SIAP DI PUSKESMAS
Mediko made the med-easy!
Aplikasi yang Mungkin Berguna
Neurologi
Mediko made the med-easy!
BELL’S PALSY • Akut, unilateral, paralisis n. fascial tipe LMN (perifer)
• Etiologi: idiopatik
• Onset: < 48 jam
Pemeriksaan Fisik
Gejala dan Tanda
1. Saat pemeriksaan terdapat distorsi
1. Merot atau kelumpuhan pada wajah berupa merot.
muskulus facialis. 2. Hilangnya lipatan/kerutan pada
2. Tidak mampu menutup mata dahi.
3. Nyeri tajam di telinga dan mastoid 3. Peningkatan salivasi
4. Hiperakusis 4. Gangguan pengecapan
5. Gangguan pengecapan 5. Lagoftalmus
PENATALAKSANAAN
NYERI KEPALA
PRIMER
SEKUNDER
• Tidak ada penyebab
organik underlying. • Gejala muncul akibat
adanya underlying
1. TTH organic disease.
2. Migraine
3. Cluster type headache
NYERI KEPALA
PRIMER
SEKUNDER
• Tidak ada penyebab
organik underlying. • Gejala muncul akibat
adanya underlying
1. TTH organic disease.
2. Migraine
3. Cluster type headache
MIGRAINE
Nyeri kepala primer dengan kualitas vaskular (berdenyut) , diawali unilateral
yang diikuti oleh mual, fotofobia, fonofobia, gangguan tidur dan depresi.
Migren klasik terdiri atas 4 fase:
1. fase prodromal
2. fase aura
3. fase nyeri kepala
4. fase postdromal
FAKTOR RESIKO
• Menstruasi biasa pada hari pertama menstruasi atau sebelumnya/ perubahan
hormonal.
• Puasa dan terlambat makan.
• Makanan misalnya akohol, coklat, susu, keju.
KRITERIA DIAGNOSIS MIGRAINE
Migren tanpa aura Migren dengan aura
(Common migrain) (Classic Migraine)
• Unilateral • Gambaran nyeri kepala menyerupai
• Berdenyut migren tanpa aura
• Intensitas sedang/berat • Timbul sesudah gejala aura (5-20 menit)
• Bertambah berat oleh aktivitas fisik
• Mual muntah Aura, berupa:
• Fotofobia dan fonofobia • Gangguan visual (bintik-bitnik, hilang
penglihatan)
• Gangguan sensorik (hilang rasa)
• Gangguan bicara (disfasia)
TATALAKSANA
Terapi Abortif Terapi Profilaksis
• Analgesik : NSAID Diberikan jika serangan 2-3x/bulan
• Triptan : sumatriptan 2x50-100 atau terdapat serangan berat.
mg/hari
• Ergot : Ergotamin 1 mg, ulangi tiap • Beta blocker : propanolol 2x40
setengah jam, maksimal 3 mg/hari.
mg/hari, 6 mg/minggu • CCB : verapamil, flunarizine.
• SSRI : fluoxetine
• Antidepresan : dapat diberikan
amitriptilin
TATALAKSANA
1. Pada serangan akut tidak boleh lebih dari 2 hari/minggu, yaitu dengan:
Analgetik:
• Ibuprofen 800 mg/hari
• Asetaminofen 1000 mg/hari,
• NSAIDs (Naproxen 660-750 mg/hari, Ketoprofen 25-50 mg/hari, asam mefenamat,
ibuprofen 800 mg/hari, diklofenak 50-100 mg/hari).
• Kafein (analgetik ajuvan) 65 mg.
• Kombinasi: 325 aspirin, asetaminofen + 40 mg kafein.
2. Profilaksis
• Antidepresan
Jenis trisiklik: amitriptiline, sebagai obat terapeutik maupun sebagai
pencegahan tension-type headache.
• Antiansietas
Golongan benzodiazepin . Kekurangan obat ini bersifat adiktif, dan sulit dikontrol
sehingga dapat memperburuk nyeri kepalanya.
