Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH TUTORIAL

BLOK KELUHAN BERKAITAN DENGAN


SISTEM NEUROPRIKIATRI

SKENARIO1
SAKITNYA SEBELAH….

OLEH : KELOMPOK 5

DOSEN TUTOR :

dr. Dona Marisa, M. Biomed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN
2021
Kelompok 5

1. Muhammad Baqi Mussyadad NIM 1910911110008


2. Rizky Nabila Febriani NIM 1910911120007
3. Vinni Fioleta Angi’Mantong NIM 1910911120011
4. Maria Ulfah NIM 1910911120018
5. Adli Faishal NIM 1910911210020
6. Muhammad Adi Ma’ruf NIM 1910911210047
7. Noradzkia Humaira NIM 1910911220032
8. Anastasia Larasati NIM 1910911220038
9. Annisa Fitria Chaerany NIM 1910911220044
10. Reni Gina Amalai NIM 1910911220050
11. Rifkie Irianto Kusuma NIM 1910911310013
12. Muhammad Arif Rahman NIM 1910911310047
13. Berliana Nurhaliza NIM 1910911320038
SKENARIO :

Sakitnya sebelah….

Seorang perempuan, berusia 36 tahun, pekerjaan IRT, sudah menikah, memiliki 2 anak,
datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri kepala sejak 1 hari yang lalu. Nyeri di kepala sebelah
kiri, timbulnya mendadak, tidak menjalar, dirasakan berdenyut. Nyeri dirasakan hilang timbul,
saat timbul nyeri berlangsung sekitar 4 jam. Nyeri bertambah saat melakukan aktivitas. Nyeri
berkurang saat istirahat dan jika berada di tempat yang sunyi dan redup. Pasien juga mengeluh
mual tapi tidak sampai muntah. Satu bulan sebelumnya, pasien juga mengalami sakit yang sama,
dan untuk mengobati nyeri pasien mengkonsumsi obat anti nyeri. Nyeri kepala sebelah ini pertama
kali dirasakan pasien sejak 2 tahun yang lalu. Dan akhir-akhir ini kekambuhannya semakin sering.
Riwayat trauma, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes melitus: disangkal. Ayah pasien
menderita tekanan darah tinggi, ibu pasien juga menderita nyeri kepala namun riwayat penyakit
jantung dan diabetes mellitus pada keluarga: disangkal. Tidak ada keluhan demam dan rasa pusing
berputar. Selanjutnya pada pasien dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, serta
tatalaksana non farmakologis dan farmakologis.

ISTILAH ASING
1. Nyeri Kepala : rasa sakit/nyeri di kepala yang biasa muncul bertahap, bisa muncul di sisi
sebelah kepala, rasa berdenyut/ seperti terikat kencang dengan tali
2. Mual : keadaan seseorang ingin muntah dan tidak nyaman pada perutnya
3. Tekanan darah tinggi : hipertensi suatu kondisi tekanan darah terhadap dinding arteri
terlalu tinggi , biasanya diatas 140/90
4. Pusing : rasa pusing seperti berputar, seseorang mengalami peresepsi getaran yang tidak
seharusnya, biasanya gangguan keseimbangan disebabkan kelainan otak dan telinga dalam
5. Trauma : hal yang sering dikaitkan dengan tekanan emosional dan fisiologis, dalam ilmu
kesehatan, bisa diartikan cedera parah yang bisa membahayakan jiwa, bisa terkena tekanan
baik itu tumpul maupun tajam
RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja yang dapat menyebabkan nyeri kepala?
2. Mengapa nyeri kepala bisa bertambah ketika beraktifitas?
3. Mengapa nyeri kepala bisa berkurang ketika beristirahat dan di tempat yang sunyi / redup?
4. Bagaimana cara kerja obat anti nyeri terhadap keluhan pasien?
5. Bagaimana patofisiologi dari nyeri kepala?
6. Bagaimana pengaruh riwayat keluarga hipertensi terhadap nyeri kepala yang dialami
pasien?
7. Pemeriksaan fisik apa yang seharusnya dilakukan pada pasien?
8. Faktor apa saja yang dapat memicu keluhan sakit kepala ini terhadap pasien?
9. Pemeriksaan penunjang apa saja yang harus dilakukan?
10. Apa saja jenis-jenis dari nyeri kepala?
11. Apa saja terapi farmakologi dan non farmakologis nya?
12. Pasien mual tetapi tidak muntah, hal tersebut menandakan apa?
13. Faktor apa saja yang memicu kekambuhan sakit kepala ini?
14. Untuk kekambuhan terjadi di akhir-akhir ini semakin sering, apakah menandakan bahaya?

