TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Cephalgia
Cephalgia merupakan nyeri dikepala. Cepha berarti kepala dan ischialgia artinya nyeri.
Cephalgia atau nyeri kepala termasuk keluhan yang umum dan dapat terjadi akibat banyak sebab.
Sakit kepala adalah rasa sakit atau tidak nyaman antara orbita dengan kepala yang berasal dari
struktur sensitif terhadap rasa sakit. 1
Nyeri kepala merupakan masalah umum yang sering dijumpai dalam praktek sehari-hari,
meskipun sebenarnya terutama dari jenis menahun jarang sekali disebabkan oleh gangguan
organik.
Nyeri kepala adalah perasaan sakit atau nyeri, termasuk rasa tidak nyaman yang
menyerang daerah tengkorak (kepala) mulai dari kening kearah atas dan belakang kepala. dan
daerah wajah. Definisi menurut IASP (International assosiation for the study of pain), nyeri adalah
pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang sedang terjadi atau telah
terjadi atau yang digambarkan dengan kerusakan jaringan.
B. Etiologi
Cephalgia atau nyeri kepala suatu gejala yang menjadi awal dari
berbagai macam
penyakit. Cephalgia dapat disebabkan adanya kelainan organ-organ dikepala, jaringan sistem
persarafan dan pembuluh darah. Sakit kepala kronik biasanya disebabkan oleh migraine,
ketegangan, atau depresi, namun dapat juga terkait dengan lesi intracranial, cedera kepala, dan
spondilosis servikal, penyakit gigi atau mata, disfungsi sendi temporomandibular, hipertensi,
sinusitis, trauma, perubahan lokasi (cuaca, tekanan) dan berbagai macam gangguan medis umum
lainnya. 7
C. Epidemiologi
Faktor resiko terjadinya sakit kepala adalah gaya hidup, kondisi penyakit, jenis kelamin,
umur, pemberian histamin atau nitrogliserin sublingual dan faktor genetik.Prevalensi sakit kepala
di USA menunjukkan 1 dari 6 orang (16,54%) atau 45 juta orang menderita sakit kepala kronik
dan 20 juta dari 45 juta tersebut merupakan wanita. 75 % dari jumlah di atas adalah tipe tension
headache yang berdampak pada menurunnya konsentrasi belajar dan bekerja sebanyak 62,7 %.
Menurut IHS, migren sering terjadi pada pria dengan usia 12 tahun sedangkan pada wanita, migren
sering terjadi pada usia besar dari 12 tahun. HIS juga mengemukakan cluster headache 80 90 %
terjadi pada pria dan prevalensi sakit kepala akan meningkat setelah umur 15 tahun.5
D. Anatomi Otak
Bagian-bagian otak dapat secara bebas dikelompokkan ke dalam berbagai cara berdasarkan
perbedaan anatomis, spesialisasi fungsional, dan perkembangan evolusi. Otak terdiri dari batang
otak terdiri atas otak tengah, pons, dan medulla, serebelum, otak depan(forebrain) yang terdiri atas
diensefalon dan serebrum. 1
Diensefalon terdiri dari hipotalamus dan talamus. Serebrum terdiri dari nukleus basal dan korteks
serebrum. Masing-masing bagian otak memiliki fungsi tersendiri. Batang otak berfungsi sebagai
berikut: asal dari sebagian besar saraf kranialis perifer pusat pengaturan kardiovaskuler, respirasi
dan pencernaan, pengaturan refleks otot yangterlibat dalam keseimbangan dan postur, penerimaaan
dan integrasi semuamasukan sinaps dari korda spinalis; keadaan terjaga dan pengaktifan korteks
serebrum, pusat tidur. 1
Serebellum berfungsi untuk memelihara keseimbangan, peningkatan tonus otot,
koordinasi dan perencanaan aktivitas otot volunter yangterlatih.Hipotalamus berfungsi sebagai
berikut: mengatur banyak fungsihomeostatik, misalnya kontrol suhu, rasa haus, pengeluaran urin,
dan asupanmakanan, penghubung penting antara sistem saraf dan endokrin, sangat terlibatdalam
emosi dan pola perilaku dasar. 1
Talamus berfungsi sebagai stasiun pemancar untuk semua masukan sinaps, kesadaran
kasar terhadap sensasi, beberapa tingkatkesadaran, berperan dalam kontrol motorik. Nukleus basal
berfungsi untuk inhibisi tonus otot, koordinasi gerakan yang lambat dan menetap, penekanan pola
pola gerakan yang tidak berguna. 1
Korteks serebrum berfungsi untuk persepsi sensorik, kontrol gerakan volunter, bahasa,
sifat pribadi, proses mental canggih misalnya berpikir, mengingat, membuat keputusan,kreativitas
dan kesadaran diri.Korteks serebrum dapat dibagi menjadi 4 lobus yaitu lobus frontalis, lobus,
parietalis, lobus temporalis, dan lobus oksipitalis. Masing-masing lobus ini memilikifungsi yang
berbeda-beda. Nyeri kepala dipengaruhi oleh nukleus trigeminoservikalis yang merupakan
nosiseptif yang penting untuk kepala, tenggorokan dan leher bagian atas. 1
Semua aferen nosiseptif dari saraf trigeminus, fasial, glosofaringeus, vagus, dan saraf dari
C1 3 beramifikasi padagrey matter area ini. Nukleus trigeminoservikalis terdiri dari tiga bagian
yaitu pars oralis yang berhubungan dengan transmisi sensasi taktil diskriminatif dari regio
orofasial, pars interpolaris yang berhubungan dengantransmisi sensasi taktil diskriminatif seperti
sakit gigi, pars kaudalis yang berhubungan dengan transmisi nosiseptif dan suhu. 1
Terdapat overlapping dari proses ramifikasi pada nukleus ini seperti aferen dari C2 selain
beramifikasi ke C2, juga beramifikasi ke C1 dan C3. Selain itu, aferenC3 juga akan beramifikasi
ke C1 dan C2. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya nyeri alih dari pada kepala dan leher
bagian atas. Nyeri alih biasanya terdapat pada oksipital dan regio fronto orbital darikepala dan
yang jarang adalah daerah yang dipersarafi oleh nervus maksiliaris danmandibularis. Ini
disebabkan oleh aferen saraf tersebut tidak atau hanya sedikit yangmeluas ke arah kaudal. 1
Lain halnya dengan saraf oftalmikus dari trigeminus. Aferen saraf ini meluas ke pars kaudal. Saraf
trigeminus terdiri dari 3 yaitu V1, V2 dan V3. V1, oftalmikus,menginervasi daerah orbita dan
mata, sinus frontalis, duramater dari fossa kranial danfalx cerebriserta pembuluh darah yang
berhubungan dengan bagian duramater ini.V2, maksilaris, menginervasi daerah hidung, sinus
paranasal, gigi bagian atas, danduramater bagian fossa kranial medial. V3, mandibularis,
menginervasi daerahduramater bagian fossa cranial medial, rahang bawah dan gigi, telinga,
senditemporomandibular dan otot menguyah. 1
Selain saraf trigeminus terdapat saraf kranial VII, IX, X yang innervasi meatus auditorius
eksterna dan membran timpani. Saraf kranial IX menginnervasi rongga telinga tengah, selain itu
saraf kranial IX dan X innervasi faring dan laring.Servikalis yang terlibat dalam sakit kepala
adalah C1, C2, dan C3. Ramusdorsalis dari C1 menginnervasi ototsuboccipital triangle - obliquus
superior,obliquus inferior dan rectus capitis posterior major dan minor. Ramus dorsalis dari C2
memiliki cabang lateral yang masuk ke otot leher superfisial posterior, Longissimus capitis dan
splenius sedangkan cabang besarnya bagian medial menjadi greater occipital nerve. 1
Saraf ini mengelilingi pinggiran bagian bawah dariobliquus inferior ,dan balik ke bagian
atas serta ke bagian belakang melalui semispinalis capitis yang mana saraf ini di suplai dan masuk
ke kulit kepala melalui lengkungan yang dikelilingi oleh superior nuchal linedan the aponeurosis
of trapezius. Melalui oksiput, saraf ini akan bergabung dengan saraf lesser occipital yang mana
merupakancabang dari pleksus servikalis dan mencapai kulit kepala melalui pinggiran posterior
dari sternokleidomastoid. Ramus dorsalis dari C3 memberi cabang lateral kelongissimus
capitisdansplenius. Ramus ini membentuk 2 cabang medial. 1
Cabang superfisial medial adalah nervus oksipitalis ketiga yang mengelilingi sendi C2-3
zygapophysial bagian lateral dan posterior. Daerah sensitif terhadap nyeri kepala dapat dibagi
menjadi 2 bagian yaituintrakranial dan ekstrakranial. Intrakranial yaitu sinus venosus, vena korteks
serebrum, arteri basal, duramater bagian anterior, dan fossa tengah serta fossa posterior.