TATALAKSANA
Pengobatan Akut Obat Pencegahan
1. Oksigen 12 L/menit gejala 1. CCB : verapamil, diltiazem
menghilang dalam waktu 15 2. Kortikosteroid
menit. 3. Lithium carbonat
2. Dyhidroergotamine 4. Oxcarbazepin
3. Triptan (Sumatriptan) 5. Magnesium sulfat
4. Ocreotide
5. Anestesi local
NEURALGIA TRIGEMINAL
(TIC DOULOREUX)
GEJALA
1. Parestesia, nyeri dan tingling pada jari 1- sebagian jari 4.
2. Memburuk pada malam hari, membaik ketika tangan dikibas-
kibaskan (flick sign)
3. Ape like hand deformity
4. Atrofi pada daerah thenar
ETIOLOGI
1. Gerakan repetitive (eg mencuci, menjahit)
2. Obesitas
3. Kehamilan
4. DM dan sebagainya
Carpal Tunnel Test
Dorsiflexion-eversion test
Mata
Mediko made the med-easy!
MATA MERAH VISUS NORMAL
Blefaritis seboroik/skuamosa Blefaritis ulseratif/stafilokokal
Krusta kekuningan pada dasar bulu mata,
Penumpukan sisik putih pada bulu mata
bila diusap biasanya meninggalkan keropeng
dengan dasar hiperemis (tanpa ulkus).
atau ulkus yang mudah berdarah.
Tatalaksana Seborroik
• Bersihkan sisik dengan sabun atau salep salisil 1%.
• Kompres hangat.
• Antibiotik topikal (eritromisin, basitrasin atau gentamisin tetes
Seboroik mata)
Blefaritis posterior
Gambaran hipertrofi pada kelenjar
meibom.
Blefaritis anterior
Lebih ke gambaran
seborrhoic/terdapat krusta
kekuningan
HORDEOLUM VS KALAZION
Tatalaksana Kalazion
Tatalaksana Hordeolum • Konservatif
• Injeksi intralesi steroid (triamsinolon
• Kompres hangat 4-6 kali sehari
40 mg/ml sebanyak 0,10-0,20 ml)
selama 15 • Ekokleasi kalazion
menit
• Jaga kebersihan kelopak mata
• Antibiotik topical (salep
oxytetrasiklin 3x1; salep
kloramfenikol 3x1; tetes mata
kloramfenikol 0,25%, antibiotik
oral (eritromisin 2x500mg atau
dikloksasilin 4x1 selama 3 hari) • Hordeolum interna : insisi vertical
• Insisi dan drainase abses • Hordeolum eksterna : insisi horizontal
• Chalazion : Ekokleasi kalazion
Konjungtivitis : radang pada konjungtiva
REAKSI KONJUNGITIVA
• Reaksi Folikular : dari jaringan limfoid, pada
infeksi virus dan klamidia.
• Reaksi papilar : dari epitel konjungtiva, pada
infeksi bakteri dan vernal
Papilar-
Cobblestone
MEMBRAN PSEUDOMEMBRAN
Eksudat bila dikelupas Eksudat bila dikelupas
BERDARAH tidak berdarah
Neisseria gonorrhea, EKC, konjungitivitis
difteri allergi
Sekret Mata
SEROSA MUKOID
PURULENT
MUKOPURULENT
Misalnya pada infeksi berat
Pada infeksi Chlamidya
dan GONORRHEA
Contoh Penulisan Resep
Pro : Tn. X
Usia : … tahun
Perdarahan Conjungtiva
Terapi
• Terapi sesuai etiologi
• Reassurance
• Kompres dingin untuk menemkan titik perdarahan, kompres hangat untuk
membantu reabsorbsi
THT
Mediko made the med-easy!