ANALISIS MASALAH
1. Nyeri kepala bisa dirangsang oleh beberapa faktor meningitis, SAH
Faktor intrakranial bisa dipengaruhi dengan adanya sinusitis. Nyeri kepala timbul karena life
style kita karena alkohol, kafein, pola makan yang buruk (telat makan). Faktor psikologis
karena stress sehingga bisa menyebabkan hipertensi, menstruasi juga memicu sakit kepala
Nyeri kepala umumnya diklasifikasikan sebagai nyeri kepala primer dan nyeri kepala
sekunder. Gangguan nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang sifatnya “idiopatik”, nyeri
kepala yang tidak terkait dengan kondisi patologi atau penyebab lain yang mendasari.
Berdasarkan pemeriksaan neurologis dan tes pencitraan biasanya normal, tidak peduli seberapa
parah gejala. Kejadian nyeri kepala primer lebih sering terjadi dibandingkan nyeri kepala
sekunder. Nyeri kepala sekunder adalah nyeri kepala yang dikaitkan dengan kondisi patologis
yang mendasari, seperti adanya tumor otak, aneurisma, penyakit inflamasi. Nyeri kepala
sekunder merupakan nyeri kepala yang dikarenakan penyakit lain sehingga terdapat
peningkatan tekanan intrakranial atau nyeri kepala yang jelas terdapat kelainan anatomi
maupun struktur.
2. Pada saat beraktivitas, terjadi dehidrasi yang menyebabkan darah menjadi lebih kental, saat
tidur dalam posisi yang tidak normal bisa memicu pelebaran pembuluh darah carotis, bisa
diselesaikan dengan mengatur aktivitas sehingga bisa memiliki cukup istirahat. Ketika
hipertensi, aliran darah menurun, meningkatkan tekana intravaskular> meningkatkan tekana
darah> terjadi penyempitan pembuluh darah. Ketika melakukan aktivitas, semakin banyak
kerja dari pembuluh darah itu sendiri
3. Ketika tidur kita beristirahat dari melakukan sesuatu, dengan karakteristik berkurangnya fungsi
sensorik dan motorik, apabila kita kurang tidur dan kelelahan, maka kualitas motorik
terganggu, lemas, penurunan daya tahan tubuh, orang yang kurang tidur akan mudah sakit,
stres, depresi dan kecemasan.
Sel di otak (thalamus), semua informasi dan respon dari bagian tubuh bertemu di sel tersebut,
kemudian thalamus meneruskan ke bagian sistem motorik dan sensorik. Ada jalur visual yang
menjadi kepekaan pada bagian otak, bisa karena cahaya juga. Ketika kita pusing, nyeri kepala
kalau berada di tempat yang terang, semakin berdenyut. Melanophsin photo receptor, mengatur
fungsi reseptor tubuh saat kita bangun. Ketika nyeri kepala, membran yang mengelilingi otak,
sehingga berpengaruh ke neuro sensoris. Modulasi pada neuron thalamocortical terjadi di 5
aspek. Radiasi ultra violet, kondisi memiliki peran yang bisa menyebabkan vasodilatasi. Suhu
juga merupakan pemicu. Jalur trigeminovascular refleks, rangsangan lewat di ganglion
trigeminal. Sinyal nyeri mengalir dari pusat cedera, melalui sumsum tulang belakang,
berhubungan sama korteks somatosensorik. Apabila kurang istirahat, adanya korteks
somatosensorik, tubuh tetap mengaktifkan korteksi insula sehingga kita bisa merasakan
healing.
4. Obat analgesik, kerja nya menekan rasa nyeri/sakit yang dirasakan. Kerjanya mempengaruhi
pada proses transmisi penyampaian nyeri tersebut.
Transduksi (organ mengirimkan sinyal ke resptor bahwa ada nyeri)
Transmisi (bagian reseptor mengirimkan sinyal ke dorsal horn, kemudian di modif
dikirimmkan ke ascending neuron, baru ke korteks cerebri> baru dianggap sebagai nyeri
Kemudian dikirim ke descending neuron
- Zat endorfin dan serotonin : yang menghambat, sehingga tubuh tidak sempat
mentranslatekan sebagai rasa nyeri
- Anestesi lokal (secara reversible) memblok pada saat transmisi di serat A ke B
- opioid mempengaruhi ketika dimodifikasi
- anti konvulsan (kerjanya dengan mengurang sensibilitas dari neuron sehingga mengurangi
rasa nyeri)
5. Rangsang nyeri bisa disebabkan oleh adanya tekanan, traksi, displacement maupun proses
kimiawi dan inflamasi terhadap nosiseptor pada struktur yang peka nyeri (pain sensitive) yang
terletak di atas tentorium serebeli, bila dirangsang maka rasa nyeri akan timbul terasa menjalar
pada daerah di depan batas garis vertical yang ditarik dari kedua telinga yaitu kiri dan kanan
melewati puncak kepala(daerah frontotemporal dan parietal anterior). Rasa nyeri ini
ditransmisi oleh nervus trigeminus (nervus V).
Sedangkan rangsangan terhadap struktur yang peka terhadap nyeri di bawah tentorium
(yaitu yang terletak pada fossa kranii posterior) radiks servikalis bagian atas dengan cabang-
cabang saraf perifernya akan menimbulkan nyeri pada daerah di belakang garis tersebut, yaitu
pada area oksipital, ara sub-oksipital dan servikal bagian atas. Rasa nyeri ini ditransmisi oleh
saraf cranial IX, X dan saraf spinal C1, C2 dan C3 akan tetapi kadang-kadang dapat juga radiks
servikalis bagian atas dan N.Oksipitalis mayor akan menjalarkan nyerinya ke frontal dan mata
ipsilateral. Telah dibuktikan adanya hubungan yang erat antara inti-inti trigeminus dengan
radiks dorsalis segmen servikalis atas, sehingga nyeri di daerah leher dapat dirasakan atau
diteruskan ke arah kepala dan sebaliknya. Pada penderita tension type headache didapati gejala
yang menonjol yaitu nyeri tekan yang bertambah pada palpasi jaringan miofasial perikranial .
Impuls nosiseptif dari otot perikranial yang menjalar ke kepala mengakibatkan timbulnya nyeri
kepala dan nyeri yang bertambah pada daerah otot maupun tendon tempat insersinya.
Mekanisme timbulnya nyeri miofasial dan nyeri tekan adalah disebabkan oleh a). Sensitasi
nosiseptor miofasial perifer, b). Sensitasi neuron-neuron ke-2 pada level kornu dorsalis medula
spinalis/nukleus trigeminal, c). Sensitasi neuron supraspinal (hipersensitivitas supraspinal
terhadap stimulus nosiseptif), d). Berkurangnya aktifitas antinosiseptif dari struktur
supraspinal (pengurangan aktifitas inhibisi dari supraspinal descending pain). Konsep dasar
pathogenesis migren saat ini yaitu; a), hipereksitabilitas neuronal saat fase inter-iktal & fase
preheadache, b). Cortical spreading depression (CSD) sebagai dasar timbulnya aura, c).aktivasi
perifer n.trigeminal, d). Aktivasi sentral n.trigeminal, e). Lesi kerusakan progresif
periaquaductal gray matter (PAG), f).

