Anda di halaman 1dari 121

Persiapan Internsip 2023

Kumpulan Kasus Umum di Puskesmas


Mediko made the med-easy!
PERINGATAN
• Semua File Materi (PPT, PDF), File Try Out, dan Video Rekaman Kelas Mediko.Id Telah
terdaftar sebagai HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA dan
Dilindungi sepenuhnya oleh Hukum yang Berlaku
• Dilarang keras mengcopy atau memperbanyak Sebagian atau seluruh isi materi PT. MEDIKO
EDUKATIF INDONESIA
• Dilarang keras mengupload ulang video rekaman kelas PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA
• Dilarang keras membagikan atau memperjual-belikan akun Try Out maupun Video
PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA
• Jika terjadi pelanggaran akan diproses sesuai Hukum yang Berlaku (Undang-Undang Hak
Cipta) di Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)
• Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
PERINGATAN
• Semua File Materi (PPT, PDF), File Try Out, dan Video Rekaman Kelas Mediko.Id Telah
terdaftar sebagai HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA dan
Dilindungi sepenuhnya oleh Hukum yang Berlaku
• Dilarang keras mengcopy atau memperbanyak Sebagian atau seluruh isi materi PT. MEDIKO
EDUKATIF INDONESIA
• Dilarang keras mengupload ulang video rekaman kelas PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA
• Dilarang keras membagikan atau memperjual-belikan akun Try Out maupun Video
PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA
• Jika terjadi pelanggaran akan diproses sesuai Hukum yang Berlaku (Undang-Undang Hak
Cipta) di Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)
• Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
Aplikasi yang Mungkin Berguna
Neurologi
Mediko made the med-easy!
BELL’S PALSY
Definisi
Paralisis fasialis unilateral type LMN (perifer) yang bersifat akut, unilateral dan secara gradual
mengalami perbaikan pada 80-90% kasus.
BELL’S PALSY
Gejala dan Tanda
1. Merot atau kelumpuhan muskulus facialis.
2. Tidak mampu menutup mata
3. Nyeri tajam di telinga dan mastoid
4. Hiperakusis
5. Gangguan pengecapan

Pemeriksaan Fisik
1. Saat pemeriksaan terdapat distorsi pada
wajah berupa merot.
2. Hilangnya lipatan/kerutan pada dahi. Wajah Perot Hiperakusis
3. Peningkatan salivasi
4. Gangguan pengecapan
5. Lagoftalmus
BELL’S PALSY
Grade I Fungsi fasialis normal

Simetris saat istirahat,


Grade II (Ringan)
menutup mata normal dengan sedikit usaha

Simetris saat istirahat,


Grade III (Sedang) menutup mata normal dengan usaha

Simetris saat istirahat,


Grade IV (Sedang-berat)
menutup mata normal dengan usaha maksimal

Asimetris saat istirahat,


Grade V (Berat)
menutup mata tidak sempurna

Grade VI (Paralisis Total) Paralisis total


Pasien dengan kelemahan wajah onset <48 jam

BELL’S PALSY Menilai derajat paralisis

Antivirus : Derajat I-IV Derajat V-VI


• Asiklovir 400 mg PO 5x/hari
selama 10 hari 1. Kortikosteroid Rujuk
• Varicella à 800 mg PO 2.Proteksi dan obat pelindung mata
5x/hari selama 10 hari 3.Obat antivirus, 5-10 hari
4.Facial exercise
Kortikosteroid:
Evaluasi 2 minggu dan 4 minggu
• Prednison 1 mg/kg atau 60
Pemeriksaan fungsi n.fasialis
mg/hari selama 6 hari dan (EMG/KHS/ENG)
penurunan dosis bertahap
hingga total selama 10 hari
• Tidak ada perbaikan
• Dan / atau terjadi perbaikan
• Dan / atau komplikasi
MIGRAINE
Definisi
Nyeri kepala primer dengan kualitas vaskular (berdenyut) , diawali unilateral yang diikuti
oleh mual, fotofobia, fonofobia, gangguan tidur dan depresi.

Migren klasik terdiri atas 4 fase:


1. fase prodromal
2. fase aura
3. fase nyeri kepala
4. fase postdromal
TATALAKSANA
Terapi Abortif Terapi Profilaksis
• Analgesik : NSAID Diberikan jika serangan 2-3x/bulan atau
• Triptan : sumatriptan 2x50-100 mg/hari terdapat serangan berat.
• Ergot : Ergotamin 1 mg, ulangi tiap
setengah jam, maksimal 3 mg/hari, 6 • Beta blocker : propanolol 2x40 mg/hari.
mg/minggu • CCB : verapamil, flunarizine.
• SSRI : fluoxetine
• Antidepresan : dapat diberikan
amitriptilin
Tension Type Headache
Definisi
Bentuk sakit kepala yang berhubungan dengan jangka waktu dan peningkatan stres.
Karakteristik : Bilateral, rasa menekan atau mengikat dengan intensitas ringan sampai
sedang. Nyeri tidak bertambah pada aktifitas fisik rutin, tidak didapatkan mual, terkadang
diikuti fotofobia atau fonofobia.

Anamnesis
• Nyeri difus (ringan – sedang)
• Durasi : 30 menit – 1 minggu (nyeri sesaat atau terus
menerus)
• Lokasi : Leher belakang hingga kepala bagian depan.
Terkadang juga ke bahu
• Sensasi seperti berat di kepala seperti diikat
• Nyeri kepala tidak berdenyut, tidak disertai
mual dan muntah
TATALAKSANA

Farmakologi Non-farmakologi

Akut Kronik 1. Kontrol diet


Tidak diberikan lebih 1. Antidepresan 2. Terapi fisik
dari 2 hari/minggu Amytriptiline 3. Hindari pemakaian harian
1. Aspirin 1000 mg/hari 2. Antiansietas obat analgetik, sedatif, dan
2. Asetaminofen 100 Golongan Benzodiazepin ergotamine
mg/hari dan butalbutal 4. Behaviour treatment
3. NSAID (Ibuprofen 800
mg/hari, Diklofenak
50-100 mg/hari)
4. Kafein 65 mg
Cluster Type Headache
Definisi
Nyeri kepala klaster merupakan salah satu jenis nyeri kepala yang paling hebat dan
insidennya jarang, mempunyai gambaran klinis yang khas yaitu periodesitas serta gejala
otonom.
Anamnesis
• Nyeri kepala hebat
• Unilateral (orbita, supraorbital, temporal
atau kombinasi)
• Durasi : 15 -180 menit
• Frekuensi : 1x/2 hari atau 8x/hari
• Penyerta :
Injeksi konjungtiva, lakrimasi, kongesti nasal,
rhinorrhea, berkeringat di kening dan wajah,
miosis, ptosis, edema palpebra.
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis Banding
1. CT Scan 1. Migrain
2. MRI Kepala + kontras 2. Nyeri kepala klaster simtomatik : Meningioma
INDIKASI paraseler, adenoma pituitari, aneurisma arteri
• Terdapat defisit neurologi karotis.
• Tidak membaik setelah 3 bulan terapi atau 3. Trigeminal neuralgia
keluhan memberat 4. Temporal arteritis