1/3 luar
Sirkumsripta
MT masih bisa terlihat
TATALAKSANA :
• Nistatin efektif untuk candida
• Miconazole Efektif untuk aspergillus
• Asam acetat 2% dalam alcohol Keratolitik
Serumen Prop
Gejala Utama
• Penurunan pendengaran CHL
• Rasa penuh pada telinga
• Tinitus hingga vertigo
• Batuk-batuk
* Sering di UKMPPD Pasca berenang penurunan pendegaran
TATALAKSANA
• Serumen lembek bersihkan dengan kapas yang dililitkan pada cotton applicator
• Serumen yang keras dikeluarkan dengan cerumen hook/scoop
• Serumen yang tidak bisa dikeluarkan dilunakkan dengan tetes carbogliserin 10%
selama 3 hari
• Serumen yang terdorong jauh ke dalam liang telinga irigasi air hangat sesuai suhu
tubuh (KONTRAINDIKASI PADA MEMBRAN TIMPANI PERFORASI)
Corpus alienum telinga
Instrumen Pengambilan
TATALAKSANA
• Benda hidup : harus dimatikan terlebih
dahulu, dapat menggunakan coccos oil,
atau tampon basah ditetes dengan
rivanol atau anestesi lokal selama 10
menit.
• Ekstraksi dengan menggunakan alat (di
slide selanjutnya.
OTITIS MEDIA
STADIUM HIPEREMIS/PRESUPPURATIVE
• Patogen masuk dan menjadi radang di telinga tengah
• Gejala stadium oklusi + muncul demam tinggi, MT tampak hiperemis dan
terdapat kongesti.
• Antibiotik 10 -14 hari: ampicillin 4x500 mg, amoxcicilin 3x500 mg,
eritromisin 4x500 mg, dosis anak menyesuaikan
STADIUM SUPURATIF
• Pus terbentuk di telinga tengah.
• Gejala semakin memberat, nyeri telinga
hebat,demam, tampak bulging dan hiperemis.
• Miringotomi + grommet dilanjut antibiotik
STADIUM PERFORASI
• Tekanan meningkat ruptur MT
• Gejala dan tanda : nyeri telinga berkurang, demam berkurang, tampak
perforasi dan keluar cairan dari telinga.
• Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari, antibiotik adekuat yang
tidak ototoksik seperti ofloxacin tetes telinga sampai 3 minggu.
STADIUM RESOLUSI
• Cairna yang keluar berkurang, penurunan
pendengaran tipe CHL.
• Perforasi semakin menutup
• Tx : cukup observasi
Contoh Penulisan Resep
Stadium Perforasi Stadium Presupuratif dan Supuratif anak-anak
dr. Mediko dr. Mediko
SIP No. XXX SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789 Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020 Kota X, 17 Agustus 2020
R/ H2O2 3% fl no. I R/ Amoxicillin syr 125mg fl no. I
S.1.dd. gtt I_auric dextra (3 hari)______ S.o.8.h c.orig I (habiskan)___
R/ Ofloxacin ear drop 0.3% fl no. II
S.o.12.h. gtt V auric dextra (21 hari)___ Pro : An. Y
Usia : X tahun
Pro : Ny. X
Usia : X tahun C.orig menggunakan sendok bawaan dari obat syrupnya
Jenis Vertigo
Gejala Vertigo Perifer Vertigo Sentral
Onset Mendadak Tersembunyi
Intensitas Berat Ringan -Sedang
Munculnya Episodik Konstan
Durasi Singkat Panjang
Eksaserbasi posisi Berat Ringan
Nistagmus Horizontal atau Vertikal,
torsional horizontal,
torsional
Romberg Test
• Terbuka Normal Abnormal
• Tertutup Abnormal Abnormal
Gejala Neurologis Jarang Sering
BPPV
a. Gejala dipicu oleh beberapa
perubahan posisi kepala seperti :
- Berbaring atau
- Miring pada posisi supine
- atau minimal 2 dari manuver
berikut :
- reclining the head
- rising up from supine
position
- bending forward
b. Dx pemeriksaan : dix hallpike
Brandt-Daroff Exercise, semont manuver, epley manuver
Terapi Simptomatik Vertigo
Anti kolinergik
• Sulfas Atropin : 0,4 mg/im
• Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam
Simpatomimetika
• Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit
Menghambat aktivitas nucleus vestibuler
a. Golongan antihistamin
Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus vestibularis adalah
i. Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang tiap 2 jam
ii. Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam
iii. Flunarizin
iv. Betahistine
b. Sedatif
i. Phenobarbital: 15-30 mg/ 6 jam
ii. Diazepam: 5-10 mg
iii. Chlorpromazin (CPZ): 25 mg
Contoh Penulisan Resep
dr. Mediko dr. Mediko
SIP No. XXX SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789 Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020 Kota X, 17 Agustus 2020
R/ Flunarizine 5 mg tab no. XIV R/ Betahistine mesilate 12 mg tab no. X
S.1.dd. tab I (malam hari)______ S.3.dd. tab I_______________
TONSILITIS KRONIS
• Nyeri telan, anorexia, disfagia
• Kelenjar limfoid diganti oleh jaringan fibrosis KRIPTE
MELEBAR, berisi detritus
• Halitosis, rasa kering pada tenggorokan.
