Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

Nyeri kepala adalah keluhan yang sering dijumpai dalam praktek dokter. Nyeri
kepala merupakan keluhan subyektif yang dapat disebabkan oleh berbagai sebab
dan selain merupakan masalah medis, nyeri kepala juga menimbulkan dampak
sosial dan ekonomi karena sering absen kerja. Secara garis besar nyeri kepala
dibagi dalam nyeri kepala primer dan sekunder. Pada nyeri kepala primer nyeri
kepala merupakan penyakit tersendiri, sedang pada nyeri kepala sekunder, disini
nyeri kepala merupakan gejala dari penyakit lain seperti penyakit tumor, infeksi,
metabolik, stroke dll
PRASYARAT YANG DIPERLUKAN
1. Fisiologi
: mekanisme terjadinya nyeri kepala
2. Farmakologi: - obat-obat analgetik
- obat-obat golongan triptan dan ergot
- obat-obat profilaksis nyeri kepala
DAFTAR KEPUSTAKAAN :

Adam RD, Victor M. Principles of Neurology.Edisi ke-8. Companion, Hand


Book, Mc Graw-Hill Inc Health Profession Division, 2005. h..144-167

Gilroy J. Basic Neurology. Third Edisi ke-3. New York: Mc Graw Hill, 2000 .
h.123-148.

Samuels M. Manual of Neurologic Therapeutics. Edisi ke-7. Philadelphia:


Lippincott Williams & Wilkins, 2004. h. 336-368.

Royden H . Neurology. Netters, International Student Edition, Icon Learning


System, New Jersey: 2005.h. 170-186

Cephalalgi. An Int J of Headache. Blackwell Publishing, vol 24 supplI 2004.

Michael JA, David AG, Roger PS. Clinical Neurology. Edisi ke-6. New York:
McGraw-Hill Companies Inc, 2005. h. 69-92.

Konsensus Nasional II. Diagnostik & Penatalaksaan Nyeri Kepala. Kelompok


Studi Nyeri Kepala PERDOSSI, 2005.

Stephen DS, Richard BL, Donald JD. Wolff's Headache and Other Head Pain.
Edisi ke-7. New York: Oxford University Press Inc, 2001.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan topik nyeri kepala,mahasiswa harus mencapai kompetensi
sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi nyeri kepala
2. Menjelaskan patofisiologi dari nyeri kepala
3. Mengetahui klasifikasi nyeri kepala (Konsensus Nasional Nyeri Kepala
Perdossi 2005)
4. Mengetahui tentang faktor-faktor pencetus nyeri kepala
5. Mengetahui kasus-kasus emergency nyeri kepala yang harus dirujuk
(tumor, perdarahan intra serebral,perdarahan subarahnoid, meningitis,
abses otak, dll)
6. Mengetahui indikasi pemeriksaan penunjang untuk nyeri kepala
7. Dapat membuat diagnosa nyeri kepala
8. Mengetahui pelaksanaan nyeri kepala, berupa pengobatan medikamentosa
atau non medikamentosa
9. Mengetahui prognosa dari nyeri kepala
SKENARIO
Seorang wanita umur 30 tahun, karyawan swasta sudah sejak 4 bulan yang lalu
sering mengalami nyeri kepala, nyeri kepala timbul lebih dari 15 hari per bulan.
Nyeri kepala timbul kalau sedang banyak pikiran atau terlalu lama bekerja dengan
komputer. Nyeri kepala biasanya berlangsung antara 30 menit sampai beberapa
hari. Nyeri kepala tidak berdenyut, tapi seperti ditekan atau diikat dari kedua
pelipis sampai belakang kepala disertai rasa nyeri pada otot leher dan bahu.
Selama nyeri kepala dia masih bisa melakukan aktivitas rutin sehari-hari dan nyeri
kepala tidak bertambah berat dengan aktivitas.
Nyeri kepala tidak disertai nausea, vomitus, photophobia atau phonophobia. Sejak
5 hari yang lalu nyeri kepala timbul lagi, dia berobat ke Dokter dikantornya lalu
dilakukan pemeriksaan : Laboratorium darah, Urin. Foto cervical, CT-Scan
kepala, semua dikatakan masih dalam batas normal, oleh dokter diberi obat tapi
keluhan masih ada. Lalu dirujuk ke bagian mata dan bagian THT dikatakan tidak
ada kelainan. Akhirnya dia berobat ke Bagian saraf.
Pada pemeriksaan di bagian saraf :
Kesadaran
: komposmentis
Vital sign
: tensi 120/80, nadi 84x/menit, regular, ekual, isi cukup
suhu 37 oc
Status interna
: dalam batas normal
Status neurologi
Test rangsang meningeal : tak ada kelainan
Saraf otak I-XII
: baik
Motorik
: baik