Ektrakranial yaitu pembuluh darah dan otot dari kulit kepala, bagian dariorbita, membran mukosa
dari rongga nasal dan paranasal, telinga tengah dan luar,gigi, dan gusi. Sedangkan daerah yang
tidak sensitif terhadap nyeri adalah parenkim otak, ventrikular ependima, dan pleksus koroideus. 1
E. Fisiologi Cephalgia
Nyeri (sakit) merupakan mekanisme protektif yang dapat terjadi setiap saat bila ada
jaringan manapun yang mengalami kerusakan, dan melalui nyeri inilah, seorang individu akan
bereaksi dengan cara menjauhi stimulus nyeri tersebut.4
Rasa nyeri dimulai dengan adanya perangsangan pada reseptor nyeri oleh stimulus nyeri.
Stimulus nyeri dapat dibagi tiga yaitu mekanik, termal, dan kimia. Mekanik, spasme otot
merupakan penyebab nyeri yang umum karena dapat mengakibatkan terhentinya aliran darah ke
jaringan (iskemia jaringan), meningkatkan metabolisme di jaringan dan juga perangsangan
langsung ke reseptor nyeri sensitif mekanik. 4
Termal, rasa nyeri yang ditimbulkan oleh suhu yang tinggi tidak berkorelasi dengan
jumlah kerusakan yang telah terjadi melainkan berkorelasi dengan kecepatan kerusakan jaringan
yang timbul. Hal ini juga berlaku untuk penyebab nyeri lainnya yang bukan termal seperti infeksi,
iskemia jaringan, memar jaringan, dll. Pada suhu 45 0C, jaringanjaringan dalam tubuh akan
mengalami kerusakan yang didapati pada sebagian besar populasi.4
Kimia, ada beberapa zat kimia yang dapat merangsang nyeri seperti bradikinin, serotonin,
histamin, ion kalium, asam, asetilkolin, dan enzim proteolitik.Dua zat lainnya yang diidentifikasi
adalah prostaglandin dan substansi P yang bekerja dengan meningkatkan sensitivitas dari free
nerve endings. Prostaglandin dan substansi P tidak langsung merangsang nyeri tersebut. Dari
berbagai zat yang telah dikemukakan, bradikinin telah dikenal sebagai penyebab utama yang
menimbulkan nyeri yang hebat dibandingkan dengan zat lain. Kadar ion kalium yang meningkat
dan enzim proteolitik lokal yang meningkat sebanding dengan intensitas nyeri yang sirasakan
karena kedua zat ini dapat mengakibatkan membran plasma lebih permeabel terhadap ion. Iskemia
jaringan juga termasuk stimulus kimia karena pada keadaan iskemia terdapat penumpukan asam
laktat, bradikinin, dan enzim proteolitik.4
Semua jenis reseptor nyeri pada manusia merupakan free nerve endings. Reseptor nyeri
banyak tersebar pada lapisan superfisial kulit dan juga pada jaringan internal tertentu, seperti
periosteum, dinding arteri, permukaan sendi, falks, dan tentorium. Kebanyakan jaringan internal
lainnya hanya diinervasi oleh free nerve endings yang letaknya berjauhan sehingga nyeri pada
organ internal umumnya timbul akibat penjumlahan perangsangan berbagai nerve endings dan
dirasakan sebagai slow-chronic-aching type pain.
Nyeri dapat dibagi atas dua yaitu nyeri akut (fast pain) dan nyeri kronik (slow pain).
Nyeri akut, merupakan nyeri yang dirasakan dalam waktu 0,1 detik setelah stimulus diberikan.
Nyeri ini disebabkan oleh adanya stimulus mekanik dan termal. Signal nyeri ini ditransmisikan
dari saraf perifer menuju korda spinalis melalui
m/detik. Neurotransmitter yang mungkin digunakan adalah glutamat yang juga merupakan
neurotransmitter eksitatorik yang banyak digunakan pada CNS. Glutamat umumnya hanya
memiliki durasi kerja selama beberapa milidetik.4
Nyeri kronik, merupakan nyeri yang dirasakan dalam waktu lebih dari 1 detik setelah
stimulus diberikan. Nyeri ini dapat disebabkan oleh adanya stimulus mekanik, kimia dan termal
tetapi stimulus yang paling sering adalah stimulus kimia. Signal nyeri ini ditransmisikan dari saraf
perifer menuju korda spinalis melalui
mentransmisikan nyeri akibat stimulus mekanik maupun termal akan berakhir pada lamina I
(lamina marginalis) dari kornu dorsalis dan mengeksitasi second-order neurons dari traktus
spinotalamikus. Neuron ini memiliki serabut saraf panjang yang menyilang menuju otak melalui
kolumn anterolateral. Serat dari neospinotalamikus akan berakhir pada, area retikular dari batang
otak (sebagian kecil), nukleus talamus bagian posterior (sebagian kecil), kompleks ventrobasal
(sebagian besar). Traktus lemniskus medial bagian kolumn dorsalis untuk sensasi taktil juga
berakhir pada daerah ventrobasal.Adanya sensori taktil dan nyeri yang diterima akan
memungkinkan otak untuk menyadari lokasi tepat dimana rangsangan tersebut diberikan.4
Traktus paleospinotalamikus untuk slow pain, traktus ini selain mentransmisikan sinyal
dai serat C, traktus ini juga mentransmisikan sedikit sinyal dari serat A. traktus ini , saraf perifer
akan hampir seluruhnya berakhir pada lamina II dan III yang apabila keduanya digabungkan,
sering disebut dengan substansia gelatinosa.Kebanyakan sinyal kemudian akan melalui sebuah
ataubeberapa neuron pendek yangmenghubungkannya dengan area lamina V lalu kemudian
kebanyakan serabut saraf iniakan bergabung dengan serabut saraf dari fast-sharp pain pathway.
