SMF NEUROLOGI
RSD NGANJUK
2022 – 2025
1. Definisi Tension Type Headache (TTH) atau nyeri kepala tipe tegang adalah bentuk sakit
kepala yang paling sering dijumpai dan sering dihubungkan dengan jangka waktu
dan peningkatan stress.
Nyeri kepala memiliki karekteristik bilateral, rasa menekan atau mengikat dengan
intensitas ringan sampai sedang, tidak bertambah pada aktifitas fisik rutin, tidak
didapatkan mual tapi bias terjadi fotofobia atau fonofobia
Patofisiologi TTH belum jelas, tetapi banyak faktor yang berperan. Mekanisme
perifer sangat berpera pada patofisiologi episodic TTH, sedangkan mekanisme
sentral berperan dalam TTH kronik.
Faktor muskulus sangat berperan dalam mekanisme perifer. Pada penderita dengan
episodik dan kronik TTH dijumpai peningkatan ketegangan otot miofasial baik
saat nyeri kepala maupun setelah bebas nyeri kepala.
Nyeri kepala ini lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki
dengan perbandingan 3:1. TTH dapat mengenai semua usia, namun sebagian besar
pasien adalah dewasa muda yang berusia sekitar Antara 20-40 tahun
2. Anamnesis 1. Nyeri tersebar secara difus, dengan intensitas ringan sampai sedang
2. Berlangsung 30 menit hingga 1 minggu
3. Lokasi pada awalnya leher bagian belakang kemudian menjalar kekepala
bagian belakang hingga menjalar ke bahu.
4. Tidak didapatkan mual maupun muntah
5. Pada kasus kronis biasanya didasari seperti kecemasan dan depresi
TTH episodic frekuen bila terjadi sedikitnya 10 episode yang timbul selama 1-14
hari/bulan selama paling tidak 3 bulan (12-180 hari/tahun) atau TTH kronik bila
nyeri kepala timbul > 15 hari perbulan, berlangsung> 3 bulan.
Dapat disertai/tidak adanya nyeri tekan perikarnial yaitu nyeri tekan pada otot
perikranial (otot frontal, temporal, massester, pteryangoid, sternocleidomastoid,
splenius dan trapezius) pada waktu manual yaitu dengan menekan secara keras
dengan pergerakan kecil memutar oleh jari-jari tangan kedua dan ketiga pemeriksa.
Hal ini merupakan tanda yang laing signifikan pada pasien TTH.
6. Diagnosis 1. Migren
Banding 2. Nyeri Kepala Kluster
3. Nyeri kepala penyakit lain seperti THT, gigi mulut, HT, anemia, GGK,
gagal hati
4. Nyeri kepala servikogenik
5. Psikosomatis
7. Pemeriksaan 1. Lab : hematologi rutin, gula darah sewaktu, fungsi ginjal (ureum,
Penunjang kreatinin), profil lipid, laju endap darah, serum elektrolit, analisa hepatic
(atas indikasi untuk menyingkirkan penyebab sekunder)
2. CT scan kepala dengan kontras apabila ada indikasi
8. Tatalaksana Pada serangan akut tidak boleh lebih dari 2 minggu, yaitu dengan
1. Acetaminofen 1000mg/hari
2. Aspirin 1000mg/hari
3. NSAIDs (Ketoprofen 25-50 mg/hari, asam mefenamat, ibuprofen 800
mg/hari, diklofenak 50 mg-100mg/hari)
4. Kafein (analgetik ajuvan) 65 mg
5. Kombinasi : 325 mg aspirin, asetaminofen + 40 mg kafein
Indikasi operasi :
1. TTH kronis tanpa remisi nyeri selama setahun
2. Terbatas nyeri unilateral
3. Stabil secara fisiologik, sehat secara mental dan medik
14. Indikator Medis 1.Buku harian nyeri kepala (gold standard) untuk evaluasi frekuensi, lama dan
beratnya serangan, disabilitas dan respon obat
2.Perbaikan nyeri baik secara klinis, maupun dengan skala nyeri kepala
Kepustakaan Diagnosis dan Penatalaksaan Nyeri Kepala, KOnsensus Nasional V POKDI Nyeri
15 Kepala Perdossi, 2016
. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Standar Kompetensi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia, 2015
Acuan Panduan Praktik Klinis Neurologi, PERDOSSI 2016