Anda di halaman 1dari 14

NYERI KEPALA

A. Skenario
Seorang perempuan 28 tahun, sekeretaris pada sebuah perusahaan swasta,
datang ke puskesmas dengan keluhan sering nyeri kepala sejak 4 tahun
yang lalu. Hilang timbul, terutama pada siang hari.

B. Kata Kunci
1.
2.
3.
4.
5.

Perempuan 28 tahun
Sekertaris perusahaan
Nyeri kepala sejak tahun lalu
Nyeri hilang timbul
Terutama siang hari

C. Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Apa yang dimaksud dengan nyeri kepala?


Sebutkan klasifikasi nyeri kepala!
Struktur apa saja yang peka terhadap nyeri?
Apa hubungan nyeri kepala dengan pekerjaan pasien dalam skenario?
Mengapa nyeri kepala sering muncul pada siang hari?
Bagaimana mekanisme nyeri kepala?
Apa saja faktor pencetus nyeri kepala?
Bagaimana langkah-langkah diagnosis?
Bagaiman hubungan lamanya onset nyeri kepala dengan derajat
keparahan?
10. Apa etiologi nyeri kepala?
11. Deferensial diagnosis?

D. Jawaban
1. Nyeri kepala rasa nyeri pada daerah atas kepala memanjang dari orbita

sampai ke daerah belakang kepala (diatas garis orbitomeatal). Ataupun


rasa nyeri pada daerah muka (di bawah garis orbito meatal).

2. A. Sakit kepala Primer


Migrain
Tension type headache
Cluster headache
Sakit kepala primer lainnya: sakit kepala tertusuk, sakit kepala
akibat batu, sakit kepala exertional primer, sakit kepala hypnic.

B. sakit kepala sekunder


Sakit kepala akibat trauma
Sakit kepala akibat penyakit vaskular
Sakit kepala akibat penyakit non veskular intracranial
Sakit kepala akibat subsntansi atau penyakit lainnya
Sakit kepala akibat infeksi non chepalic
Sakit kepala akibat penyakit cranium, leher, mata, telinga, mulut,
hidung ataupun penyakit dari struktur cranial lainnya
3. Struktur peka nyeri
Sinus venosus (sinus sagitalis)
Arteri duramater (a. Meningea anterior dan media)
Duramater dasar tengkorak
N. V, n. Ix, n. X
Arteri yg membentuk sirkulus willisi dan cabang-2nya
Substansia grisea periaquaductal batang otak
Nukleus sensoris dari talamus

4. Pekerjaan berhubungan dengan nyeri kepala karena apabila seseorang


dihadapkan dengan tuntutan pekerjaan dan tekanan yang tidak cocok
dengan pengetahuan dan keterampilannya, kemampuan mereka untuk
mengatasinya menjadi persoalan. Stres dan nyeri kepala yang berkaitan
bahaya dapat ditemukan dalam isi pekerjaan, beban kerja dan kecepatan
kerja, organisasi waktu kerja, tingkat partisipasi dan kontrol dalam
pengambilan keputusan.
Sesuai skenario dikatakan bahwa seorang perempuan bekerja sebagai
seorang sekretaris sebuah perusahaan, yang dimana kita ketahui bahwa
pekerjaan seorang sekretaris sangat banyak sehingga dapat menyebabkan
stres mental dan stres fisik.
Stres mental akan merangsang keluarnya zat iritan ( bradikinin,
serotonin, histamin, ion kalium, asam laktat, asetilkolin, dan enzim

