Pemeriksaan Fisik
1. Saat pemeriksaan terdapat distorsi pada
wajah berupa merot.
2. Hilangnya lipatan/kerutan pada dahi. Wajah Perot Hiperakusis
3. Peningkatan salivasi
4. Gangguan pengecapan
5. Lagoftalmus
BELL’S PALSY
Grade I Fungsi fasialis normal
Anamnesis
• Nyeri difus (ringan – sedang)
• Durasi : 30 menit – 1 minggu (nyeri sesaat atau terus
menerus)
• Lokasi : Leher belakang hingga kepala bagian depan.
Terkadang juga ke bahu
• Sensasi seperti berat di kepala seperti diikat
• Nyeri kepala tidak berdenyut, tidak disertai
mual dan muntah
TATALAKSANA
Farmakologi Non-farmakologi
Akut Profilaksis
1. Oksigen facemask 100% 7 liter/menit 1. Verapamil 120-160 mg 3-4x/hari
selama 15 menit 2. Nimodipin 240 mg/hari atau Nifedipin
2. Dyhidroergotamine 0,5-1,5 mg IV 40-120 mg/hari
3. Sumatriptan injeksi SC 6 mg (dapat 3. Kortikosteroid 50-75 mg setiap pagi
diulang setelah 24 jam)
NEURALGIA TRIGEMINAL
(TIC DOULOREUX)
Definisi
• Nyeri hebat paroksisimal seperti terbakar, tertusuk, tajam pada
salah satu cabang dari n. trigeminus.
• Etiologi :
• Akibat kompresi dari nervus trigeminus.
• Demielinisasi pada n. trigeminus.
A. Farmakologi
Anamnesis • Karbamazepine 200-1200 mg/hari
• Nyeri paroksismal (beberapa detik – menit) • Oxkarbazepine 600-3000 mg/hari
• Nyeri dirasakan di salah satu atau lebih cabang N. V • Gabapentine 300-3600 mg/hari
• Serangan nyeri tiba-tiba, berat, tajam Alodinia (stimulasi • Phenitoin 100-200 mg/hari
dengan menggosok gigi, mengunyah, mencukur, tiupan angin, • Phenobarbital 50-100 mg/hari
dan bicara) B. Non-farmakologi
• Terdapat periode bebas nyeri di antara dua serangan Rehabilitasi medik
CARPAL TUNNEL SYNDROME
Definisi
CTS merupakan kelainan neuropati perifer lokal yang sering terjadi akibat tekanan di
nervus medianus.
ANAMNESIS
1. Pada jari 1-3 dan setengah sisi radial jari 4 terasa
kesemutan,kebas, dan nyeri.
2. Keluhan menonjol di malam hari
3. Keluhan berkurang ketika memijat atau mengibaskan
tangan (Flick’s sign)
4. Keluhan berkurang saat tangan diistirahatkan
Pemeriksaan Fisik
Phalen test Phalen test
1. Pemeriksaan sensibilitas
2. Pemeriksaan fungsi otonom
3. Pemeriksaan dengan tes provokasi
Terapi Operatif
• Tindakan operasi pada CTS disebut neurolisis nervus medianus pada pergelangan tangan.
Operasi hanya dilakukan pada kasus yang tidak mengalami perbaikan dengan terapi
konservatif atau bila terjadi gangguan sensorik yang berat atau adanya atrofi
otot-otot thenar.
GUYON TUNNEL SYNDROME
Definisi
• Merupakan kompresi dari nervus ulnaris saat
melewati guyon tunnel.
• Dapat juga terjadi pada cubital tunnel yang
disebut cubital tunnel syndrome
Tanda dan Gejala
1. Nyeri dan kesemutan pada jari 4 dan 5
2. Atrofi otot hipotenar
3. Atrofi pada m. adductor pollicis
4. Atrofi m. interosseus
5. Terdapat gambaran claw hand.
Atrofi hipotenar
TARSAL TUNNEL SYNDROME
Definisi
• Nyeri sensoris pada bagian plantar kaki, akibat kompresi dari n. tibialis pada posterior
malleolus medialis
• Kondisi diperberat dengan pembebanan tubuh, memberat saat malam hari, berjalan
dengan menumpu pada belakang kaki.