Tonsilitis Akut Indikasi Tonsilektomi
Pembengkakan tonsil yang
menyebabkan obstruksi saluran nafas
(OSAS)
Abses peritonsil
Dermatofitosis/
Sistemik
Tinea
Pytriasis Versicolor
Gejala :
Bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat
hitam. Gatal pada saat berkeringat.
DDx/ Vitiligo
Pityriasis alba
Lesi Minimal
Lesi Luas
Dermatofitosis
• Trichophyton, Epidermophyton dan Microsporum
• Terdapat central healing
• KOH : hifa panjang bersepta.
Lokasi Nama
Capitis T. Capitis
onikomikosis vs paronikia
Kandidiasis KATA KUNCI :
• Penyebab : candida albicans
• Makula patch eritema, membasah, erosi, lesi satelit
• Flexural (daerah lipatan)
• KOH : yeast, pseudohifa, dan blastospora
TATALAKSANA
Infeksi Laten
INFEKSI REKUREN
TATALAKSANA
• Asiklovir 5x200 mg atau 3x400 mg
selama 7-10 hari.
• Valasiklovir 2x500-1000 mg/hari
selama 7-10 hari.
• Famciclovir 3x250 mg/hari 7-10 hari
• Rekuren : menjadi 5 hari
Varicella/Chicken Pox
• Transmisi secara aerogen
• Gejala :
• Inkubasi selama 14-21 hari
• Gejala prodromal : demam, malaise, nyeri kepala
• Disusul erupsi papul eritematosa dew drops pustule
krusta
• Mengenai seluruh tubuh dan menyebar secara sentrifugal.
Dew Drop On
Rose Petal Tzanck Test
TERAPI VARICELLA
Herpes Zooster
HERPES ZOSTER
• Disebabkan reaktivasi virus Varicella Zoster yang laten pada
ganglion sensoris radiks dorsalis setelah infeksi primer.
• Berubah menjadi dermatomal
Herpes Zoster
Ophtalmicus
Ramsay-Hunt
Syndrome
N.V
TATALAKSANA
HERPES ZOOSTER
Ektima
INFEKSI BAKTERI
Impetigo bulosa vs
= PIODERMA
krustosa SSSS
Staphylococcal
Erisipelas vs selulitis Scalded Skin
vs Phlegmon Syndrome
Hidradenitis
supurativa
Eritrasma
Leprae
TATALAKSANA PIODERMA
TOPIKAL
• Bila banyak pus/krusta : kompres dengan permanganas kalikus 1/5000 atau atau rivanol 1% atau
povidone iodine 1%.
• Bila tidak : salep/krim asam fusidat 2%, mupirosin 2%. Dioleskan 2-3 kali sehari, selama 7-10 hari
SISTEMIK : Selama 5-7 hari, jika ada selulitis atau demam
• Kloksasilin/dikloksasilin : 4x250-500 mg/hari PO
• Amoksisilin + asam clavulanate : 3x250-500 mg/hari
ERITRASMA
• Disebabkan corynebacterium minutissimum
• Sering pada lipatan, UKK : makula eritema dengan
skuama halus dan berbatas tegas.