Sensorik

: baik

Reflek fisiologis +/+ (Biseps, triseps,KPR,APR)


Reflek patologis -/Fungsi luhur baik
Nyeri tekan pada otot sternocleidomastoideus dan trapezius kiri dan kanan +/+
Pada pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan
Laboratorium darah dan urin
: normal
Foto cervical
: normal
CT-Scan kepala
: normal
PEMBAHASAN KASUS
Diagnosa banding :
1 Episodik Tension Type Headache dengan nyeri tekan otot perikranial
2. Nyeri kepala servikogenik
3. Migren
DIAGNOSA
Chronic Tension Type Headache dengan nyeri tekan otot perikranial
Usul pemeriksaan : Lab dan Radiologi atas indikasi untuk menyingkirkan nyeri
kepala sekunder
PENATALAKSANAAN :
1. Non farmakologis
- Fisioterapi
- Psikoterapi
2. Farmakologis
- Analgetik
- Obat pelemas otot
- Anti depresan
PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungsional ad bonam.

PEMBAHASAN TEORITIS
NYERI KEPALA
Keluhan sering dijumpai di praktek merupakan keluhan subyektif yang dapat
disebabkan oleh berbagai sebab. Secara garis besar dibagi :
- nyeri kepala primer
- nyeri kepala sekunder
Nyeri kepala primer

: nyeri kepala yang bukan merupakan gejala ikutan dari


penyakit lain merupakan penyakit tersendiri :
Tension Type Headache
Migren
Cluster
Nyeri kepala sekunder : nyeri kepala yang timbul sebagai gejala ikutan dari
penyakit lain, seperti :
Infeksi
Tumor
Trauma
Kelainan metabolik
Stroke
Dll
DEFINISI NYERI KEPALA
Nyeri pada bagian atas kepala dari daerah orbita sampai daerah oksiput
PATOFISIOLOGI NYERI KEPALA PRIMER
Sampai saat ini masih belum jelas dan masih diperdebatkan antara lain
- Teori sensitisasi nosiseptor miofasial perifer
- Teori sensitisasi neuron-neuron ke 2 pada level kornudorsalis medula
spinalis
- Teori sensitisasi neuron supraspinal
- Teori berkurangnya anti nosiseptif dari supraspinal

Teori hiper eksibilitas neuronal


CSD
Aktivasi perifer dan sentral N. trigeminal
Kerusakan periaquavital graymater (PNG)
Genetik
Aktivasi pada jaras simpatis dan parasimpatis kranial

