :
17
DENOMINATO Jumlah semua formulir informed consent yang akan dilakukan tindakan
R operasi oleh dokter Anaesthesi dalam bulan yang sama
TARGET 100%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, dengan
mengidentifikasi seluruh kegiatan operasi yang dilaksanakan, data
didapatkan dengan survey diruangan
KRITERIA Seluruh pasien yang akan dilakukan Anaesthesi
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
METODE Retrospektif
PENCATATAN Setiap hari, oleh petugas Rawat Inap
ANALISA & Setiap bulan oleh petugas Rawat Inap
PELAPORAN
AREA Instalasi Kamar Bedah
PIC Kepala Rawat Inap
FORMAT Contoh lembar penilaian terlampir
PENCATATAN
Pengambilan Penerimaan
No PASIEN RM
sampel (jam) Kantong
darah tranfusi
di ruangan
(jam)
1
6
22
Verifikasi :
dalam waktu 24 jam untuk pasien pulang rawat inap dalam satu bulan
(orang) : Jumlah Rekam medis pasien yang di survey dan dinyatakan
telah selesai pelayanan rawat inap dalam bulan yang sama (orang) x
100% = ___%
NUMERATOR Jumlah rekam medik yang di survey dan lengkap diisi oleh staf medis
dalam 24 jam untuk pasien pulang rawat inap dalam satu bulan (orang)
DENOMINATO Jumlah pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap dan
R di survey dalam bulan yang sama (orang)
TARGET 100%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan simple random sampling, yaitu
dengan mengobservasi jumlah sample rekam medis yang diambil
sebanyak 20% dari jumlah populasi atau 50 sampel jika jumlah
populasi sedikit
KRITERIA Seluruh pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
METODE Prospektif
PENCATATAN Pencatatan dilaksanakan setiap hari oleh petugas unit Rekam Medik
dengan mencatat adanya kelengkapan rekam medis untuk pasien
pulang rawat inap setiap bulannya.
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Penanggung
PELAPORAN Jawab Rekam Medik sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian
setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Komite PMKP Secara
umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh
komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh
Komite PMKP
AREA Unit Rekam Medik
PIC Kepala Unit Rekam Medik
24
FORMAT DIKIRIM
NAM KELENGK
RUANG 24 JAM K
TANGGAL
PENCATATAN N A NO. DIVISI APAN
PERAWA SELETA E
O PASIE RM DPJP (lengkap/tid
TAN H BPL T
N ak lengkap)
(ya/tidak)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
d
st
Verifikasi :
DEFINISI Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam melakukan prosedur
OPERASIONAL cuci tangan dengan menggunakan metode 6 langkah dan lima momen. Lima
momen yang dimaksud adalah :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melaksanakan tindakan aseptic
3. Setelah kontak dengan pasien
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien
ALASAN/ Cuci tangan adalah salah satu prosedur yang paling penting dalam mencegah
IMPLIKASI/ infeksi nosokomial. Tangan adalah 'instrumen' yang digunakan untuk
RASIONALISASI menyentuh pasien, memegang alat, perabot rumah sakit dan juga untuk
keperluan pribadi seperti makan. Ignaz Semmelweis adalah orang pertama
yang menunjukkan pentingnya penularan infeksi melalui tangan. Ketika ia
menjadi staf dokter di rumah sakit di Vienna pada tahun 1840-an ia
memperhatikan bahwa cuci tangan ternyata dapat mencegah penularan
infeksi. Sejak itu, ditunjang dengan penelitian, cuci tangan jadi komponen
paling penting dalam pencegahan infeksi.
FORMULA E/D x 100% =___%
NUMERATOR Momen cuci tangan yang dilakukan (E)
DENOMINATOR Jumlah Oppurtonity (D)
TARGET 100%
SAMPLING Hanya bisa observasi langsung dengan purposive sampling ketika ada
kegiatan yang seharusnya dilakukan kebersihan tangan dengan metode lima
momen.
