Anda di halaman 1dari 48

LUKA BAKAR

(KEGAWATAN SISTEM INTEGUMEN)

Ns. Beti Kristinawati, M.kep., Sp. Kep. MB


Anatomi Kulit
 Proteksi
 Absorpsi  Regulasi
terhadap  Proteksi
zat aktif sirkulasi darah dan
dingin, terhadap zat 
 Proteksi suhu
panas, kimia Proteksi
radiasi terhadap
terhadap
tekanan dan
mikroba
gesekan

7 9
2 3
1 4 6 8
10

5 5

 Proteksi terhadap  Indera tekan, sentuh,


kehilangan suhu dan nyeri, dan suhu
air
 Luka bakar merupakan kasus trauma yang
mengakibatkan mortalitas & morbiditas yang
cukup tinggi
 Epidemiologi luka bakar di Indonesia 37-39%
pertahun ( RSCM)
 50% mortalitas akibat trauma inhalasi
 Untuk memperbaiki mortalitas & morbiditas
akibat luka bakar diperlukan; penanganan gadar
& resusitasi awal yg progresif, penatalaksanaan
pernafasan & cidera inhalasi, kontrol infeksi,
eksisi & skin grafting lebih awal
PENGERTIAN :
 Trauma termal, listrik atau kimiawi yang
mengakibatkan kerusakan pada barier
kulit, peradangan dan kerusakan/ kematian
sel dan imunosupresi sistemik sehingga
mempermudah timbulnya infeksi(Jaffrey &
Scott,2014)
Penyebab luka bakar
1. Suhu Tinggi (Thermal burn)
2. Bahan Kimia ( Chemical Burn)
- asam  nekrosis koagulasi: membatasi
kedalaman penetrasi
- Alkali penetrasi dalam dgn efek
sistemik
3. Sengatan Listrik ( Electrical burn)
4. Radiasi ( Radiation Burn ) : salah satu
contohnya terkena sinar matahari
Klasifikasi & karakteristik
1. Derajat 1 : biasanya bentuk luka bakar
berupa kemerahan dan penyembuhannya
tanpa meninggalkan jaringan parut ,
sembuh dalam bbrp jam atau hari
karakteristik :
 Ketebalan superfisial, hanya menegnai
lapisan epidermis
 Luka tampak berwarna pink sampai
merah
 Terasa nyeri dan nyeri berkurang dengan
pendinginan
 Edema minimal
 Kulit kering
 Kulit tampak memucat bila ditekan
 Dapat sembuh spontan kurang lebih 3 – 7
hari
2. Derajat 2 : disebut juga partial thickness.
akibat terkena benda panas atau cairan
panas yang suhunya mencapai titik didih
atau lebih tinggi, lapisan kulit superfisial
hanya sedikit yang rusak dan
penyembuhannya tanpa meninggalkan
jaringan parut.
Klasifikasi Luka bakar grade II

a. Superficial partial thickness:


 Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan atas dari dermis
 Kulit tampak kemerahan, oedem dan rasa nyeri lebih berat
daripada luka bakar grade I
 Ditandai dengan bula yang muncul beberapa jam setelah
terkena luka
 Bila bula disingkirkan akan terlihat luka bewarna merah
muda yang basah
 Luka sangat sensitive dan akan menjadi lebih pucat bila
terkena tekanan
 Akan sembuh dengan sendirinya dalam 3 minggu ( bila tidak
terkena infeksi ),
 tapi warna kulit tidak akan sama seperti sebelumnya.
b. Deep partial thickness
 Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan
dalam dari dermis
 disertai juga dengan bula
 permukaan luka berbecak merah muda
dan putih karena variasi dari vaskularisasi
pembuluh darah( bagian yang putih punya
hanya sedikit pembuluh darah dan yang
merah muda mempunyai beberapa aliran
darah
 luka akan sembuh dalam 3-9 minggu.
3. DERAJAT 3
Pada keadaan ini lapisan superfisial kulit
seluruhnya rusak shg penyembuhan akan
meninggalkan jaringan parut.
Karakteristik :
 Kedalamannya : mengenai seluruh kulit , lemak
subkutan, & dp jg mengenai permukaan otot,
persyarafan dan pembuluh darah, serta tulang.
 Penampilan : tampak kering disertai kulit
mengelupas dg tekstur kasar dan keras,
jarang ada gelembung, warna berwareasi :
putih, merah sampai coklat atau hitam
 Sedikit nyeri atau bhkan tidak terasa nyeri,
rambut mudah lepas bila dicabut
 Penyembuhan luka sulit penyembuhan
spontan, penyembuhan sekitar 3-5 bln
 Luka bakar derajat 3
 Derajat empat
Luka bakar otot atau tulang
Klasifikasi luas luka bakar : Rulle of nine
Berat Ringannya Luka Bakar
Menurut American Burn Asociation (ABA)
1. Luka Bakar Berat :
a. 25 % pada orang dewasa
b. 25 % pada anak dengan dg usia kurang dari 10 th
c. 20% pada orang dewasa dg usia lebih dari 40 th
d. Mengenai wajah, mata, telinga, lengan, kaki, dan
perinium yg mengakibatkan gg fungsional, kosmetik
atau menimbulkan disability
e. Karena listrik teganggan tinggi
f. Semua luka bakar yg disertai cidera inhalasi atau
trauma berat .
2. Luka Bakar sedang
a. 15-25%, mengenai orang dewasa
b. 10-20 % pada anak usia kurang dari 10 th
c. 10-20 % pada orang dewasa usia > 40 th