Untuk mempelajari nyeri kepala membuat kita harus mengetahui struktur-struktur


peka nyeri di kepala yang dibagi 3 bagian:
A. Struktur intra kranial
B. Struktur ekstra kranial
C. Saraf
STRUKTUR INTRA KRANIAL :
1. Arteri dari duramater (arteri meningea media)
2. Arteri di basis kranii
3. Sinus venosus
4. Duramater di basis otak
STRUKTUR EKSTRA KRANIAL
1. Scalp, otot, tendon, fascia daerah kepala dan leher
2. Mukosa sinus, cavumnasi
3. Gigi geligi
4. Telinga luar dan telinga tengah
5. Tulang tengkorak terutama daerah supra orbita, temporal, oksipital bawah,
rongga orbita dan isinya
6. Arteri ekstra kranial
SARAF
1. N trigeminus
2. N. Fasialis
3. N. Glossofaringeus
4. N. Vagus
5. Saraf spinal servikalis 1,2,3
Nyeri kepala bisa disebabkan oleh :
- tekanan
- traksi
- pergeseran
- proses kimiawi
- inflamasi
terhadap nosiseptor pada struktur peka nyeri di kepala
Jika struktur peka nyeri yang terletak difosa anterior dan media dirangsang maka
nyeri yang timbul terasa di wajah karena rasa nyeri ini ditransmisi oleh nervus
trigeminus (N.V). Sedangkan perangsangan terhadap struktur peka nyeri difossa
kranii posterior akan dirasakan di oksipital, sub oksipital dan servikal atas karena
rasa nyeri ini ditransmisi oleh saraf spinal servikal atas.

Gambar transmisi nyeri (clinical neurology hal 71)


Tanda bahaya nyeri kepala harus dirujuk ke dokter spesialis saraf :
1. Nyeri kepala yang timbul mendadak, baru pertama kali dirasakan dan
hebat
2. Nyeri kepala yang progresif, makin lama makin hebat
3. Nyeri kepala yang bertambah hebat, bila batuk atau mengedan
4. Nyeri kepala disertai :
- Panas
- Muntah proyektil
- Kaku kuduk
- Diplopia
- Hemiparese, hemihipestesi
- Kelumpuhan saraf otak
- Kejang
- Penurunan kesadaran
5. Nyeri kepala dengan awitan pertama pada umur lebih dari 50 tahun
SKALA INTENSITAS NYERI KEPALA
Derajat
0
: tidak ada nyeri kepala
1
2

: nyeri kepala ringan, dapat melakukan pekerjaan sehari-hari/aktivitas


normal
: nyeri kepala sedang, aktivitas terganggu tetapi tidak sampai menghalangi
kegiatan aktivitas normal sehari-hari (tidak membutuhkan istirahat)

: nyeri kepala berat, tidak dapat melakukan aktivitas normal sehari-hari


(memerlukan istirahat tidur, kalau perlu rawat inap di RS)
TENSION TYPE HEADACHE (TTH)
DEFINISI
Nyeri kepala yang terasa seperti ditekan/diikat dari depan kepala sampai oksiput
dan leher.
NAMA LAIN :
- Muscle Contraction Headache
- Psychomyogenic Headache
- Ordinary Headache

(clinical neurology hal 91 figure 2-16)


Gejala dari TTH :
1. nyeri seperti ditekan/diikat, tidak berdenyut
2. nyeri terasa bilateral
3. intensitas nyeri ringan
4. tidak ada mual, photophobia dan phonophobia, bisa ada salah satu (jarang)
INSIDENSI : Merupakan nyeri kepala tersering 90% dari nyeri kepala.
Perbandingan perempuan: laki-laki 1,4 : 1
UMUR

: bisa timbul kapan saja tapi lebih sering pada remaja atau dewasa

muda
KLASIFIKASI DARI TTH MENURUT INTERNATIONAL HEADACHE
SOCIETY (IHS)
EPISODIK TENSION TYPE HEADACHE
INFREQUENT
: - Nyeri tekan perikranial
- Tidak nyeri tekan perikranial