Akut Profilaksis
1. Oksigen facemask 100% 7 liter/menit 1. Verapamil 120-160 mg 3-4x/hari
selama 15 menit 2. Nimodipin 240 mg/hari atau Nifedipin
2. Dyhidroergotamine 0,5-1,5 mg IV 40-120 mg/hari
3. Sumatriptan injeksi SC 6 mg (dapat 3. Kortikosteroid 50-75 mg setiap pagi
diulang setelah 24 jam)
NEURALGIA TRIGEMINAL
(TIC DOULOREUX)
Definisi
• Nyeri hebat paroksisimal seperti terbakar, tertusuk, tajam pada
salah satu cabang dari n. trigeminus.
• Etiologi :
• Akibat kompresi dari nervus trigeminus.
• Demielinisasi pada n. trigeminus.
A. Farmakologi
Anamnesis • Karbamazepine 200-1200 mg/hari
• Nyeri paroksismal (beberapa detik – menit) • Oxkarbazepine 600-3000 mg/hari
• Nyeri dirasakan di salah satu atau lebih cabang N. V • Gabapentine 300-3600 mg/hari
• Serangan nyeri tiba-tiba, berat, tajam Alodinia (stimulasi • Phenitoin 100-200 mg/hari
dengan menggosok gigi, mengunyah, mencukur, tiupan angin, • Phenobarbital 50-100 mg/hari
dan bicara) B. Non-farmakologi
• Terdapat periode bebas nyeri di antara dua serangan Rehabilitasi medik
CARPAL TUNNEL SYNDROME
Definisi
CTS merupakan kelainan neuropati perifer lokal yang sering terjadi akibat tekanan di
nervus medianus.

ANAMNESIS
1. Pada jari 1-3 dan setengah sisi radial jari 4 terasa
kesemutan,kebas, dan nyeri.
2. Keluhan menonjol di malam hari
3. Keluhan berkurang ketika memijat atau mengibaskan
tangan (Flick’s sign)
4. Keluhan berkurang saat tangan diistirahatkan
Pemeriksaan Fisik
Phalen test Phalen test
1. Pemeriksaan sensibilitas
2. Pemeriksaan fungsi otonom
3. Pemeriksaan dengan tes provokasi

Reverse Phalen test Flick’s test


TERAPI KONSERVATIF
• Istirahatkan pergelangan tangan
• Obat antiinflamasi nonsteroid
• Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan
tangan. Bidai dapat dipasang terus-menerus atau hanya
pada malam hari selama 2-3 minggu
• lnjeksi steroid
• Vitamin B6 (piridoksin)

Terapi Operatif
• Tindakan operasi pada CTS disebut neurolisis nervus medianus pada pergelangan tangan.
Operasi hanya dilakukan pada kasus yang tidak mengalami perbaikan dengan terapi
konservatif atau bila terjadi gangguan sensorik yang berat atau adanya atrofi
otot-otot thenar.
GUYON TUNNEL SYNDROME

Definisi
• Merupakan kompresi dari nervus ulnaris saat
melewati guyon tunnel.
• Dapat juga terjadi pada cubital tunnel yang
disebut cubital tunnel syndrome
Tanda dan Gejala
1. Nyeri dan kesemutan pada jari 4 dan 5
2. Atrofi otot hipotenar
3. Atrofi pada m. adductor pollicis
4. Atrofi m. interosseus
5. Terdapat gambaran claw hand.

Atrofi hipotenar
TARSAL TUNNEL SYNDROME
Definisi
• Nyeri sensoris pada bagian plantar kaki, akibat kompresi dari n. tibialis pada posterior
malleolus medialis
• Kondisi diperberat dengan pembebanan tubuh, memberat saat malam hari, berjalan
dengan menumpu pada belakang kaki.
• Test : tinel test pada malleolus medialis dan dorsiflexion-eversion test.

Dorsiflexion-eversion test
Mata
Mediko made the med-easy!
Anamnesis

Mata Merah Mata Merah Mata Tenang Mata Tenang


Visus Normal Visus Turun Visus Turun Mendadak Visus Turun Perlahan
Struktur bervaskuler : Media refraksi : Contoh Penyakit : Contoh Penyakit :
Sklera konjungtiva Kornea • Uveitis Posterior • Katarak
Uvea • Perdarahan Vitreous • Glaukoma (Kronik)
Contoh Penyakit : Seluruh mata • Ablasio retina • Retinopati penyakit sistemik
• Konjungtivitis • Oklusi arteri atau vena retinal • Retinitis pigmentosa
• Trakoma Contoh Penyakit : • Neuritis optic • Kelainan Refraksi
• Mata kering • Keratitis • Neuropati optic akut karena
• Xeroftalmia • Keratokonjungtivitis Obat (Misalnya etambutol)
• Pterigium • Ulkus kornea
• Pinguekula • Uveitis
• Episkleritis • Glaukoma akut
• Skleritis • Endoftalmitis
• Panoftalmitis
Blepharitis Anterior
Blefaritis Seboroik Blefaritis Ulseratif
Blefaritis seboroik/skuamosa Blefaritis ulseratif/stafilokokal
Penumpukan sisik putih pada bulu mata Krusta kekuningan pada dasar bulu mata, bila diusap
dengan dasar hiperemis (tanpa ulkus). biasanya meninggalkan keropeng atau ulkus yang
mudah berdarah.

Blefaritis ulseratif/stafilokokal
• Bersihkan krusta
• kompres hangat
• Antibiotik topical (eritromisin, basitrasin atau
Tatalaksana Seborroik
gentamisin 12x2 tetes hingga gejala membaik)
• Bersihkan sisik dengan sabun atau • Antibiotik oral (doksisiklin 1x100mg selama 2-4
salep salisil 1%. minggu atau azithromisin 1x500mg selama 5 hari)
• Kompres hangat.
• Antibiotik topikal (eritromisin,
basitrasin atau gentamisin tetes mata)
Blefaritis Posterior
Definisi
• Gangguan pada kelenjar Meibom.
• Tanda : muara kelenjar Meibom tampak prominen dengan sekresi kental keputihan.