3. Luka Bakar ringan


a. Luka bakar dg luas kurang dari 10 %
b. Tdk ada resiko gg kosmetik, fungsional
atau disability.
Menurut American College of surgeon :
1. Parah –kritis :
 Luka bakar derajat 2, dg luas 30% atau lebih
 Luka bakar derajat 3, dg luas 10% atau lebih
 Luka bakar derajat 3 pada tangan, kaki dan
wajahdengan adanya komplikasipernafasan,
jantung, fraktur dan jaringan lunak yang luas
2. Sedang – moderate :
 Luka bakar derajat 2, dg luas 15-30%
 Luka bakar derajat 3, dg luas 1-10%
3. Ringan - minor
 Luka bakar derajat 2, dengan luas < 15%
 Luka bakar derajat 3 dengan luas < 1 %
Patofisiologi luka bakar
1. Fase Akut
Disebut jg fase awal , atau fase syok .
Dalam fase ini penderita akan mengalami
gg airway, breathing, dan circulation. Gg
airway masih bisa terjadi obstruksi jalan
nafas akibat trauma inhalasi dalam 48 –
72 jam pasca trauma. Pada fase akut
sering terjadi gg kesimbangan cairan dan
elektrolit.
2. Fase Sub akut :
Berlangsung setelah fase fase syok teratasi.
Masalah yg terjadi adalah adanya kerusakan
atau kehilangan jaringan akibat kontak
dengan sumber panas . Luka yg terjadi akan
menyebabkan :
 Proses inflamasi dan infeksi
 Proses penutupan luka
3. Fase lanjut :
akan berlangsung sampai terjadinya
jaringan parut akibat luka dan pemulihan
fungsi organ –organ fungsional. Penyulit
pada fase ini adalah adanya penyulit
berupa parut yang hipertropik, keloid ,
gangguan pigmentasi , deformitas , dan
kontraktur.
PENATALAKSANAAN LUKA
BAKAR
1. PRE HOSPITAL :
• STOP - DROP - ROLL
• Hilangkan Heat Restore
(Masih Efektif bila < 2 menit)
• Luka bakar listrik  putuskan sumber
listrik
• Luka bakar kimia  dilusi dengan air
mengalir
Langkah2 penatalkasanaan di IGD
1. Gunakan sarung tangan steril
2. Bebaskan dari pakaian yg terbakar
3. Lakukan pemeriksaan menyeluruh
4. Bebaskan jalan nafas (Intubasi)
5. Kelola therapi cairan intravenous (IV line)
6. Kelola monitoring produk urine (kateter
urine)
7. Pemasangan NGT utk dekomprsi
lambung/penghisapan intermiten
8. Kelola therapi analgetik (morpin) iv..
9. Kelola terapi serum tetanus
10. Lakukan Perawatan luka
11. Eskaratomi bila indikasi
2. Fase Akut : mencari masalah ABC
A : Airway
Curiga Trauma Inhalasi
* Bila kejadian di ruang tertutup
* Bulu hidung terbakar
* Laryngoscope  edema, hiperemis
ET LEBIH BAIK DARIPADA
TRACHEOSTOMY
Cedera Inhalasi
Obstruksi sal. napas bag. atas :
- Edema mukosa
- Percampuran epitel mukosa yg
nekrosis dgn sekret kental (fibrin >>)
Obstruksi sal. napas bag. bawah :
Fibrin yg menumpuk pd mukosa alveoli
membentuk membran hialin gang.
difusi & perfusi O2 ARDS (akibat
bronkospasme, edema jalan nafas,
pneumonitis)
RESUSITASI A - B - C
B: Breathing
 Luka Bakar Derajat 3 Melingkar Dinding
Dada  ESCHAROTOMY
 ESCHAROTOMY darurat dilakukan pada
pasien dgn konstriksi akibat luka bakar
(leher, thorax, anggota gerak)
 Eskar yg melingkar di perm. rongga
toraks mengatasi gang. ekspansi
rongga thoraks pada saat inspirasi
Luka Bakar Derajat 3 Melingkar
Dinding Dada  ESCHAROTOMY
Fase Akut
RESUSITASI  Circulation (C)
Sistemik :
- Pelepasan mediator inflamasi  vasodilatasi
+ kebocoran intravaskuler  Shock
Hipovolemik
- FORMULA BAXTER / PARKLAND
Infus RL: 4 cc x BB (Kg) x LUAS LB (%)

