Anda di halaman 1dari 15

Case Report Rotasi 2

TENSION HEADACHE

Oleh: Nur Diana Prima 06120043 07120115 Preseptor: dr. Viona Putria

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2012

BAB I TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Nyeri kepala adalah nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri di belakang mata serta perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang. Menurut Mansjoer dkk, 2005, disebutkan bahwa nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak enak di bagian atas (superior) kepala, setempat atau menyeluruh dan dapat menjalar ke wajah, mata, gigi, rahang bawah dan leher. B. Epidemiologi Nyeri kepala merupakan keluhan bidang neurologik yang sering dikeluhkan oleh pasien yang datang berobat. Sebahagian besar orang pernah mengalami nyeri kepala (sefalgia) pada sepanjang hidupnya. terbukti dari hasil penelitian population base di Singapore dari Ho dkk didapati prevalensi life time nyeri kepala penduduk Singapore adalah pria 80%, wanita 85% (p = 0.0002). Di Amerika Serikat, dalam satu tahun lebih dari 70% penduduknya (pernah) mengalami nyeri kepala. Penelitian yang dilakukan di Surabaya (1984) menunjukkan bahwa di antara 6488 pasien baru, 1227 (18,9%) datang karena keluhan nyeri kepala; 180 di antaranya didiagnosis sebagai migren. Sedangkan di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta (1986) didapatkan 273(17,4%) pasien baru dengan nyeri kepala di antara 1298 pasien baru yang berkunjung selama Januari sd. Mei 1986. C. Klasifikasi Klasifikasi nyeri kepala telah dilakukan oleh International Headache Society pada tahun 2004. Adapun klasifikasinya adalah :
International Headache Society Classification of Headache
1. Migraine Migraine without aura Migraine with aura Ophtalmoplegic migraine Retinal migraine 3. Episodic tension type headache Chronic tension type headache Cluster headache and chronic paroxysmal hemicranias Cluster headache

2.

Tension-type headache

4.

Chronic paroxysmal hemicrania Headache not classifiable

D. Pemeriksaan klinis 1. Anamnesis Mula timbul Nyeri kepala yang dimulai sejak masa kanak-kanak, masa remaja atau dewasa muda biasanya migren; jenis ini umumnya berhenti pada saat menopause, meskipun pada beberapa kasus justru mulai dirasakan pada masa tersebut. Nyeri kepala tipe tegang dapat mulai diderita setiap saat; Sedangkan nyeri kepala yang baru mulai dirasakan pada usia yang lebih lanjut harus diselidiki kemungkinan penyebab organiknya seperti arteritis temporalis, gangguan peredaran darah otak atau tumor. Hati-hati terhadap nyeri kepala yang progresif memberat karena mungkin didasari kelainan organik; makin lama nyeri kepala diderita anpaberubah sifat, makin besar kemungkinannya disebabkan oleh faktor-faktor yang jinak (benign).

Nyeri kepala Migren umum

Sifat nyeri Berdenyut

Lokasi Unilateral Atau bilateral

Lama nyeri 6-48 jam

Frekuensi Sporadic Beberapa kali sebulan

Gejala ikutan Mual,muntah, malaise dan fotofobia Sindroma visual, mual, muntah, dan malaise

Migren klasik

Berdenyut

Unilateral

1-6 jam

Beberapa kali

Klaster

Tajam dan menusuk

Unilateral orbita

5-120 menit

Serangan berkelompok dengan remisi lama

Lakrimasi ipsilateral, wajah merah, hidung tersumbat, Horner Depresi ansietas Zona Pemicu nyeri

Tipe tegang Neuralgia trigeminal Atipikal

Tumpul, ditekan Ditusuk-tusuk

Difus,bilateral Dermatom Saraf

Terus menerus singkat

Konstan Beberapa kali Sehari

Tumpul

Unilateral atau bilateral

Terus menerus bervariasi

Konstan

Depresi kadangkadang psikosis

Sinus

Tumpul/ta jam

Diatas sinus

Sporadik dan konstan

Rinore

Lesi desak ruang

bervariasi

Unilateral (a wal) bilateral (lanjut)

Bervariasi progresif

Bervariasi Semakin sering

Papil edema,deficit neurologis fokal, gangguan mental dan perilaku,kejang,dll

Faktor pencetus Migren dapat dicetuskan oleh banyak hal, seperti alkohol, obat-obatan, cahaya terang, rasa lelah, kurang tidur, stres, hipoglikemi; selain itu juga sering berkaitan dengan menstruasi dan dalam banyak kasus sembuh selama hamil.