Blefaritis posterior
Gambaran hipertrofi pada kelenjar
meibom.
Blefaritis anterior
Lebih ke gambaran seborrhoic/terdapat
krusta kekuningan
HORDEOLUM VS KALAZION

Indikator Definisi Etiologi Manifestasi Klinis


Kalazion Peradangan Proliferasi dan reaksi Benjolan lunak-
granulomatosa kronis granulomatosa dari keras tidak nyeri
non infektif pada dinding kelenjar
kelenjar meibom
Hordeolum Peradangan supuratif Infeksi Benjolan merah,
Eksterna akut kelenjar zeiz staphylococcus hangat, edema,
atau moll aureus nyeri
Hordeolum Peradangan supuratif Infeksi Benjolan merah,
Interna akut kelenjar meibom staphylococcus hangat edema,
aureus nyeri. Lebih nyeri
pada hordeolum
interna disbanding
eksterna
HORDEOLUM VS KALAZION

Tatalaksana Hordeolum Tatalaksana Kalazion


• Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 • Konservatif
menit • Injeksi intralesi steroid (triamsinolon
• Jaga kebersihan kelopak mata 40 mg/ml sebanyak 0,10-0,20 ml)
• Antibiotik topical (salep oxytetrasiklin • Ekokleasi kalazion
3x1; salep kloramfenikol 3x1; tetes mata
kloramfenikol 0,25%, antibiotik oral
(eritromisin 2x500mg atau dikloksasilin
4x1 selama 3 hari)
• Insisi dan drainase abses
• Hordeolum interna : insisi vertical
• Hordeolum eksterna : insisi horizontal
• Chalazion : Ekokleasi kalazion
Konjungtivitis

REAKSI KONJUNGITIVA
• Reaksi Folikular : dari jaringan limfoid, pada
infeksi virus dan klamidia.
• Reaksi papilar : dari epitel konjungtiva, pada
infeksi bakteri dan vernal
Papilar-
Cobblestone

MEMBRAN PSEUDOMEMBRAN
Eksudat bila dikelupas Eksudat bila dikelupas
berdarah tidak berdarah
Neisseria gonorrhea, EKC, konjungitivitis
difteri allergi
Sekret Mata
Serosa Mukoid
Pada Infeksi VIRUS (disertai Misalnya pada ALERGI
demam) dan IRITASI.

Purulen Mukopurulen
Misalnya pada infeksi berat Pada infeksi Chlamidya
dan GONORRHEA
Contoh Penulisan Resep
Konjungtivitis Bakterial Konjungtivitis Viral
dr. X dr. X
Jl. X Jl. X
SIP. 1234 SIP. 1234
Semarang, … Agustus 2021 Semarang, … Agustus 2021

R/ Chloramphenicol 1% eye ointment tube No I R/ Artificial tears ED fl. No I


S 3ddue OD/OS/ODS S 6 dd gtt I OD/OS/ODS
R/ Vit C 500 mg tab No VII
Pro : Tn. X S 1dd tab I
Usia : … tahun R/ Paracetamol 500 mg tab No XXI
S 3dd tab I prn

Pro : Tn. X
Usia : … tahun
Perdarahan Conjungtiva

• Etiologi : trauma, kongesti vena mendadak.


• Tampak pewarnaan merah homogen dengan batas tegas pada
konjungtiva, darah akan direabsorbsi sempurna dalam 7-21 hari.

Terapi
• Terapi sesuai etiologi
• Reassurance
• Kompres dingin untuk menemkan titik perdarahan, kompres
hangat untuk membantu reabsorbsi
THT
Mediko made the med-easy!
Otitis Eksterna
1/3 luar à Sirkumsripta
MT masih bisa terlihat

Apabila terkena semuanya(difusa) ,


MT tidak dapat dinilai
Apabila terdapat gangguan NVII menjadi maligna

Otitis Eksterna Sirkumsripta Otitis Eksterna Difusa Otitis Eksterna Maligna


Terkena 1/3 luar, MT Terlihat Terkena seluruhnya, MT Terkena seluruhnya, MT
tidak terlihat tidak terlihat

S. Aureus Pseudomonas Pseudomonas


Paralisis saraf (-) Paralisis saraf (-) Paralisis saraf (+)
Otitis Eksterna

Furunkulosa/sirkumkripta Difusa Maligna


Antibiotik salep seperti polymyxin dan Tampon antibiotika yang mengandung Antibiotik dan debridement agresif
bacitracin campuran polimiksin B, neomisin, Ciprofloxacin 400 mg IV/8 jam; 750 mg
hidrokortison dan anestesi topikal. PO/2 jam
Antibiotika PO pada infeksi berat. Dewasa : ampisillin 250 mg 4x1, eritromisin 250
4x1. Anak-anak Eritromisin 40-50 mg per/ kg BB.
Contoh Penulisan Resep
Infus Peroral
dr. Mediko dr. Mediko
SIP No. XXX SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789 Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020 Kota X, 17 Agustus 2020
R/ Infus Ciprofloxacin 400 mg vial no. III R/ Ciprofloxacin 750 mg tab No. XIV
S.i.m.m__________________ S.o.12.h tab I________________
R/ Infus set no. I
S.i.m.m__________________ Pro : Ny. X
Usia : X tahun
Pro : Ny. X
Usia : X tahun • 1 vial ciprofloxacin = 400 mg/200 ml
• 1 vial infus habis dalam 8 jam à 1 hari 3 vial
Otomikosis
Gejala :
• GATAL
• Otalgia dan otorrhea
• Berkurangnya pendengaran

Faktor Resiko :
• Olahraga air
• Pemakaian steroid

TATALAKSANA : A. Candida : cotton wool


• Nistatin à efektif untuk candida B. Aspergillus niger : newspaper
• Miconazole à Efektif untuk aspergillus appearance
• Asam acetat 2% dalam alcohol à Keratolitik
Serumen Prop
TATALAKSANA
Gejala Utama
• Serumen lembek à bersihkan dengan kapas
• Penurunan pendengaran à CHL
yang dililitkan pada cotton applicator
• Rasa penuh pada telinga
• Serumen yang keras à dikeluarkan dengan
• Tinitus hingga vertigo
cerumen hook/scoop
• Batuk-batuk
• Serumen yang tidak bisa dikeluarkan à
dilunakkan dengan tetes carbogliserin 10%
selama 3 hari
• Serumen yang terdorong jauh ke dalam liang
telinga à irigasi air hangat sesuai suhu tubuh
(KONTRAINDIKASI PADA MEMBRAN
TIMPANI PERFORASI)
Corpus alienum telinga
Instrumen Pengambilan

TATALAKSANA
• Benda hidup : harus dimatikan terlebih
dahulu, dapat menggunakan coccos oil,
atau tampon basah ditetes dengan rivanol
atau anestesi lokal selama 10 menit.
• Ekstraksi dengan menggunakan alat (di
slide selanjutnya.
OTITIS MEDIA AKUT
STADIUM OKLUSI
• Gejala dan tanda : penurunan pendengaran, sensasi penuh di telinga, TIDAK ADA
DEMAM, membrane timpani retraksi dan suram
• Perbaiki fungsi tuba : tetes hidung HCl efedrin 0,5-1% / oksimetazolin 0,025 – 0,05%)

STADIUM HIPEREMIS/PRESUPPURATIVE
• Gejala stadium oklusi + demam tinggi, MT tampak hiperemis dan terdapat kongesti.
• Antibiotik 10 -14 hari: ampicillin 4x500 mg, amoxcicilin 3x500 mg, eritromisin 4x500 mg,
dosis anak menyesuaikan

STADIUM SUPURATIF
• Pus terbentuk di telinga tengah.
• Gejala semakin memberat, nyeri telinga hebat,demam, tampak bulging dan hiperemis.
• Miringotomi + grommet dilanjut antibiotik
OTITIS MEDIA AKUT

STADIUM PERFORASI
• Tekanan meningkat à ruptur MT
• Gejala dan tanda : nyeri telinga berkurang, demam berkurang,
tampak perforasi dan keluar cairan dari telinga.
• Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari, antibiotik adekuat
yang tidak ototoksik seperti ofloxacin tetes telinga sampai 3
minggu.