proteolitik) yang akan merangsang reseptor nyeri di stuktur peka nyeri


kepala yang ada intrakranial atau ekstrakranial sehingga timbul persepsi
nyeri kepala.
Bradikinin adalah zat yang dikenal penyebab nyeri yang hebat di
bandingkan dengan zat yang lainnya. Ion kalium dan zat proteolitik yang
meningkat menyebabkan dinding vascular menjadi permeabel terhadap
ion.
Sters mental juga akan mengaktivasi saraf simpatis yang
menyebabkan terjadinya dilatasi vascular. Hal ini akan merangsang
sutruktur peka nyeri yang ada di sekitar pembuluh darah dan yang
terdapat dalam pembuluh darah itu sendiri sehingga timbul persepsi nyeri
kepala.
Sters fisik akan menyebabkan hyperventilasi (O2 menurun dan
CO2 meningkat) yang mengganggu keseimbangan asam basa dalam
darah. Hal ini akan menyebabkan tejadinya alkalosis selanjutnya akan
mengakibatkan ion kalium masuk ke dalam sel dan menimbulkan
kontraksi otot yang berlebihan sehingga terjadilah nyeri kepala.
5. Karena seorang sekretaris yang bekerja dari pagi hari sampai siang hari
dengan pekerjaan yang begitu banyak tanpa istirahat akan menimbulkan
stres mental dan fisik dan sore harinya orang akan istirahat sehingga stres
fisik dan stres mental juga akan mulai berangsur-angsur hilang. Oleh
karena itu timbulnya nyeri kepala yang dirasakan wanita tersebut terutama
siang hari.
6. Patomekanisme nyeri kepala
Beberapa teori yang menyebabkan timbulnya nyeri kepala terus
berkembang hingga sekarang. Seperti, teori vasodilatasi kranial, aktivasi
trigeminal perifer, lokalisasi dan fisiologi second order trigeminovascular
neurons, cortical spreading depression, aktivasi rostral brainstem.
Rangsang nyeri bisa disebabkan oleh adanya tekanan, traksi,
displacement maupun proses kimiawi dan inflamasi terhadap nosiseptornosiseptor pada struktur peka nyeri di kepala. Jika struktur tersebut yang
terletak pada atau pun diatas tentorium serebelli dirangsang maka rasa
nyeri akan timbul terasa menjalar pada daerah didepan batas garis vertikal
yang ditarik dari kedua telinga kiri dan kanan melewati puncak kepala
(daerah frontotemporal dan parietal anterior). Rasa nyeri ini ditransmisi
oleh saraf trigeminus.
Sedangkan rangsangan terhadap struktur yang peka terhadap nyeri
dibawah tentorium (pada fossa kranii posterior) radiks servikalis bagian

atas dengan cabang-cabang saraf perifernya akan menimbulkan nyeri


pada daerah dibelakang garis tersebut, yaitu daerah oksipital, suboksipital
dan servikal bagian atas. Rasa nyeri ini ditransmisi oleh saraf kranial IX,
X dan saraf spinal C-1, C-2, dan C-3. Akan tetapi kadang-kadang bisa
juga radiks servikalis bagian atas dan N. oksipitalis mayor akan
menjalarkan nyerinya ke frontal dan mata pada sisi ipsilateral. Telah
dibuktikan adanya hubungan erat antara inti trigeminus dengan radiks
dorsalis segmen servikal atas. Trigemino cervical reflex dapat dibuktikan
dengan cara stimulasi n.supraorbitalis dan direkam dengan cara
pemasangan elektrode pada otot sternokleidomastoideus. Input
eksteroseptif dan nosiseptif dari trigemino-cervical reflex ditransmisikan
melalui polysinaptic route, termasuk spinal trigeminal nuklei dan
mencapai servikal motorneuron. Dengan adanya hubungan ini jelaslah
bahwa nyeri didaerah leher dapat dirasakan atau diteruskan kearah kepala
dan sebaliknya.
Salah satu teori yang paling populer mengenai penyebab nyeri
kepala ini adalah kontraksi otot wajah, leher, dan bahu. Otot-otot yang
biasanya terlibat antara lain m. splenius capitis, m. temporalis, m.
masseter, m. sternocleidomastoideus, m. trapezius, m. cervicalis posterior,
dan m. levator scapulae. Penelitian mengatakan bahwa para penderita
nyeri kepala ini mungkin mempunyai ketegangan otot wajah dan kepala
yang lebih besar daripada orang lain yang menyebabkan mereka lebih
mudah terserang sakit kepala setelah adanya kontraksi otot. Kontraksi ini
dapat dipicu oleh posisi tubuh yang dipertahankan lama sehingga
menyebabkan ketegangan pada otot ataupun posisi tidur yang salah. Ada
juga yang mengatakan bahwa pasien dengan sakit kepala kronis bisa
sangat sensitif terhadap nyeri secara umum atau terjadi peningkatan nyeri
terhadap kontraksi otot.
Sebuah teori juga mengatakan ketegangan atau stres yang
menghasilkan kontraksi otot di sekitar tulang tengkorak menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh darah sehingga aliran darah berkurang yang
menyebabkan terhambatnya oksigen dan menumpuknya hasil
metabolisme yang akhirnya akan menyebabkan nyeri.4,10 Para peneliti
sekarang mulai percaya bahwa nyeri kepala ini bisa timbul akibat
perubahan dari zat kimia tertentu di otak serotonin, endorphin, dan
beberapa zat kimia lain yang membantu dalam komunikasi saraf. Ini
serupa dengan perubahan biokimia yang berhubungan dengan migren.
Meskipun belum diketahui bagaimana zat-zat kimia ini berfluktuasi, ada
anggapan bahwa proses ini mengaktifkan jalur nyeri terhadap otak dan
mengganggu kemampuan otak untuk menekan nyeri. Pada satu sisi,