KRITERIA Petugas Rumah Sakit yang melakukan 5 momen (Sebelum kontak dengan
INKLUSI pasien, sebelum melaksanakan tindakan aseptic, setelah kontak dengan
pasien, setelah kontak dengan cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan alat
dan lingkungan sekitar pasien)
KRITERIA Petugas Rumsah Sakit yang melakukan tindakan diluar 5 moment (Sebelum
EKSKLUSI kontak dengan pasien, sebelum melaksanakan tindakan aseptic, setelah
kontak dengan pasien, setelah kontak dengan cairan tubuh pasien, setelah
kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien)
PENCATATAN Audit ini dilakukan oleh Tim PPI-RS dengan dimungkinkan melakukan
26
PENGOBATAN PENGGUNAAN
NAMA
TANGGAL
NO. PEREDA SYSTEMIC
NO PASIEN KET
RM SERANGAN CORTICOSTEROIDS
/ UMUR
ASMA (ya/tidak) (ya/tidak)
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5
6
FORMAT
7
PENCATATAN
8
9
10
dst
Verifikasi :
PELAPORAN
AREA Seluruh ruang Rawat Inap
PIC Tim PPI
FORMAT
PENCATATA
N
IMPLIKASI cervix belum siap, maka outcomenya akan buruk. Faktor dokter
merupakan pemicu utama adanya perbedaan angka kelahiran anak
pertama dengan induksi dan angka admisi kelahiran prematur anak
pertama dibanding faktor karakteristik pasien atau diagnosa obstetrik.
FORMULA Jumlah pasien dengan operasi SC pada kehamilan pertama dengan satu
bayi dan posisi normal usia kehamilan 37-42 minggu dalam 1 bulan
(orang) : Jumlah pasien pada kehamilan pertama yang melahirkan bayi
tunggal hidup dengan posisi normal pada usia kehamilan 37-42 minggu
dalam 1 bulan (orang) x 100%
NUMERATOR Jumlah pasien dengan operasi SC pada kehamilan pertama dengan satu
bayi dan posisi normal usia kehamilan 37-42 minggu dalam 1 bulan
DENOMINATO Jumlah pasien pada kehamilan pertama yang melahirkan bayi tunggal
R hidup dengan posisi normal pada usia kehamilan 37-42 minggu dalam
1 bulan
TARGET 0%
KRITERIA Prinsip pengkodingan diagnosa ICD untuk cesarean section seperti
INKLUSI dijelaskan pada Apendiks A, tabel 11.06 pada wanita dengan usia
kehamila 37-42 minggu.
KRITERIA 1. Prinsip pengkodingan diagnosa ICD untuk kontraindikasi terhadap
EKSKLUSI persalinan per vaginal
2. Kehamilan risiko tinggi
METODE Prospektif
PENCATATAN Setiap bulan, dengan purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi,
dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Kebidanan dan Instalasi Kamar
Bedah
REKAPITULAS Setiap bulan, dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Kebidanan dan
I UNIT Instalasi Kamar Bedah
ANALISA & Setiap bulan, dilaksanakan oleh Kepala Ruangan Kebidanan dan
PELAPORAN Instalasi Kamar Bedah
AREA Ruang Perawatan Kebidanan dan Instalasi Kamar Bedah
PIC Ka Ruangan Dahlia
FORMAT
PENCATATAN
36
JUMLAH
SELURUH
PASIEN
NAM KEHAMILAN
A PERTAMA
DOKTER K
TANGGAL
N PASIE NO. INDIKASI DENGAN BAYI
OPERATO E
O N/ RM SC TUNGGAL
R T
UMU HIDUP POSISI
R NORMAL
KEHAMILAN 37-
42 minggu BULAN
INI
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3
4
5
d
st
Verifikasi
tanpa adanya susu formula yang diberikan. KIE diberikan kepada ibu
untuk selanjutnya memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
ALASAN DAN Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi
IMPLIKASI merupakan tujuan utama WHO dan organisasi ibu dan anak lainnya.