STADIUM RESOLUSI
• Cairna yang keluar berkurang, penurunan pendengaran tipe CHL.
• Perforasi semakin menutup
• Tx : cukup observasi
Contoh Penulisan Resep
Stadium Perforasi Stadium Presupuratif dan Supuratif anak-anak
dr. Mediko dr. Mediko
SIP No. XXX SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789 Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020 Kota X, 17 Agustus 2020
R/ H2O2 3% fl no. I R/ Amoxicillin syr 125mg fl no. I
S.1.dd. gtt I_auric dextra (3 hari)______ S.o.8.h c.orig I (habiskan)___
R/ Ofloxacin ear drop 0.3% fl no. II
S.o.12.h. gtt V auric dextra (21 hari)___ Pro : An. Y
Usia : X tahun
Pro : Ny. X
Usia : X tahun C.orig à menggunakan sendok bawaan dari obat syrupnya
BPPV
a. Gejala dipicu oleh beberapa perubahan
posisi kepala seperti :
- Berbaring atau
- Miring pada posisi supine
- atau minimal 2 dari manuver berikut :
• reclining the head
• rising up from supine position
• bending forward
b. Dx pemeriksaan : dix hallpike
Brandt-Daroff Exercise, semont
manuver, epley manuver
Terapi Simptomatik Vertigo
Anti kolinergik
• Sulfas Atropin : 0,4 mg/im
• Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam
Simpatomimetika
• Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit
Menghambat aktivitas nucleus vestibuler
a. Golongan antihistamin
Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus vestibularis adalah
i. Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang tiap 2 jam
ii. Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam
iii. Flunarizin
iv. Betahistine
b. Sedatif
i. Phenobarbital: 15-30 mg/ 6 jam
ii. Diazepam: 5-10 mg
iii. Chlorpromazin (CPZ): 25 mg
Contoh Penulisan Resep
dr. Mediko dr. Mediko
SIP No. XXX SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789 Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020 Kota X, 17 Agustus 2020
R/ Flunarizine 5 mg tab no. XIV R/ Betahistine mesilate 12 mg tab no. X
S.1.dd. tab I (malam hari)______ S.3.dd. tab I_______________

Pro : Ny. X Pro : Ny. X


Usia : X tahun Usia : X tahun

Flunarizine : menekan fungsi vestibular dan


dapat angular mengurangi respons terhadap
akselerasi dan linier
FURUNKEL NASI

• Definisi: Infeksi pada vestibulum nasi (sering memegang hidung)


• Etiologi: Staphylococcus aureus
• Klinis:
• nyeri tekan pada ujung hidung
• panas pada perabaan
• ujung hidung kemerahan (Rudolph sign)

Terapi:
Kompres hangat, hindari manipulasi area vestibulum
• Antibiotik topical : Mupirocin 2% 2x/hari 2-3 hari pada mukosa vestibulum hidung
• Antibiotik oral bila perlu
• Analgetik tidak diperlukan, nyeri biasanya berkurang setelah 12 jam pemberian antibiotik
Corpus Alienum
KATA KUNCI : Anak-anak, unilateral dan discharge
berbau busuk
• 2 kategori :
ü Korpus alienum organik : lintah, larva lalat, dll
ü Korpus alienum anorganik : manik-manik, kerikil,
kertas, tisu, logam, baterai (berbahaya) dll
• Gejala utama :
Ø Hidung tersumbat unilateral, gangguan membau
Ø Ingus mukus, mukopurulen, berbau
Ø Benda organik dirasakan ada yg bergerak-gerak
DAPAT DIGENGGAM
Sponge, ABD, Ujung cotton TIDAK DAPAT DIGENGGAM
bud, plastik

Benda Rapuh
• Forcep Alligator Benda Solid
Kertas tissue, Serangga

CA berhasil • Microsuction Ruang


Ruang Tidak ada
dikeluarkan • Irigasi sekitar CA
sekitar CA ruang di
cukup
minimal sekitar CA
adekuat
CA berhasil
dikeluarkan • Ear hook • Rosen
• Ear loop needle
CA gagal CA gagal • Aplikator • Lasso
dikeluarkan dikeluarkan kapas method

CA berhasil CA berhasil
dikeluarkan dikeluarkan
CA gagal
CA berhasil CA gagal dikeluarkan
dikeluarkan dikeluarkan
Periksa
pasien
kembali

Rujuk ke
Sp.THT-KL
Tonsilitis
TONSILITIS AKUT
• Viral : rhinitis akut + nyeri telan, merah pada tonsil
• Bakterial : Detritus à Folikular, lacunar nyeri telan,
odinofagi dll

TONSILITIS KRONIS
• Nyeri telan, anorexia, disfagia
• Kelenjar limfoid diganti oleh jaringan fibrosis à KRIPTE
MELEBAR, berisi detritus
• Halitosis, rasa kering pada tenggorokan.
Tonsilitis Akut
Indikasi Tonsilektomi
Pembengkakan tonsil yang
menyebabkan obstruksi saluran nafas
(OSAS)
Abses peritonsil
Tonsilitis yang menimbulkan kejang
demam
Tonsilitis yang membutuhkan biopsy
karena curigan keganasan
Tonsilitis akut rekuren ( >5x dalam
setahun, min 5x serangan dalam 2
tahun berturut)
Kulit
Mediko made the med-easy!
Mikosis

Superfisial Intermediet Profunda

PVC Candidiasis Subkutis

Dermatofitosis/
Sistemik
Tinea
Pytiriasis Versicolor
Definisi
Penyakit infeksi oportunistik kulit epidermomikosis, disebabkan oleh
jamur Malassezia sp. (Pitryrosporum orbiculare/P.ovale) yang ditandai
dengan makula hipopigmentasi atau hiperpigmentasi.