Nyeri kepala yang dicetuskan oleh exercise atau orgasme dapat disebabkan oleh pecahnya aneurisma. Penderita migren lebih suka duduk tegak, berbeda dengan nyeri kepala akibat tumor yang penderitanya lebih suka berbaring dan menghindari perubahan posisi, terutama bangkit dari tidur. Mengejan atau batuk dapat mencetuskan semua jenis nyeri kepala, kecuali tipe tegang. Pasien nyeri kepala klaster tidak dapat tenang selama serangan, bahkan dapat kelihatan panik; tanda ini khas karena tidak ditemui pada nyeri kepala jenis lain. Guncangan kepala (head jolt) memperberat nyeri kepala, terutama akibat tumor; kadang- kadang dijumpai juga pada nyeri kepala di saat demam, pasca trauma atau meningitis; nyeri kepala tipe tegang tidak banyak dipengaruhi. Gangguan tidur yang menyertai nyeri kepala biasanya disebabkan oleh anxietas atau depresi. Riwayat keluarga umumnya dijumpai di kalangan pasien migren. 2. Pemeriksaan Fisik fungsi vital : tekanan darah, frekuensi, nadi, pernapasan, suhu tubuh untuk menyingkirkan penyakit-penyakit sistemik; funduskopi penting untuk mendeteksi adanya papiledema dan/atau tanda-tanda hipertensi. Palpasi daerah kepala dan leher dilakukan untuk mendeteksi kelainan lokal. Pemeriksaan tanda rangsang meningeal (Kernig, Brudzinsky, kaku kuduk), fungsi saraf otak (pupil, gerak bola mata, sensibilitas wajah), kekuatan motorik dan refleks, fungsi sensorik/sensibilitas, Pemeriksaan fungsi mental terutama perubahan tingkah laku dan kebiasaan.

3. Pemeriksaan tambahan Bila anamnesis/riwayat penyakitnya sesuai dengan salah satu jenis nyeri kepala, dan pemeriksaan fisik dan neurologik tidak menemukan kelainan, umumnya tidak diperlukan pemeriksaan tambahan. Pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan radiologik (foto Rntgen kepala, CT scan), pemeriksaan elektrofisiologik (EEG, EMG, potensial cetusan) atau pemeriksaan laboratorium lain dilakukan hanya bila terdapat kecurigaan adanya penyakit gangguan struktural otak atau penyakit sistemik yang mendasarinya

E.

Nyeri Kepala Tipe tegang ( Tension ) 1. Manifestasi Klinis Nyeri kepala tegang otot dirasakan bilateral. Intensitasnya dari ringan sampai sedang. Rasa nyeri yang dirasakan antara lain seperti diikat, seperti ditindih barang berat atau kadang-kadang berwujud perasaan tidak enak di kepala. Nyeri kepala ini dapat berlangsung hanya 30 menit akan tetapi dapat pula terusmenerus sampai 7 hari dengan intensitas bervariasi yang biasanya ringan pada waktu bangun tidur, makin lama makin berat dan membaik lagi sewaktu mau tidur. Pemeriksaan neurologic tidak menunjukkan adanya kelainan 2. Diagnosis Sesuai dengan kriteria The International Headache Society, tegang otot episodik dapat ditegakkan apabila : a) Minimal ada 10 kali serangan nyeri kepala dengan gambaran klinik seperti diatas. b) Tidak ada nausea dan vomitus c) Tidak ditemukan adanya fonofobia dan fotofobia dan kalaupun ada hanya salah satu. d) Dikatakan nyeri kepala tegang otot yang berhubungan dengan gangguan otot perikranial (dahulu disebut muscle contraction headache), bila ditemukan adanya ketegangan otot perikranial dengan cara palpasi atau dengan pemeriksaan EMG. e) Apabila bentuk diatas ditemukan akan tetapi serangan nyeri kepala terjadi paling sedikit 15 hari tiap bulannya dan telah berlangsung lebih dari 6 bulan, serta mungkin pula diiringi dengan salah satu dari gejala berikut ini : nausea, fotofobia, fonofobia akan tetapi tidak disertai vomitus maka diagnosisnya adalah nyeri kepala tegang otot kronik.