• Test : tinel test pada malleolus medialis dan dorsiflexion-eversion test.
Dorsiflexion-eversion test
Mata
Mediko made the med-easy!
Anamnesis
Blefaritis ulseratif/stafilokokal
• Bersihkan krusta
• kompres hangat
• Antibiotik topical (eritromisin, basitrasin atau
Tatalaksana Seborroik
gentamisin 12x2 tetes hingga gejala membaik)
• Bersihkan sisik dengan sabun atau • Antibiotik oral (doksisiklin 1x100mg selama 2-4
salep salisil 1%. minggu atau azithromisin 1x500mg selama 5 hari)
• Kompres hangat.
• Antibiotik topikal (eritromisin,
basitrasin atau gentamisin tetes mata)
Blefaritis Posterior
Definisi
• Gangguan pada kelenjar Meibom.
• Tanda : muara kelenjar Meibom tampak prominen dengan sekresi kental keputihan.
Blefaritis posterior
Gambaran hipertrofi pada kelenjar
meibom.
Blefaritis anterior
Lebih ke gambaran seborrhoic/terdapat
krusta kekuningan
HORDEOLUM VS KALAZION
REAKSI KONJUNGITIVA
• Reaksi Folikular : dari jaringan limfoid, pada
infeksi virus dan klamidia.
• Reaksi papilar : dari epitel konjungtiva, pada
infeksi bakteri dan vernal
Papilar-
Cobblestone
MEMBRAN PSEUDOMEMBRAN
Eksudat bila dikelupas Eksudat bila dikelupas
berdarah tidak berdarah
Neisseria gonorrhea, EKC, konjungitivitis
difteri allergi
Sekret Mata
Serosa Mukoid
Pada Infeksi VIRUS (disertai Misalnya pada ALERGI
demam) dan IRITASI.
Purulen Mukopurulen
Misalnya pada infeksi berat Pada infeksi Chlamidya
dan GONORRHEA
Contoh Penulisan Resep
Konjungtivitis Bakterial Konjungtivitis Viral
dr. X dr. X
Jl. X Jl. X
SIP. 1234 SIP. 1234
Semarang, … Agustus 2021 Semarang, … Agustus 2021
Pro : Tn. X
Usia : … tahun
Perdarahan Conjungtiva
Terapi
• Terapi sesuai etiologi
• Reassurance
• Kompres dingin untuk menemkan titik perdarahan, kompres
hangat untuk membantu reabsorbsi
THT
Mediko made the med-easy!
Otitis Eksterna
1/3 luar à Sirkumsripta
MT masih bisa terlihat
Faktor Resiko :
• Olahraga air
• Pemakaian steroid
TATALAKSANA
• Benda hidup : harus dimatikan terlebih
dahulu, dapat menggunakan coccos oil,
atau tampon basah ditetes dengan rivanol
atau anestesi lokal selama 10 menit.
• Ekstraksi dengan menggunakan alat (di
slide selanjutnya.
OTITIS MEDIA AKUT
STADIUM OKLUSI
• Gejala dan tanda : penurunan pendengaran, sensasi penuh di telinga, TIDAK ADA
DEMAM, membrane timpani retraksi dan suram
• Perbaiki fungsi tuba : tetes hidung HCl efedrin 0,5-1% / oksimetazolin 0,025 – 0,05%)
STADIUM HIPEREMIS/PRESUPPURATIVE
• Gejala stadium oklusi + demam tinggi, MT tampak hiperemis dan terdapat kongesti.
• Antibiotik 10 -14 hari: ampicillin 4x500 mg, amoxcicilin 3x500 mg, eritromisin 4x500 mg,
dosis anak menyesuaikan
STADIUM SUPURATIF
• Pus terbentuk di telinga tengah.
• Gejala semakin memberat, nyeri telinga hebat,demam, tampak bulging dan hiperemis.
• Miringotomi + grommet dilanjut antibiotik
OTITIS MEDIA AKUT
STADIUM PERFORASI
• Tekanan meningkat à ruptur MT
• Gejala dan tanda : nyeri telinga berkurang, demam berkurang,
tampak perforasi dan keluar cairan dari telinga.
• Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari, antibiotik adekuat
yang tidak ototoksik seperti ofloxacin tetes telinga sampai 3
minggu.