Predileksi :
Bagian atas, leher, wajah, dan lengan atas

• Finger nail sign


• KOH : hifa pendek, spora berkelompok.
• Wood : kuning keemasan
Tatalaksana
Pytiriasis Versicolor Topikal :
• Sampo ketokonazol 2% dioleskan pada
Gejala daerah yang terinfeksi/ seluruh badan, 5
menit sebelum mandi, sekali/hari selama
Bercak berskuama halus yang berwarna putih
3 hari
sampai coklat hitam. Gatal pada saat berkeringat.
• Sampo selenium sulfide 2,5% sekali/hari
15-20 menit selama 3 hari, kemudian
DDx/
diulangi seminggu kemudian.
Pityriasis alba Vitiligo
• Sampo zinc pyrithione 1% dioleskan
seluruh daerah yang terinfeksi

Sistemik :
• Itrakonazol 200 mg/hari selama 7 hari
atau 100 mg/hari selama 2 minggu
• Flukonazol 400 mg dosis tunggal atau 300
mg/minggu selama 2-3 minggu.
Dermatofitosis
Definisi
Merupakan penyakit infeksi jamur superfisial yang
disebabkan oleh jamur kelompok dermatofita (Trichophyton
sp. , Epidermophyton sp. dan Microsporum sp.)
• Terdapat central healing
Lokasi Nama
• KOH : hifa panjang bersepta.
Capitis T. Capitis
Tinea kulit T. Corporis
Tangan T. Manuum
Kaki T. Pedis
Kuku T. Unguium
Janggut T. barbae
Tatalaksana Tinea
Tinea Kapitis
Topikal : Sampo selenium sulfide 1% dan 2,5% 2-4 kali/ minggu
Sampo ketokonazol 2% 2 hari sekali selama 2-4 minggu
Sistemik : Drug Of Choice Microsporum : Griseofulvin fine particle/ microsize 20-25 mg/kgBB/hari
atau ultramicrosize 10-15 mg/kgBB/hari selama 8 minggu
Drug Of Choice Trichophyton : terbinafine 62,5 mg/hari untuk BB 10-20 kg, 125 mg
untuk BB 20-40 kg dan 250 mg/hari untuk BB>40 kg selama 2-4 minggu.
Tinea Korporis dan Kruris
Topikal : Golongan allamin (Krim terbinafine, butenafine) sekali sehari selama 1-2 minggu
Alternatif : Golongan Azole
Sistemik : Terbinafin oral 1x250 mg/hari selama 2 minggu
Alternatif : Itrakonazol, griseofulvin, Ketokonazol
Tatalaksana Tinea
Tinea Pedis
Topikal : Golongan allamin (terbinafine, butenafine) sekali sehari selama 1-2 minggu
Alternatif : Golongan Azol
Sistemik : Terbinafin 250 mg/hari selama 2 minggu
Alternatif : Itrakonazol 2x 100 mg /hari
Tinea Unguium
Terbinafin 1 x 250 mg/hari selama 2 minggu
Alternatif : Itrakonazol 2x100 mg/hari selama 3 minggu
Tinea Imbrikata
Terbinafin 62,5-250 mg/hari (tergantung berat badan) selama 4-6 minggu
Griseofulvin microsize 10-20 mg/kgBB/hari selama 6-8 minggu
Kandidiasis
• Penyebab : candida albicans
• Makula patch eritema, membasah, erosi, lesi satelit
• Flexural (daerah lipatan)
• KOH : yeast, pseudohifa, dan blastospora

Tatalaksana
Topikal :
Krim imidazole (Mikonazol 2%, klotrimazol 1% selama 14-28 hari)
Bedak nystatin atau mikonazol
Sistemik :
Flukonazol 50 mg/hari atau 150 mg/minggu
Itrakonazol 100-200 mg/hari
Kandidiasis Oral candidiasis, leukoplakia, apa perbedaanya?

Oral Candidiasis
larutan nistatin (100 000 unit/ml). Olesi 1–2 ml di dalam mulut sebanyak 4 kali sehari
selama 7 hari. Jika tidak tersedia, olesi dengan larutan gentian violet 1%.
Dermatitis Popok
• Iritasi akibat popok
• Urin dan oklusi à overhidrasi dan maserasi kulit à lembab
à resiko kandida berkembang.
• Faktor resiko : Riwayat atopi keluarga!! Apabila jarang
diganti à curiga kandidiasis.
• UKK : eritema batas tegas, edem, kering, mengelupas.

Terapi :
• Ganti popok lebih sering
• Jaga higienitas kulit
• Pelembab sebelum memakai popok
• Zinc oxide ointment 2x/hari selama 1 minggu
• Berat : hidrokortison 1-2.5% 2x/hari 3-7 hari
HERPES

Herpes Oral dan Genital

TATALAKSANA TZANCK TEST


• Asiklovir 5x200 mg atau 3x400 mg selama 7-10 hari. Multinucleated Giant Cell,
• Valasiklovir 2x500-1000 mg/hari selama 7-10 hari.
• Famciclovir 3x250 mg/hari 7-10 hari
sel datia langhans.
• Rekuren : menjadi 5 hari
Varicella/Chicken Pox
Transmisi secara aerogen
Gejala :
• Inkubasi selama 14-21 hari
• Gejala prodromal : demam, malaise, nyeri kepala
• Disusul erupsi papul eritematosa à dew drops à pustule à krusta
• Mengenai seluruh tubuh dan menyebar secara sentrifugal.

Dew Drop On Rose Petal Tzanck Test


TERAPI VARICELLA

Topikal :
Lesi Vesikular diberi bedak agar vesikel tidak pecah
Vesikel yang pecah/krusra : Salep antibiotic

Sistemik :
Asiklovir 4x10-20 mg/kg selama 7 hari (Bayi/anak)
Asiklovir 5x800 mg/hari selama 7 hari (Dewasa)
Valasiklovir : 3x 1 gram selama 7 hari (Dewasa)
Herpes Zooster
Definisi
Herpes zoster (HZ) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella
zoster yang laten endogen di ganglion sensoris radiks dorsalis setelah infeksi primer.

Ramsay-Hunt Syndrome
Herpes Zooster
TATALAKSANA
HERPES ZOOSTER

• Asiklovir oral 5 x 800 mg/hari selama 7-10 hari


• Valasiklovir 3x 1 gram/hari selama 7 hari
• Famsiklovir 3x250 mg/hari selama 7 hari

HERPES ZOSTER OFTALMIKUS


• Asiklovir/valasiklovir diberikan hingga 10 hari pada semua pasien
• Rujuk ke spesialis mata.
NEURALGIA HERPERTIKA
• Nyeri ringan : paracetamol 3x500 mg atau NSAID
• Antidepresan trisklik (awal 10 mg/hari ditingkatkan 20 mg setiap 7 hari
150 mg/hari)
• Gabapentin 300 mg/hari 4-6 minggu
• Pregabalin 2x75 mg/hari 2-4 minggu
Infeksi Bakteri
(Pioderma)

Folikulitis Ektima Impetigo Bulosa Erisapelas SSSS


Furunkel Vs Selulitis
Karbunkel Impetigo Krustosa Phlegmon

Superfisial Profunda
TATALAKSANA PIODERMA
TOPIKAL
• Bila banyak pus/krusta : kompres dengan permanganas kalikus 1/5000 atau atau rivanol 1% atau
povidone iodine 1%.
• Bila tidak : salep/krim asam fusidat 2%, mupirosin 2%. Dioleskan 2-3 kali sehari, selama 7-10 hari
SISTEMIK : Selama 5-7 hari, jika ada selulitis atau demam
• Kloksasilin/dikloksasilin : 4x250-500 mg/hari PO
• Amoksisilin + asam clavulanate : 3x250-500 mg/hari

ERITRASMA
• Disebabkan corynebacterium minutissimum
• Sering pada lipatan, UKK : makula eritema dengan skuama
halus dan berbatas tegas.
• Wood lamp : coral red
• Tx : (ERI obatnya ERI) Eritromisin 4x250 mg selama 7-14 hari
URTIKARIA / WHEALS
• Ditandai oleh UKK Urtika local / generalisata : edema bagian sentral timbul
mendadak berakhir cepat (<24 jam), berwarna pucat dan kemerahan,
meninggi di permukaan kulit, sekitarnya dapat dikelilingi halo à gatal
• Angioedema è edema kulit + mukosa (traktus respiratorius, GIT)

TATALAKSANA
Atasi keadaan akut terutama pada angioedema karena dapat terjadi obstruksi
saluran napas.
Utama Hindari faktor pencetus
Topikal Bedak kocok dibubuhi antipruritus mentol dan kamfer.