3. Pengobatan Tindakan umum Pembinaan hubungan empati awal yang hangat antara dokter dan pasien merupakan langkah pertama yang sangat penting untuk keberhasilan pengobatan. Penjelasan dokter yang menyakinkan pasien bahwa tidak ditemukan kelainan fisik dalam rongga kepala atau dalam otaknya dapat menghilangkan rasa takut akan adanya tumor otak atau penyakit intracranial lainnya. Penilaian adanya kecemasan atau depresi harus segera dilakukan. Sebagian pasien menerima bahwa nyeri kepalanya berkaitan dengan penyakit depresinya dan bersedia ikut program pengobatan sedangkan sebagian pasien lain menyangkalnya. Oleh sebab itu, pengobatan harus ditujukan kepada penyakit yang mendasari dengan obat anti cemas atau antidepresi serta modifikasi pola hidup yang salah, disamping pengobatan nyeri kepalanya. Bila depresi berat dengan kemungkinan bunuh diri maka pasien harus dirujuk ke ahli jiwa. Terapi Farmakologik Karena bersifat jangka panjang, hindari sedapat mungkin zat-zat yang adiktif misalnya golongan benzodiazepine dan analgetik opiate. Anti-depresan. Meskipun analgetik nonnarkotik (asetosal,parasetamol,dll) dan antiinflamasi nonsteroid bermanfaat mengurangi nyeri kepala namun sebagian besar nyeri kepala tipe tegang memerlukan tambahan obat anti depresan dan atau anti cemas. Obat anti depersan efektif juga disebabkan oleh efek analgetiknya. Antidepresan trisiklik seperti amitriptilin dan doksepin dapat diberikan bila nyeri kepala disertai gangguan pola tidur karena sefek sedatifnya. Golongan trisiklik yang nonsedatif antara lain nortriptilin atau protiptilin. Golongan lain yang nontrisiklik seperti maprotilin,trazadon, fluoksetin dipilih untuk menghindari efek antikolinergiknya. Anti-cemas. Sebagian pasien dengan predominan kontraksi otot dan kecemasan dapat diberikan diazepam 5-30 mg/hari, klordiazepoksid 10-75 mg/hari, alprazolam 0,25-0,50 mg. 3 kali sehari atau buspiron. Buspiron adalah agonis parsial selektif reseptor serotonin 5-HTIA,karena itu kecil efek

sedatifnya adan tidak adiktif. Alprazolam memiliki efek anticemas dan antidepresi. Relaksasi, hypnosis, biofeedback, meditasi dan teknik reklaksasi lain dapat membantu mengurangi berta-ringan dan frekuensi serangan. Psikoterapi bermanfaat pada kasus dengan ansietas atau depresi berat Fisioterapi,terdiri dari diatermi, masase, kompres hangat,TENS (transcutaneus electric nerve stimulation).

BAB II LAPORAN KASUS

1. Identitas Pasien Nama : Ny. Elmayanti

Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan Umur : Ibu rumah tangga : 38 tahun

Suku Bangsa : Minangkabau Alamat 2. : Koto Baru Latar belakang sosial ekonomi demografi lingkungan keluarga a. Status perkawinan b. Jumlah anak / Saudara c. Status ekonomi keluarga : Menikah : Jumlah anak 3 orang/ anak ke-2 dari 4 bersaudara :

Keluarga pasien termasuk keluarga kurang mampu. Suami pasien bekerja sebagai petugas kebersihan kota dengan penghasilan kira-kira Rp 1.500.000/bulan. Pasien mempunyai tambahan penghasilan dari berdagang di warung dengan pendapatan + Rp 200.000/bulan. Pendapatan dipergunakan untuk biaya kehidupan sehari-hari dan biaya pendidikan anak-anaknya. d. KB : Pasien tidak menggunakan KB :

e. Kondisi rumah

Tinggal di rumah permanen, mempunyai 2 kamar, dan 1 kamar mandi. Listrik ada, ventilasi dan pencahayaan cukup. Sumber air minum berasal dari sumur gali, buang air besar di jamban di luar rumah, pekarangan cukup luas, sampah rumah tangga di bakar di belakang rumah. f. Kondisi lingkungan keluarga :

Pasien tinggal di lingkungan perumahan yang tidak terlalu padat dan lingkungan sekitar cukup bersih. g. Aspek psikologis di keluarga 3. Pasien dekat dengan semua anggota keluarga Hubungan dengan keluarga baik. Riwayat Penyakit Sekarang Nyeri kepala sejak 2 hari yang lalu, nyeri dirasakan meyebar diseluruh kepala, terutama di pundak dan belakang kepala, kepala terasa berat dan seperti diikat. Nyeri dirasakan sepanjang hari, nyeri berkurang jika pasien beristirahat. Nyeri kepala dirasakan menggangu aktivitas sehari-hari. Riwayat demam tidak ada. Nyeri tidak disertai mual dan muntah, pandangan kabur, pandangan ganda, rasa berputar, ataupun silau melihat cahaya. Nyeri tidak dipengaruhi oleh makanan ataupun minuman seperti kopi, coklat dan keju. Pasien telah berobat sebelumnya dengan membeli obat sakit kepala di toko obat, nyeri berkurang setelah minum obat. 4. Nafsu makan baik, tidur biasa. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Riwayat Penyakit Dahulu/ Penyakit Keluarga Pasien sering menderita nyeri kepala sejak lebih kurang 2 tahun terakhir, namun keluhan membaik dengan meminum obat yang dibeli di toko obat. 5. Riwayat hipertensi tidak ada Riwayat cedera kepala tidak ada Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : sakit ringan Tinggi badan : 155 cm