ketegangan otot di leher dan kulit kepala bisa menyebabkan sakit kepala
pada orang dengan gangguan zat kimia.
7. Faktor-faktor pencetus nyeri kepala
Faktor resiko migren
Faktor psikologis
a. Stress, depresi
Faktor lingkungan
a. Rokok
b. Bau menyengat
c. Perubahan cuaca
d. Cahaya atau suara
Faktor makanan
a. Yang mengandung tiramin
b. Food additive : MSG, Aspartam
c. Coklat, kopi
d. Jeruk
Obat-obatan
a. Simetidin
b. Kokain
c. Fluoksetin
d. Indometasin
e. Nikotin
f. Nifedipin, dll
Faktor hormonal
a. Mens
b. Hamil, menopause
Gaya hidup
a. Kurang atau kebanyakan tidur
b. Terlambat makan, dll
Faktor resiko tension type headache
a. Faktor psikologik : ketergantungan, ggn sexualitas, gangguan
pengendalian diri, broken home, broken marriages, catatan kerja yang
jelek.
b. Test psikologis : anxiety, depresi, hypochondriasis
c. Hipersensitif (sensitisasi sentral) neuron di nucleus caudalis
trigeminus dan kornu dorsalis spinalis neurotrasmitter kontraksi
otot perikranial yang berkepanjangan nyeri myofascial perikranial
d. Faktor hormonal : kadar trombosit rendah --> mekanisme kontrol
nyeri
e. Faktor vascular : tidak terbukti
8. Langkah-langkah diagnosis

a. Anamnesis
Lokasi nyeri
Onset
Karakteristik nyeri
Penjalaran
Gejala penyerta
Pada saat kapan dirasakan nyeri kepala
Berat ringannya nyeri
Bagaimana disaat serangan
Apa yang terjadi pada saat serangan
b. Pemeriksaan Fisis
Tekanan darah
Pemeriksaan neurologi
Pemeriksaan kaku kuduk
Pemeriksaan sinus
c. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
CT-Scan: jika dicurigai ada defisit neurologi
EEG: jika ada epilepsi atau tumor otak
Punksi lumbal: jika ada perdaran sub arachnoid atau infeksi
X-ray
9. Kita bisa mendiagnosa bahwa pasien tersebut mengalami nyeri kepala
kronik ini karena onset dari nyeri kepala pasien sudah sampai 4 tahun.
10. Etiologi nyeri
Primer (99%+)
a. Tension type
b. Migraine
c. Stabbing
d. Exertional
e. Cluster
Penyebab lain (<1%)
a. Systemic infection
b. Head injury
c. Vascular / bleeding
d. Brain tumour
11. Diferensial Diagnosis
Tension Type Headache
Migrain
Tumor Otak
Sinusitis Paranasalis

69
16
2
1
0.1
63
4
1
0.1

PEMBAHASAN
Tension Type Headache
A. Definisi
Merupakan sensasi nyeri pada daerah kepala akibat kontraksi yang terus
menerus otot-otot kepala dan tengkuk (M.spleneus capitis, M.
temporalis,M.maseter,M.sternocleidomastoideus, m. trapezius, m. levator
skapulae)

B. Etiologi

Stress
Depresi
Bekerja dalam Posisi yang menetap dalam waktu lama
Kontraksi yang berlebihan

C. Epidemiologi

Prevalensi bervariasi dengan range 30 -78 %


Perempuan lebih banyak dibanding laki laki
Terjadi bisa pada semua umur, tapi onsetnya lebih sering di temukan
pada Usia 20- 40 tahun.