Sistemik • Antihistamin (AH-1) generasi dua (non-sedatif).


• Bila dengan AH nonsedatif tidak berhasil è AH-1 generasi
satu (sedatif).
DERMATITIS ECZEMA
JENIS KATA KUNCI

Dermatitis atopi Tergantung usia, lesi macula eritema terutama pada daerah malar

DKI Akibat benda iritan seperti detergen, sabun dll

DKA Alergi terdapat benda non iritan : emas, karet, hena dll

Dermatitis Akibat gigitan serangga, central necrosis dan kissing lesion


venenata
Dermatitis seborrhoik Lesi terutama batas rambut, skuama kuning dan berminyak

Dermatitis numularis Lesi berbentuk koin

Neurodermatitis Akibat stress, akibat digaruk dan pada lokasi yang sama, terdapat likenifikasi

Dermatitis statis Akibat stasis yang lama : berdiri dalam waktu yang lama

Pitriasis Alba Predileksi pada anak di daerah wajah. Hipopigmentasi / eritema berskuama halus
INFEKSI PARASIT
JENIS KATA KUNCI
Skabies Lesi berupa eritema, papul, vesikel pada tangan, perut, dan
terowongan pada jari. Gatal pada malam hari, kena massal
(pesantren, satu keluarga)
Pedikulosis corporis, Macula cerulae, eritema pada rambut, badan atau daerah pubis.
pubis, capitis
Cutaneous larva Kontak dengan hewan seperti kucing dan anjing, bermain di
migrans pasir/pantai, serpiginosa.
SKABIES • Disebabkan oleh sarcoptes scabiei var hominis.
• Diagnosis presumptif apabila terdapat trias :
• Lesi kulit : kunikulus, ujung papul/vesikel.
Dapat timbul pustule/nodul. Predileksi pada
daerah dengan stratum korneum tipis.
• Pruritus nocturnal.
• Terdapat Riwayat sakit serupa dalam satu
rumah/kontak
PEMERIKSAAN TATALAKSANA
PENUNJANG

Ink burrow Dermoskopi

• Burrow ink test


• Skin scrapping
• Uji tetrasiklin
• Dermoskopi
PEDIKULOSIS

Sisir Serit

TATALAKSANA
First line: Permethrin cream 1% 2 jam
• Sky blue spot
Alternatif :
• Makula serule
• Malathion 0,5% lotion semalam
(pubis/rambut)
• Gamexan 1% 12 jam
• Black dot (bercak
hitam pada pakaian
dalam)
Pediculosis Capitis
CUTANEOUS LARVA MIGRANS : creeping eruption

• Etiologi : Ancylostoma braziliense, caninum.


• UKK : Muncul dalam 1-5 hari setelah pajanan berupa plak
eritematosa, vesikular, linear dan serpiginosa.
• Predileksi pada kaki dan bokong.
INGAT! : apabila main di air (SWIMMER ITCH, schisostoma), apabila tidak pakai alas
kaki (GROUND ITCH : A. duodenale/N. americanus)

TATALAKSANA
• Topikal : salep albendazole 3% dioleskan 3x sehari selama 7-10 hari
• Sistemik : albendazole 400 mg selama 3-7 hari, thiabendazole 50 mg/kg/hari selama
2-4 hari.
• Kombinasi : bedah beku, klor etil.
Dermatoterapi
TERAPI TOPIKAL Bahan Dasar (Vehikulum)
Terapi topikal memiliki pengaruh Bahan Dasar
fisik : mengeringkan, membasahi 1. Cairan
(hidrasi), melembutkan, lubrikasi,
mendinginkan, memanaskan, dan 2. Bedak
melindungi terhadap pengaruh 3. Salep
buruk dari luar. Campuran 2 atau lebih bahan dasar
4. Bedak kocok (lotion) : campuran cairan dan bedak
Prinsip obat topical secara umum
terdiri dari 2 bagian : 5. Krim : campuran cairan dan bedak
• Bahan dasar : vehikulum 6. Pasta : campuran salep dan bedak
• Bahan aktif 7. Linimen (pasta pendingin) : campuran cairan, bedak dan salep
Pedoman perawatan kulit :
• Dermatosis basah à digunakan
bahan dasar cair/basah,
misalnya kompres.
• Dermatosis kering à digunakan
bagan dasar padat/kering,
misalnya salep.

CAIRAN • Terdiri atas solusio (larut dalam air) dan tingtura (larut dalam alcohol)
• Solusio terdiri atas : kompres, rendam (bath) dan mandi (full batch)
• Prinsip : membersihkan kulit yang sakit dari debris (pus, krusta, dll) dam sisa obat topikal yang
pernah dipakai.
• Jenis kompres :
a. Kompres terbuka : penguapan cairan kompres disusul oleh absorbsi eksudat atau pus.
b. Kompres tertutup : bertujuan untuk vasodilatasi.
Bedak • Efeknya : mendinginkan, anti inflamasi ringan, anti pruritus lemah, mengurangi pergesekan
pada kulit yang berlipat, proteksi mekanis.
• Indikasi : dermatosis kering dan superfisial, mempertahankan vesikel dan bulla agar tidak
pecah.
• KI : dermatitis yang basah dan infeksi sekunder.
Salep • Bahan dasar biasanya : vaselin, lanolin atau minyak.
• Indikasi : dermatosis kering dan kronik, dermatosis dalam dan kronik (daya penetrasi salep
paling kuat).
Bedak • Terdiri dari campuran air dan bedak yang ditambahkan dengan gliserin sebagai bahan
Kocok perekat.
• Indikasi : dermatosis kering, superfisial dan luas
Krim • Merupakan campuran water, oil dan emulgator.
• Indikasi : indikasi kosmetik, dermatosis subakut dan luas, krim boleh pada daerah berambut.
Pasta • Merupakan campuran bedak + vaselin.
• Indikasi : dermatitis yang agak basah. (Pasta bersifat protektif dan mengeringkan)
Linimen • Merupakan campuran cairan, bedak dan salep
• Indikasi : dermatosis subakut
Sediaan Obat Stase DV
Antivirus Sistemik Antibiotik Topikal
Asiklovir Tab 200 mg, 400 mg Mupirocin 2% Krim salep 5 gr, 10 gr
Valasiklovir Tab 500 mg Gentamicin sulfat 0,1% Krim salep 5 gr, 10 gr