• Wood lamp : coral red
• Tx : (ERI obatnya ERI) Eritromisin 4x250 mg selama 7-
14 hari
URTIKARIA / WHEALS
• Ditandai oleh UKK Urtika local / generalisata : edema
bagian sentral timbul mendadak berakhir cepat (<24 jam),
berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan
kulit, sekitarnya dapat dikelilingi halo. gatal
• Bisa terjadi di kulit mana aja
• Berhubungan dengan riwayat atopi
• Reaksi alergi hipersensitivitas tipe 1 (Onset cepat)
• Angioedema edema kulit + mukosa (traktus
respiratorius, GIT)
URTIKARIA / WHEALS – PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Skin Prick test
• Pemeriksaan Kadar IgE, eosinophil
• Tes dermografisme
• Ice cube test
TATALAKSANA
Atasi keadaan akut terutama pada angioedema karena dapat terjadi obstruksi saluran napas.
Dermatitis atopi Tergantung usia, lesi macula eritema terutama pada daerah malar
DKA Alergi terdapat benda non iritan : emas, karet, hena dll
Neurodermatitis Akibat stress, akibat digaruk dan pada lokasi yang sama, terdapat likenifikasi
Dermatitis statis Akibat stasis yang lama : berdiri dalam waktu yang lama
Pitriasis Alba Predileksi pada anak di daerah wajah. Hipopigmentasi / eritema berskuama halus
INFEKSI PARASIT
JENIS KATA KUNCI
Skabies Lesi berupa eritema, papul, vesikel pada tangan, perut, dan
terowongan pada jari. Gatal pada malam hari, kena massal
(pesantren, satu keluarga)
Pedikulosis corporis, Macula cerulae, eritema pada rambut, badan atau daerah pubis.
pubis, capitis
Cutaneous larva Kontak dengan hewan seperti kucing dan anjing, bermain di
migrans pasir/pantai, serpiginosa.
SKABIES • Disebabkan oleh sarcoptes scabiei var hominis.
• Diagnosis presumptif apabila terdapat trias :
• Lesi kulit : kunikulus, ujung papul/vesikel.
Dapat timbul pustule/nodul. Predileksi
pada daerah dengan stratum korneum
tipis.
• Pruritus nocturnal.
• Terdapat Riwayat sakit serupa dalam satu
rumah/kontak
PEMERIKSAAN TATALAKSANA
PENUNJANG
TATALAKSANA
First line: Permethrin cream 1% 2 jam
TATALAKSANA
• Topikal : salep albendazole 3% dioleskan 3x sehari selama 7-10 hari
• Sistemik : albendazole 400 mg selama 3-7 hari, thiabendazole 50
mg/kg/hari selama 2-4 hari.
• Kombinasi : bedah beku, klor etil.
Dermatoterapi
TERAPI TOPIKAL Bahan Dasar (Vehikulum)
Terapi topikal memiliki
Bahan Dasar
pengaruh fisik :
mengeringkan, membasahi 1. Cairan
(hidrasi), melembutkan, 2. Bedak
lubrikasi, mendinginkan, 3. Salep
memanaskan, dan melindungi
Campuran 2 atau lebih bahan dasar
terhadap pengaruh buruk dari
luar. 4. Bedak kocok (lotion) : campuran cairan dan bedak
5. Krim : campuran cairan dan bedak
Prinsip obat topical secara 6. Pasta : campuran salep dan bedak
umum terdiri dari 2 bagian :
• Bahan dasar : vehikulum 7. Linimen (pasta pendingin) : campuran cairan, bedak dan salep
• Bahan aktif
Pedoman perawatan kulit :
• Dermatosis basah digunakan
bahan dasar cair/basah,
misalnya kompres.
• Dermatosis kering digunakan
bagan dasar padat/kering,
misalnya salep.
CAIRAN • Terdiri atas solusio (larut dalam air) dan tingtura (larut dalam alcohol)
• Solusio terdiri atas : kompre, rendam (bath) dan mandi (full batch)
• Prinsip : membersihkan kulit yang sakit dari debris (pus, krusta, dll) dam sisa obat topikal yang
pernah dipakai.
• Jenis kompres :
a. Kompres terbuka : penguapan cairan kompres disusul oleh absorbs eksudat atau pus.
b. Kompres tertutup : bertujuan untuk vasodilatasi.
