Anda di halaman 1dari 26

PRIMARY

HEADACHE
(Migrain, Tension, Cluster)

Fegita Finna Manopo


1765050393

KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


PERIODE 4 MEI – 13 JUNI 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2020
Migrain
Migren adalah suatu istilah yang digunakan untuk nyeri
kepala primer. Nyeri kepala berulang dengan manifestasi
serangan selama 4-72 jam.
Karakteristik nyeri kepala unilateral, berdenyut,
intensitas sedang atau berat, bertambah berat dengan
aktivitas fisik yang rutin dan diikuti dengan nausea
dan atau fotofobia dan fonofobia

Migren bila tidak diterapi akan berlangsung antara 4-72 jam dan yang klasik terdiri atas 4
fase yaitu fase prodromal (kurang lebih 25 % kasus), fase aura (kurang lebih 15% kasus),
fase nyeri kepala dan fase postdromal.
Faktor Pencetus
Menstruasi biasa pada hari pertama menstruasi atau sebelumnya/ perubahan
hormonal.
Puasa dan terlambat makan
Konsumsi akohol, coklat, susu, keju dan buah-buahan, dan makanan yang
mengandung MSG
Cahaya kilat atau berkelip.
Banyak tidur atau kurang tidur
Faktor herediter
Faktor psikologis: cemas, marah, sedih
Anamnesis
Nyeri sedang sampai berat, kebanyakan penderita Apabila terdapat aura, paling sedikit terdapat
migren merasakan nyeri hanya pada satu sisi dua dari karakteristik di bawah ini:
1. Sekurangnya satu gejala aura
kepala, hanya sedikit yang merasakan nyeri pada menyebar secara bertahap ≥5 menit,
kedua sisi kepala. dan/atau dua atau lebih gejala terjadi
Sakit kepala berdenyut atau serasa ditusuk-tusuk. secara berurutan.
2. Masing-masing gejala aura
Rasa nyerinya semakin parah dengan aktivitas berlangsung antara 5-60 menit
fisik. 3. Setidaknya satu gejala aura unilateral
Saat serangan nyeri kepala penderita tidak dapat 4. Aura disertai dengan, atau diikuti
oleh gejala nyeri kepala dalam waktu
melakukan aktivitas sehari-hari. 60 menit.
Disertai mual dengan atau tanpa muntah.
Fotofobia dan atau fonofobia.
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik, tanda vital, pemeriksaan neurologis


umumnya dalam batas normal.
Temuan-temuan yang abnormal menunjukkan sebab-sebab
sekunder, yang memerlukan pendekatan diagnostik dan
terapi yang berbeda
Kriteria Diagnosis
Kriteria diagnosis Migren tanpa Aura
A. Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi D. Selama nyeri kepala disertai salah satu
kriteria B-D dibawah ini :
• Nausea dan atau muntah
B. Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4 – 72 jam • Fotofobia dan fonofobia
(tidak diobati atau tidak berhasil diobati). E. Tidak ada yang lebih sesuai dengan
C. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara diagnosis lain dari ICHD-3 dan transient
ischemic attack harus dieksklusi
karakteristik berikut :
◦ Lokasi unilateral
◦ Kualitas berdenyut
◦ Intensitas nyeri sedang atau berat
◦ Keadaan bertambah berat oleh aktivitas fisik atau
penderita menghindari aktivitas fisik rutin (seperti
berjalan atau naik tangga).
Pemeriksaan Penunjang
CT scan kepala / MRI kepala (untuk menyingkirkan penyebab sekunder)
Neuroimaging diindikasikan pada :
 Darah rutin,  Sakit kepala yang pertama atau yang terparah seumur hidup penderita.
elektrolit, kadar  Perubahan pada frekuensi keparahan atau gambaran klinis pada migren.
gula darah, dll  Pemeriksaan neurologis yang abnormal.
(atas indikasi,  Sakit kepala yang progresif atau persisten.
 Gejala-gejala neurologis yang tidak memenuhi kriteria migren tanpa aura
untuk atau hal-hal lain yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
menyingkirkan  Defisit neurologis yang persisten.
penyebab  Hemikrania yang selalu pada sisi yang sama dan berkaitan dengan gejala-
sekunder) gejala neurologis yang kontralateral.
 Respon yang tidak adekuat terhadap terapi rutin.
 Gejala klinis yang tidak biasa.
Tatalaksana

Terapi abortif migrain:


a) Abortif non spesifik : analgetik, obat anti-inflamasi non steroid (OAINS)
b) Abortif spesifik : triptan, dihidroergotamin, ergotamin, diberikan jika analgetik atau OAINS
tidak ada respon.
Terapi profilaksi migrain:
• Beta bloker
• Antiepilepsi
• Antidepresi
• NSAID
Edukasi
Mengelola faktor pencetus secara efektif.
Pacing activity untuk menghindari pencetus migrain.
Menghindari gaya hidup yang memperburuk migrain.
Teknik relaksasi.
Mempertahankan sleep hygiene yang baik.
Mampu mengelola stres.
Cognitive restructuring untuk menghindari berfikir negatif.
Communication skills untuk berbicara efektif tentang nyeri pada keluarga
Menggunakan obat akut atau profilaksi secara wajar.
Tension Headache
Tension Headache atau Tension Type Headache
(TTH) atau nyeri kepala tipe tegang adalah bentuk
sakit kepala yang paling sering dijumpai dan sering
dihubungkan dengan jangka waktu dan
peningkatan stres.