6. Hipertensi merupakan penyakit menurun, keaadan terjadi bisa atheroskeloris dimana ada
plaque yang menyumbat pembuluh darah. Adanya gangguan intrakranial sehingga terjadi
gangguan perfusi menuju ke otak
7. Px fisik yang harus kita lakukan apakah ada nyeri kepala pada otot-otot di area kepala pasien
dan mengecek TTV
Px fisik secara umum : TTV, funduskopi, pemeriksaan keluhan di daerah kepala dan leher
Status mental, tingkat kesadaran, refleks pupil, refleks patologis,
8. Faktor pencetus :
- Migrain : alkohol, obat-obatan, cahaya terang, adanya rasa lelah, hipoglikemia, kurang
tidur, bisa berkaitan dengan menstruasi
- Tipe tegang : gangguan tidur, disfungsi oromandibular, anxietas, depresi dan penggunaan
obat overdosis, stress emosional, fenomena delusi, penyakit metabolik, stimulasi ringan
pada daerah trigger point, makan aktivitas mengusap wajah, mencuci
karena excersice, mengedan atau batuk juga bisa memicu kecuali tipe tegang, guncangan
kepala bisa memicu terutama nyeri kepala akibat tumor,
Yang dicetuskan oleh substan, stres, usia, kebisingan, cahaya matahari, dan faktor makanan
Faktor makanan yang mengandung tiramin, pisang kacang-kacangan, yang mengandung
MSG dan feniletilanin
Bisa karena penyakit lain : tekanan pada mata bisa menyebar ke bagian kepala,
sakit/kelelahan, secara psikologis (orang yang cemas), bagian kepala terbentur, pengaruh
beberapa jenis obat bisa mengakibatkan komplikasi ke sakit kepala
9. Px penunjang yang sering dilakukan : px darah rutin, elektrolit, indikasinya untuk
menyingkirkan penyebab sekunder, identifikasi masalah pada pembuluh darah nya, memeriksa
apakah infeksi, racun atau tidak, memeriksa tumor marker di darah
Px lab : LED (laju endap darah) ada peningkatan alfa2 globulin, kadar besi serum yang khas
pada darah rendah, biopsy dari arteri yang terkena, arteriografi dapat menunjukkan apakah ada
stenosis atau tidak, CRT untuk menyingkirkan penyakit nyeri kepala
Nyeri kepala untuk arthritik temporalis
Px elektrofisiologi : mengetahui penyakit sistemik yang sudah dicurigai
Bisa dilakukan neuro imaging, untuk memeriksa gambaran otak secara detail
- MRI kepala, menyingkirkan penyebab sekunder juga.
- CT scan, apabila terdapat gangguan neurologis pada pasien
- Punction lumbal, jika terdapat perdarahan sebenarnya sudah cukup saja dengan MRI dan
CT scan
10. Jenis-jenis nyeri kepala
Nyeri kepala primer : tidak diasosiasikan dengan keadaan patologi
Nyeri kepala tipe tegang, ex : tension headache
- Episoder jarang
- Sering (menit-jam)
- Kronik (sering dan durasi nya berhari-hari)
TACS : insiden nya jarang, gambaran klinis yang khas
Nyeri kepala sekunder : ada nya disebabkan penyakit lain
Nyeri kepala karena gangguan trauma, gangguan vaskular, gangguan homeostasis, gangguan
kranial lainnya
11. Terapi farmakologi
- Obat analgetik (PCT dan ibuprofen untuk mengurangi nyeri) dan OAINS
Terapi non farmakologi : diedukasi untuk istirahat dan mengurangi beban pikiran