Antijamur Sistemik Asam fusidat 2% Krim salep 5 gr

Ketoconazole Tab 200 mg Clindamycin phosphate Larutan 30 ml, gel 15 gr

Itraconazole Caps 100 mg


Antijamur Topikal
Fluconazole Caps 50 mg
Permethrin 5% Krim 10 gr, 30 gr
Griseofulvin Caps 125 mg, 500 mg
Gameksan 10 mg Krim 10 gr
Terbinafine Tab 250 mg
Nistatin Suspensi 100.000 IU Steroid Topikal
Hidrokortison asetat % Krim 5 gr
Antivirus Sistemik
Bethamethasone valerat Krim salep 5 gr, 10 gr
Pirantel Pamoat Tab 125 mg, 250 mg
Desonide 0,05% Krim 5 gr
Albendazole Tab 400 mg
Desoksimethasone 0,25% Krim 5 gr
Mebendazole Tab 500 mg
Sediaan Obat Stase DV
NAMA OBAT SEDIAAN NAMA OBAT SEDIAAN
Amoxcicilin Tab 500 mg Cotrimoxazole Tab 480 mg, 960 mg (Forte)
Amoxcicilin + As. Caps 625 mg Ciprofloxacin Tab 500 mg
Klavulanat Levofloxacin Tablet 500 mg, 750 mg
Cefadroxil Caps 500 mg, Syr 125 mg/5 ml
Ceftriaxone Injeksi vial 1 gr
Cefotaxime Injeksi vial 1 gr
Cefixime Caps 100 mg, syr 100 mg/5 ml
Metronidazole Tab 500 mg, Infus 500 mg
Klindamisin Caps 300 mg
Eritromisin Tab 500 mg
Azithromicin Caps 250 mg, 500 mg
Kanamisin Injeksi vial 1 gr
Doksisiklin Caps 100 mg
Minosklin Tab 50 mg, 100 mg
Penyakit Dalam
Mediko made the med-easy!
DIABETES MELITUS
DM tipe 1 Defisiensi insulin absolut à Autoimun / Idiopatik

DM tipe 2 Resistensi Insulin

DM Gestasional DM pada ibu hamil trimester II atau III

Tipe spesifik karna


penyebab lain
Diabetes neonatal, MODY, Penyakit eksokrin pankreas

MODY DM genetik autosomal dominan pada anak/remaja

LADA DM karena autoimun yang muncul pada usia dewasa


DIABETES MELITUS
Kriteria Diagnosis
• Keluhan klasik DM :
polyuria, polydipsia, polifagia dan penurunan
berat badan tanpa sebab yang jelas
• Keluhan lain :
lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur,
disfungsi ereksi pada pria, sera pruritus vulva pada
wanita.

• GDP ≥126 mg/dL


• GDS ≥ 200 mg/dL dengan keluhan klasik
• TTGO ≥ 200 mg/dL
• HbA1c ≥ 6,5%
1. Edukasi 3. Latihan Fisik
Penyulit menahun DM Lakukan aktivitas fisik 3-5 x / minggu selama
Pemeliharaan dan perawatan kaki 30-45 menit.
Aktivitas fisik berupa aerobic intensitas sedang :
Mengenal dan mencegah penyakit akut
Jalan cepat, sepeda santai, jogging, berenang.
Rencana kegiatan khusus

2. Terapi Nutrisi Medis


Prinsip pengaturan makan pasien DM :
Makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi.
Perhitungan kebutuhan kalori basal Berat badan ideal (Rumus Broca)
25-30 kal/ KgBB Ideal 90% x (TB dalam cm – 100) x 1 kg
Karbohidrat : 45-65% Lemak : 20-25%
Protein : 10-20% Serat : 20-35 gram/ hari
4. Terapi Farmakologis

Target kendali glukosa darah : HbA1C <7%


Terapi Farmakologis Diabetes Mellitus

INDIKASI
HbA1c >9% dengan dekompensasi
metabolik, penurunan BB yang cepat,
komplikasi akut hiperglikemi, gagal dengan
OHO, stress berat, DM gestational,
gangguan ginjal/hepar yang berat,
kontraindikasi OHO
Terapi Farmakologis Diabetes Mellitus
Dislipidemia
Risiko Deskripsi
Rendah 0 FR Faktor resiko utama kelainan LDL
Sedang ≤2 FR, Risiko PJK <10% (10 tahun terakhir) untuk menentukan kadar yang
ingin dicapai adalah :
1. Merokok
Tinggi ≥2 FR, Risiko PJK <10-20% (10 tahun terakhir )
2. Hipertensi
Sangat Tinggi - Bukti klinik penyakit arteri koronaria, penyakt arteri karotis, 3. Kolesterol HDL rendah
PAD, PJK >20% (10 tahun risiko) atau baru saja menjalani 4. Riwayat PJK dini dalam
perawatan jantung keluarga
- DM + ≥1 FR 5. Umur pria ≥ 45 tahun, wanita
- CKD stage ¾ + ≥1 FR ≥55 tahun.
- HF (Hiperkolestrolemia familial)
Ekstream - PJK progresif (UAP dengan target LDL-K <70 tercapai)
- PJK + DM Kategori Risiko PJK
- PJK+ CKD stage ¾
- PJK+ HF
- Riw. PJK premature (Laki-laki <55 thn, Wanita <65 thn)
PERKENI DISLIPIDEMIA 2021
Tatalaksana Klasifikasi Kadar Kolesterol
NCEP ATP III
NO KELOMPOK RESIKO TARGET
KADAR KOLESTEROL KLASIFIKASI
1 Resiko rendah <160 mg/dL
KOLESTEROL LDL :
2 Resiko sedang <130 mg/dL • <100 mg/dL Optimal
• 100-129 mg/dL Hampir optimal
3 Resiko tinggi <100 mg/dL
• 130-159 mg/dL Borderline tinggi
4 Resiko sangat tinggi <70 mg/dL • 160-189 mg/dL Tinggi
Kelompok ini dikhususkan untuk pasien dengan • ≥190 mg/dL Sangat tinggi
Riwayat penyakit kardiovaskuler dengan : KOLESTEROL TOTAL
• Diabetes • <200 mg/dL Yang diinginkan
• Faktor resiko yang sulit dikendalikan (masih • 200-239 mg/dL Borderline tinggi
merokok) • ≥ 240 mg/dL Tinggi
• Sindroma metabolic dengan faktor resiko KOLESTEROL HDL
multiple • <40 mg/dL Rendah
• Pasien dengan SKA • ≥60 mg/dL Tinggi

Aktivitas Fisik Terapi nutrisi medis Berhenti Merokok


TERAPI STATIN
• Berdasarkan AHA 2013, merekomendasikan statin sebagai obat utama
pencegahan primer dan sekunder, obat lain hanya dipakai apabila
terdapat kontraindikasi atau keterbatasan dalam pemakaian statin.
• Pendekatan terapi trigliserida tinggi :
1. Obat penurun kadar kolesterol LDL.
2. Ditambah obat fibrat atau nikotinik acid, yang terdiri dari :
• Gemfibrozil 2x600 mg atau 1x900 mg
• Fenofibrat 1x200 mg
HIPTERTENSI
Tekanan darah ≥140 mmHg sistolik dan/atau ≥90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak
sedang makan obat antihipertensi.