STADIUM RESOLUSI
• Cairna yang keluar berkurang, penurunan pendengaran tipe CHL.
• Perforasi semakin menutup
• Tx : cukup observasi
Contoh Penulisan Resep
Stadium Perforasi Stadium Presupuratif dan Supuratif anak-anak
dr. Mediko dr. Mediko
SIP No. XXX SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789 Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020 Kota X, 17 Agustus 2020
R/ H2O2 3% fl no. I R/ Amoxicillin syr 125mg fl no. I
S.1.dd. gtt I_auric dextra (3 hari)______ S.o.8.h c.orig I (habiskan)___
R/ Ofloxacin ear drop 0.3% fl no. II
S.o.12.h. gtt V auric dextra (21 hari)___ Pro : An. Y
Usia : X tahun
Pro : Ny. X
Usia : X tahun C.orig à menggunakan sendok bawaan dari obat syrupnya
BPPV
a. Gejala dipicu oleh beberapa perubahan
posisi kepala seperti :
- Berbaring atau
- Miring pada posisi supine
- atau minimal 2 dari manuver berikut :
• reclining the head
• rising up from supine position
• bending forward
b. Dx pemeriksaan : dix hallpike
Brandt-Daroff Exercise, semont
manuver, epley manuver
Terapi Simptomatik Vertigo
Anti kolinergik
• Sulfas Atropin : 0,4 mg/im
• Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam
Simpatomimetika
• Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit
Menghambat aktivitas nucleus vestibuler
a. Golongan antihistamin
Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus vestibularis adalah
i. Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang tiap 2 jam
ii. Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam
iii. Flunarizin
iv. Betahistine
b. Sedatif
i. Phenobarbital: 15-30 mg/ 6 jam
ii. Diazepam: 5-10 mg
iii. Chlorpromazin (CPZ): 25 mg
Contoh Penulisan Resep
dr. Mediko dr. Mediko
SIP No. XXX SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789 Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020 Kota X, 17 Agustus 2020
R/ Flunarizine 5 mg tab no. XIV R/ Betahistine mesilate 12 mg tab no. X
S.1.dd. tab I (malam hari)______ S.3.dd. tab I_______________
Terapi:
Kompres hangat, hindari manipulasi area vestibulum
• Antibiotik topical : Mupirocin 2% 2x/hari 2-3 hari pada mukosa vestibulum hidung
• Antibiotik oral bila perlu
• Analgetik tidak diperlukan, nyeri biasanya berkurang setelah 12 jam pemberian antibiotik
Corpus Alienum
KATA KUNCI : Anak-anak, unilateral dan discharge
berbau busuk
• 2 kategori :
ü Korpus alienum organik : lintah, larva lalat, dll
ü Korpus alienum anorganik : manik-manik, kerikil,
kertas, tisu, logam, baterai (berbahaya) dll
• Gejala utama :
Ø Hidung tersumbat unilateral, gangguan membau
Ø Ingus mukus, mukopurulen, berbau
Ø Benda organik dirasakan ada yg bergerak-gerak
DAPAT DIGENGGAM
Sponge, ABD, Ujung cotton TIDAK DAPAT DIGENGGAM
bud, plastik
Benda Rapuh
• Forcep Alligator Benda Solid
Kertas tissue, Serangga
CA berhasil CA berhasil
dikeluarkan dikeluarkan
CA gagal
CA berhasil CA gagal dikeluarkan
dikeluarkan dikeluarkan
Periksa
pasien
kembali
Rujuk ke
Sp.THT-KL
Tonsilitis
TONSILITIS AKUT
• Viral : rhinitis akut + nyeri telan, merah pada tonsil
• Bakterial : Detritus à Folikular, lacunar nyeri telan,
odinofagi dll
TONSILITIS KRONIS
• Nyeri telan, anorexia, disfagia
• Kelenjar limfoid diganti oleh jaringan fibrosis à KRIPTE
MELEBAR, berisi detritus
• Halitosis, rasa kering pada tenggorokan.
Tonsilitis Akut
Indikasi Tonsilektomi
Pembengkakan tonsil yang
menyebabkan obstruksi saluran nafas
(OSAS)
Abses peritonsil
Tonsilitis yang menimbulkan kejang
demam
Tonsilitis yang membutuhkan biopsy
karena curigan keganasan
Tonsilitis akut rekuren ( >5x dalam
setahun, min 5x serangan dalam 2
tahun berturut)
Kulit
Mediko made the med-easy!