Setelah itu, neuronterakhir yang panjang akan menghubungkan sinyal ini ke otak pada jaras antero
lateral. Ujung dari traktus paleospinotalamikus kebanyakan berakhir padabatangotak dan hanya
sepersepuluh ataupun seperempat sinyal yang akanlangsungditeruskan ke talamus. Kebanyakan
sinyal akan berakhir pada salah satu tiga area yaitu nukleus retikularis dari medulla, pons, dan
mesensefalon, area tektum dari mesensefalon, regio abu-abu dari peraquaductus yang mengelilingi
aquaductus Silvii. Ketiga bagian ini penting untuk rasa tidak nyaman dari tipe nyeri.Dari area
batang otak ini, multipel serat pendek neuron akan meneruskan sinyal kearah atasmelalui
intralaminar dan nukleus ventrolateral dari talamus dan ke area tertentu darihipotalamus dan
bagian basal otak.4
G. Teori Mekanisme Nyeri Kepala
Ada beberapa teori mengenai mekanisme nyeri kepala :
- Teori Melzack & Wall (1985): Teori gerbang nyeri
Nyeri diteruskan dari perifer melalui saraf kecil A delta dan C rasa raba, mekanik dan termal
melalui A delta A beta dan C ( serabut besar, kecepatan hantar serabut besar lebih tinggi dari
serabut kecil ).
Disubstamtia Gelatinosa (SG) ada sel-sel gerbang yang dapat bekerja menutup dan membuka sel T
(targaet). Serabut besar aktif merangsang sel gerbang di SG, sel gerbang aktif dan sel T tertutup,
maka nyeri tidak dirasa. Serabut kecil aktif, sel SG tidak aktif, dan sel T terbuka maka nyeri dirasa.
Bila dirangsang bersama-sama, misal antara rasa raba, mekanik,vibrasi,dll dengan rangsang nyeri
maka
nyeri
tidak
dirasa
(seperti
pada
teknik
tens,
DCS,
koyo,
dll.)
Didapatkan kontrol desenden ke medulla spinalis dari pusat2 supra spinal (emosi,pikiran, dll).
- Konsep II: Central Biasing mekanism
Diduga ada daerah batang otak jadi CBM yang menyebarkan impuls nyeri keberbagai tempat
diotak dan dapat menimbulkan inhibisi ke medulla spinalis. Ternyata formatioreticularis
periacuaductus dan peri-ventriculer kaya akan reseptor2 morpin dan serotonin.
- Konsep III ; Pembangkit pola
Bila nyeri khronik telah membuat pola (gambar diotak), yang dapat dicetuskan oleh input sensorik
lain.
Struktur kepala yang sensitive terhadap nyeri
Struktur kepala tertentu sensitif terhadap nyeri, sedangkan otak sendiri tidak sensitif
terhadap nyeri, strutur kepala tersebut adalah :
Kulit kepala
Tumor otak
Meningitis
Arteritis temporalis
Abses
Hipertensi
Hematoma subdural
Hidrochepalus
Perdarahan Otak
Glaucoma
Perdarahan subarachnoid
H.
Klasifikasi Cephalgia
Sakit kepala dapat diklasifikasikan menjadi sakit kepala primer, sakit kepala sekunder, dan
neuralgia kranial, nyeri fasial serta sakit kepala lainnya. Sakit kepala primer dapat dibagi menjadi
migraine,tension type headache,cluster head ache dengan sefalgia trigeminal/autonomik, dan sakit kepala primer
lainnya. Sakit kepala sekunder dapat dibagi menjadi sakit kepala yang disebabkan oleh karena trauma pada
kepala dan leher, sakit kepala akibat kelainan vaskular kranial dan servikal, sakit kepala yang bukan disebabkan
kelainan vaskular intrakranial, sakit kepala akibat adanya zat atau withdrawal, sakit kepala akibat infeksi, sakit
kepala akibat gangguan homeostasis, sakit kepala atau nyeri pada wajah akibat kelainan kranium, leher,telinga,
hidung, dinud, gigi, mulut atau struktur lain di kepala dan wajah, sakit kepalaakibat kelainan psikiatri. 7
Migren
b.
c.
Cluster headache
d.
Nyeri kepala yang berkaitan dengan trauma kepala dan / atau leher.
b.
Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vaskuler cranial atau servikal
c.
d.
e.
f.
g.
Nyeri kepala atau nyeri vaskuler berkaitan dengan kelainan kranium, leher, mata,
telinga, hidung, sinus,gigi,mulut, atau struktur facial atau kranial lainnya.
Nyeri kepala merupakan gejala yang dapat disebabkan oleh berbagai kelainan baik struktural
maupun fungsional, maka diperlukan klasifikasi dan kriteria diagnosis dan masing-masing jenis nyeri kepala
agar didapatkan kesamaan pengertian. Usaha klasifikasi tersebut membutuhkan waktu bertahun-tahun,
melibatkan para pakar dari seluruh dunia, dan pada tahun 1988 dihasilkan klasifikasi nyeri kepala oleh
International Headache Society (IHS).
1.
2.
Sekunder : sakit kepala merupakan gejala ikutan karena adanya penyakit lain hipertensi, radang sinus,
premenstrual disorder, dll.
1.
2.
3.
4.
Klasifikasi IHS
PRIMER
Migraine
nyeri kepala tension
nyeri kepala cluster dan hemicrania
kronik paroksismal
nyeri
kepala
yang
tidak
berhubungan lesi structural
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
SEKUNDER
nyeri kepala berhubungan dengan cedera kepala
nyeri kepala berhubungan dengan gangguan
vaskuler
nyeri kepala berhubungan denagn gangguan
intrakranial non vaskuler
nyeri kepala berhubungan dengan zat-zat atau putus
zat obat
nyeri kepela berhubunggan dengan infeksi non
cephalic
nyeri kepala berhubungan dengan gangguan
metabolic
nyeri kepala atau nyeri wajah dengan gangguan
tengkorak, leher, mata, hidung, gigi, mulut, atau
struktur-struktur wajah kranium
neuralgia cranialis, nyeri batang syaraf dan nyeri
deafness
nyeri kepala yang terklasifikasi
I. Patofisiologi Cephalgia
Beberapa mekanisme umum yang tampaknya bertanggung jawab memicu nyeri kepala yaitu
(Lance, 2000) peregangan atau pergeseran pembuluh darah; intrakranium atau ekstrakranium, traksi
pembuluh darah, kontraksi otot kepala dan leher (kerja berlebihan otot), peregangan periosteum(nyeri
lokal), degenerasi spina servikalis atas disertai kompresi pada akar nervus servikalis (misalnya, arteritis
vertebra servikalis), defisiensi enkefalin (peptida otak mirip- opiat, bahan aktif pada endorfin). 2
Cephalgia Primer
Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala itu sendiri yang merupakan penyakit utama atau nyeri
kepala tanpa disertai adanya penyebab struktural-organik. Menurut ICHD-2 nyeri kepala primer dibagi ke dalam
4 kelompok besar yaitu :7
1) Migraine
2) Tension Type Headache
3) Cluster Headache dan Chronic Paroxysmal Hemicrania
4) Other primary headaches
J. Diagnosis
Diagnosis nyeri kepala sebagian besar didasarkan atas keluhan, maka anamnesis memegang
peranan penting. Dalam praktek sehari-hari, jenis yang paling sering dijumpai ialah nyeri kepala tipe tegang
(tension-type headache) dan migren (migraine), baru kemudian nyeri kepala yang dikaitkan dengan penyakit
sistemik, atau gangguan di sekitar wajah, telinga, mata, gigi dan sinus paranasal. Nyeri kepala akibat radang,
aneurisma, tumor atau abses otak jarang ditemukan, meskipun harus tetap merupakan perhatian karena
penatalaksanaan yang berbeda.