12. Saat kita sakit kepala, bisa terjadi kenaikan kadar nor epinefrin, dilepaskan beberapa mediator
(serotonin dan dopamine), bisa merangsang untuk mual dan muntah, reseptor serotonin ada
di nukleus nervus trigeminospinal, CTZ. dopamine di CTZ juga. Ketika serotonin dan
dopamin meningkat, bisa mentransimiikan
Fase muntah : tahap awal (hanya di tahap mual) dan pengeluaran (otot perut berkontraksi
dengan kuat, sehingga isi lambung terdorong ke atas)
13. (sama dengan jawaban no. 8)
14. Dilihat dari skenario, bisa disimpulkan, diagnosis awal yaitu migrain, adanya status
migrainosus (lebih dari 72 jam), migralepsy (kejang epilepsi yang dipicu oleh migrain,
muncul kejang 1 jam setelah migrain)
Hasil Px Fisik :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Frekuensi nadi : 96 kali/menit
Frekuensi napas :20 kali/menit
Suhu : 36 derajat
Status generalis dan neurologis
-GCS : E4M6V5
-visual analosko (VAS) : 5-6
-N I-XII : dalam batas normal
Px motorik : dalam batas normal
Px senosorik : dalam batas normal
Vegetatif : dalam batas normal
Diagnosis Banding

Migrain Cluster Headache Tension Headache

Perempuan, 36 th + + +

Nyeri kepala bagian + +/- -


kiri

Nyeri kepala sejak 1 + - -


hari lalu

Mendadak + + +

Tidak menjalar

Berdenyut + - -

Hilang timbul + + +

Durasi 4 jam + - +/-

Bertambah nyeri saat + - -


beraktivitas

Berkurang saat + - -
istirahat, tempat sunyi
dan redup

Mual, tidak muntah + - -

Riwayat konsumsi + + +
obat antinyeri

Sering kambuh akhir- + + +


akhir ini
RPK : Hipertensi, + + +
nyeri kepala

Diagnosis Kerja : Migrain

POHON MASALAH

Perempuan, 36 tahun

Nyeri kepala Mual, tidak Riwayat konsumsi Sering RPK : Hipertensi,


- bagian kiri muntah obat antinyeri kambuh nyeri kepala
- sejak 1 hari lalu
- mendadak
- tidak menjalar
- berdenyut Status generalis & neurologis Px Fisik
- hilang timbul  GCS : E4M6V5  Keadaan umum : Baik
- durasi 4 jam  VAS : 5-6  Kesadaran : compos mentis
 Nervus I-XII : dbn  TD : 140/80 mmHg
- bertambah saat  Px motoric : dbn  Nadi : 96x/menit
beraktivitas  Px sensorik : dbn  Pernapasan : 20x/menit
- berkurang saat istirahat  Vegetatif : dbn  Suhu : 36°C

Tension headache Migrain Cluster headache

Definisi Epidemiologi Etiologi Klasifikasi Faktor Patofisiologi Manifestasi Dx Tata Komplikasi Pencegahan Prognosis
Resiko Klinis Laksana

Non-Farmakologis

Farmakologis
SASARAN BELAJAR
1. Definisi
2. Epidemiologi
3. Etiologi
4. Klasifikasi
5. Faktor Resiko
6. Patofisiologi
7. Manifestasi Klinis
8. Diagnosis
9. Tatalaksana
10. Komplikasi
11. Pencegahan
12. Prognosis
BELAJAR MANDIRI

1. Definisi

Migren adalah nyeri kepala akibat dari kelaina neurovaskuler, biasanya menyebabkan
hendaya atau gangguan kecemasan dan menyebabkan warisan. bisa bermanifestasi sebagai , pasien
sensitif terhadap cahaya yang terang , serta bisa mual dan muntah , ransangan terhadap sensorik
bisa memicu rangsangan itu , bisa menimbulkan migren tanpa aura,

merupakan nyeri kepala primer, bisa berlangsung selama 1-2 jam , bertambah pada
aktivitas fisik, diikuti mual,munta ,fonofobia, fotofobia, pasif ada 4 fase ; 1.,2.aura,3.nyeri
kepala,4.pendroma.