Nyeri kepala memiliki karakteristik bilateral, rasa menekan atau


mengikat dengan intensitas ringan sampai sedang. Nyeri tidak
bertambah pada aktifitas fisik rutin, tidak didapatkan mual tapi bisa
ada fotofobia atau fonofobia.
Anamnesis
Nyeri tersebar secara difus, intensitas nyerinya mulai dari ringan sampai sedang.
Waktu berlangsungnya nyeri kepala selama 30 menit hingga 1 minggu penuh. Nyeri timbul sesaat
atau terus menerus.
Lokasi nyeri pada awalnya dirasakan pasien pada leher bagian belakang kemudian menjalar ke
kepala bagian belakang selanjutnya menjalar ke bagian depan. Selain itu, nyeri ini juga dapat
menjalar ke bahu.
Sifat nyeri kepala dirasakan seperti berat di kepala, pegal, rasa kencang pada daerah bitemporal
dan bioksipital, atau seperti diikat di sekeliling kepala. Nyeri kepalanya tidak berdenyut.
Pada nyeri kepala ini tidak disertai mual ataupun muntah.
Pada TTH yang kronis biasanya merupakan manifestasi konflik psikologis yang mendasarinya
seperti kecemasan dan depresi.
Kriteria Diagnosis
TTH Episodik Infrekuen: TTH Episodik frekuen :

 Bila terjadi sedikitnya 10 episode yang


timbul selama 1–14 hari/bulan selama
paling tidak 3 bulan (12– 180
hari/tahun) atau TTH kronik bila nyeri
kepala timbul > 15 hari per bulan,
berlangsung > 3 bulan (≥180
hari/tahun).
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium: darah rutin, elektrolit, kadar gula darah,dll (atas


indikasi untuk menyingkirkan penyebab sekunder)
Radiologi : atas indikasi (untuk menyingkirkan penyebab
sekunder).
Tatalaksana

AKUT KRONIS
Edukasi

 Keluarga ikut meyakinkan pasien bahwa tidak ditemukan kelainan


fisik dalam rongga kepala atau otaknya, dapat menghilangkan rasa
takut akan adanya tumor otak atau penyakit intrakranial lainnya.
 Keluarga ikut membantu mengurangi kecemasan atau depresi pasien,
serta menilai adanya kecemasan atau depresi pada pasien.
KLUSTER
Nyeri kepala klaster merupakan salah satu jenis nyeri kepala
yang paling hebat dan insidensnya jarang, mempunyai
gambaran klinis yang khas yaitu periodesitas serta gejala
otonom, yang membedakan dengan bentuk nyeri kepala yang
lain.
Sakit kepala cluster sering terjadi pada malam hari,
membangunkan pasien dari tidur, dan berulang setiap
hari pada waktu tertentu yang sama untuk jangka waktu
mingguan hingga bulanan. Setelah itu akan ada jeda dimana
pasien mungkin bebas dari sakit kepala cluster selama
berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Anamnesis

Nyeri kepala yang hebat, nyeri selalu unilateral di orbita,


supraorbita, temporal atau kombinasi dari tempat-tempat tersebut,
berlangsung 15–180 menit dan terjadi dengan frekuensi dari sekali
tiap dua hari sampai 8 kali sehari.
Serangan-serangannya disertai satu atau lebih sebagai berikut,
semuanya ipsilateral: injeksi konjungtival, lakrimasi, kongesti nasal,
rhinorrhoea, berkeringat di kening dan wajah, miosis, ptosis, edema
palpebra. Selama serangan sebagian besar pasien gelisah atau agitasi.
Kriteria Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang

CT Scan atau MRI Kepala + kontras atas indikasi bila


didapatkan defisit neurologi, atau bila diterapi belum membaik
selama 3 bulan serta keluhan makin memberat.
Tatalaksana
Bedah Untuk Nyeri Kepala Klaster Kronis

Jika pengobatan konservatif dan preventif gagal, bisa


dipertimbangkan untuk dilakukan “histamine desensitization” atau
tindakan operasi.

Indikasi Operasi:
Nyeri kepala tipe kronis tanpa remisi nyeri selama satu tahun.
Terbatas nyeri unilateral.
Stabil secara fisiologik, sehat secara mental dan medik.
Edukasi

Hidup dan istirahat cukup


Hindari tidur sore
Hindari alcohol
Hindari tembakau
Hindari ketinggian
Hindari sinar terang dan suara gaduh

Anda mungkin juga menyukai