Lokasi
Nyeri kepala migren dapat dirasakan di manapun, paling sering di daerah temporal (pelipis),
bisa unilateral, bilateral atau berganti-ganti. Nyeri kepala unilateral di sekitar orbita dapat disebabkan oleh nyeri
kepala klaster. Nyeri kepala akibat gangguan gigi-geligi, sinus atau mata biasanya dirasakan di daerah frontal,
dapat menjalar ke oksipital dan Jeher, sedangkan nyeri bitemporal dapat disebabkan oleh tumor sella/parasella.
Nyeri kepala akibat tumor, bergantung letaknya, bila supratentorial umumnya dirasakan di frontal atau vertex,
sedangkan bila letaknya infratentorial/fossa posterior biasanya dirasakan di oksipital. Bila tumor itu melibatkan
dura atau tulang, maka nyerinya dirasakan setempat. Hematoma subdural dapat menyebabkan nyeri kepala yang
sedang, dirasakan di sekitar lesi, umumnya di daerah frontoparietal, bersifat kronis, intermiten, dimulai sejak
trauma terjadi. Meskipun nyeri kepala tipe tegang terutama dirasakan di daerah oksipital, leher dan sekitar bahu,
kadang-kadang juga bisa dirasakan di frontal, bisa unilateral maupun bilateral. Nyeri daerah leher dan/atau bahu
harus dibedakan dengan yang disebabkan oleh gangguan diafragma atau iskemi miokard.
Frekuensi
Pola serangan nyeri dapat merupakan petunjuk diagnosis, terutama tipe klaster yang khas,
berupa serangan-serangan singkat antara 3090 menit, berulang 26 kali sehari selama beberapa hari, kemudian
dapat remisi selama beberapa minggu sampai beberapa tahun. Migren juga dapat bersifat sporadik, sedangkan
nyeri kepala tipe tegang umumnya bersifat menetap, berangsur-angsur memberat atau berfluktuasi selama
berhari-hari.
Sifat
Nyeri berdenyut dapat disebabkan oleh demam, migren, hipertensi atau tumor hemangioma.
Nyeri kepala akibat tumor atau meningitis biasanya menetap dan nyeri, kadang-kadang juga terasa berdenyut.
Nyeri kepala tipe tegang dirasakan menekan, persisten dan kadang-kadang dirasakan seperti diikat. Nyeri paling
hebat disebabkan oleh pecahnya aneurisma, meningitis, demam, migren atau yang berhubungan dengan
hipentensi maligna, nyeri hebat dan mendadak (thunderclap), apalagi bila disusul dengan rasa lemah dan
penurunan kesadaran harus dicurigai disebabkan oleh aneunisma intrakranial yang pecah, di lain pihak,
perdarahan yang terlokalisasi di parenkim otak tidak akan menyebabkan nyeri kepala, kecuali bila bocor ke
ruang ventrikel atau subanakhnoid. Nyeri kepala akibat tumor atau abses biasanya bersifat sedang, demikian
juga dengan nyeri yang disebabkan oleh proses di daerah sinus, gigi geligi atau mata. Nyeri kepala migren
jarang berlangsung lebih dari 14 jam, yang khas ialah adanya periode bebas keluhan di antara serangan;
sedangkan nyeri kepala tipe tegang dapat berlangsung berhari-hari, bahkan bertahun-tahun. Nyeri yang terutama
dirasakan di pagi hari, selain yang disebabkan oleh tumor, juga dapat ditimbulkan oleh hipertensi, atau migren
biasa. Mignen timbul di saat ketegangan emosional, cuaca panas, kesibukan yang meningkat, sedangkan nyeri
kepala yang berhubungan dengan sinus muncul saat infeksi saluran napas, di saat pergantian musim atau
berkaitan dengan alergi.
Gejala penyerta
Gejala prodromal berupa perubahan suasana hati atau nafsu makan dapat dirasakan 1 2 hari
sebelum serangan migren, selain itu juga migren kadang-kadang didahului semacam aura berupa skotoma
dan/atau parestesi. Pembengkakan mukosa hidung dan/atau injeksi konjungtiva, selain disebabkan oleh alergi
juga dapat ditemukan pada serangan migren, tetapi bila unilateral, umumnya berkaitan dengan nyeri kepala
klaster. Keluhan gastrointestinal berupa anoreksia, mual, muntah biasanya dikaitkan dengan migren, meskipun
demikian sebenarnya dapat ditemukan pada setiap jenis nyeri kepala; makin berat nyeri kepala, makin sering
gejala-gejala tersebut dirasakan. Muntah tanpa didahului mual dapat merupakan gejala tumor intrakranial,
terutama yang terletak di fossa posterior, pada migren dapat ditemukan gejala mual dan/atau muntah saja tanpa
nyeri kepala yang berarti, selain itu pernah dijumpai keluhan-keluhan lain seperti diare, konstipasi dan rasa
kembung. Poliuri merupakan gejala yang berkaitan dengan migren, sedangkan pada tipe tegang, yang meningkat
adalah frekuensinya. Gejala-gejala psikik seperti insomnia, rasa lelah, anoreksi, malaise dan gangguan libido
merupakan gejala-gejala depresi yang umum menyertai penyakit-penyakit kronis, perlu diwaspadai adanya
gangguan kebiasaan atau pola pikir yang dapat berkaitan dengan tumor intrakranial, seperti apati, keadaan
gelisah atau euforia. Pasien yang sedang menderita migren biasanya lebih suka tidak diganggu, sedangkan nyeri
kepala tipe tegang dapat diringankan dengan massage. Keluhan-keluhan neurologik yang mungkin ditemukan
berupa rasa lemah, parestesi, afasi, diplopi, gangguan visus, vertigo, adanya gejala-gejala tersebut, selain dapat
merupakan bagian dari serangan migren, juga dapat menandakan adanya lesi organik. Vertigo juga kadangkadang dirasakan, dapat menyertai nyeri kepala pasca trauma atau tipe tegang.