2. Epidemiologi

Berdasarkan hasil penelitian di AS, hampir 30 jt orang di AS menderita migrain. Sedangkan


di Indonesia masih cukup sulit untuk menemukan prevalensi migrain, namun beberapa penelitian
menyebutkan prevalensinya sekitar 10%-18%. Data WHO 2018, menyatakan prevalensi orang
dewasa dengan gangguan sakit kepala sekitar 50%. 0,5 sampai ¾ orang dewasa 18-65 tahun di
dunia mengalami sakit kepala dan 30% mengalami migrain. Sakit kepala selama 15 hari atau lebih
setiap bulan memengaruhi 1,7–4% populasi orang dewasa di dunia. Terlepas dari variasi regional,
gangguan sakit kepala adalah masalah di seluruh dunia, mempengaruhi orang-orang dari segala
usia, ras, tingkat pendapatan dan wilayah geografis.

Migren peringkat keenam dari seluruh penyakit serta peringkat pertama dari gangguan
neurologi sebagai kelainan yang menyebabkan hendaya. Keluhan migrain umumnya mulai
dirasakan pada sekitar masa pubertas dan lebih banyak terjadi pada perempuan yang melayani
laki-laki dengan rasio 3: 1. Migren juga dapat ditemukan pada anak-anak dengan rasio antara laki-
laki dan perempuan adalah 1: 1. Pada usia produktif, National Health Interview Survey (NHIS)
menemukan bahwa terbesar dalam prevalensi antara perempuan dan laki-laki terjadi pada usia 30,2
tahun
3. Etiologi

Belum diketahui tetapi diketahui bahwa memiliki hubungan kuat dengan , resiko penderita
migren meningkat dengan keluarga yang menderita migren dengan aura. 1.faktor genetik FHM,
2.Perubahan hormonal pada wanita dapat memicu munculnya nyeri kepala pada segabian besar
wanita, sebelum atau sesudah mens, pada manepause.3.minuman berkafein,4.makanan ,5.stimusil
sensoris dapat memicu migren,6.suara.7.

juga beberapa teori patogenesis migsren. 1 . disebabkann gangguan vaskuler : migren


dengan aura, dilanjutkan vasodilatasi.2.trigominovaskular.peptidakinasi ,ditemukan dalam sel
trigeminus.3.aktivasi trigeinus diterima sebagai hal yang berlebihan, hal ini membuat kelainan
pada batang otak, 4.teori infalmasi pada aktivasi trigeminus mungkin suatu bentuk radang, masih
belum kuat , menjadi salah satu faktor. melepaskan neuropeptida yang mengaktivkan , teori saluran
ion yang mnejaga potensial listrik akan berpengaruh pada pelepasan neurotransmiter presinap.

4. Klasifikasi

Teori tentang klasifikasi nyeri kepala migrain telah banyak dikemukakan. IHS
(International Headache Society) membagi migrain menjadi dua, yaitu: 1) Migrain tanpa Aura
Migrain tanpa aura adalah tipe yang jauh lebih sering dijumpai, karena ditemukan pada sekitar
80% dari semua pengidap migrain. Migrain tanpa aura mungkin dimulai di neuron-neuron
nosiseptif di pembuluh darah. Sinyal nyeri berjalan dari pembuluh darah ke aferen primer dan
kemudian ke ganglion trigeminus dan akhirnya mencapai nukleus kaudalis trigeminus yang
merupakan suatu daerah pengolah nyeri di batang otak. Neuron-neuron aktif di sistem saraf pusat
kemudian mengekspresikan gen c-fos yang ditekan oleh butabarbital di dalam nukleus kaudatus.

IHS (International Headache Society) mendefinisikan migrain sebagai paling sedikit lima
kali serangan nyeri kepala seumur hidup yang memeuhi kriteria berikut: a) Durasi 4 sampai 72
jam apabila tidak diobati. b) Nyeri kepala dengan paling sedikit dua dari empat gambaran berikut:
lokasi unilateral, kualitas berdenyut (pulsating),

ada 2 :1.migren dengan aura didahuli dengan perubahan neurogenik sebelum awitan
muncul memerlukan adanya aktivitas refektil, gejala aura yang khas : perubahan
penglihatan,2.migren tanpa aura :bahwa migren tersebut, fungsi neuron terganggu sehingga
mengaktifkan trigemnus,

tanda dan gejala : intensitas sedang sampai berat, seperti ditusuk, pasa saat serangan tidak
dapat beraktivitas, mual tanpa ,muntah,fonofobia fotofobia, masing masing gejala aura 5-10 menit
,aura diikuti dengan gejala nyeri dalam waktu 60 menit. migren tanpa aura mememuhi 5 kriteria,
tidak berhasil diobati, lokasi unilateral, intensitas sedang-berat, menghindari aktifivitas, adanya
fonofobia dan fotofobia.

