N DENGAN DIAGNOSA
DEGLOVING FEMUR SINISTRA DI RUANG MAWAR
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
oleh:
Lidatu Nara Shiela, S.Kep
NIM. 122311101048
(............................................)
NIM
(..............................................) (................................................)
NIP. NIP.
Mengetahui,
Kepala Ruangan
(................................................)
NIP.
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
I. Identitas Klien
Nama : Ny. N No. RM : 1423xx
Umur : 34 th Pekerjaan : Karyawati
Jenis : Perempuan Status : Janda cerai
Kelamin Perkawinan
Agama : Islam Tanggal MRS : 15 Oktober 2016
Pendidikan : SLTA Tanggal : 24 Oktober 2016
Pengkajian
Alamat : Lumajang Sumber Informasi : Pasien dan
Keluarga
Genogram:
Ny. N
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: Cerai
: Menikah
: Pasien
Setelah MRS:
Pasien sekarang menyadari keadaannya saat ini dan sekarang lebih
menghargai kondisi kesehatannya. Pasien memiliki keyakinan bahwa
setelah sembuh akan meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian agar
kejadian seperti sekarang tidak terulang kembali. Menurut pasien sakit
merupakan sesuatu yang dapat mengganggu segala kegiatan dalam hidup
dan kejadian yang dialami pasien ini merupakan kehendak Tuhan Yang
Maha Esa.
BAB
Kriteria Sebelum MRS Setelah MRS
Frekuensi Rutin setiap hari Rutin setiap hari
Konsistensi Padat tetapi tidak keras Padat tetapi tidak keras
Warna Warna feses khas Warna feses khas
kekuningan kekuningan
Bau Bau khas amoniak Bau khas amoniak
Alat bantu Tidak menggunakan Menggunakan alat
alat bantu bantu untuk BAB di
tempat tidur
Kemandirian mandiri Dibantu keluarga
4. Pola aktivitas & latihan(saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Sebelum mengalami kecelakaan pasien bekerja di sebuah perusahaan di
Bekasi. Setiap hari Senin hingga Sabtu pasien bekerja dan pada hari
Minggu digunakan sebagai pasien untuk beristirahat dan melakukan
senam. Pasien rutin melakukan senam setiap hari Minggu yang merupakan
salah satu upaya untuk menjaga kesehatannya.
c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3:
dibantu alat, 4: mandiri
5. Pola tidur & istirahat(saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Sebelum MRS:
Pasien dapat istirahat dan tidur dengan nyenyak. Dalam sehari pasien
dapat tidur kurang lebih selama 6 jam. Terkadang pasien terbangun di
malam hari karena dan terkadang baru dapat tertidur setelah larut malam.
Pasien merasa segar saat bangun tidur.
Setelah MRS:
Pasien mengatakan tidur tidak nyenyak. Pasien sering terbangun karena
khawatir terhadap alat suction luka yang terpasang pada luka pasien.
Fungsi dan keadaan indera : fungsi indera pasien dapat berfungsi dengan
baik.
Identitas diri :
Pasien menerima dirinya sebagai perempuan dan tidak ingin mengubah
identitas dirinya.
Harga diri :
Pasien ingin segera dapat sembuh dan dapat kembali bekerja. Pasien
merasa tidak enak karena harus bergantung kepada keluarga untuk tetap
menemani selama di Rumah Sakit.
Ideal Diri :
Pasien merasa sehat apabila sudah dapat pulang dan dapat melakukan
aktivitas sehari-harinya seperti sebelumnya
Peran Diri :
Pasien merupakan seorang anak yang memiliki tanggung jawab membantu
perekonomian keluarga dan seorang ibu bagi anak perempuannya.
Interpretasi :
tidak ada masalah terhadap pola persepsi diri
Fungsi reproduksi:
Pasien mengatakan fungsi reproduksinya masih berfungsi dengan
baik.setiap bulannya pasien rutin mengalami menstruasi.
