Anda di halaman 1dari 7

2.

1 PENEGERTIAN DEMAM

Demam merupakan salah satu dari tandatanda klinis yang paling umun dan
ditandai dengan peningkatan suhu tubuh diatas normal yang dapat memicu
peningkatan tonus otot serta menggil. Rata-rata suhu tubuh nomal yang di ukur
secara oral adalah 36,7 C sampai 37C. Arti demam juga dikenal dengan istilah
pireksia yang merupakan tanda bahwa sesuatu yang luar biasa sedang terjadi
dalam tubuh, untuk orang yang dewasa, demam biasanya tidak berbahaya kecuali
mencapai 39,4 C atau lebih tinggi. Untuk demam pada anak-anak yang snagat
muda dan bayi, suhu sedikit ebih tinggi dapat mengindikasikan adanya suatu
infeksi serius. (Jevuska .2012)

Tingkat demam tidak selalu menunjukkan keseriusan kondisi yang


mendasarinya. Suatu penyakit ringan dapat menyebabkan demam tinggi, dan
penyakit yang lebih serius dapat menyebabkan demam rendah.. Demam sering
dikonotasikan negatif, demam memainkan peran kunci dalam membantu tubuh
melawan sejumlah infeksi, yang disebut dengan homeostasis. Homeostasis adalah
kemampuan dari tubuh kita dalam mengatur dan menjaga keseimbangan
lingkungan internal (di dalam) yang ideal dan stabil ketika berhadapan dengan
perubahan eksternal (di luar). Temperatur homeostasis dikendalikan
di hipotalamus, tepatnya di bagian anterior, yang mana ia akan menjadi pusat
pengatur suhu tubuh sesuai target. (Jevuska.2012)

2.2 PENGERTIAN KEJANG DEMAM

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu mencapai >380C). kejang demam dapat terjadi karena proses
intracranial maupun ekstrakranial. Kejang demam terjadi pada 2-4% populasi
anak berumur 6 bulan sampai dengan 5 tahun (Amid dan Hardhi, NANDA NIC-
NOC, 2013).

Kejang demam merupakan gangguan transien pada anak yang terjadi


bersamaan dengan demam. Keadaan ini merupakan salah satu gangguan
neurologik yang paling sering dijumpai pada anak-anak dan menyerang sekitar
4% anak. Kebanyakan serangan kejang terjadi setelah usia 6 bulan dan biasanya
sebelum usia 3 tahun dengan peningkatan frekuensi serangan pada anak-anak
yang berusia kurang dari 18 bulan. Kejang demam jarang terjadi setelah usia
5 tahun. (Dona L.Wong, 2008)

2.3 PATOFISIOLOGI DEMAM DAN KEJANG DEMAM

A. PATOFISIOLOGI DEMAM

Pirogen adalah suatu zat yang menyebabkan demam, terdapat 2 jenis


pirogen yaitu pirogen eksogen dan pirogen endogen. Pirogen eksogen berasal dari
luar tubuh seperti toksin, produk-produk bakteri dan bakteri itu sendiri
mempunyai kemampuan untuk merangsang pelepasan pirogen endogen yang
disebut dengan sitokin yang diantaranya yaitu interleukin-1 (IL-1), Tumor
Necrosis Factor (TNF), interferon (INF), interleukin-6 (IL-6) dan interleukin-11
(IL-11). Sebagian besar sitokin ini dihasilkan oleh makrofag yang merupakan
akibat reaksi terhadap pirogen eksogen. Dimana sitokin-sitokin ini merangsang
hipotalamus untuk meningkatkan sekresi prostaglandin, yang kemudian dapat
menyebabkan peningkatan suhu tubuh.( Sumarno,dkk.2002)

B. PATOFISIOLOGI KEJANG DEMAM

Sumber energi otak merupakan glukosa yang melalui proses oksidasi di


pecah menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari
permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan
normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium dan
sangat sulit dilalui oleh ion natrium dan elektrolit lainya kecuali ion klorida.
Akibatnya konsentrasi ion kalium dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi natrium
rendah, sedang di luar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. Karena perbedaan
jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan
potensial membran yang disebut potensial membran dari neuron. Untuk menjaga
keseimbangan potensial memb 18 patofisiologi dari membran sendiri karena
penyakit atau keturunan.Pada keadaan demam kenaikan suhu 1°C akan
mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10 sampai 15% dan kebutuhan
oksigen akan meningkat 20%. Pada anak 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65%
dari seluruh tubuh dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%.Oleh
karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel
neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion
natrium akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian
besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya
dengan bantuan “neurotransmitter” dan terjadi kejang. Kejang demam yang
berlangsung lama biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan
energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hiposemia, hiperkapnia,
asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anerobik, hipotensi, artenal disertai
denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang disebabkan
makin meningkatnya aktivitas otot dan mengakibatkan metabolisme otak
meningkat (Judha & Rahil, 2011).

Infeksi yang terjadi pada jaringan di luar kranial seperti tonsilitis, otitis
media akut, bronkitis penyebab terbanyak adalah bakteri yang bersifat toksik.
Toksik yang dihasilkan oleh mikroorganisme dapat menyebar keseluruh tubuh
melalui hematogen maupun limfogen.

Penyebaran toksik ke seluruh tubuh akan direspon oleh hipotalamus


dengan menaikkan pengaturan suhu di hipotalamus sebagai tanda tubuh 19
mengalami bahaya secara sistemik. Naiknya pengaturan suhu di hipotalamus akan
merangsang kenaikan suhu di bagian tubuh yang lain seperti otot, kulit sehingga
terjadi peningkatan kontraksi otot.

Naiknya suhu di hipotalamus, otot, kulit jaringan tubuh yang lain akan
disertai pengeluaran mediator kimia seperti epinefrin dan prostaglandin.
Pengeluaran mediator kimia ini dapat merangsang peningkatan potensial aksi pada
neuron . Peningkatan potensial inilah yang merangsang perpindahan ion natrium,
ion kalium dengan cepat dari luar sel menuju ke dalam sel. Peristiwa inilah yang
diduga dapat menaikkan fase depolarisasi neuron dengan cepat sehingga timbul
kejang.

Serangan cepat itulah yang dapat menjadikan anak mengalami penurunan


kesadaran, otot ekstremitas maupun bronkus juga dapat mengalami spasma
sehingga anak beresiko terhadap injuri dan kelangsungan jalan nafas oleh
penutupan lidah dan spasma bronkus (Price, 2005)

2.4 PENGERTIAN KOMPRES

Penanganan demam dapat berupa tindakan hidroterapi. Hidroterapi adalah


terapi penggunaan air untuk menyembuhkan & meredakan berbagai penyakit
dengan cara tertentu (Kozier, dkk, 2010). Ada 2 macam hidroterapi, yaitu
hidroterapi internal meliputi pemberian minum seperti pemberian air putih, susu,
jus dan lain-lain, sedangkan hidroterapi eksternal meliputi kompres. Macam
macam kompres diantaranya kompres air dingin basah dan kering, kompres air
hangat basah dan kering, kompres dengan kompres plester, kompres air hangat
dan kompres daun kembang sepatu, sponge bath, serta kompres tepid sponge
(Kozier, dkk, 2010).

Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain / handuk yang


telah dicelupkan pada air hangat yang ditempel pada bagian tertentu. Pemberian
kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipotalamus
melalui sumsum tulang belakang. Sistem efektor mengeluarkan sinyal untuk
berkeringat dan vasodilatasi perifer. Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan
pembuangan energi / panas melalui keringat, sehingga suhu tubuh menurun.
Manfaat kompres hangat ini adalah menurunkan suhu tubuh dan memberi rasa
nyaman (Corwin, 2007). Sponge bath adalah suatu metode kompres untuk
menurunkan suhu dengan menggunakan air suhu ruangan (20-25°C) atau hangat
(suhu 29-32 °C) dengan cara membilas seluruh tubuh menggunakan waslap atau
sepon (Hockenberry, 2009). Dengan sponge bath sinyal dikirim ke hipotalamus
posterior sehingga kulit mengalami vasokontriksi, suhu tubuh diserap pori – pori
kulit dan suhu tubuh menurun.

2.5 DEFINISI ALOE VERA

Tanaman lidah buaya dalam sistematik tumbuhan mempunyai klasifikasi


sebagai berikut. Devisi: Spermatophyta, Sub-devisi: Angiospermae, Klasis:
Monocotyledoneae, Ordo: Liliales, Famili: Liliaceae, Genus: Aloe, Spesies: Aloe
sp. Tanaman ini termasuk Monocotyledoneae secara umum mempunyai sifat: akar
serabut, batang berbuku tidak bercabang, pertulangan daun melengkung atau
sejajar, bunga bersifat trimer (Tjitrosoepomo 1994). Pendapat lain ada pula yang
mengklasifikasikan tanaman lidah buaya ke dalam Ordo: Asparagales, Famili:
Asphodelaceae (Darini, 2014).

Kata Aloe vera tampaknya berasal dari kata bahasa Arab "Alloeh", yang
berarti "zat pahit yang bersinar." Kami masih menyebut "aloes pahit" yang
menjelaskan obat pencahar yang masih terdaftar di farmakope AS hari ini. Aloe
vera adalah tanaman yang sangat penting yang telah digunakan dalam cerita
rakyat untuk tujuan yang berbeda, seperti untuk penyembuhan bisul, luka, luka
bakar dan pengobatan penyakit yang berbeda. Pada Mesir, Aloe sebagai bahan
aktif yang digunakan dalam menyembuhkan infeksi, mengobati masalah kulit dan
sebagai pencahar.

Aloe juga umum dalam pengobatan tradisional Cina dan Ayurvedic. Orang
Cina mendeskripsikan kulit Aloe dan lapisan dalam daunnya sebagai obat dingin
dan pahit yang menguras tenaga dan digunakan untuk menyembuhkan sembelit
karena penumpukan panas.

2.6 JENIS JENIS ALOE VERA

Beberapa jenis tanaman lidah buaya yang dikenal serta perannya


masingmasing adalah Aloe vera untuk bahan makanan dan kesehatan, Aloe
berbadensis, untuk obat herbal, Aloe arbarecens, untuk perawatan dan kesehatan,
dan Aloe aristata, Aloe dichotoma, Aloe variegata sebagai tanaman hias (Reynold
2004; Akinyele & Odiye 2007).

Menurut Jadnika & Saptoningsih (2009) menyatakan terdapat lima jenis


tanaman lidah buaya yang secara umum sudah dibudidayakan, yaitu:

1. Aloe vera atau Aloe chinensis,


2. Aloe ferox,
3. Aloe perryi,
4. Aloe arborescen, dan
5. Aloe barbadensis

2.7 MANFAAT ALOE VERA DALAM MENURUNKAN DEMAM

Hasil penelitian Mukhamad Rajin menunjukkan bahwa kandungan


saponin di lidah buaya dapat menyebabkan vasodilatasi mempercepat penurunan
tingkat flebitis setelah 8 jam pemberian kompres lidah buaya . Penelitian ini juga
didukung studi yang menemukan bahwa lidah buaya memiliki senyawa fitokimia
dalam bentuk saponin dan digunakan sebagai kompres untuk suhu tubuh lebih
rendah pada pasien luka bakar (Surjushe,2008). Selain itu, lidah buaya juga
mengandung lignin yang bisa menembus ke kulit, yang mana membantu
mencegah hilangnya cairan tubuh dari permukaan kulit (Rajasekaran dkk. 2005).

Kandungan senyawa saponin dalam lidah buaya yang berfungsi


melebarkan pembuluh darah dapat mempercepat pengeluaran panas. Ini membuat
peredaran darah menjadi lancar sehingga panas dari tubuh dapat lebih mudah
disalurkan ke pembuluh darah perifer. Dengan demikian, lidah buaya akan
digunakan untuk menangani demam dengan mengupas daun lidah buaya dan
digunakan sebagai kompres. Ketika daun lidah buaya digunakan sebagai media
kompres, maka panas yang ada di tubuh akan menguap sehingga demam perlahan
akan berkurang karena mempercepat panas. Moreoer, lidah buaya juga termasuk
tanaman lokal yang dibudidayakan agar mudah mendapatkannya dan harganya
terjangkau (Astuti dkk, 2017).

2.8 PENERAPAN KOMPRES ALOE VERA SEBAGAI ALTERNATIF

Anak-anak dengan demam intermiten (37.30C-38.50C), hari pertama


demam, dan berusia 1-5 tahun diberi kompres dengan aloe vera. Jenis lidah buaya
yang digunakan adalah aloe vera barbarensis miller dengan lebar ± 6cm dan
panjang ± 11cm, dengan memilih lidah buaya yang segar dan bersih, kemudian
mengupas lidah buaya dengan mengangkat kulit daun dan menaruhnya di dahi,
ketiak (aksila), dan lipatan selangkangan selama 15 - 20 menit (Astuti dkk, 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Asuti, Siti., Suhartono., Ngadiyono., Supriyana. 2017. ALOE VERA


BARBADENSIS MILLER AS AN ALTERNATIVE TREATMENT FOR
CHILDREN WITH FEVER. Belitung Nursing Journal , Volume 3, Issue 5,
September-October 2017

Corwin, E. J. 2010. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.

Darini, Maria. 2014. PHENOTYPE IDEN TIFICATION OF TYPES Aloe sp.


PLANT IN THE SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA. Agros Vol.16
No.2, Juli 2014: 432-441

Hockenberry, M. J. & Wilson, D .2009. Wong’s Essentials of pediatric nursing


(8th ed.) Missouri: Mosby el sevier.

I.E. Dandhof. 1987. Remarkable Aloe. Omnimedicus Press, Grand Prairie, Texas

Jeffrey Bland. 1985. Effect of Orally Consumed Aloe Juice on Gastrointestinal


Function in Normal Humans. Linus Pauling Institute of Science and
Medicine, Palo Alto, Cal., Preventive Medicine.

Jevuska. 2012. Definisi Demam. Artikel Kedokteran, Interna

Judha M & Rahil H.N. 2011 Sistem Persarafan Dalam Asuhan Keperawatan.
Yogyakarta: Gosyen Publishing

Kozier, Barbara, dkk 2010. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan


Praktik. Jakarta : EGC

Price, S. A. dan Wilson, L. M. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis ProsesProses


Penyakit, Edisi 6, Volume 1. Jakarta: EGC.

Rajasekaran S, Sivagnanam K, Subramanian S. 2005. Antioxidant effect of Aloe


vera gel extract in streptozotocin-induced diabetes in rats. Pharmacol Rep.
2005;57(1):90-96

Surjushe A, Vasani R, Saple DG. Aloe vera: A short review. Indian journal of
dermatology. 2008;53(4):163.

Sumarno dkk 2002. Patofisiologi demam. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 27-38.
Makalah Referat Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai