Anda di halaman 1dari 3

Untuk laporan.

Etiopatomekanisme Gejala Utama (Nyeri Kepala):

Nyeri kepala terjadi karena perangsangan terhadap struktur-struktur di daerah kepala dan
tengkuk yang peka terhadap nyeri (extracranium dan intracranium). Perangsangan tersebut dapat
berupa :

1. Inflamasi : perangsangan oleh proses radang, zat kimia, darah, atau zat yang dikeluarkan
oleh darah seperti serotonin, neurokinin, dan bradykinin.
2. Traksi : proses intracranium yang expansif seperti tumor, abses, hematoma, atau
hipotensi LCS dapat menyebabkan traksi pada arteri/vena/saraf-saraf otak.
3. Dilatasi pembuluh darah : terutama extracranium merupakan penyebab utama nyeri
kepala seperti migren, cluster headache, thrombosis serebri.
4. Kompressi : pada saraf sensorik dari radix servikal dan pada arteri-arteri besar dapat
menimbulkan nyeri kepala.1

Jika struktur tersebut yang terletak pada atau pun diatas tentorium serebelli dirangsang maka
rasa nyeri akan timbul terasa menjalar pada daerah didepan batas garis vertikal yang ditarik dari
kedua telinga kiri dan kanan melewati puncak kepala (daerah frontotemporal dan parietal
anterior). Rasa nyeri ini ditransmisi oleh saraf trigeminus. Sedangkan rangsangan terhadap
struktur yang peka terhadap nyeri dibawah tentorium (pada fossa kranii posterior) radiks
servikalis bagian atas dengan cabangcabang saraf perifernya akan menimbulkan nyeri pada
daerah dibelakang garis tersebut, yaitu daerah oksipital, suboksipital dan servikal bagian atas.
Rasa nyeri ini ditransmisi oleh saraf kranial IX, X dan saraf spinal C-1, C-2, dan C-3. Akan
tetapi kadang-kadang bisa juga radiks servikalis bagian atas dan N. oksipitalis mayor akan
menjalarkan nyerinya ke frontal dan mata pada sisi ipsilateral.1

Perjalanan Nyeri Kepala :

Rangsangan diterima oleh nosiseptor meningeal dan sentral trigeminal (proses transduksi) 
kornu dorsalis medulla spinalis  memotong garis tengah di substansia gelatinosa  naik ke
jalur sensorik nyeri di tractus spinotalamikus (naik ke batang otak)  bisa mengenai system
limbik dan hipotalamus  timbul persepsi seseorang tentang nyeri.2
Salah satu teori yang paling populer mengenai penyebab nyeri kepala ini adalah kontraksi
otot wajah, leher, dan bahu. Otot-otot yang biasanya terlibat antara lain m. splenius capitis, m.
temporalis, m. masseter, m. sternocleidomastoideus, m. trapezius, m. cervicalis posterior, dan m.
levator scapulae. Penelitian mengatakan bahwa para penderita nyeri kepala ini mungkin
mempunyai ketegangan otot wajah dan kepala yang lebih besar daripada orang lain yang
menyebabkan mereka lebih mudah terserang sakit kepala setelah adanya kontraksi otot.
Kontraksi ini dapat dipicu oleh posisi tubuh yang dipertahankan lama sehingga menyebabkan
ketegangan pada otot ataupun posisi tidur yang salah.3

Sebuah teori juga mengatakan ketegangan atau stres yang menghasilkan kontraksi otot di
sekitar tulang tengkorak menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga aliran darah
berkurang (iskemik) yang menyebabkan terhambatnya oksigen dan menumpuknya hasil
metabolisme yang akhirnya akan menyebabkan nyeri.3

Dari penelitian epidemioloi sekitar 1/3 wanita mengalami nyeri kepala berkaitan dengan
hal tersebut sehingga diduga dicetuskan oleh perubahan hormonal. Penurunan kadar estrogen dan
progesteron serum (misalnya saat periode perimenstruasi dan premenopause) akan menekan efek
antinociceptive: menurunkan tonus, GABAergik opiatergik serotonerik, dan penurunan reuptake
glutamat yang selanjutnya akan menambah neuroeksabilitas dan meningkatkan ambang rangsang
nyeri sehingga lebih mudah timbul nyeri kepala.4

Selain itu kadar estrogen menurun menyebabkan hipersensitivitas reseptor dopamin yang
menyebabkan peningkatan prolaktin yang pada gilirannya menyebabkan disregulasi opioid.
Fluktuasi hormon yang menyebabkan meningkatnya prostaglandin dan menurunnya kadar
serotonin ini mengakibatkan vasodilatasi pembuluh dasar arteri menineal yang dapat
menstimulasi sistem trigeminal yang dapat menjadi dasar munculnya nyeri kepala, dengan
mengaktikan nukleus trieminal yang kemudian menyebabkan sensitisasi perier dari nociseptor
myofascial.4

1. Price, Sylvia A. 1995. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit edisi 4. Jakarta :
EGC
2. Guyton, Arthur C dan John E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 13.
Jakarta : EGC
3. Rori, A. A., Tumboimbela, M.J., Kembuan, M.A. 2016. Gambaran Nyeri Kepala Pada
Mahasiswa Pemain Game Komputer Di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Angkatan 2012. Jurnal e-Clinic (eCl). 4 (1): 1-2.
4. Wibisono, Yusuf. 2019. Kaitan Nyeri Kepala pada Wanita dengan Perubahan Kadar
Hormon. CDK-272. 46(1): 47-49

Anda mungkin juga menyukai