FREQUENT

: - Nyeri tekan perikranial


- Tidak nyeri tekan perikranial

CHRONIC TENSION TYPE HEADACHE


Nyeri tekan perikranial
Tidak nyeri tekan perikranial
PROBABLE TENSION TYPE HEADACHE
EPISODIK TENSION TYPE HEADACHE
Sedikitnya sudah ada 10 kali nyeri kepala yang memenuhi kriteria di bawah ini:
1. Nyeri kepala kurang dari 15 hari/bulan.
2. Berlangsung antara 30 menit hingga 7 hari.
3. Sekurang-kurangnya memenuhi 2 kriteria di bawah ini:
a. nyeri kepala seperti ditekan/ diikat, tidak berdenyut.
b. intensitas ringan sampai sedang.
c. lokasi bilateral.
d. tidak bertambah berat bila melakukan aktifitas rutin sehari-hari.
4. Tidak ada mual atau muntah.
5. Tidak ada photophobia dan phonophobia, tapi kadang (jarang) bisa
ada salah satu.
6. Tidak didapat adanya sebab lain dari nyeri kepala.
Episodik Tension Type Headcache Infrequent bila nyeri kepala kurang
dari 1 hari/bulan
Episodik Tension Type Headache Frequent bila nyeri kepala antara 1
hari sampai dengan <15 hari/bulan
CHRONIK TENSION TYPE HEADACHE
Bila nyeri kepala 15 hari/bulan, sudah berlangsung lebih dari 3 bulan dan
memenuhi kriteria 2 sampai 6 dari episodik tension type headache.
8

PROBABLE TENSION TYPE HAEDACHE : Bila ada satu kriteria tak


terpenuhi
FAKTOR PENCETUS TTH

Stres
Posisi kepala dan leher yang salah, yang dipertahankan dalam waktu lama

DIAGNOSIS TTH
1. TTH didiagnosis bila memenuhi kriteria persyaratan di atas.
2. Pada pemeriksaan neurologik tidak didapatkan kelainan.
PENGOBATAN TTH

Therapi Farmakologik
1. Therapi abortif untuk menghentikan atau mengurangi beratnya serangan
- Paracetamol (acetaminophen) 1000mg/hari
- Ibuprofen 800mg/hari
- Aspirin 1000mg/hari
- Naproxen 750mg/hari
- Caffein (analgetik ajuvan) 65mg/hari
- Diclofenac 100mg/hari
Tizanidine 12mg/hari
2. Therapi Preventif
- Amitriptiline 10mg/hari-25mg/hari
- Fluoxetin 10mg/hari
- Setralin 50mg/hari

Therapi lain :
1. Fisio therapi:
- kompres panas
- TENS
2. .Psychiatri/ psychology
- penanganan stres
3. Therapi Invasive minimal
- Akupuntur
- Injeksi Botox pada otot-otot perikranial, bisa diberikan sampai
12 tempat, masing-masing tempat diberikan dosis 2 unit, dosis
maksimal 50-100 unit,

Nyeri kepala Servikogenik


Gejala :
1. Nyeri kepala unilateral atau bilateral menetap
2. Lokasi pada oksipital, frontal
3. Intensitas sedang sampai berat
4. Serangan dalam beberapa jam sampai beberapa hari
5. Nyeri terasa dalam dan tidak berdenyut
6. Nyeri dicetuskan oleh gerakan leher, posisi tertentu dari leher, valsava,
batuk, bersin merupakan pemicu
7. Terjadi pengurangan gerakan leher baik aktif atau pasif
8. Nyeri bersumber pada daerah leher yang dapat menyebar kedepan kepala
9. Pada pemeriksaan klinik atau imaging didapat gangguan pada servikal
atau jaringan ikat dileher yang dianggap sebagai penyebab nyeri kepala
10. Adanya kriteria dibawah ini :
A. Gejala klinik menunjukan adanya sumber nyeri dileher
B. Nyeri akan berkurang setelah dilakukan blokade anestesi terhadap
struktur servikal atau saraf-saraf servikal
C. Nyeri akan berkurang dalam 3 bulan sesudah pengobatan terhadap
penyebab
Penyebab dari nyeri kepala servikogenik
Adanya kelainan pada vertebrae servikal (Cervical spondylosis atau cervical
osteoarthrosis) yang menimbulkan :
1. Kompresi dari radix servikal dan terkenanya N. Oksipitalis mayor.
2. Kontraksi terus menerus pada otot-otot leher.
3. Reffered pain dari penyakit-penyakit di vertebrae servikal.
4. Kompresi pada A. Vertebralis.
Therapi nyeri kepala servikogenik
- NSAID
: Na Diclofenac 75 150 mg/hari
- Muscle Relaxant
: Esperisone HCL 75 150 mg/hari
Tizanidine HCL 12 mg/hari
- Tindakan blokade anestesi