Setelah MRS:
Pasien merasa tidak bisa menjalankan perannya secara optimal. Pasien
yang memiliki peran sebagai seorang anak dan ibu menjadi tidak bisa
berjalan secara optimal dan hubungan pasien dengan tetangga dan kerabat
juga menjadi terbatas tidak seperti sebelumnya. Pasien juga merasa
hubungan kerjanya baik dengan atasan dan para staf menjadi sangat
terganggu
Setelah MRS:
Pasien memiliki sistem koping stress yang baik dimana pasien tidak
merasa gelisah dengan hospitalisasinya saat ini dan memiliki keyakinan
bahwa akan mendapatkan kesembuhan dan dapat segera pulang. Pada awal
pengobatan pasien sempat merasa putus asa dengan kondisinya karena
tidak kunjung sembuh dan luka yang dialaminya justru semakin
memburuk. Namun, kini pasien sudah mampu beradaptasi dengan baik
dan sudah merasa bahwa luka yang dialminya akan segera sembuh.
Setelah MRS:
Pasien beragama islam. Pasien merasa setelah berada di Rumah Sakit
pasien kurang mampu menjalankan ibadah shalatnya secara optimal
seperti biasanya.
2. Mata
Inspeksi: pupil isokor 3mm/3mm, reflek cahaya +/-, sklera ikterik (-),
konjungtiva anemis (-), bulu mata rata dan hitam
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
3. Telinga
Inspeksi : bentuk telinga simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada
edema, dan tidak ada perdarahan (otorea)
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada telinga
4. Hidung
Inspeksi : hidung bersih, tidak ada benjolan, tidak ada pernapasan cuping
hidung, tidak ada sekret, tidak ada massa, tidak ada perdarahan (rinorea),
tidak ada fraktur nasal, tidak ada krepitasi.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
5. Mulut
Inspeksi : mukosa bibir lembab, gigi bersih dan tidak ada bau mulut
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6. Leher
Inspeksi : bentuk leher simetris, tidak ada benjolan, tidak ada jejas, tidak
ada distensi vena jugularis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7. Dada
Paru-paru
Inspeksi : dada simetris, RR 22x/menit, tidak tampak jejas, tidak tampak
batuk
Palpasi : tidak teraba benjolan atau massa
Perkusi : suara paru sonor
Auskultasi : bunyi napas vesikuler, irama teratur, tidak ada wheezing
Jantung
Inspeksi : dada simetris, tidak tampak jejas
Palpasi : tidak teraba benjolan atau massa
Perkusi : pekak
Auskultasi : suara jantung S1 S2 tunggal, tidak ada suara jantung
tambahan, tekanan darah = 120/80 mmHg
8. Abdomen
Inspeksi: bentuk abdomen simetris, flat, tidak ada luka/jejas, tidak tampak
benjolan abnormal
Palpasi: tidak teraba benjolan/massa
Auskultasi : Bising usus (+)
Perkusi: timpani
9. Urogenital
Inspeksi : pasien memakai pampers
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
10. Ekstremitas
Inspeksi : tidak tampak luka/jejas, tidak tampak deformitas, tangan kanan
terpasang infus line, terdapat luka pada paha kiri.
Palpasi : terdapat rasa sakit dan nyeri pada paha kiri area luka operasi dan
pemasangan suction
Kekuatan otot
555 555
551 555
11. Kulit dan kuku
Inspeksi : kulit berwarna sawo matang, tidak ada lesi atau jejas, kuku
tangan dan kaki bersih dan tidak panjang, tidak tampak lesi sekitar kuku
Keadaan luka: pada paha kiri dengan luas luka sekitar 30 cm2, luka tampak
kemerahan pada ujung luka masih terdapat pus, pada area luka terdapat
terowongan yang menunjukkan adanya area luka di dalam selain luka yang
terlihat, terdapat infeksi bakteri pseudomonas pada luka, cairan luka yang
di vacum berwarna hijau kehitaman dan berbau.
No jenis terapi Dosis dan rute Indikasi dan Kontra Indikasi Efek samping Implikasi
pemberian keperawatan
1 Ceftriaxone 2 X 1 gr Indikasi: 1. Gangguan pencernaan : diare, Mencegah
IV Infeksi-infeksi berat dan yang mual, muntah, stomatitis, infeksi
disebabkan oleh bakteri gram glositis. menjadi
positif maupun gram negatif yang 2. Reaksi kulit : dermatitis, lebih luas
resisten atau kebal terhadap pruritus, urtikaria, edema,
antibiotika seperti infeksi saluran eritema multiforma, dan reaksi
nafas, infeksi THT, infeksi anafilaktik.
saluran kemih, sepsis, meningitis, 3. Hematologi : eosinofil, anemia
infeksi tulang, sendi dan jaringan hemolitik, trombositosis,
lunak, infeksi intra abdominal, leukopenia, granulositopenia.
infeksi genital (termasuk gonore), 4. Gangguan sistem syaraf pusat :
profilaksis perioperatif, dan sakit kepala.
infeksi pada pasien dengan 5. Efek samping lokal : iritasi
gangguan pertahanan tubuh. akibat dari peradangan dan
nyeri pada tempat yang
Kontaindikasi: diinjeksi.
Hipersensitif terhadap Ceftriaxone 6. Gangguan fungsi ginjal :
atau sefalosporin lainnya. peningkatan BUN.
7. Gangguan fungsi hati :
peningkatan SGOT atau SGPT.
2 Antrain 3x 1 A Indikasi: 1. Mengantuk Mengurangi
IV Untuk meringankan rasa sakit, 2. Amnesia rasa sakit dan
terutama nyeri kolik dan setelah 3. Ketergantungan obat nyeri
operasi
4. Pandangan kabur
5. Hipotensi
Kontraindikasi: 6. Reaksi hipersensitivitas: reaksi
1. Penderita hipersensitif pada kulit misal kemerahan
terhadap Metamizole Na 7. Agranulositosis
2. Wanita hamil dan menyusui
3. Penderita dengan tekanan
darah sistolik <100 mmHg
4. Bayi dibawah 3 bulanatau
dengan berat badan kurang
dari 5kg
5. Gangguan jiwa berat
6. Kecenderungan perdarahan
7. Porfiria
8. Hipersensitif terhadap derivat
pirazolon
3 Metronidazole Indikasi: 1. Mual, sakit kepala, anoreksia,
1. Trikomoniasis, seperti diare, nyeri perut ulu hati dan
vaginitis dan uretritis yang konstipasi.
disebabkan oleh Trichomonas 2. Sariawan dan glositis karena
vaginalis. pertumbuhan kandida yang
2. Amebiasis, seperti amebiasis berlebihan di rongga mulut.
intestinal dan amebiasis 3. Leukopenia dan
hepatic yang disebabkan oleh trombositopenia yang bersifat
E. histolytica. sementara (transien).
3. Giardiasis. 4. Reaksi hipersensitivitas/alergi.
4. Balantidiasis. 5. Peningkatan enzim fungsi hati,
5. Blastocystis. hepatitis kolestatik, dan
6. Penyakit infeksi gigi. jaundice (penyakit kuning)
7. Gingivitis (peradangan gusi) 6. Efek samping yang berpotensi
ulseratif nekrotikans. fatal : Reaksi anafilaksis.
8. Infeksi bakteri anaerob.
9. Antibiotik profilaksis operasi.
10. Infeksi Helicobacter pylori.
Kontraindikasi:
1. Metronidazole jangan
diberikan kepada penderita
hipersensitif/alergi terhadap
Metronidazole atau derivat
nitroimidazole lainnya.
2. Metronidazole jangan
diberikan pada kehamilan
trimester pertama.
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
Perawatan luka
2. DS: Cedera Kerusakan
Pasien mengatakan, “kulit pada area integritas kulit
luka mengeras dan mengering” Robekan pada
Pasien mengatakan, “karna terlalu kulit
banyak tidur kulit pasien terasa
panas dan seperti mengkerat” Tindakan
pembedahan
DO:
Pasien lebih banyak tidur dengan Penjahitan area
posisi supinasi robekan
Mika miki di tempat tidur masih
kurang
3. DS: Cedera femur Nyeri akut
Pasien mengatakan “area jahitan
terasa seperti dikerubungi semut” Tindakan
Pasien mengatakan “tiba-tiba luka operasi
terasa nyeri dan cenat-cenut”
Luka jahitan
DO:
Skala nyeri 4
Terdapat balutan luka operasi pada
paha kaki kiri
Tekanan Darah 120/80 mm/Hg
Nadi 80 X/mnt
RR 22 X/mnt
Suhu 36 oC
DIAGNOSA KEPERAWATAN