Mikosis
Dermatofitosis/
Sistemik
Tinea
Pytiriasis Versicolor
Definisi
Penyakit infeksi oportunistik kulit epidermomikosis, disebabkan oleh
jamur Malassezia sp. (Pitryrosporum orbiculare/P.ovale) yang ditandai
dengan makula hipopigmentasi atau hiperpigmentasi.
Predileksi :
Bagian atas, leher, wajah, dan lengan atas
Sistemik :
• Itrakonazol 200 mg/hari selama 7 hari
atau 100 mg/hari selama 2 minggu
• Flukonazol 400 mg dosis tunggal atau 300
mg/minggu selama 2-3 minggu.
Dermatofitosis
Definisi
Merupakan penyakit infeksi jamur superfisial yang
disebabkan oleh jamur kelompok dermatofita (Trichophyton
sp. , Epidermophyton sp. dan Microsporum sp.)
• Terdapat central healing
Lokasi Nama
• KOH : hifa panjang bersepta.
Capitis T. Capitis
Tinea kulit T. Corporis
Tangan T. Manuum
Kaki T. Pedis
Kuku T. Unguium
Janggut T. barbae
Tatalaksana Tinea
Tinea Kapitis
Topikal : Sampo selenium sulfide 1% dan 2,5% 2-4 kali/ minggu
Sampo ketokonazol 2% 2 hari sekali selama 2-4 minggu
Sistemik : Drug Of Choice Microsporum : Griseofulvin fine particle/ microsize 20-25 mg/kgBB/hari
atau ultramicrosize 10-15 mg/kgBB/hari selama 8 minggu
Drug Of Choice Trichophyton : terbinafine 62,5 mg/hari untuk BB 10-20 kg, 125 mg
untuk BB 20-40 kg dan 250 mg/hari untuk BB>40 kg selama 2-4 minggu.
Tinea Korporis dan Kruris
Topikal : Golongan allamin (Krim terbinafine, butenafine) sekali sehari selama 1-2 minggu
Alternatif : Golongan Azole
Sistemik : Terbinafin oral 1x250 mg/hari selama 2 minggu
Alternatif : Itrakonazol, griseofulvin, Ketokonazol
Tatalaksana Tinea
Tinea Pedis
Topikal : Golongan allamin (terbinafine, butenafine) sekali sehari selama 1-2 minggu
Alternatif : Golongan Azol
Sistemik : Terbinafin 250 mg/hari selama 2 minggu
Alternatif : Itrakonazol 2x 100 mg /hari
Tinea Unguium
Terbinafin 1 x 250 mg/hari selama 2 minggu
Alternatif : Itrakonazol 2x100 mg/hari selama 3 minggu
Tinea Imbrikata
Terbinafin 62,5-250 mg/hari (tergantung berat badan) selama 4-6 minggu
Griseofulvin microsize 10-20 mg/kgBB/hari selama 6-8 minggu
Kandidiasis
• Penyebab : candida albicans
• Makula patch eritema, membasah, erosi, lesi satelit
• Flexural (daerah lipatan)
• KOH : yeast, pseudohifa, dan blastospora
Tatalaksana
Topikal :
Krim imidazole (Mikonazol 2%, klotrimazol 1% selama 14-28 hari)
Bedak nystatin atau mikonazol
Sistemik :
Flukonazol 50 mg/hari atau 150 mg/minggu
Itrakonazol 100-200 mg/hari
Kandidiasis Oral candidiasis, leukoplakia, apa perbedaanya?
Oral Candidiasis
larutan nistatin (100 000 unit/ml). Olesi 1–2 ml di dalam mulut sebanyak 4 kali sehari
selama 7 hari. Jika tidak tersedia, olesi dengan larutan gentian violet 1%.
Dermatitis Popok
• Iritasi akibat popok
• Urin dan oklusi à overhidrasi dan maserasi kulit à lembab
à resiko kandida berkembang.
• Faktor resiko : Riwayat atopi keluarga!! Apabila jarang
diganti à curiga kandidiasis.
• UKK : eritema batas tegas, edem, kering, mengelupas.