10

MIGREN
DEFINISI (IHS) :
Migren adalah nyeri kepala yang sifatnya berdenyut, biasanya unilateral,
intensitas sedang sampai berat, berlangsung 4-72 jam, berulang, disertai mual dan
atau muntah, photophobia, phonophobia atau aura.

Gambar clinical neurology hal 87 figure 2-13.

INSIDENSI
Wanita lebih sering dari pria 3:1
Umur 30-40 (tersering)
FREKWENSI
10-20% dari nyeri kepala
Migren dibagi dalam 2 kelompok :
1. Migren tanpa aura/ migren umum/ hemicrania simpleks
Disini tidak didapatkan aura, tapi bisa didapatkan gejala prodromal.
Migren tanpa aura 80-90% dari migren.
2. Migren dengan aura/ migren klasik
Pada type ini, sebelum nyeri kepala timbul didahului oleh aura, yaitu
gejala neurologis fokal yang komplek.
11

Aura dapat berupa gangguan :


Aura visual (tersering) dapat berupa:
* scintilating scotoma
* hemianopsi
* distorsi penglihatan
Aura sensorik:
* parestesi
* rasa panas
* rasa baal
Aura motorik:
* disfasia
* hemiparese
MANIFESTASI KLINIS :
Umumnya terdapat 4 fase pada penderita migren, tapi tidak semua fase timbul
pada serangan migren.
1. Fase prodromal (dialami 60% penderita migren)
Umumnya fase ini terjadi beberapa hari atau beberapa jam sebelum fase
nyeri kepala.
Fase ini dapat berupa:
- depresi
- euphoria
- rasa letih
- sering bak/bab
- nafsu makan menurun
- rasa haus
- dll
2. Fase aura (dialami 20% penderita migren)
Fase ini biasanya timbul kurang dari 1 jam sebelum nyeri kepala.
Aura dapat berupa aura visual, sensorik, motorik atau merupakan
kombinasi. Aura biasanya terjadi dalam beberapa menit (5-20menit), lalu
diikuti dengan periode laten atau tanpa periode laten dan masuk ke fase
nyeri kepala.

12

3. Fase nyeri kepala


Nyeri kepala berdenyut, unilateral, di daerah fronto temporal, lalu sesudah
1-2 jam menyebar ke arah posterior, intensitas nyeri sedang sampai berat
berlangsung 4-72 jam.
Fase nyeri kepala ini sering disertai gejala sistemik seperti nausea (87%)
dan atau muntah (56%), photophobia dan phonophobia (83%).
4 Fase post dromal
Fase ini terjadi setelah fase nyeri kepala, berlangsung beberapa jam
sampai beberapa hari. Penderita merasa lelah, iritabel ataupun kehilangan
konsentrasi.

13

KRITERIA DIAGNOSIS

MIGREN TANPA AURA


A. Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan nyeri kepala berulang, yang
memenuhi kriteria B-D.
B Serangan nyeri kepala berlangsung 4-72 jam.
C. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya 2 karakteristik berikut:
1. Lokasi unilateral
2. Berdenyut
3. Intensitas sedang atau berat
4. Bertambah berat dengan aktifitas fisik
D. Selama nyeri kepala disertai salah satu di bawah ini:
1. Nausea dan atau muntah
2. Photophobia dan phonophobia
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain

KRITERIA DIAGNOSTIK

MIGREN DENGAN AURA


Sekurang-kurangnya sudah terjadi 2 serangan yang memenuhi kriteria B-E
dari kriteria migren tanpa aura dan didapat adanya aura.