D. Faktor pencetus

Faktor psikologik : ketergantungan, ggn sexualitas, gangguan


pengendalian diri, broken home, broken marriages, catatan kerja yang
jelek.
Test psikologis : anxiety, depresi, hypochondriasis
Hipersensitif (sensitisasi sentral) neuron di nucleus caudalis trigeminus
dan kornu dorsalis spinalis neurotrasmitter kontraksi otot
perikranial yang berkepanjangan nyeri myofascial perikranial
Faktor hormonal : kadar trombosit rendah --> mekanisme kontrol nyeri
Faktor vascular : tidak terbukti

E. Patogenesis
Patogenesis yang pasti belum diketahui tapi bisa diakibatan kontraksi otot di
kepala yang akan merangsang struktur peka nyeri dan akhirnya menimbulkan
nyeri kepala.

F. Gejala klinis

Tension-Type headache episodik yang infrequent


Nyeri kepala episodik yang infrequent berlangsung beberapa menit
sampai beberapa hari. Nyeri bilateral, rasa menekan atau mengikat
dengan intensitas ringan sampai sedang.Nyeri tidak bertambah pada
aktifitas fisik rutin, tidak didapatkan mual tapi bisa ada fotofobia atau
fonofobia.
Tension-Type headache episodik yang frequent
Nyeri kepala berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari.Nyeri
kepala bilateral menekan atau mengikat,tidak berdenyut.Intensitas ringan
atau sedang, tidak bertambah berat dengan aktifitas fisik rutin,tidak ada
mual/muntah, tetapi mungkin terdapat fotofobia/fonofobia.
Tension-Type Headache kronis
Nyeri kepala yang berasal dari ETTH, dengan serangan tiap hari atau
serangan episodik nyeri kepala yang lebih sering yang berlangsung
beberapa menit sampai beberapa hari. Nyeri kepala bersifat bilateral,
menekan atau mengikat dalam kualitas dan intensitas ringan atau sedang,
dan nyeri tidak bertambah memberat dengan aktifitas fisik yang rutin.
Kemungkinan terdapat mual,fotofobia atau fonofobia ringan.

G. Kriteria Diagnosis

Tension-Type headache episodik yang infrequent


1. Paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata-rata <
1hari/bulan (<12 hari/tahun) dan memenuhi kriteria 1-4
2. Nyeri kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari
3. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas

1)
2)
3)
4)

Lokasi Bilateral
Menekan/Mengikat (kualitas tidak berdenyut)
Intensitasnya ringan atau sedang
Tidak diperberat oleh aktifitas rutin seperti berjalan atau naik
tangga.
4. Tidak didapatkan:
1) Mual atau muntah (bisa anoreksia)
2) Lebih dari satu keluhan:foto fobia atau fonofobia
5. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain
Tension-type headache episodik yan infrequent berhubungan dengan
nyeri tekan perikranial
1. Memenuhi kriteria 1-5 dari tension-type headache episodik yang
infrequent
2. Nyeri tekan perikranial tidak meningkat

Tension-Type headache episodik yang frequent


1. Paling tidak terdapat 10 episode serangan berlangsung dalam 1-15
hari/bulan selama paling tidak 3 bulan (12-180 hari/tahun) dan
memenuhi kriteria 2-4
2. Nyeri kepala berlangsung selama 30 menit sampai 7 hari
3. Nyeri kepala yang memiliki paling tidak 2 dari karakteristik berikut:
1) Lokasinya bilateral
2) Menekan/mengikat (tidak berdenyut)
3) Intensitas ringan atau sedang
4) Tidak bertambah berat dengan aktifitas fisik yang rutin seperti
berjalan atau naik tangga
4. Tidak didapatkan:
1) Mual atau muntah (bisa anoreksia)
2) Fotofobia atau fonofobia secara bersamaan.
5. Tidak berkaitan dengan penyakit lain
Tension-type headache episodik yang frequent berhubungan dengan
nyeri tekan perikranial
1. Termasuk dalam kriteria 1-5 dari tension-type headache episodik
yang frequent
2. Meningkatnya nyeri tekan perikranial pada palpasi normal
Tension-type headache episodik frequent yang tidak berhubungan
dengan nyeri tekan perikranial
1. Termasuk dalam kriteria 1-5 dari tension-type headache episodik
yang frequent
2. Nyeri tekan perikranial tidak meningkat