Terapi :
• Ganti popok lebih sering
• Jaga higienitas kulit
• Pelembab sebelum memakai popok
• Zinc oxide ointment 2x/hari selama 1 minggu
• Berat : hidrokortison 1-2.5% 2x/hari 3-7 hari
HERPES
Topikal :
Lesi Vesikular diberi bedak agar vesikel tidak pecah
Vesikel yang pecah/krusra : Salep antibiotic
Sistemik :
Asiklovir 4x10-20 mg/kg selama 7 hari (Bayi/anak)
Asiklovir 5x800 mg/hari selama 7 hari (Dewasa)
Valasiklovir : 3x 1 gram selama 7 hari (Dewasa)
Herpes Zooster
Definisi
Herpes zoster (HZ) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella
zoster yang laten endogen di ganglion sensoris radiks dorsalis setelah infeksi primer.
Ramsay-Hunt Syndrome
Herpes Zooster
TATALAKSANA
HERPES ZOOSTER
Superfisial Profunda
TATALAKSANA PIODERMA
TOPIKAL
• Bila banyak pus/krusta : kompres dengan permanganas kalikus 1/5000 atau atau rivanol 1% atau
povidone iodine 1%.
• Bila tidak : salep/krim asam fusidat 2%, mupirosin 2%. Dioleskan 2-3 kali sehari, selama 7-10 hari
SISTEMIK : Selama 5-7 hari, jika ada selulitis atau demam
• Kloksasilin/dikloksasilin : 4x250-500 mg/hari PO
• Amoksisilin + asam clavulanate : 3x250-500 mg/hari
ERITRASMA
• Disebabkan corynebacterium minutissimum
• Sering pada lipatan, UKK : makula eritema dengan skuama
halus dan berbatas tegas.
• Wood lamp : coral red
• Tx : (ERI obatnya ERI) Eritromisin 4x250 mg selama 7-14 hari
URTIKARIA / WHEALS
• Ditandai oleh UKK Urtika local / generalisata : edema bagian sentral timbul
mendadak berakhir cepat (<24 jam), berwarna pucat dan kemerahan,
meninggi di permukaan kulit, sekitarnya dapat dikelilingi halo à gatal
• Angioedema è edema kulit + mukosa (traktus respiratorius, GIT)
TATALAKSANA
Atasi keadaan akut terutama pada angioedema karena dapat terjadi obstruksi
saluran napas.
Utama Hindari faktor pencetus
Topikal Bedak kocok dibubuhi antipruritus mentol dan kamfer.
Dermatitis atopi Tergantung usia, lesi macula eritema terutama pada daerah malar
DKA Alergi terdapat benda non iritan : emas, karet, hena dll
Neurodermatitis Akibat stress, akibat digaruk dan pada lokasi yang sama, terdapat likenifikasi
Dermatitis statis Akibat stasis yang lama : berdiri dalam waktu yang lama
Pitriasis Alba Predileksi pada anak di daerah wajah. Hipopigmentasi / eritema berskuama halus
INFEKSI PARASIT
JENIS KATA KUNCI
Skabies Lesi berupa eritema, papul, vesikel pada tangan, perut, dan
terowongan pada jari. Gatal pada malam hari, kena massal
(pesantren, satu keluarga)
Pedikulosis corporis, Macula cerulae, eritema pada rambut, badan atau daerah pubis.
pubis, capitis
Cutaneous larva Kontak dengan hewan seperti kucing dan anjing, bermain di
migrans pasir/pantai, serpiginosa.
SKABIES • Disebabkan oleh sarcoptes scabiei var hominis.
• Diagnosis presumptif apabila terdapat trias :
• Lesi kulit : kunikulus, ujung papul/vesikel.
Dapat timbul pustule/nodul. Predileksi pada
daerah dengan stratum korneum tipis.
• Pruritus nocturnal.
• Terdapat Riwayat sakit serupa dalam satu
rumah/kontak
PEMERIKSAAN TATALAKSANA
PENUNJANG
Sisir Serit
TATALAKSANA
First line: Permethrin cream 1% 2 jam
• Sky blue spot
Alternatif :
• Makula serule
• Malathion 0,5% lotion semalam
(pubis/rambut)
• Gamexan 1% 12 jam
• Black dot (bercak
hitam pada pakaian
dalam)
Pediculosis Capitis
CUTANEOUS LARVA MIGRANS : creeping eruption
TATALAKSANA
• Topikal : salep albendazole 3% dioleskan 3x sehari selama 7-10 hari
• Sistemik : albendazole 400 mg selama 3-7 hari, thiabendazole 50 mg/kg/hari selama
2-4 hari.
