Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

SMF NEUROLOGI
RSD NGANJUK
2022 – 2025

TENSION TYPE HEADACHE


(Kode ICD X : G.44.2)

1. Definisi Tension Type Headache (TTH) atau nyeri kepala tipe tegang adalah bentuk sakit
kepala yang paling sering dijumpai dan sering dihubungkan dengan jangka waktu
dan peningkatan stress.

Nyeri kepala memiliki karekteristik bilateral, rasa menekan atau mengikat dengan
intensitas ringan sampai sedang, tidak bertambah pada aktifitas fisik rutin, tidak
didapatkan mual tapi bias terjadi fotofobia atau fonofobia
Patofisiologi TTH belum jelas, tetapi banyak faktor yang berperan. Mekanisme
perifer sangat berpera pada patofisiologi episodic TTH, sedangkan mekanisme
sentral berperan dalam TTH kronik.

Faktor muskulus sangat berperan dalam mekanisme perifer. Pada penderita dengan
episodik dan kronik TTH dijumpai peningkatan ketegangan otot miofasial baik
saat nyeri kepala maupun setelah bebas nyeri kepala.

Nyeri kepala ini lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki
dengan perbandingan 3:1. TTH dapat mengenai semua usia, namun sebagian besar
pasien adalah dewasa muda yang berusia sekitar Antara 20-40 tahun

2. Anamnesis 1. Nyeri tersebar secara difus, dengan intensitas ringan sampai sedang
2. Berlangsung 30 menit hingga 1 minggu
3. Lokasi pada awalnya leher bagian belakang kemudian menjalar kekepala
bagian belakang hingga menjalar ke bahu.
4. Tidak didapatkan mual maupun muntah
5. Pada kasus kronis biasanya didasari seperti kecemasan dan depresi

3. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan umum dan neurologis dalam batas normal

4. Kriteria Diagnosis Kriteria diagnostic TTH episodic infrekuen


1. Paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata-rata <1 hari/bulan
dan memenuhi kriteria B-D
2. Nyeri kepala berlangsung 30 menit sampai 7 hari
3. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas :
- Lokasi bilateral
- Menekan/mengikat (tidak berdenyut)
- Intensitasnya ringan atau sedang
- Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga
4. Tidak didapatkan :
- Mual dan muntah
- Lebih dari satu keluhan : fotofobia atau fonofobia

TTH episodic frekuen bila terjadi sedikitnya 10 episode yang timbul selama 1-14
hari/bulan selama paling tidak 3 bulan (12-180 hari/tahun) atau TTH kronik bila
nyeri kepala timbul > 15 hari perbulan, berlangsung> 3 bulan.

Dapat disertai/tidak adanya nyeri tekan perikarnial yaitu nyeri tekan pada otot
perikranial (otot frontal, temporal, massester, pteryangoid, sternocleidomastoid,
splenius dan trapezius) pada waktu manual yaitu dengan menekan secara keras
dengan pergerakan kecil memutar oleh jari-jari tangan kedua dan ketiga pemeriksa.
Hal ini merupakan tanda yang laing signifikan pada pasien TTH.

5. Diagnosis Kerja Tension Type Headache (ICD X : G44.2)

6. Diagnosis 1. Migren
Banding 2. Nyeri Kepala Kluster
3. Nyeri kepala penyakit lain seperti THT, gigi mulut, HT, anemia, GGK,
gagal hati
4. Nyeri kepala servikogenik
5. Psikosomatis

7. Pemeriksaan 1. Lab : hematologi rutin, gula darah sewaktu, fungsi ginjal (ureum,
Penunjang kreatinin), profil lipid, laju endap darah, serum elektrolit, analisa hepatic
(atas indikasi untuk menyingkirkan penyebab sekunder)
2. CT scan kepala dengan kontras apabila ada indikasi

8. Tatalaksana Pada serangan akut tidak boleh lebih dari 2 minggu, yaitu dengan
1. Acetaminofen 1000mg/hari
2. Aspirin 1000mg/hari
3. NSAIDs (Ketoprofen 25-50 mg/hari, asam mefenamat, ibuprofen 800
mg/hari, diklofenak 50 mg-100mg/hari)
4. Kafein (analgetik ajuvan) 65 mg
5. Kombinasi : 325 mg aspirin, asetaminofen + 40 mg kafein

SEdangkan tipe kronis


1. Antidepresan jenis trisiklik : Amitriptilin sebagai obat terapeutik maupun
sebagai pencegahan TTH
2. Antiansietas
Golongan benzodiazepine dan butalbital sering dipakai. Kekurangan obat
ini bersifat adiktif dan sulit dikontrol sehingga memperburuk nyeri
kepalanya
Untuk pasien yang dirawat inap karena nyeri kepala kluster intratekbel
dihidroergotamin iv setiap 8 jam, juga diberikan sedative.

Jika pengobatan konservatif dan preventif gagal bisa dipertimbangkan untuk


dilakukan “histamine desensitization” atau tindakan operasi.

Indikasi operasi :
1. TTH kronis tanpa remisi nyeri selama setahun
2. Terbatas nyeri unilateral
3. Stabil secara fisiologik, sehat secara mental dan medik

9. Edukasi 1. Hidup dan istirahat cukup


2. Hindari tidur sore
3. Hindari alcohol
4. Hindari tembakau
5. Hindari ketinggian
6. Hindari sinar terang dan suara gaduh

10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam


Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

11. Tingkat Evidens II


12. Tingkat A
Rekomendasi
13. Penalaah kritis Dyah Anetta Afri Rukmi, dr., Sp N
Wahyu Sasono, dr., Sp N

14. Indikator Medis 1.Buku harian nyeri kepala (gold standard) untuk evaluasi frekuensi, lama dan
beratnya serangan, disabilitas dan respon obat
2.Perbaikan nyeri baik secara klinis, maupun dengan skala nyeri kepala

Kepustakaan Diagnosis dan Penatalaksaan Nyeri Kepala, KOnsensus Nasional V POKDI Nyeri
15 Kepala Perdossi, 2016
. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Standar Kompetensi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia, 2015
Acuan Panduan Praktik Klinis Neurologi, PERDOSSI 2016

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk

dr. Tien Farida Yani, MMRS


Pembina Tk 1
NIP 19730308 200501 2 011

Anda mungkin juga menyukai