IHN ada 9 klasifikasi : migren tanpa aura, migren dengan aura, migren dengan aura tetapi
aura 60 menit kurang 1 minggu, migren dengan 2 atau lebih aura migren dengan aura tanpa disertai
, migren : sering cemas, muntah , migren dengan aura tetapi defisit nya tidak sembuh sempurna
dalam waktu 7 hari terdapat infark, migren oftamofegik tidak ada kelainan , ada migren yang ada
aura tapi karena genetik , migren retinal ; terjadi berulang kali , migren dengan intrakranial misal
aura dengan lokasi berkaitan erat dan lesi intrakranial.

5. Faktor Resiko

1.perubahan hormon pada wanita sebelum atau msesudah mens, 2.makanan konsumsi
kafein , 3.suara,4.emosi atau perasaan pada saat gelisah ,5.faktor fisik dan kebiasaan jam tidur
buruk,6. faktor genetik.

MK : umur juga memiliki makna pada migren, selain itu juga bisa dari tingkat pendidikan,
dari komorbidity subjek yang menderita HT beresiko menderita migren , adanya HT akan
meningkatkan tekanan darah sesaat, bisa pada penderita diabetes , apabila penderita jantung
koronor 1,77x pada jantung koroner.

Menyatakan bahwa faktor pemicu migren : diet(telat makan, konsumsikafein,alkohol pada anggur
merah),endogen (stress,hormonal), Obat ( mengandung kafein), Ekstrogen ( zat kimia
tertentu,suara,udara).

1.cahaya kilat atau berkelip visual yang tinggi akan menyebabkan migren ,2.cuaca polusi udara dan
temperatur akan menimbulkan insiden migren.
Faktor Pemicu Contoh

Endogen Stress, waktu tidur yang tidak konsisten, fluktuasi hormonal

Diet Telat atau menunda makan, kafein, alcohol (anggur merah, aspartam

Obat Obat yang mengandung kafein atau obat terlarang

Eksogen lain Suara yang keras, perubahan udara, aroma kuat, zat kimia tertentu

6. Patofisiologi

penyebab spesifik belum diketahui, untuk pemahaman mekanisme sudah berkembang sejathun
1990 .didefinisikan penyakit vaskuler diikuti oleh vasodilatasi dan perdangan dan akhirnya
menyebabkan sakit kepala. gangguan tranmitter yang akan , pembuluh akan melebar plasma
menujur, aturan trigeminus akan memicu respon peradangan disekitar dinding pembuluh darah
akan menyebakan disfungsi , mengaktivkan trigeminus sekunder terutama pada , CGRV berasal
dariserat yang diduga berperan adalah zat vasodilator , dan sebagai pelepasan CGRV , beberapa
peneletian akan lebih tinggi pada saat, NO platelet akan lebih tinggi , penelitian lain akan lebih
tinggi secara signifikan pada.

migren itu ada beberapa fase, lebih mudah tersinggung pada , bisa jadi hiperaktif dan mengalami
rasa lelah dan ngantuk. fase aura merupakan gejala neurologik lokal biasanya muncul pada 5-20
menit bisa berupa secara sensual visual maupun sensoris, untuk fase aura belum tentu diikuti
dengan migren, nyeri kepala timbul pada pagi hari memuncak dan kemudian menghilang 72 jam
pada dewasa dan 48 jam pada anak anak ,unilateral dirasakan bisa bilateral, fase ini akan merasa
lelah sulit konsentrasi dan diikuti rasa pegal pada otot lebih mudah tersinggung bisa mengalami
peningktan makan dan anoreksia.

7. Manifestasi Klinis
bervariasi pada setiap individu, tidak semua fase dialami oleh penderita. 1.fase pedromal (lesu
tidur berlebih gejela muncul sebelum fase nyeri kepala),2.fase aura akan berlangsung , visual
paling umum terjadi khas dari migren itu akan tampak bintik kecil yang banyak , visual homonim
, satu sisi lapang pandang dan fenomena positif dan negatif, aura akan hilang dalam beberapa menit
dan akan pada periode late, 3.nyeri kepala akan berdenyut , unilateral , pada frontotemporalis dan
menyebar ke area interior pada anak 1-48 jam dewasa 72 jam , mengganggu aktivitas .4.fase
depresi lemas pada pendirta migren dengan aura

keempat fase tersebut bisa berkeringat, mual muntah ada diare, sulit konsentrasi

serangan migren bisa menyebabkan tanda dan gejala biasnaya menrasakan nyeri pada sebelah sisi
saja sedikit pada kedua belah sisis , kepala berdenyut seperti ditusuk , bertambah pada saat aktivitas
fisik, tidak dapat beraktivitas pada saat serangan , bisa mual dengan atau tanpa muntah, fotofibia
dan fonofobia, bila teradapat aura bisa dapat menyebar secara bertahap , masing masing gejala
aura bisa 5-10 menit , aura bisa diikuti dengan atau tidak .