• Kombinasi : bedah beku, klor etil.
Dermatoterapi
TERAPI TOPIKAL Bahan Dasar (Vehikulum)
Terapi topikal memiliki pengaruh Bahan Dasar
fisik : mengeringkan, membasahi 1. Cairan
(hidrasi), melembutkan, lubrikasi,
mendinginkan, memanaskan, dan 2. Bedak
melindungi terhadap pengaruh 3. Salep
buruk dari luar. Campuran 2 atau lebih bahan dasar
4. Bedak kocok (lotion) : campuran cairan dan bedak
Prinsip obat topical secara umum
terdiri dari 2 bagian : 5. Krim : campuran cairan dan bedak
• Bahan dasar : vehikulum 6. Pasta : campuran salep dan bedak
• Bahan aktif 7. Linimen (pasta pendingin) : campuran cairan, bedak dan salep
Pedoman perawatan kulit :
• Dermatosis basah à digunakan
bahan dasar cair/basah,
misalnya kompres.
• Dermatosis kering à digunakan
bagan dasar padat/kering,
misalnya salep.
CAIRAN • Terdiri atas solusio (larut dalam air) dan tingtura (larut dalam alcohol)
• Solusio terdiri atas : kompres, rendam (bath) dan mandi (full batch)
• Prinsip : membersihkan kulit yang sakit dari debris (pus, krusta, dll) dam sisa obat topikal yang
pernah dipakai.
• Jenis kompres :
a. Kompres terbuka : penguapan cairan kompres disusul oleh absorbsi eksudat atau pus.
b. Kompres tertutup : bertujuan untuk vasodilatasi.
Bedak • Efeknya : mendinginkan, anti inflamasi ringan, anti pruritus lemah, mengurangi pergesekan
pada kulit yang berlipat, proteksi mekanis.
• Indikasi : dermatosis kering dan superfisial, mempertahankan vesikel dan bulla agar tidak
pecah.
• KI : dermatitis yang basah dan infeksi sekunder.
Salep • Bahan dasar biasanya : vaselin, lanolin atau minyak.
• Indikasi : dermatosis kering dan kronik, dermatosis dalam dan kronik (daya penetrasi salep
paling kuat).
Bedak • Terdiri dari campuran air dan bedak yang ditambahkan dengan gliserin sebagai bahan
Kocok perekat.
• Indikasi : dermatosis kering, superfisial dan luas
Krim • Merupakan campuran water, oil dan emulgator.
• Indikasi : indikasi kosmetik, dermatosis subakut dan luas, krim boleh pada daerah berambut.
Pasta • Merupakan campuran bedak + vaselin.
• Indikasi : dermatitis yang agak basah. (Pasta bersifat protektif dan mengeringkan)
Linimen • Merupakan campuran cairan, bedak dan salep
• Indikasi : dermatosis subakut
Sediaan Obat Stase DV
Antivirus Sistemik Antibiotik Topikal
Asiklovir Tab 200 mg, 400 mg Mupirocin 2% Krim salep 5 gr, 10 gr
Valasiklovir Tab 500 mg Gentamicin sulfat 0,1% Krim salep 5 gr, 10 gr
INDIKASI
HbA1c >9% dengan dekompensasi
metabolik, penurunan BB yang cepat,
komplikasi akut hiperglikemi, gagal dengan
OHO, stress berat, DM gestational,
gangguan ginjal/hepar yang berat,
kontraindikasi OHO
Terapi Farmakologis Diabetes Mellitus
Dislipidemia
Risiko Deskripsi
Rendah 0 FR Faktor resiko utama kelainan LDL
Sedang ≤2 FR, Risiko PJK <10% (10 tahun terakhir) untuk menentukan kadar yang
ingin dicapai adalah :
1. Merokok
Tinggi ≥2 FR, Risiko PJK <10-20% (10 tahun terakhir )
2. Hipertensi
Sangat Tinggi - Bukti klinik penyakit arteri koronaria, penyakt arteri karotis, 3. Kolesterol HDL rendah
PAD, PJK >20% (10 tahun risiko) atau baru saja menjalani 4. Riwayat PJK dini dalam
perawatan jantung keluarga
- DM + ≥1 FR 5. Umur pria ≥ 45 tahun, wanita
- CKD stage ¾ + ≥1 FR ≥55 tahun.