Klasifikasi Sistole Diastole


Normal <120 DAN <80

Prehipertensi 120-139 ATAU 80-89

Hipertensi stage 1 140-159 ATAU 90-99

Hipertensi stage 2 160 ATAU 100

Hipertensi sistolik terisolasi >140 DAN <90


TATALAKSANA HIPERTENSI

Cara Kombinasi Antihipertensi


Obat Anti-hipertensi dan efek samping
DISPEPSIA
Apabila sudah
dilakukan EGD :
menjadi dispepsia
investigated

ALARM SYMPTOMS
•usia > 55 tahun
• perdarahan saluran cerna bagian atas
•Riwayat tukak peptic
•Keluarga penderita kanker dll

• Tanpa kelainan organik (dengan endoskopi) yang dapat menjelaskan


keluhan pasien.
• Kriteria harus setidaknya selama 3 bulan, dengan onset gejala setidaknya
6 bulan sebelum diagnosis
Ulkus Peptikum

Ulkus Gaster Ulkus duodenum


Pain-Food-Pain Pain-food-relieve-pain
GERD : Gastrooesophageal Reflux Disease
Definisi
Refluks asam lambung karena sfingter esofagus tidak mampu menutup secara adekuat. Komplikasi lanjutan GERD dapat
menyebabkan esofagitis kronis, barret esofagus hingga karsinoma esofagus.
Tatalaksana
PPI Test
• Memberikan PPI dosis ganda selama 1-2 minggu
tanpa didahului pemeriksaan endoskopi.
• Jika gejala menghilang dengan pemberian PPI dan
muncul Kembali bila PPI dihentikan maka diagnosis
GERD dapat ditegakkan.

TERAPI NON-FARMAKOLOGIC
• Memodifikasi berat badan berlebih.
• Tinggikan bantal 15-20 cm saat tidur
• Hentikan rokok dan alcohol
• Kurangi obat dan makanan perangsang GERD
• Makan malam paling lambat 3 jam sebelum tidur
• Makan tidak boleh terlalu kenyang.

PELOR (Panto, Ome, Lanso, Esome, Rabe)


Demam Tifoid Salmonella typhi atau salmonella paratyphi.

Bakteri gram (-), berflagel, dan tidak berspora. S


typhi mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen
O, antigen H dan antigen Vi
MINGGU POLA DEMAM
1 Step-ladder
2 Continous
3 Pola berat,
terjadi perforasi

A. Komplikasi : sering terjadi di minggu ke-3 demam


1. Perforasi usus : datang dengan defans muskular.
2. Meningitis tifosa : penurunan kesadaran
3. Hepatitis dan cholecystitis typhosa à VF merupakan
tempat tinggal dari salmonella sp.
4. Perdarahan usus.
B. Tifoid toksik
C. Tifoid Karier
Salmonella (+) dalam feses pasien selama 1 tahun, tanpa gejala
klinis
Pemeriksaan Penunjang
Lab Rutin
LAB RUTIN : Leukopenia, limfositosis relative,
monositosis, trombositopenia ringan. Diakibatkan
oleh depresi sumsum tulang.

Widal
Deteksi antigen O(somatic) dan H(flagella), dilakukan
pada akhir minggu 1, positif apabila kenaikan titer
4x/ titer O 1:320

Tubex TF
Deteksi IgM terhadap antigen 09, nilai ≥4 positif
demam tifoid, ≥6 indikasi kuat tifoid, 3 : borderline.
Antibiotik pada tifoid
FLOROQUINOLONE
• Antibiotik LINI PERTAMA pada dewasa
• Ciprofloxacin 2x500 mg, ofloxacin 2x400 mg, norfloxacin
2x400 mg selama 7-14 hari.
CHLORAMPHENICOL
• Dosis 50-100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama 14 hari.
• Efek samping à tidak boleh diberikan apabila leukosit
<2000
CEPHALOSPORIN GEN 3
• Terapi lini kedua, pada kondisi seperti MDR S.typhi,
IBU HAMIL quinolone-resistant, nalidixic acid resistant
• Amoxcicilin • Ceftriaxone 3-4 gr/hari (3-5 hari), cefixime 20
• Berikan sefotaksim 200 mg/kgBB IV mg/kgBB/hari (7-14 hari)
per 24 jam dibagi menjadi 3-4 dosis
• seftriakson 100 mg/kgBB IV per 24
jam (maksimal 4 g/24 jam) dibagi
menjadi 1-2 dosis.
Tatalaksana Hepatitis A
(Suportif dan Simtomatik)
HEPATITIS A Rehidrasi adekuat à Per oral atau Iv
Antipiretik : Ibuprofen 2-3 x 400 mg
Antiemetik : Domperidone 3 x 10 mg
PPI : Omeprazol 1x 20 mg
Hepatoprotektor : Curcumin (Suplementasi)

• Menular secara fecal-oral


• Replikasi pada orofaring
• Menyerang hepar dan menyebabkan
inflamasi sehingga
• Pada palpasi sudut menjadi palpasi
Infeksi Saluran Kemih
Tanda dan Gejala
Demam tinggi, nyeri pinggang,
mual-muntah, nyeri ketok CVA

Demam, urin keruh, nyeri


daerah abdomen.

Disuria, urgensi, frekuensi,


NYERI TEKAN SUPRAPUBIC.
TATALAKSANA
Antimikroba pada ISK Bawah tak berkomplikasi
Antimikroba Dosis Durasi Antimikroba pada ISK atas akut berkomplikasi
Terapi Antimikroba Dosis
Trimetoprim- 2 x 160/800 mg 3 hari Sefepim 2x1g
Sulfametoksazol Siprofloksasin 2 x 400 mg
Trimetoprim 2 x 100 mg 3 hari Levofloksasin 1 x 500 mg
Siprofloksasin 2 x 100-250 mg 3 hari Ofloksasin 2 x 400 mg
Levofloksasin 2 x 250 mg 3 hari Gentamisin (+ ampisilin) 1 x 3 - 5 mg/kgBB
Sefiksim 1 x 400 mg 3 hari 3 x 1 mg/kgBB
Ampisilin (+ gentamisin) 4x1–2g
Sefdopoksim proksetil 2 x 100 mg 3 hari
Tikarsilin-klavulanat 3 x 3,2 g
Nitrofurantoin 4 x 50 mg 7 hari
makrokristal Piperasilin-tazabaktam 3 – 12 x 3,375 g
Nitrofurantoin monohidrat 2 x 100 mg 7 hari
Iminepem-silastatin 3 – 4 x 250 – 500 mg
makrokristal
Amoksisilin/klavulanat 2 x 500 mg 7 hari

Anda mungkin juga menyukai