Penelitian terkini menunjukkan manfaat kegiatan menyusui eksklusif
pada bayi baru lahir.
FORMULA Jumlah bayi baru lahir yang hanya diberikan hanya ASI selama di
rumah sakit sejak dilahirkan (orang) : Jumlah Bayi baru lahir yang
pulang / keluar rumah sakit dalam periode 1 bulan (orang) x 100%
NUMERATOR Jumlah bayi baru lahir yang hanya diberikan hanya ASI selama di
rumah sakit sejak dilahirkan
DENOMINAT Jumlah Bayi baru lahir yang pulang / keluar rumah sakit dalam periode
OR 1 bulan
TARGET 100%
KRITERIA Bayi sehat yang lahir hidup
INKLUSI Bayi tidak ada kontra indikasi pemberian ASI
KRITERIA -
EKSKLUSI
METODE Prospektif
PENCATATAN Setiap bulan, dengan purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi,
dilaksanakan oleh Kepala Ruangan BKIA dan Instalasi Kamar Bedah
REKAPITULA Setiap bulan, dilaksanakan oleh Kepala Ruangan BKIA dan Instalasi
SI UNIT Kamar Bedah
ANALISA & Setiap bulan, dilaksanakan oleh Kepala Ruangan BKIA dan Instalasi
PELAPORAN Kamar Bedah
AREA Ruang Perawatan Perin
PIC Kepala Ruangan BKIA
FORMAT
PENCATATAN
38
JUMLAH
ALASAN
TANGGAL PERSALINAN
BAYI BARU
TIDAK
LAHIR YANG
JENIS SUSU DIBERIKAN
NAMA NO. PULANG /
NO YANG ASI KET
BAYI RM KELUAR
DIBERIKAN EKSKLUSIF
RUMAH
(diluar kriteria
SAKIT
eksklusi)
BULAN INI
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
dst
Verifikasi :
39
NUMERATOR Jumlah ketersediaan obat yang sesuai daftar formularium yang ada
dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah ketersediaan obat yang harus ada sesuai formularium dalam 1
bulan
TARGET 100%
SAMPLING Seluruh item obat yang diorder dalam resep setiap pasien
KRITERIA INKLUSI Resep obat yang ditunda
KRITERIA -
EKSKLUSI
METODE Prospektif
PENCATATAN Setiap bulan, oleh staf Instalasi Farmasi
ANALISA & Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Farmasi
PELAPORAN
AREA Instalasi Farmasi
PIC Kepala Instalasi Farmasi
FORMAT Contoh
PENCATATAN Jumlah Jumlah
Nama No RM permintaan ketersediaan
NO KET
pasien obat dalam obat sesuai
resep formularium
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
dst
METODE Prospektif
PENCATATAN Pencatatan dilaksanakan setiap bulan, dilakukan oleh petugas Informasi
Kesehatan mengenai laporan yang dikirim setiap bulan ke Kabiddokes
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Urusan
PELAPORAN Informasi Kesehatan sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian
setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Komite PMKP. Secara
umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh
komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh
Komite PMKP
AREA Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata Batu
43
PIC Kauryanmed
FORMAT TANGGAL KET
PENCATATAN NO NAMA LAPORAN PENGIRIMAN YA TIDAK
LAPORAN
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Verifikasi :
DENOMINATOR Jumlah semua pasien KRS baik yang pulang sembuh / seijin dokter, dirujuk,
meninggal dan APS dalam periode bulan yang sama
TARGET Jumlah sampel 100 % populasi
FREKUNSI 1 bulan
PENGUMPULAN
PERIODE Tiap 3 bulan
ANALISIS
METODE Retrospektif
PENCATATAN Pencatatan dilaksanakan setiap ada kejadian pasien pulang atas permintaan pasien
dan atau keluarga pasien sebelum diijinkan pulang oleh dokter
ANALISA & Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, dilakukan analisa terhadap jumlah
PELAPORAN kejadian pulang atas permintaan sendiri/keluarga. Untuk bulan berikutnya analisa