- HF (Hiperkolestrolemia familial)
Ekstream - PJK progresif (UAP dengan target LDL-K <70 tercapai)
- PJK + DM Kategori Risiko PJK
- PJK+ CKD stage ¾
- PJK+ HF
- Riw. PJK premature (Laki-laki <55 thn, Wanita <65 thn)
PERKENI DISLIPIDEMIA 2021
Tatalaksana Klasifikasi Kadar Kolesterol
NCEP ATP III
NO KELOMPOK RESIKO TARGET
KADAR KOLESTEROL KLASIFIKASI
1 Resiko rendah <160 mg/dL
KOLESTEROL LDL :
2 Resiko sedang <130 mg/dL • <100 mg/dL Optimal
• 100-129 mg/dL Hampir optimal
3 Resiko tinggi <100 mg/dL
• 130-159 mg/dL Borderline tinggi
4 Resiko sangat tinggi <70 mg/dL • 160-189 mg/dL Tinggi
Kelompok ini dikhususkan untuk pasien dengan • ≥190 mg/dL Sangat tinggi
Riwayat penyakit kardiovaskuler dengan : KOLESTEROL TOTAL
• Diabetes • <200 mg/dL Yang diinginkan
• Faktor resiko yang sulit dikendalikan (masih • 200-239 mg/dL Borderline tinggi
merokok) • ≥ 240 mg/dL Tinggi
• Sindroma metabolic dengan faktor resiko KOLESTEROL HDL
multiple • <40 mg/dL Rendah
• Pasien dengan SKA • ≥60 mg/dL Tinggi
ALARM SYMPTOMS
•usia > 55 tahun
• perdarahan saluran cerna bagian atas
•Riwayat tukak peptic
•Keluarga penderita kanker dll
TERAPI NON-FARMAKOLOGIC
• Memodifikasi berat badan berlebih.
• Tinggikan bantal 15-20 cm saat tidur
• Hentikan rokok dan alcohol
• Kurangi obat dan makanan perangsang GERD
• Makan malam paling lambat 3 jam sebelum tidur
• Makan tidak boleh terlalu kenyang.
Widal
Deteksi antigen O(somatic) dan H(flagella), dilakukan
pada akhir minggu 1, positif apabila kenaikan titer
4x/ titer O 1:320
Tubex TF
Deteksi IgM terhadap antigen 09, nilai ≥4 positif
demam tifoid, ≥6 indikasi kuat tifoid, 3 : borderline.
Antibiotik pada tifoid
FLOROQUINOLONE
• Antibiotik LINI PERTAMA pada dewasa
• Ciprofloxacin 2x500 mg, ofloxacin 2x400 mg, norfloxacin
2x400 mg selama 7-14 hari.
CHLORAMPHENICOL
• Dosis 50-100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama 14 hari.
• Efek samping à tidak boleh diberikan apabila leukosit
<2000
CEPHALOSPORIN GEN 3
• Terapi lini kedua, pada kondisi seperti MDR S.typhi,
IBU HAMIL quinolone-resistant, nalidixic acid resistant
• Amoxcicilin • Ceftriaxone 3-4 gr/hari (3-5 hari), cefixime 20
• Berikan sefotaksim 200 mg/kgBB IV mg/kgBB/hari (7-14 hari)
per 24 jam dibagi menjadi 3-4 dosis
• seftriakson 100 mg/kgBB IV per 24
jam (maksimal 4 g/24 jam) dibagi
menjadi 1-2 dosis.
Tatalaksana Hepatitis A
(Suportif dan Simtomatik)
HEPATITIS A Rehidrasi adekuat à Per oral atau Iv
Antipiretik : Ibuprofen 2-3 x 400 mg
Antiemetik : Domperidone 3 x 10 mg
PPI : Omeprazol 1x 20 mg
Hepatoprotektor : Curcumin (Suplementasi)