Faktor pencetus
Migren dapat dicetuskan oleh banyak hal, seperti alkohol, obat-obatan, cahaya terang, rasa
lelah, kurang tidur, stres, hipoglikemi, selain itu juga sering berkaitan dengan menstruasi dan dalam banyak
kasus sembuh selama hamil. Nyeri kepala yang dicetuskan oleh exercise atau orgasme dapat disebabkan oleh
pecahnya aneurisma. Penderita migren lebih suka duduk tegak, berbeda dengan nyeri kepala akibat tumor yang
penderitanya lebih suka berbaring dan menghindari perubahan posisi, terutama bangkit dari tidur. Mengejan
atau batuk dapat mencetuskan semuajenis nyeri kepala, kecuali tipe tegang. Pasien nyeri kepala kiaster tidak
dapat tenang selama serangan, bahkan dapat kelihatan panik, tanda ini khas karena tidak
ditemui pada nyeri kepala jenis lain. Guncangan kepala (head jolt) memperberat nyeri kepala, terutama
akibat tumor, kadang- kadang dijumpai juga pada nyeri kepala di saat demam, pasca
trauma atau meningitis, nyeri kepala tipe tegang tidak banyak dipengaruhi. Gangguan tidur yang
menyertai nyeri kepala biasanya disebabkan oleh anxietas atau depresi. Riwayat keluarga umumnya
dijumpai di kalangan pasien migren.
PEMERIKSAAN FISIK
Meliputi pemeriksaan umum berupa pencatatan fungsi vital tekanan darah, frekuensi nadi,
pernapasan, suhu tubuh untuk menyingkirkan penyakit-penyakit sistemik, funduskopi penting untuk mendeteksi
adanya papiledema dan/atau tanda-tanda hipertensi. Palpasi daerah kepala dan leher dilakukan untuk mendeteksi
kelainan lokal. Rasa nyeri di daerah kepala, sinus dan/atau gigi geligi bisa menyertai serangan migren dan
beberapa saat sesudahnya, otot-ototjuga bisa terasa nyeri, baik pada migren maupun pada nyeri kepala tipe
tegang, kadang-kadang nyeri ditimbulkan saat menyisir rambut. Rasa nyeri ini perlu dibedakan dengan yang
disebabkan oleh miositis. Pada tumor atau hematoma subdural, kadang-kadang nyeri dapat dibangkitkan oleh
perkusi di daerah yang terkena. Nyeri fokal dapat dijumpai di daerah bekas luka kepala. Penekanan daerah arteri
seperti di daerah temporal, supraorbital atau oksipital dapat mengurangi nyeri kepala migren atau yang berkaitan
dengan hipertensi. Nyeri kepala tipe tegang dapat dikurangi dengan massage dan/atau kompres hangat di daerah
otot-otot kepala/leher, sebaliknya memberat bila otot/ daerah tersebut dimanipulasi terlalu keras. Pemeriksaan
neurologik, selain funduskopi, meliputi pemeriksaan tanda rangsang meningeal (Kernig, Brudzinsky, kaku
kuduk), fungsi saraf otak (pupil, gerak bola mata, sensibilitas wajah), kekuatan motorik dan refleks, fungsi
sensorik/sensibilitas dan fungsi mental terutama perubahan tingkah laku dan kebiasaan. Ptosis dapat menyertai
serangan migren (oftalmoplegik), tetapi harus diwaspadai kemungkinan disebabkan oleh tumor, aneurisma,
terutama bila disertai midriasis dan refleks cahaya melambat. Nyeri kepala tipe klaster kadang-kadang dapat
menyebabkan sindrom Homer (miosis, ptosis, enoftalmus), sedangkan fotofobia dapat disertai injeksi
sklera/konjungtiva pada meningitis, kelainan sinus/mata, tumor, migren atau nyeri kepala tipe tegang.
Papiledema merupakan tanda adanya massa intrakranial (tumor, hematom) kadang-kadang ditemukan pada
ensefalopati nipertensif.
Sebagian besar sakit kepala merupakan ketegangan otot, migren atau nyeri kepala tanpa
penyebab yang jelas. Sakit kepala banyak yang berhubungan dengan kelainan di mata, hidung, tenggorokan,
gigi dan telinga. Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan perasaan berdenyut di kepala, tetapi tekanan darah
tinggi jarang menyebabkan sakit kepala menahun. Biasanya dokter bisa menentukan penyebab sakit kepala dari
riwayat kesehatan penderita dan hasil pemeriksaan fisik. Kadang dilakukan pemeriksaan darah untuk
menentukan penyebabnya. Pungsi lumbal (pengambilan sejumlah kecil cairan dari kolumna spinalis untuk
diperiksa dibawah mikroskop) dilakukan jika diduga penyebabnya adalah suatu infeksi (misalnya meningitis).
Hanya sebagian kecil sakit kepala yang disebabkan oleh tumor otak, cedera otak atau berkurangnya oksigen ke
otak. Jika diduga suatu tumor, stroke atau kelainan otak lainnya, maka dilakukan pemeriksaan CT scan atau
MRI.
Jenis
Ciri Khas
Pemeriksaan
Diagnostik
Kete
gang
an
otot
Pemeriksaan
untuk
menyingkirkan
penyakit
fisik
Penilaian faktor psikis
& kepribadian
Jika
diagnosisnya
masih meragukan &
sakit
kepala
baru
terjari, dilakukan CT
scan atau MRI atau
diberikan obat migren
untuk melihat efeknya
Pemeriksaan mata
Rontgen sinus
Sakit
kepala
sering
terjadi
Nyeri hilang timbul, tidak terlalu berat &
dirasakan di kepala bagian depan & belakang,
atau penderita merasakan kekakuan menyeluruh
Migr
en
Sakit
kepal
a
clust
er
Serangannya
singkat
(1
jam)
Nyeri sangat hebat & dirasakan di satu sisi kepala
Serangan terjadi secara periodik dalam sebuah
kelompok (diselingi periode bebas sakit kepala) &
terutama menyerang pria
Disertai dengan pembengkakan mata, hidung meler
& mata berair pada sisi yg sama dengan nyeri
Teka
nan
darah
tingg
i
(hipe
rtens
i)
Kelai
nan
mata
(iriti
s,
glau
koma
)
Kelai
nan
sinus
Tum
or
otak
Infek
si
otak
(abse
s)
Infek
si
pada
jarin
gan
di
sekit
ar
otak
(men
ingiti
s)
Hem
atom
a
subd
ural
Perda
rahan
subar
aknoi
d
Sifili
s
Tube
rkulo
sis
Kript
okok
osis
Sark
oidos
is
Kank
er
A.
Pemeriksaan
pungsi lumbal
Pungsi lumbal
darah,
tipe
cluster
1.
2.
3.
4.