akan dilakukan pula terhadap kecenderungan kenaikan atau penurunan angka
capaian
AREA Rawat Inap, Perin, BKIA, dan ICU
PIC Semua Kepala Ruangan masing-masing
FORMAT
PENCATATAN NO NAMA NO. DIAGNOSIS DPJP TANGGAL TANGGAL
PASIEN RM MRS KRS
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5
Verifikasi :
INDIKATOR
TUJUAN Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap kesejahteraan pegawai
DEFINISI Usulan kenaikan pangkat adalah kenaikan pangkat secara periodik sesuai peraturan
OPERASIONAL kepegawaian yang berlaku (UU No. 8/1974, UU No. 43/1999)
FREKUENSI 1 Tahun
PENGUMPULAN
FORMULA Jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu sesuai periode kenaikan pangkat
dalam satu tahun : Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya di usulkan kenaikan
pangkat dalam satu tahun X 100 % ____
NUMERATOR Jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu sesuai periode kenaikan pangkat
dalam satu tahun
DENOMINATOR Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya di usulkan kenaikan pangkat dalam satu
tahun
TARGET 100%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan mencatat laporan
jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu kenaikan pangkat dikirim selama satu
tahun ke Kaur TU.
KRITERIA Data jumlah seluruh pegawai yang diusulkan tepat waktu sesuai periode kenaikan
INKLUSI pangkat.
KRITERIA -
EKSKLUSI
METODE Prospektif
PENCATATAN Pencatatan dilakukan oleh bagian kepegawaian
ANALISA & Kepala Ruang TU
PELAPORAN
AREA Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata Batu
PIC Kepala Ruang TU
46
FORMAT
PENCATATAN Jumlah pegawai Jumlah seluruh
Ketepatan
yang diusulkan pegawai yang
waktu sesuai
tepat waktu seharusnya di
periode
Tanggal
No Nama Pangkat/Gol sesuai periode usulkan Ket
kenaikan
kenaikan kenaikan
pangkat ( Ya /
pangkat dalam pangkat dalam
Tidak )
satu tahun satu tahun
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3
4
5
6
7
Verifikasi :
DEFINISI Cost recovery adalah jumlah pendapatan fungsional dalam periode waktu
OPERASIONAL tertentu dibagi dengan jumlah pembelanjaan operasional dalam periode
waktu tertentu.
ALASAN/ IMPLIKASI/ Keuangan yang sehat indikasi bahwa terdapat sistem yang baik
RASIONALISASI
FORMULA Jumlah pendapatan fungsional dalam satu bulan : Jumlah pembelanjaan
operasional dalam satu bulan x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah pendapatan fungsional dalam satu bulan
DENOMINATOR Jumlah pembelanjaan operasional dalam satu bulan
TARGET > 40%
SAMPLING -
KRITERIA INKLUSI -
KRITERIA EKSKLUSI -
METODE Prospektif
PENCATATAN Observasi dan pencatatan dilaksanakan oleh bagian keuangan
ANALISA & Bagian bendahara yang memiliki data langsung melapor ke PMKP
PELAPORAN secara berkala
AREA Anggaran
PIC Manajemen Keuangan
FORMAT
PENCATATAN NO bulan Jumlah Jumlah Cost recovery
pendapatan pembelanjaan %
fungsional operasional
1
2
3
4
5
dst
Alasan Kesalahan identitas pasien dapat berakibat fatal pada pasien karena bisa
pemilihan terjadi salah sasaran pasien yang dimaksudkan dalam pemberian
indikator pengobatan /asuhan keperawatan/ tindakan/ prosedur
Tipe indikator Outcome
Metodologi Prospektif
pengumpulan data
Target sampel Jumlah sampel 100 % populasi
&sample size
Area monitoring Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat
Rencana analisis Setelah data dikumpulkan selama satu bulan,PIC akan melakukan analisa
data tentang pemakaian gelang identitas. Untuk bulan berikutnya analisis
akan dilakukan pula terhadap kecenderungan kenaikan atau penurunan
angka capaian
Standar 0%
Penanggung jawab Ketua KPPRS
Diseminasi ke Staf Pertemuan berkala bulanan, triwulan dan tahunan
Nama alat audit/file
(form)
FORMAT PENGUKURAN INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN & IKP
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA HASTA BRATA BATU
BULAN……….20……
TANGGAL
NO VARIABEL PENILAIAN TOTAL %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Angka ketepatan pemakaian gelang Identitas Pasien di Instalasi Rawat Inap
1 Jumlah pasien baru rawat inap yang terpasang
gelang identitas
2 Jumlah semua pasien baru rawat inap
operasional verbal order adalah proses verifikasi dan penandatanganan verbal order yang
dilakukan setelah mendapat perintah verbal atau telepon oleh dokter lebih dari
24 jam sejak dilakukan laporan per telepon.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah verbal order yang tidak diverifikasi dan ditanda tangani Dokter dalam
waktu 24 jam setelah laporan per telpon dalam 1 bulan
Denominator Jumlah semua verbal order yang dilakukan oleh pemberi asuhan dalam bulan
yang sama
Kriteria :
Inklusi Semua verbal order yang dilakukan oleh pemberi asuhan kepada Dokter
melalui telepon yang tidak diverifikasi dan ditandatangani dalam waktu 24
jam.
Eksklusi Perintah pertelepon yang dilakukan pada hari sabtu, minggu dan hari libur
Nasional
Alasan Perintah secara lisan dan yang melalui telepon (Verbal order) perlu mendapat
pemilihan verifikasi dari Dokter untuk kesesuaian persepsi antara Dokter dengan
indikator pemberi asuhan demi keselamatan pasien
Tipe indikator Proses
Metodologi Prospektif
pengumpulan
data
Target sampel & Jumlah sampel 100 % populasi
sample size
Area monitoring Instalasi Rawat Inap
Rencana analisis Setelah data dikumpulkan selama satu bulan,PIC akan melakukan analisa data
tentang verifikasi penandatanganan verbal order oleh Dokter dalam waktu 24
jam. Untuk bulan berikutnya analisis akan dilakukan pula terhadap
kecenderungan kenaikan atau penurunan angka capaian
Standar 0%
Penanggung Ketua KPPRS
61
jawab
Diseminasi ke Pertemuan berkala bulanan, triwulan dan tahunan
Staf
Nama alat
audit/file (form)
FORMAT PENGUKURAN INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN & IKP
FORMAT PENGUKURAN INDIKATOR
RUMAH SAKIT SASARAN KESELAMATAN
BHAYANGKARA KEDIRI & IKP
BULAN ………………. 20…
RUANG : ………………. RUMAH SAKIT BHAYANGKARA HASTA BRATA BATU
TANGGAL
NO VARIABEL PENILAIAN TOTAL %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Angka ketepatan verifikasi dan tanda tangan dokter dalam waktu ≤ 24 jam pada verbal order
1 Jumlah verbal order atau laporan via telpon dari
nakes ke dokter/DPJP yang terverifikasi dan ditanda
tangani Dokter dalam waktu ≤ 24 jam
2 Jumlah semua verbal order atau laporan via telpon
yang dilakukan oleh pemberi asuhan
Eksklusi -
Alasan pemilihan Obat golongan High Alert Medication golongan Elektrolit Konsentrat
indikator adalah obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan (adverse outcome). Cara yang paling efektif untuk mengurangi
atau mengeliminasi kejadian tersebut adalah dengan mengembangkan
proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai dengan cara “double
check” atau pengecekan ganda.