Tension-Type Headache kronis


1. Nyeri kepala timbul 15 hari/bulan, berlangsung > 3 bulan (180
hari/tahun) dan juga memenuhi kriteria 2-4

2. Nyeri kepala berlangsung beberapa jam atau terus-menerus


3. Nyeri kepala memiliki paling tidak 2 karakteristik berikut:
1) Lokasi bilateral
2) Menekan/mengikat (tidak berdenyut)
3) Ringan atau sedang
4) Tidak memberat dengan aktifitas fisik yang rutin
4. Tidak didapatkan:
1) Lebih dari 1 fotofobia, fonofobia atau mual yang ringan
2) Mual yang sedang atau berat, maupun muntah
5. Tidak ada kaitan dengan penyakit lain
Tension-type headache kronis yang berhubungan dengan nyeri tekan
perikranial
1. Nyeri kepala yang memenuhi dalam kriteria 1-5 dari CTTH.
2. Nyeri tekan perikranial yang meningkat pada palpasi manual.
Tension-type headache kronis yang tidak berhubungan dengan nyeri
tekan perikranial
1. Nyeri kepala yang termasuk dalam kriteria 1-5 dari CTTH
2. Nyeri tekan perikranial tidak meningkat

H. Penatalaksanaan
Non farmakologik
a.
Relaksasi
b.
Masage
c.
kompres
Farmakologik
a.
Tegang dan cemas Diazepam 5 mg 3x sehari selama 1 bulan
b.
Depresi Amitriptilin 25 mg 3x sehari
Akupuntur
Secara ideal, pasien dengan nyeri kepala kontraksi otot kronik seyogyanya
diberi obat-obat nonadiktif. Aspirin dan asetaminofen merupakan pilihan
yang praktis. Analgetik narkotik dapat disalahgunakan dan menyebabkan
toleransi (gagal ginjal terjadi pada sebagian orang yang menyalahgunakan
fenasetin).
Obat penenang (tranquilizers) mungkin kurang bermanfaat dan malah
dapat menambah depresi.
Pada pasien yang tegang dan cemas, diazepam (Valium) 5 mg 3 kali sehari
selama 1 bulan, mungkin efektif.
Apabila pasien juga mengalami depresi, ditambahkan obat antidepresi
trisiklik amitriptilin (Elavil), 25 mg 3 kali sehari. Di sebagian sentra terapi
nyeri kepala, antidepresan trisiklik digunakan secara tersendiri dan efektif
dalam meningkatkan norepinefrin otak. Relaksasi, masage, kompres, dan
teknik pengkondisian lainnya bermanfaat bagi sebagian pasien dan semakin

berperan dalam terapi karena adanya bahaya pengobatan berlebihan pada


pasien dengan nyeri kepala kontraksi otot.

I. Komplikasi

Headache
Stroke
Gangguan emosional
Gangguan kualitas hidup

J. Prognosis
Prognosis dari TTH ini pada umumnya 90% dapat sembuh.

DAFTAR PUSTAKA
1. Materi Kuliah Nyeri Kepala. dr. Isnaniah, Sp.S. Blok Neuropsikiatri. 2017
2. Materi Kuliah Nyeri. dr. Ruslan Ramlan Ramli, Sp.S Blok Neuropskiatri.
2017
3. IHS. The International Classification of Headache Disorders 2nd Edition.
2005. Blackwell Publishing: Oxford, UK.

Laporan Individu
Jumat, 23 Januari 2017

LAPORAN TUTORIAL
MODUL II
NYERI KEPALA

Disusun Oleh :

NAMA

: Dinah Fadillah

NIM

: 14 777 040

KELOMPOK

: V (Lima)

PEMBIMBING

: dr. Magdalena, Sp.S

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU
2017

Anda mungkin juga menyukai