8. Diagnosis

melalui klinis seperti anamnesis dan px fisik , px penunjang bisa dilakukan untuk melakukan dd,
ada kriteria agar terarah aura minimal 2-5x serangan migren, sifat sakit dan lokasi unilateral dan
berdenyut, keluhan penyerta bisa mual dan muntah , migren dengan aura minimal dengan 2
serangan yang akan memmenuhi karakteristik , aura visual dan sensorik , minimal berkembang
bertahap, setidaknya 1 gejala aura bersifat unilateral, bisa berlangsung 60 menit , px penunjang
darah rutin ,elektrolit dan gula darah bisa radiologi CT scan MRI.

Px fisik didapatkan ttv normal, neurologis abnormal .pada px penunjang kurang dilakukan kecuali
melakukan px untuk penyebab lain. Pencitraan pada RS rujukan ada neuroimaging terjadi
perubahan gambaran, ada defisit neurologi yang persisten dan gejala gejala ,respon adekuat pada
yang tidak biasa.

kriteria nyeri : nyeri kepala menusuk berdenyut , diaawali di unilateral dan intesitas menigkat 1-2
jam akanmenyebar kerarah posterior dan keseluruh bgaian kepala, nyeri dirasakan 4-72 jam ,
intensitas sedang-berat, tidak dapat ebraktivitas fisik, mual muntah, hialng mood, gejala AD
disertai dengan aura, riwayat terkena penyakit nyeri kepala sebelumnya, nah untuk kriteria ini
gejala isodik setiap ada gerakan bertambah berat, fotofobia dan fonofobia.

Anamnesis yang mendalam pada saat migren penting ditunjukkan pada pola,gejal yg mendahului
atau tidak , faktor genetik , karakteristik nyeri dan kriteria migren pada IHS

pada px neurologi itu dilakukan , selanjutnya px fungsi saraf kranial dan reflek , ada beberapa
varian migren seperti migren hemi, migren hippo.

 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik : TTV normal, pemeriksaan neurologis normal. Keadaan abnormal
menunjukkan penyebab sekunder.
 Pemeriksaan Penunjang : Neuroimaging dengan indikasi, pencitraan pada RS rujukan,
pemeriksaan lab tidak diperlukan kecuali terdapat kelainan structural dan metabolic.
o Indikasi neuroimaging:
 Sakit kepala yang pertama atau yang terparah seumur hidup penderita.
 Perubahan pada frekuensi keparahan atau gambaran klinis pada migren.
 Pemeriksaan neurologis yang abnormal.
 Sakit kepala yang progresif atau persisten.
 Gejala-gejala neurologis yang tidak memenuhi kriteria migren dengan aura atau
hal-hal lain yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
 Defisit neurologis yang persisten.
 Hemikrania yang selalu pada sisi yang sama dan berkaitan dengan gejala-gejala
neurologis yang kontralateral.
 Respon yang tidak adekuat terhadap terapi rutin.
 Gejala klinis yang tidak biasa.
9. Tatalaksana

Penatalaksanaan farmakologi dan nonfarmakologi migren:

1. Istirahat total, mengurangi/menghindari factor pencetus, dan kompres dingin


2. Simtomatik :misalnya metoclopramid 10 mg peroral,parenteral atau bias juga
dengandomperidon 10 mg peroral bila mengeluh mual.
3. Abortif :
 Asetosal tablet : merupakan obat pilihan pertama pada serangan migren dengan dosis
600-1500 mg/hari
 Ergotamin 1 mg/kafein 100 mg tablet, mulai dengan 1-2 tablet per oral yang dapat
diulangi setiap ½ - 1 jam sampai maksimal 5 mg ergotamine saat serangan/hari atau
10 mg ergotamine/minggu
4. Sedativum dan hipnotikum (golongan benzodiazepine atau barbiturate per oral atau
parenteral), misalnya :
 Diazepam 10 mg i.v, atau 6-15 mg/hari peroral
 Lorazepam 3-6 mg/hari peroral
 Klordiazepoksid 15-30 mg/hari peroral
 klobazam 20-30 mg/hari peroral
 Fenobarbital 100 mg i.m., atau 100-150 mg/hari peroral
5. Preventif
Diberikan terapi preventif bila frekuensi serangan migren lebih dari dua kali sebulan
atau bila serangan sangat berat
 Ergotamin 0,3 mg/alkaloid beladona 0,1 mg/ fenobarbital 200 mg tablet : 3-6 tablet
sehari dalam dosis terbagi selama 4-6 bulan
 Propanolol 10-40 mg tablet : 40-120 mg sehari dalam dosis terbagi selama 6 bulan
 Flunarizin 5-10 mg tablet : 5-10 sehari yang diminum menjelang istirahat malam atau
dalam dosis terbagi selama 6-12 bulan
 Amitriptilin 25 mg tablet : 50-75 mg sehari dalam dosis terbagi selama 3-4 bulan
 Klonidin 25 mg tablet : 50 mg sehari dalam dosis terbagi selama 6 bulan
 Dimetotiazin 10-20 mg kapsul : 30-4- mg sehari dalam dosis terbagi selama 6 bulan
 Pizotifen 0,5-1,5 mg tablet : 0,5-4,5 mg sehari dalam dosis terbagi selama 4 bulan
6. Latihan pengendoran otot-otot misalnya latihan relaksasi, psikoterapi, yoga, semedi,
„biofeedback‟, manipulasi servikal,tusuk jarum, dll