Tipe indikator Proses dan Outcome
Metodologi Survei, Prospektif
pengumpulan data
Target sampel & Jumlah sampel 100 % populasi
sample size
Area monitoring Instalasi Rawat Inap
Rencana analisis Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, PIC akan melakukan analisa
data tentang tidak dilaksanakannya double check pada obat golongan
elektrolit konsentrat tinggi. Untuk bulan berikutnya analisis akan dilakukan
pula terhadap kecenderungan kenaikan atau penurunan angka capaian
Standar 0%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Farmasi
Diseminasi ke Staf Pertemuan berkala triwulan dan tahunan
Nama alat audit/file
FORMAT PENGUKURAN INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN & IKP
FORMAT PENGUKURAN INDIKATOR
RUMAH SAKIT SASARAN KESELAMATAN
BHAYANGKARA KEDIRI & IKP
BULAN ………………. 20…
RUANG : ………………. RUMAH SAKIT BHAYANGKARA HASTA BRATA BATU
(form) NO VARIABEL PENILAIAN
TANGGAL
TOTAL %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Angka dilaksanakannya kegiatan double check pada obat high alert golongan elektrolit konsentrat diruang rawat inap
Jumlah obat golongan elektrolit konsentrat yang
1
dilakukan double check
2 Jumlah obat golongan elektrolit konsentrat diruang
rawat inap
keselamatan pasien
Definisi Angka ketidaktepatan penandaan lokasi operasi pada semua kasus operasi
operasional termasuk (laterality), multiple struktur atau multiple leveladalah tidak
adanya dan atau kesalahan pemberian tanda lokasi operasi pada semua
kasus operasi termasuk sisi(laterality), multiple struktur atau multiple level
dengan tanda selain tanda O (lingkaran) dan inisial nama dokter operator
didekat tanda O(lingkaran)
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien operasi yang tidak diberi tanda O (lingkaran) dan inisial
nama dokter didekat lokasi operasi
Denominator Jumlah semua kasus operasi dalam bulan yang sama
Kriteria :
Inklusi Semua pasien operasi termasuk sisi (laterality), multiple struktur / multiple
level
Eksklusi Operasi yang sudah jelas lokasinya, contoh SC, luka yang terlihat jelas dan
organ bagian dalam (contoh ; jantung, illius, gigi, fraktur yang terpasang
spalk )
Alasan pemilihan Penandaan diperlukan untuk ketepatan daerah yang akan dioperasi dengan
indikator tujuan menghindari kesalahan sisi operasi.
Tipe indikator Proses
Metodologi Prospektif
pengumpulan data
Target sampel Jumlah sampel 100 % populasi
&sample size
Area monitoring Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Gawat Darurat
Rencana analisis Setelah data dikumpulkan selama satu bulan,PIC akan melakukan analisa
data tentang penandaan sisi operasi . Pada analisis bulan berikutnya disertai
kecenderungan penurunan atau peningkatan capaian.
Standar 0%
Penanggung jawab Kepala Unit Kamar Operasi
Diseminasi ke Staf Pertemuan berkala bulanan, triwulan dan tahunan
64
(form)
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA HASTA BRATA BATU
TANGGAL
NO VARIABEL PENILAIAN TOTAL %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Angka dilaksanakannya kegiatan penandaan area operasi sebelum tindakan operasi
1 Jumlah pasien operasi yang diberi tanda O
(lingkaran), initial nama dokter didekat lokasi operasi
Staf
Nama alat
FORMAT PENGUKURAN INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN & IKP
FORMAT PENGUKURAN INDIKATOR
RUMAH SAKIT SASARAN
BHAYANGKARA KESELAMATAN & IKP
KEDIRI
BULAN ………………. 20…
RUANG : ……………….
audit/file (form)
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA HASTA BRATA BATU
TANGGAL
NO VARIABEL PENILAIAN TOTAL %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Angka terpasangnya gelang kuning pada pasien yang berisiko jatuh
1
Jumlah terpasangnya gelang kuning pada pasien
yang berisiko jatuh dengan skoring sedang dan tinggi
2 Jumlah seluruh pasien yang berisiko jatuh dengan
skoring sedang dan tinggi yang dirawat
68
BAB IV
PENUTUP
Ditetapkan di : Manokwari
PadaTanggal : 2022