Bedak • Efeknya : mendinginkan, anti inflamasi ringan, anti pruritus lemah, mengurangi pergesekan
pada kulit yang berlipat, proteksi mekanis.
• Indikasi : dermatosis kering dan superfisial, mempertahankan vesikel dan bulla agar tidak
pecah.
• KI : dermatitis yang basah dan infeksi sekunder.
Salep • Bahan dasar biasanya : vaselin, lanolin atau minyak.
• Indikasi : dermatosis kering dan kronik, dermatosis dalam dan kronik (daya penetrasi salep
paling kuat).
Bedak • Terdiri dari campuran air dan bedak yang ditambahkan dengan gliserin sebagai bahan
Kocok perekat.
• Indikasi : dermatosis kering, superfisial dan luas
Krim • Merupakan campuran water, oil dan emulgator.
• Indikasi : indikasi kosmetik, dermatosis subakut dan luas, krim boleh pada daerah berambut.
Pasta • Merupakan campuran bedak + vaselin.
• Indikasi : dermatitis yang agak basah. (Pasta bersifat protektif dan mengeringkan)
Linimen • Merupakan campuran cairan, bedak dan salep
• Indikasi : dermatosis subakut
Sediaan Obat Stase DV
NAMA OBAT SEDIAAN NAMA OBAT SEDIAAN
Amoxcicilin Tab 500 mg Cotrimoxazole Tab 480 mg, 960 mg (Forte)
Amoxcicilin + As. Caps 625 mg Ciprofloxacin Tab 500 mg
Klavulanat Levofloxacin Tablet 500 mg, 750 mg
Cefadroxil Caps 500 mg, Syr 125 mg/5 ml
Ceftriaxone Injeksi vial 1 gr
Cefotaxime Injeksi vial 1 gr
Cefixime Caps 100 mg, syr 100 mg/5 ml
Metronidazole Tab 500 mg, Infus 500 mg
Klindamisin Caps 300 mg
Eritromisin Tab 500 mg
Azithromicin Caps 250 mg, 500 mg
Kanamisin Injeksi vial 1 gr
Doksisiklin Caps 100 mg
Minosklin Tab 50 mg, 100 mg
Sediaan Obat Stase DV
Antivirus Sistemik Antibiotik Topikal
Asiklovir Tab 200 mg, 400 mg Mupirocin 2% Krim salep 5 gr, 10 gr
Valasiklovir Tab 500 mg Gentamicin sulfat 0,1% Krim salep 5 gr, 10 gr
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 dengan salah 1 kriteria sebagai
berikut :
a. Seseorang dengan hasil swab RT-PCR positif;
b. Seseorang dengan hasil swab Rapid Antigen SARS CoV-2 positif, DAN memenuhi kriteria
definisi kasus probable ATAU kasus suspek (kriteria A atau B);
c. Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) dengan hasil swab Rapid Antigen SARS CoV-2
positif, DAN memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable ATAU kasus konfirmasi.
Seseorang dengan riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi, riwayat kontak
yang dimaksud yaitu :
a. Kontak tatap muka / berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam
radius 1 meter dan dalam jangka waktu ≥ 15 menit;
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau kasus konfirmasi (bersalaman,
berpegangan tangan);
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau kasus
konfirmasi tanpa menggunakan APD sesuai standar;
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasaran penilaian risiko lokal
yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat.
Pedoman Tatalaksana COVID-19 Kemenkes RI Edisi 3 Desember 2020
Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia.
Gejala dapat berupa : demam, batuk, kelelahan, anoreksia, napas pendek, mialgia.
Gejala tidak spesifik lain : sakit tenggorokan, hidung tersumbat, sakit kepala, diare, mual
dan muntah, anosmia, ageusia.
Pasien usia tua atau immunocompromised dengan gejala atipikal seperti kelelahan,
penurunan kesadaran, delirium, mobilitas menurun, diare, hilang nafsu makan, dan tidak
ditemukan demam.