Terapi non farmakologis:

o Edukasi pasien untuk menghindari faktor pencetus atau yang dapat memperparah
migrain.
o Latihan relaksasi : pernafasan diafragma, relaksasi otot progresif, relaksasi pikiran,
dan meditasi.
o Biofeedback : thermal feedback (menghangatkan tangan), electromyographic
feedback (EMG)
o Manajemen stress dengan terapi kognitif perilaku.
Terapi farmakologis:
o Terapi abortif nonspesifik : OAINS dan analgesic narkotik turunan opium yang
termasuk kelompok alkaloid atau fenantren.
o Mengobati mual dan muntah diberi prokinetic, antagonis reseptor dopamine atau
antiemetic.
o Terapi abortif spesifik : triptan, ergotamine (mengaktivasi 5HT1B dan 5HT1D
yang menghambat keluarnya neuropeptide)
o Terapi profilaksis : beta blocker, antidepresan, SSRI, Ca channel blocker,
antiepilepsi, toksin botulinum A
o Terapi baru :
 Antagonis CGRP
 Agonis serotonin 5HT1F (ditan)
 Antagonis reseptor glutamate
 Inhibitor NOS
 Neurostimulasi

10. Komplikasi

1.status migrenosus dimana kondisi jarang terjadi disertai mual,2.migren dengan aura
,3.aura persisten tanpa infak ,4.migren dengan epilepsi , 5. migren dengan gannguan menta.

px neuroimeging untuk menyingkirkan infark migren berlangsung 10-20 menit bisa berjam-jam
sampai berhari-hari dan harus disingkirkan dan berlangsung tanpa bukti , stroke iskemik
kebanyakan migren dengan aura diketahui banyak menyebabkan stroke telah diakui , meningkat
pada penderita migren dengan riwata HT dan gangguan jantung , migren dengan aura perubahan ,
migralepsi kejang yang dipicu denggan migren ada agen antiepilepsi obat pilihan karna manfaat
ganda untuk pengendalian migren dan kejang.bisa di dilanjutkan pada. pada anti ematik dan pereda
nyeri.

sindrom serotoni gangguan pada perut dan obat antiinfalmasi, untuk penggunaan obat abortif bisa
menyebebakan komplasi serius.rebound

11. Pencegahan

tidak bisa disembuhkan secara benar benar sembuh tetapi dapat dicegah dengan menghindari
faktor pemicu :
 Menjalani gaya hidup sehat dengan tidur cukup dan teratur, olahraga teratur, pola
makan sehat, batasi kafein dan tidak mengonsumsi minuman keras
 Mengenali dan menghindari pemicu migrain, seperti kurang istirahat, stres, dan
konsumsi makanan serta minuman tertentu.
 Menghindari konsumsi obat-obatan tertentu, seperti pada wanita yang mengidap
migrain, disarankan untuk menghindari obat-obatan yang mengandung hormon
estrogen, seperti pil KB.

12. Prognosis

tingkat kesembuhan jangka panjang yang bervariasi pada setiap orang itu berbedaa , tingat
keparahan cendurung berkurang seiring bertambahnya usia , biasa dikendalikan, migren dengan
aura bisa meningkatkan stroke iskemik butuh penangan , migren juga cenderung memiliki
diabetes,dislipidemia dan HT, memiliki keparahan lebih lanjut bisa menyebar ke penyakit lain dan
bagaimana cara kita menyebuhkan , migren dengan istirahat dan minum obat tingkat kesembuhan
lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Tuda AE, Ritung N, Mawuntu AH. MIGRAINE: PATHOMECHANISM, DIAGNOSIS,


AND MANAGEMENT. Jurnal Sinaps. 2020 Sep 10;3(3):1-3.
2. World Health Organization 2018
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. pencegahan-migrain.
4. Modul nyeri kepala. FK UNHAS. 2016
5. Hasan Sjahrir, 2008. Nyeri Kepala & Vertigo. Pustaka Cendekia Press, Yogyakarta. Hal.
173-179.
6. Wreksoatmodjo BR. Karakteristik Penderita Nyeri Kepala Menahun/BerWang di
Poliklinik SarafFKUI/RSCM. Skripsi Pasca Sarjana, 1987. The great indestructible mirace
is man's faith in miracle (Jean Paul) 6. Hasan Sjahrir,. Nyeri Kepala & Vertigo. 2008

Anda mungkin juga menyukai