FAKTOR RESIKO
Riwayat penyakit migren dalam keluarga.
FAKTOR PENCETUS MIGREN
1. Perubahan hormon: pada siklus menstruasi.
2. Makanan:- yang mengandung histamin: anggur merah
- yang mengandung tiramin: keju
- yang mengandung feniletilamin: coklat
- zat tambahan pada makanan: Na nitrat atau aspartam
3. Obat-obatan
4. Stres
5. dll

14

KOMPLIKASI MIGREN

Status migren
Serangan migren dengan nyeri kepala lebih dari 72 jam

Migren infark
Bila gejala aura migren tidak pulih sempurna dalam 7 hari, atau pada
pemeriksaan neuroimaging didapat kelainan infark pada otak..

PENATALAKSANAAN MIGREN
1. PENGOBATAN ABORTIF NON SPESIFIK
- Parasetamol : 500-1000mg/6-8jam
- Aspirin
: 500-1000mg/4-6jam
- Ibuprofen : 400-800mg/6jam
- Kombinasi aspirin dan metoklopramid
- Pada status migren: dexamethason inj 16-20mg IV/hari atau
prednison 60-80mg/hari diturunkan bertahap.
2. PENGOBATAN ABORTIF SPESIFIK
-Sumatripan 50mg, maksimal dosis 200mg
-Ergotamine tartrat: 5mg/hari, sering dalam bentuk kombinasi dengan
cafein.
-Dihidroergotamine 5-7.5mg/hari
3. PENGOBATAN PREVENTIF/ PROFILAKSIS
Bila serangan > 2x/minggu atau disabilitas > 3 hari
- Beta blocker: Atenolol : 50-150mg/hari
Metaprolol:100-200mg/hari
Propanolol: 40-240mg/hari
- Anti depresan trisiklik: Amitriptilin : 10-150mg/ tiap malam
Nortriptilin : 10-150mg/tiap malam
- Anti konvulsan: Na valproate : 500-1500mg/hari
Topiramate: dosis awal 25mg/hari dinaikkan bertahap
sampai dosis maintenance 200mg/hari.
- Calsium channel blocker: Flunarizine: 5-10mg/hari
- Antagonis serotonin: Pizotifen: 0.5mg/tiap malam

15

NYERI KEPALA KLASTER


KRITERIA DIAGNOSTIK
A. Sekurang-kurangnya terdapat 5 serangan nyeri kepala hebat di orbita, supra
orbita dan atau temporal yang unilateral, berlangsung 15-180 menit bila tidak
diobati.
B. Nyeri kepala setidaknya disertai satu dari tanda berikut:
1. Nyeri konjungtiva dan atau lakrimasi ipsilateral
2. Kongesti nasal dan atau rhinorrhea ipsilateral
3. Oedem palpebra ipsilateral
4. Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral
5. Miosis atau ptosis ipsilateral
6. Kegelisahan atau agitasi
C. Frekwensi serangan
Dari satu kali tiap 2 hari sampai 8 kali /hari.
D. Tidak berkaitan dengan gangguan lain.

clinical neurology hal 91, figure 2-14

16

PENGOBATAN NYERI KEPALA KLASTER


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Inhalasi O2 100% dengan masker muka ( 7 liter/menit ) selama 15 menit


Dihidroergotamin 0.5-1.5mg IV
Sumatripan inj sub cutan 6mg
Zolmitripan 5-10mg peroral
Ergotamin 1-2mg peroral
Indometasin per rektal
Ergotamin aerosol (1-3 inhalasi)
Gabapentin atau topiramat

17

TUTOR GUIDE

BLOK 17
NYERI KEPALA

DISUSUN OLEH :
dr. HARYONO, SpS

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNEVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG

18

Anda mungkin juga menyukai