Pedoman Tatalaksana COVID-19 Kemenkes RI Edisi 3 Desember 2020
Pasien remaja atau dewasa : tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak napas, napas
cepat) tetapi tidak ada tanda pneumonia berat termasuk SpO2 ≥ 93% dengan udara
ruangan; ATAU
Pasien anak-anak : tanda klinis pneumonia tidak berat (batuk atau sulit bernapas + napas
cepat, dan / atau tarikan dinding dada).
Kriteria napas cepat :
• Usia < 2 bulan : ≥ 60 x/menit
• Usia 2-11 bulan : ≥ 50 x/menit
• Usia 1-5 tahun : ≥ 40 x/menit
• Usia > 5 tahun : ≥ 30 x/menit
Pedoman Tatalaksana COVID-19 Kemenkes RI Edisi 3 Desember 2020
Isolasi mandiri di rumah / fasilitas publik yang disediakan pemerintah selama 10 hari sejak
diagnosis konfirmasi ditegakkan.
Pasien dipantau via telepon oleh petugas FKTP.
Kontrol di FKTP tersebut setelah isolasi mandiri selesai 10 hari.
Obat-obatan suportif baik tradisional maupun obat modern asli indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM dapat
dipertimbangkan
• H1 = 2 x 1600 mg (8 tablet)
• H2-5 = 2 x 600 mg (3 tablet)
Obat-obatan suportif baik tradisional maupun obat modern asli indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM dapat dipertimbangkan
Tata Laksana: Derajat Sedang
Multivitamin
• Vitamin C 200-400mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0.9% habis dalam 1 jam drip IV
• Dianjurkan multivitamin yang mengandung vit B, C, E, zinc
• Favipiravir (Avigan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
• Remdesivir (Covifor 100mg) 200 mg IV drips hari ke-1, dilanjutkan 1x100 mg IV drip (hari ke 2-5 atau hari ke 2-10)
Dexamethasone 6mg/24 jam selama 10 hari atau kortikosteroid lain setara MP 32 mg pada kasus berat dengan ventilator
Anti IL-6 (toclizumab) dengan dosis 8 mg/kgBB (SD), dapat diulang 1x12 jam (max 800 mg)
1. EDUKASI
2. Terapi Nutrisi Medis
Penyulit menahun DM
Mengurangi
Hindari
konsumsi
alkohol garam
Mengubah
gaya hidup
Olahraga Makanan
teratur yang sehat
TATALAKSANA HIPERTENSI
ALARM SYMPTOMS
• Tanpa kelainan organik (dengan endoskopi) yang
•usia > 55 tahun
dapat menjelaskan keluhan pasien.
• perdarahan saluran cerna bagian atas
• Kriteria harus setidaknya selama 3 bulan, dengan
•Riwayat tukak peptic
onset gejala setidaknya 6 bulan sebelum diagnosis
•Keluarga penderita kanker dll
Ulkus Peptikum
Ulkus duodenum
Pain-food-relieve-pain
Ulkus Gaster
Pain-Food-Pain
Diagnostik Pilorii Non Endoskopi
GERD : Gastrooesophageal Reflux Disease
Refluks asam lambung karena sfingter esofagus tidak mampu menutup secara adekuat. Komplikasi lanjutan GERD
dapat menyebabkan esofagitis kronis, barret esofagus hingga karsinoma esofagus.
Tatalaksana
PPI Test
• Memberikan PPI dosis ganda selama 1-2
minggu tanpa didahului pemeriksaan
endoskopi.
• Jika gejala menghilang dengan pemberian
PPI dan muncul Kembali bila PPI dihentikan
maka diagnosis GERD dapat ditegakkan.
TERAPI NON-FARMAKOLOGIC
• Memodifikasi berat badan berlebih.
• Tinggikan bantal 15-20 cm saat tidur
• Hentikan rokok dan alcohol
• Kurangi obat dan makanan perangsang GERD
• Makan malam paling lambat 3 jam sebelum tidur
PELOR (Panto, Ome, Lanso, Esome, Rabe) • Makan tidak boleh terlalu kenyang.
Demam Tifoid Salmonella typhi atau salmonella paratyphi.
1 Step-ladder
2 Continous