10

Kesadaran Nadi Nafas Suhu Kepala

: compos mentis cooperative Berat badan : 90 x/menit : 18 x/menit : 36,6 0C : normocephal, rambut hitam Status gizi

: 55 kg : baik

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Pupil isokor, Reflek cahaya +/+ normal

Telinga : liang telinga lapang, membran timpani putih, reflex cahaya (+) Mulut: mukosa basah, tonsil T1-T1, tidak hiperemis Tenggorok : tidak hiperemis Toraks : Paru : normochest, pernafasan simetris kiri dan kanan, retraksi (-), suara

nafas vesikuler di kedua lapangan paru Jantung : iktus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V, irama teratur, bising tidak ada Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal

Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik KGB : tidak ditemukan pembesaran KGB

Status Neurologikus Tanda rangsangan selaput otak : Kaku kuduk Laseque Brudinski II : (-) : (-) : (-) Kernig : (-)

Brudzunski I : (-)

Tanda peningkatan TIK

11

Muntah proyektil

: (-)

Sakit kepala progresif : (-)

Saraf - saraf otak 1. Nervi Kranialis NI N II : Penciuman baik : Tajam penglihatan N/N, lapangan penglihatan N/N, melihat warna +/+ N III, IV, VI : pupil isokor, diameter 3 mm, reflek cahaya +/+, gerakan mata ke lateral +/+ NV N VII : motorik dan sensorik baik : raut muka simetris, plika nasolabialis simetris, menutup mata +/+ , menggerakkan dahi +/+, mencibir (+), bersiul (+) N VIII N IX NX N XI N XII 2. Koordinasi : tidak ada kelainan : Reflek muntah (+) : bisa menelan, artikulasi jelas : menolehkan kepala (+), mengangkat bahu (+) : lidah tak ada deviasi : Cara Berjalan : Normal, Tes supinasi (+), Tes jari hidung (+), tes

hidung jari (+), Disartri (-) 3. Motorik : Dekstra aktif 5/5/5 eutonus eutrofi Sinistra aktif 5/5/5 eutonus eutrofi

Ekstremitas superior Pergerakan Kekuatan Tonus Trofi

12

Ekstremitas inferior Pergerakan Kekuatan Tonus Trofi

Dekstra aktif 5/5/5 eutonus eutrofi

Sinistra aktif 5/5/5 eutonus eutrofi

4. Sensorik

Sensibilitas halus dan kasar baik BAB dan BAK terkontrol, sekresi keringat (+)

5. Fungsi otonom : 6. Reflek fisiologis Biseps Triseps APR KPR : +/+ : +/+ : +/+ : +/+

7. Reflek patologis Babinski : -/Chaddock : -/Oppenheim : -/Gordon : -/-

Schaffer : -/Hoffman Trommer : -/8. Fungsi luhur : baik

PEMERIKSAAN PENUNJANG Tidak dilakukan

Diagnosis Kerja

13

Nyeri kepala tipe tension headache

Diagnosis Banding ---

MANAJEMEN Promotif Memberikan edukasi kepada pasien tentang menyesuaikan posisi tubuh saat bekerja dan beristirahat untuk mencegah ketegangan otot. Memberikan edukasi kepada pasien tentang olahraga ringan secara teratur terutama gerakan-gerakan yang melemaskan otot-otot leher dan kepala. Preventif Mengisi waktu luang dengan kegiatan lain seperti berolah raga ringan dan bersosialisasi dengan tetangga. Usahakan agar pasien mendapatkan istirahat yang cukup. Mencegah berbaring dalam posisi tidak nyaman. Sebaiknya gunakan bantal yang empuk saat tidur.

Kuratif Asam mefenamat 500 mg 3 x 1 Vit B komplek 3 x 1 Anjuran : Diazepam 5 mg 1 x 1 (malam hari)

Rehabilitatif serangan. Fisioterapi,terdiri dari diatermi, masase, kompres hangat Relaksasi untuk membantu mengurangi berat-ringan dan frekuensi

14

DINAS KESEHATAN KODYA PADANG Puskesmas Ulak Karang Dokter Tanggal : Diana : 10 November 2012

R/ R/

Asam mefenamat 500 mg No.X 3dd tab I Vit B comp 3dd tab I No.X

Pro : Elmayanti Umur : 38 tahun Alamat: Koto Baru

15

Anda mungkin juga menyukai