Datang dengan shock, atasi shock-nya


Infus Kristaloid cepat 20 ml/Kg BB
Contoh :
24 jam pertama. Cairan Ringer laktat :
4ml/kgBB/%luka bakar
 contohnya pria dengan berat 60 kg dengan
luas luka bakar 25 %
 membutuhkan cairan : (4 ml) X (60) X (25) =
6000 ml dalam 24 jam pertama
 ½ jumlah cairan 3000 ml diberikan dalam 8
jam
 ½ jumlah cairan sisanya 3000 ml diberikan
dalam 16 jam berikutnya
Fase Akut
Circulation

Lokal/Regional :
LB Derajat 3 melingkar di Ekstremitas
 ESCHAROTOMY
 Luka bakar grade III yang melingkar pada
ekstremitas dapat menyebabkan iskemik distal
yang progresif, terutama apabila terjadi edema
saat resusitasi cairan
 Adanya pengerutan keropeng. Iskemi dapat
menyebabkan gangguan vaskuler pada jari jari
tangan dan kaki. Tanda dini iskemi adalah nyeri,
kemudian kehilangan daya rasa sampai baal
pada ujung-ujung distal, hal ini dapat
dihilangkan dengan escharotomy. Dilakukan
insisi memanjang yang membuka keropeng
sampai penjepitan bebas
Luka bakar listrik
 Waspadai gangguan irama jantung
 Waspadai kerusakan lebih berat dari
tampilan yang ada  kerusakan otot
 Waspadai Gagal ginjal
 Ancaman ekstremitas  fasiotomi
Luka bakar kimia
 Reaksi tetap berjalan
 Waspadai kerusakan yang progresif
 Waspadai cedera organ selain kulit (mata,
daun telinga, dll)
 Prinsip dilusi 30 – 60 menit
 Jangan menetralkan
Monitoring Luka Bakar
1.Saat Triage
 Monitor ABC saat pasien datang ke IGD
 Monitoring Vital sign dan monitoring
EKG terutama Pada pasien trauma listrik
 Monitor Urine out put.
2. Selama resusitasi :
 Mengukur produk urine pada orang
dewasa 30-50 cc/jam
 Monitor : vital sign, derajat keasaman darah,
perfusi jaringan perifer, hasil laborat DR, UR,
fungsi hati, fungsi ginjal, protein, elektrolit
 Monitor keadaan paru : stridor, wheezing,
adanya sekret
 Monitor kondisi Gastrointestinal, peristaltik,
pemeriksaan sekresei lambung PH kurang
dari 5 menandakan adanya Curling ulcer
 Monitor post resusitasi meliputi observasi
klinis dan data laboratorium.
PERAWATAN LUKA / SUB
AKUT
1. Derajat Satu 
2. Derajat Dua  Cuci NaCl + Savlon
500 cc 5 cc
 Dressing  Moist dan Non Adherent
 Tulle + Kassa Steril
(Biarkan Satu Minggu)
 MEBO (4 – 6 x / hari)
(MEBO : Moist Exposed Burn Ointment)
3. Derajat Tiga  Bahaya kolonisasi
kuman di bawah eskar  sepsis
 Cuci NaCl 500 cc + Savlon 5 cc
 Debridement tiap hari
 Dermazin® / Burnazin®
 (Silver Sulfadiazin) tiap hari
 K/P Escharectomy + Skin Graft
Tujuan merawat luka
 Cegah konversi luka
 Buang jaringan mati
 Siapkan granulasi sehat
 Minimalkan infeksi
 Siap untuk autografting
 Cegah kelainan parut dan kontraktur

WOUND CARE FOR THE ADULT BURN PATIENT


By Judy Knighton, RN, BScN, MScN
Indikasi Rawat Inap
• LB Derajat II > 15% Dewasa
> 10% Anak /Geriatri
• LB Derajat III > 10% Dewasa
• Listrik / Kimia
• LB di daerah muka, tangan, genital,
perineal
• LB dengan kelainan lain / trauma lain
yang berat
Penanganan fase lanjut
 Cegah kontraktur  Splinting
 Cegah pseudosindaktili  dressing pada
jari-jari tangan dan kaki
 Mengusahakan pembentukan parut yang
baik  Balut tekan sampai parut matur
Jenis jenis balutan luka modern:
1. Film dresing
2. Hidrokoloid
3. Alginate
4. Foam dressings
5. Terapi alternatif (madu)
Fase Penyembuhan Luka
1. Fase inflamasi
 Waktu 0-5 hari
 Respon segera setelah terjadi luka
2. Proliferasi /epitelisasi
 Hari ke 3-14
 Adanya pembentukan granulasi
3. Maturasi/remodeling
 Beberapa minggu – 2 th
 Terbentuk kolagen baru yg mengubah bentuk
luka serta peningkatan kekuatan jaringan
(tensile streng)
Masalah keperawatan yang mungkin
ditemukan:
 Gangguan pertukaran gas
 Risiko syok
 Nyeri
 Hipertermi
 Kekurangan volume cairan
 Kerusakan integritas kulit
 Kerusakan integritas jaringan
 Risiko infeksi
Terimaksih

Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai