Definisi;
Pasien koma adalah keadaan klini ketidaksadaran dimana pasien tidak tanggap
terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.
Koma adalah keadaan penurunan kesadaran dana respons dalam bentuk yang
berat , kondisinya seperti tidur yang dalam dimana tidak dapat bangun dari tidurnya.
Pasien koma tidak dapat bangunkan, tidak dapat memberikan respon normal
terhadap rasa sakit dan cahaya , tidak dapat memiliki siklus tidur dan bangun, dan
tidak dapat melakukan tindakan secara sukarela.
1
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Etiologi koma
a) Akibat Intrakaranial
Akibat vaskuler yaitu perdarahan, infark serebral, perdarahan
intraserebral, hemtom subdural dan ektradural.
Tumor abses baik primer maupun sekunder
Abses
Meningitis
Trauma kepala
Post epilepsy
Penyakit pisikiatri
b) Ekstra Kranial
Hipotensi arterial
Toksemia sistemik
Hipertensi ensepalopati
Metabolik
Drugs
Trauam fisika (hipotermia, elektrokoagulasi)
B. Diagnosa
1. Pemeriksaan neurologis
a. Membuka Mata
Spontan =4
Terhadap panggilan =3
Terhadap nyeri =2
Tidak dapat =1
2
b. Respon Motorik
Menurut perintah =6
Terlokalisir =5
Menghindar =4
Fleksi abnormal =3
Eksistensi =2
Tidak ada =1
3
f. Kejang
Kejang tidak ada =5
Kejang fokal =4
Umum, intermittent =3
Umum , kontinue =2
Flaksid =1
g. Nafas Spontan
Normal =5
Periodik =4
Hiperventilasi sentral =3
Iregular =2
Apnoe =1
TOTAL SCORE :
Terbaik 35 , terburuk .....
2. Pemeriksaan penunjang
a) Uji Laboratorium
Digunakan untuk mengidentifikasi penyeba ketidak sadaran yang
mencakup tes gula darah, elektrolit, ammonia serum, nitrogen, urea,
osmolaritas kalsium, kandungan keton serum, alcohol dan analisa gas
darah.
b) Pemerikasaan tambahan lainnya CT Scan atau MRI Kepala, untuk
menyingirkan kemungkinan adanya cedera otak atau perdarahan.
4
BAB III
TATALAKSANA
Tata Laksana
a) Tindakan umum
1. Mempertahankan dan memberikan kepatenan jalan nafas, pasien dapat
diintubasi melalui hidung atau mulut atau dilakukan trakeostomi sampai
pasien ditetapkan mampu bernafas sendiri, maka mesin ventilator digunakan
untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
2. Monitoring hemodinamik tensi,nadi,temperature tubuh , balance cairan, cvp )
3. Pemasangan kateter intravena digunakan untuk pemberian keseimbangan
cairan osmolaritas dan elaktrolit.
4. Mengatur gas darah dan keseimbangan asam – basa
5. Mengatasi hipertensi intrakranial
6. Sirkulasi
7. Nutrisi diberikan melalui infuse dan pemasangan NGT dan disesuaikan
dengan kebutuhan kalori / nutrisi pasien.
8. Pemasangan kateter urine dilakukan untuk memantau keluaran urine ,
normal produksi urine adalah 0.5 – 1 cc / kg BB/ Jam.
9. Pengaturan posisi pasien dilakukan untuk mencegah dekubitus / penekanan
jaringan . Perubahan posisi dilakukan setiap 2 jam sekali, memberikan lotion
pada kulit pasien untuk mencegah kekeringan.
10. Latihan gerak ringan dilakukan pada pasien koma untuk mencegah
kontraktur.
11. Oral hygine dilakukan 2 – 4 x/hari dilakukan untuk mencegah tumbuh
mikroorganisme disekitar mulut.
5
b) Tindakan Khusus
Terapi Osmotik, untuk mengurangi edema otak, TIK dan memeperbaiki
ADO dapat diberikan manitol, urea dan gliserol, manitol 0,25 – 0,5
g/kgBB diberikan waktu 20 – 30 menit.
Steroid, dexametason 1-2mg /kgBB atau metilprenisolon 5-10mg/kgBB
dapat mengurangi edema otak , menurunkan TIK, mencegah kerusakan
sel otak lebih lanjut dengan menstabilkan membran lisosom dan
mitokondria.
Suhu tubuh, dengan mengguakn antiperetika, obat vasodilator
(Chlorpromazine 0,2 – 0,5 mg/kgBB).
Terapi Barbiturat, masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
6
BAB IV
DOKUMENTASI