Neuralgia trigeminal
Migrain siklik
Infeksi sinus
Neuralgia paratrigeminal Readers
Definisi
Nyeri kepala klaster (cluster headache) merupakan nyeri kepala vaskular yang juga dikenal sebagai
nyeri kepala Horton,sfenopalatinaneuralgia,nyeri kepala histamine, sindrom Bing,erythrosophalgia,
neuralgiamigrenosa, atau migren merah (red migraine) karena pada waktu seranganakan tampak merah
seperti flu dan salah satu mata merah, sakit sampai kepala
Epidemiologi
Cluster headacheadalah penyakit yang langka. Dibandingkan denganmigren, cluster headache 100 kali
lebih lebih jarang ditemui. Di Perancis prevalensinya tidak diketahui dengan pasti, diperkirakan sekitar
1/10.000 penduduk, berdasarkan penelitian yang dilakukan di negara lainnya. Serangan pertama
muncul antara usia 10 sampai 30 tahun pada 2/3 total seluruh pasien. Namun kisaran usia 1 sampai 73
tahun pernah dilaporkan. Cluster headachesering didapatkan terutama pada dewasa muda, laki-laki,
dengan rasio jeniskelamin laki-laki dan wanita 4:1. Serangan terjadi pada waktu-waktu tertentu,
biasanya dini hari menjelang pagi yang akan membangunkan penderita dari tidurnya. 6
Positron emision tomografi (PET) scanning dan Magnetic resonanceimaging (MRI) membantu untuk
memperjelas penyebab cluster headache yangmasih kurang dipahami. Patofisiologi dasar dalam
hipotalamus gray matter.Pada beberapa keluarga, suatu gen autosom dominan mungkin terlibat, tipe
alel-alel sensitif aktivitas kalsium channel atau nitrit oksida masih belumteridentifikasi.
Vasodilatasi arteri karotis dan arteri oftalmika dan peningkatansensitivitas terhadap rangsangan
vasodilator dapat dipicu oleh refleks parasimpatetik trigeminus. Variasi abnormal denyut jantung dan
peningkatanlipolisis nokturnal selama serangan dan selama remisi memperkuat teoriabnormalitas
fungsi otonom dengan peningkatan fungsi parasimpatis dan penurunan fungsi simpatis. Serangan
sering dimulai saat tidur, yang melibatkangangguan irama sirkadian. Peningkatan insidensi sleep apneu
pada pasien- pasien dengan cluster headache menunjukan periode oksigenasi pada jaringanvital
Patofisiologi
Patofisiologicluster headachemasih belum diketahui dengan jelas akan tetapi teori yang masih banyak
dianut sampai saat ini antara lain:Cluster headache, timbul karena vasodilatasi pada salah satu
cabangarteri karotis eksterna yang diperantarai olehhistamine intrinsic(TeoriHorton). Serangancluster
headachemerupakan suatu gangguan kondisifisiologis otak dan struktur yang berkaitan dengannya,
yang ditandaioleh disfungsi hipotalamus yang menyebabkan kelainan kronobiologisdan fungsi otonom.
Hal ini menimbulkan defisiensi autoregulasi darivasomotor dan gangguan respon kemoreseptor pada
korpus karotikusterhadap kadar oksigen yang turun. Pada kondisi ini, serangan dapatdipicu oleh kadar
oksigen yang terus menurun. Batang otak yangterlibat adalah setinggi pons dan medulla oblongata
serta nervus V, VII,IX, dan X. Perubahan pembuluh darah diperantarai oleh beberapamacam
Diagnosis
Diagnosis nyeri kepala klaster menggunakan kriteria oleh InternationalHeadache Society (IHS) adalah
sebagai berikut:8,9,10
a.Paling sedikit 5 kali serangan dengan kriteria seperti di bawah
b.Berat atau sangat berat unilateral orbital, supraorbital, dan atau nyeritemporal selama 15-180 menit
ataulebih gejala-gejala berikut ini: injeksi konjungtiva atau lakrimasi ipsilateral,hidung tersumbat atau
rinore ipsilateral, edema kelopak mata ipsilateral, wajahdan dahi berkeringat ipsilateral, ptosis atau
Tetes nasal dapat digunakan dan dosisnya 1 mllidokain 4% yang dapat diulang setekah 15 menit. 7,10
Pencegahan Clusterheadache
Pilihan pengobatan pencegahan pada cluster headache ditentukan olehlamanya serangan, bukan oleh
jenis episodik atau kronis. Preventif dianggap jangka pendek, atau jangka panjang, berdasarkan pada
seberapa cepat efeknyadan berapa lama dapat digunakan dengan aman. Banyak ahli sekarang
inimengajukan verapamil sebagai pilihan pengobatan lini pertama, walaupun pada beberapa pasien
dengan serangan yang singkat hanya perlu kortikosteroid oralatau injeksi nervus oksipital mungkin
lebih tepat.
Verapamil lebih efektif dibandingkan dengan placebo dan lebih baik dibandingkan dengan
lithium. Praktek klinis jelas mendukung penggunaan dosis verapamil yang relatif lebih tinggi pada
cluster headache.
Kortikosteroid dalam bentuk prednison 1 mg/kg sampai 60 mg selama empat hari yang diturunkan
bertahap selama tiga minggu diterimasebagai pendekatan pengobatan perventif jangka pendek.
Pengobatanini sering menghentikan periode cluster, dan digunakan tidak lebih dari sekali setahun.
Topiramat digunakan untuk mencegah serangan cluster headache. Dosis biasanya adalah 100-200 mg
perhari, dengan efek samping yang samaseperti penggunaannya pada migraine.
Melatonin dapat membantu cluster headache sebagai preventif dansalah satu penelitian terkontrol
menunjukan lebih baik dibandingkan placebo. Dosis biasa yang digunakan adalah 9 mg perhari.Obatobat pencegahan lainnya termasuk gabapentin (sampai 3600 perhari).7
B. Tension Headache
Tension type headache merupakan sensasi nyeri pada daerah kepala akibat kontraksi terusmenerus otot-
yang selanjutnya akan mengakibatkan ion kalsiummasuk ke dalam sel dan menimbulkan kontraksi otot
yang berlebihan sehinggaterjadilah nyeri kepala. (2) stress mengaktifasi saraf simpatis sehingga terjadi
dilatasi pembuluh darah otak selanjutnya akan mengaktifasi nosiseptor lalu aktifasi aferengamma
trigeminus yang akan menghasilkan neuropeptida (substansi P). Neuropeptidaini akan merangsang
ganglion trigeminus (pons). (3) stress dapat dibagi menjadi 3tahap yaitualarm reaction,stage of
trauma kapitis, sakit kepala pasca punksi lumbal,migren klasik, migren komplikata,cluster headache, sakit kepala
pada arteritistemporalis, sakit kepala pada desakan intrakranial, sakit kepala pada penyakitkardiovasikular, dan
sakit kepala pada anemia.6
Relaksasi selalu dapat menyembuhkan TTH. Pasien harus dibimbing untuk mengetahui arti dari
relaksasi yang mana dapat termasuk bed rest ,massage, dan atau latihan biofeedback. Pengobatan farmakologi
adalah simpel analgesia dan ataumuclesrelaxants. Ibuprofen dan naproxen sodium merupakan obat yang efektif
untuk kebanyakan orang. Jika pengobatan simpel analgesia(asetaminofen, aspirin,ibuprofen, dll.) gagal maka
dapat ditambah butalbital dan kafein (dalam bentuk kombinasi seperti Fiorinal) yang akan menambah efektifitas
pengobatan.6
mg/hari, Ketoprofen 25-50 mg/hari, Tolfenamic 200-400 mg/hari, Asam mefenamat, Fenoprofen, Ibuprofen 800
mg/hari, diklofenak 50-100 mg/hari) Pemberian analgetik dalam waktu lama dapat menyebabkan iritasi
Gastrointestinal, Penyakit ginjal dan hati, serta gangguan fungsi platelet.
1. Antidepresan
penceggahan TTH.
2. Anti anxietas
Baik pada pengobatan kronis dan preventif terutama pada penderita dengan komorbid anxietas.
Golongan yang sering dipakai benzodiazepine dan butalbutal , namun obat ini bersifat adikktif. 10
yang
menyakitkan
tetapi
tidak
membahayakan.Nyeri ini dapat sembuh dengan perawatan ataupun dengan menyelesaikan masalah
yang menjadi latar belakangnya jika penyebab TTH berupa pengaruh psikis. Nyeri kepala ini dapat
sembuh dengan terapi obat berupa analgesia.TTh biasanya mudah diobati sendiri. Progonis penyakit ini
baik, dan dengan penatalaksanaan yang baik maka >90% pasien dapat disembuhkan.Komplikasi TTH
adalah rebound headache yaitu nyeri kepala yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan analgesia
seperti aspirin, asetaminofen, dan lain-lain yang berlebihan.6
cukup, relaksasi otot (massage, yoga, stretching),meditasi, dan biofeedback. Jika penyebabnya adalah
kecemasan atau depresi makadapat dilakukanbehavioral therapy.Selain itu, TTH dapat dicegah dengan
mengganti bantal atau mengubah posisi tidur dan mengkonsumsi makanan yang sehat.6
Nyeri kepala tegang otot merupakan nyeri kepala yang timbul karena kontraksi terus-menerus
otot-otot kepala dan tengkuk (m. Splenius kapitis, m. Temporalis, m. Masseter, m. Sternokleidomastoideus, m.
Trapezius, m. Servikalis posterior, dan m. Levator skapulae).
Sakit kepala biasanya menetap dan biasanya terjadi didaerah temporal seperti ada band dan
dapat menjalar ke daerah dahi atau belakang kepala. Hal ini juga sering disebut sebagai sakit kepala kontraksi
otot. Sampai sekarang penyebabnya masih dalam perdebatan, ada yang mengatakan adanya faktor psikologi.
Nyeri kepala dirasakan seperti kepala berat, pegal, seperti diikat tali yang melingkari kepala,
kencang dan menekan. Kadang-kadang disertai nyeri kepala berdenyut. Sakit kepala dapat terjadi 30 menit
sampai 7 hari. Bila berlangsung lama, pada palpasi dapat diketemukan daerah-daerah yang membenjol, keras
dan nyeri tekan.
Nyeri kepala yang timbuk akibat kontraksi terus menerus otot-otot kepala dan tengkuk karena
ketegangan jiwa, misalnya kecemasan kronik atau depresi: nyeri kepala kontraksi/tegang otot primer,
atau karena rangsangan langsung striktur peka nyeri, nyeri acuan (refered pain), secara refleks: nyeri
kepala kontraksi otot sekunder, misalnya karena perangsangan fisik, kelainan pada mata, THT, leher,
gigi dan mulut.
C.
Migraine
Definisi
Menurut International Headache Society (IHS), migren adalah nyerikepala dengan serangan nyeri yang
berlansung 4 72 jam. Nyeri biasanya unilateral,sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat dan
diperhebat olehaktivitas, dan dapat disertai mual muntah, fotofobia dan fonofobia.3
Etiologi dan Faktor Resiko Migren
Etiologi migren yaitu perubahan hormon (65,1%), penurunan konsentrasi esterogen dan progesteron
pada fase luteal siklus menstruasi, makanan (26,9%), vasodilator (histamin seperti pada anggur merah,
natriumnitrat), vasokonstriktor (tiramin seperti pada keju, coklat, kafein), zat tambahan padamakanan (MSG),
stress (79,7%), rangsangan sensorik seperti sinar yang terangmenyilaukan(38,1%) dan bau yang menyengat baik
menyenangkan maupun tidak menyenangkan, faktor fisik seperti aktifitas fisik yang berlebihan (aktifitasseksual)
dan perubahan pola tidur, perubahan lingkungan (53,2%), alcohol (37,8%), merokok (35,7%).Faktor resiko
migren adalah adanya riwayat migren dalam keluarga,wanita, dan usia muda. 3
Epidemiologi Migren
Migren terjadi hampir pada 30 juta penduduk Amerika Serikat dan 75%diantaranya adalah wanita.
Migren dapat terjadi pada semua usia tetapi biasanyamuncul pada usia 10 40 tahun dan angka kejadiannya
menurun setelah usia 50tahun. Migren tanpa aura lebih sering dibandingkan migren yang disertai aura dengan
persentasi 9 : 1.4
Klasifikasi Migren
Migren dapat diklasifikasikan menjadi migren dengan aura, tanpa aura,dan migren kronik (transformed
). Migren dengan aura adalah migren dengan satu ataulebih aura reversibel yang mengindikasikan disfungsi
serebral korteks dan atau tanpadisfungsi batang otak, paling tidak ada satu aura yang terbentuk berangsur angsur
lebih dari 4 menit, aura tidak bertahan lebih dari 60 menit, dan sakit kepala mengikutiaura dalam interval bebas
waktu tidak mencapai 60 menit. Migren tanpa aura adalahmigren tanpa disertai aura klasik, biasanya bilateral dan
terkena pada periorbital.Migren kronik adalah migren episodik yang tampilan klinisnya dapat berubah berbulanbulan sampai bertahun- tahun dan berkembang menjadi sindrom nyerikepala kronik dengan nyeri setiap hari. 4
Patofisiologi Migren
Terdapat berbagai teori yang menjelaskan terjadinya migren. Teorivaskular, adanya gangguan
vasospasme menyebabkan pembuluh darah otak berkonstriksi sehingga terjadi hipoperfusi otak yang
dimulai pada korteks visual danmenyebar ke depan. Penyebaran frontal berlanjut dan menyebabkan
Diagnosa Migren
Anamnesa riwayat penyakit dan ditegakkan apabila terdapat tanda-tandakhas migren. Kriteria
diagnostik IHS untuk migren dengan aura mensyaratkan bahwaharus terdapat paling tidak tiga dari
empat karakteristik berikut, yaitu migren dengansatu atau lebih aura reversibel yang mengindikasikan
disfungsi serebral korteks danatau tanpa disfungsi batang otak, paling tidak ada satu aura yang
terbentuk berangsur-angsur lebih dari 4 menit, aura tidak bertahan lebih dari 60 menit, sakit kepala
mengikuti aura dalam interval bebas waktu tidak mencapai 60 menit.5
Kriteria diagnostik IHS untuk migren tanpa aura mensyaratkan bahwaharus terdapat paling sedikit lima
headache.5
Terapi Migren
Tujuan terapi migren adalah membantu penyesuaian psikologis dan fisiologis, mencegah berlanjutnya
dilatasi ekstrakranial, menghambat aksi mediahumoral (misalnya serotonin dan histamin), dan
mencegah vasokonstriksi arteri intrakranial untuk memperbaiki aliran darah otak.Terapi tahap akut
adalah ergotamin tatrat, secara subkutan atau IM diberikan sebanyak 0,25-0,5 mg. Dosis tidak boleh
melewati 1mg/24 jam. Secaraoral atau sublingual dapat diberikan 2 mg segera setelah nyeri timbul.
Dosis tidak boleh melewati 10 mg/minggu. Dosis untuk pemberian nasal adalah 0,5 mg (sekali
Komplikasi Migren
Komplikasi Migren adalah rebound headache,nyeri kepala yang disebabkan oleh penggunaan obat
Migren adalah nyeri kepala vaskular yang paroksismal dan berulang, berlangsung 2-72 jam, serta bebas
dari nyeri kepala dan kelainan neurologik antar serangan. Sering ada faktor keturunan.
Gejala Klinis
Migrain mempunyai variabel serangan yang bervariasi tapi biasanya 1-2 kali per bulan. Beberapa
migrain mempunyai keluhan sakit kepala 3-4 kali setahun . Pada beberapa wanita dilaporkan keluhan
migrain biasanya dihubungkan dengan menstruasi.
Serangan nyeri kepala timbul secara tiba-tiba dan biasanya unilateral (80%), paroksismal dan
rekuren. Nyeri kepala dirasakan sebagai nyeri kepala yang berdenyut, menusuk-nusuk rasa kepala mau
pecah, rasa mual dan terkadang hingga muntah. Migrain biasanya mulai pada usia pubertas dan jarang
mulai terjadi setelah usia 40 tahun.
Fase-fase komplit
1.
Prodromal : pada fase ini dapat terjadi beberapa jam sampai beberapa hari dan terdapat perubahan
mood , tingkah laku , nafsu makan dan kognitif .
2.
Aura : dapat terjadi dalam 1 jam sakit kepala dan sering terdapat gangguan penglihatan dan sensoris.
3.
4.
5.
Postdromal : sesudah fase sakit kepala terminasi , serangan komplit migraine telah selesai.
Gejala prodromal atau aura yang dapat terjadi bersamaan atau mendahului serangan migren, berupa :
1.
Fenomena visual positif (penglihatan berkunang-kunang seperti melihat kembang api, bulatanbulatan terang kecil yang melebar sampai gejala fortifikasi yang berupa gambaran benteng dari atas)
2.
Fenomena visual negatif (penglihatan semakin kabur, seperti berawan sampai semuanya tampak
gelap).
3.
Anoreksia, mual, muntah, diare, takut cahaya, dan atau kelainan otonom lainnya.
Kadang-kadang terdapat kelainan neurologik (misalnya gangguan motorik, sensorik, kejiwaan) yang
menyertai, timbul kemudian atau mendahului serangan migren dan biasanya berlangsung sepintas atau
revesibel.
Faktor pencetus meliputi stres, kejutan emosional, kesibukan atau relaksasi setelah kesibukan,
musim panas, selama haid, sebelum haid, atau terlambat haid, makanan tertentu atau alergen yang spesifik,
kelelahan fisik dan mental, kontrasepsi oral, dll.
Beberapa makanan yang diidentifikasi menjadi pencetus migraine adalah makanan yang
banyak mengandung Thyramine (keju), makanan yang mengandung Monosodium Glutamate (MSG), makanan
yang mengandung Nitrat (bologna, mi, daging, rokok), makanan yang difermentasi, alcohol, caffein (softdrink,
teh, kopi)
Penatalaksanaan
1.
Istirahat total, mengurangi atau menghindari faktor pencetus dan kompres dingin.
2.
3.
Abortif : asetosal tablet dosis 600-1500mg/hari, ergotamin 1mg/ kofein 100mg tablet.
4.
5.
Preventif
6.
K.
penyakit organic atau gangguan saraf otak. Terapi pencegahan menggunakan indometasin 25-150 mg
secara teratur, dan bila intoleran terhadap indometasin dapat diberikan COX-2 inhibitor, melatonin,
gabapentin.
1. Primary Cough Headache
Merupakan nyeri kepala yang dicetuskan oleh batuk atau mengejan, tanpa dijumpai gangguan
intracranial. Terapi pencegahan menggunakan indometasin 25-150 mg/hari, naproxen, propanolol.
1. Primary Exertional Headache
Merupakan nyeri kepala yang dicetuskan oleh aktifitas fisik. Terapi abortif menggunakan
indometasin atau aspirin, pencegahan ergotamine tartat, metisergin atau propanolol yng dapat diminum
sebelum aktifitas. Pemanasan sebelum olahraga atau latihan bertahap dan progresif.
1. Nyeri kepala primer yang berhubungan dengan aktifitas sexual
Merupakan nyeri kepala yang dicetuskan oleh aktifitas sexual yang diawali dengan nyeri tumpu
bilateral saat terjadi peningkatan kenikmatan sexual dan mendadak intensitas nyeri meningkat saat
orgasme tanpa dijumpai gangguan intracranial, dapat dibagi menjadi dua yaitu :
-Nyeri kepala pre orgasmic/ Nyeri kepala orgasmic
Terapi dapat diberikan analgesic spesifik (ergotamine, triptan), NSAID diminum sebelum
melakukan aktifitas sexual, propanolol dan diltiazem juga sangat baik diberikan karena dapat
menurunkan hipertensi yang sering menjadi komorbiditas. Atau nyeri kepala dapat diredakan dengan
menghentikan aktifitas sexual sebelum orgasme tercapai atau lebih pasif saat berhubungan sexual.
1. Hypnic Headache
Merupakan nyeri kepala yang bersifat tumpul dan selalu menyebabkan pasien terbangun dari
tidurnya .Terapi dapat diberikan kafein 50-60 mg sebelum tidur, litium karbonat 300-600 mg,
vasokonstriktor seperti triptan , ergot, dan kokain. Untuk preventif dapat nimodipin selama 2-3 bulan.
1. Hemikrania kontinua
Merupakan nyeri kepala unilateral yang selalu persisten dn responsive terhadap indometasin.Nyeri
kepala akan hilang jika diberikan indometasin 50-100 mg IM , reda dalam 2 jam. Dosis efektif 25-300
mg.
1.
(pada umumnya dalam 3 hari) . Nyerinya khas bersifat bilateral, seperti ditekan atau ketat dengan
intensitas nyeri derajat ringan sampai sedang. Dapat dijumpai fotofobia, fonofobia, atau nausea
ringan.Terapi dapat diberikan analgetika minimal, dapat pula diberi pencegahan migren kronis , dan
blok saraf N.Oksipitalis magnus.
pha
Si
Lokasi
fat
lgi
Frekuens
Gejala
ikutan
n
y
er
i
Mi
gre
er
Unilateral/
bilateral
Sporadik,
<
de
serangan
fotofobia,fon
tan
ny
nyeri
ofobia
pa
ut
ja
aur
Mual
muntah
Mi
Unilateral
<
Sporadik,
Gangguan
gre
er
visual,
de
serangan
gangguan
den
ny
didahului
sensorik,
gan
ut
gejala
gangguan
aur
ni
neurologi
bicara
fokal 5-
20 menit
Te
Bilateral
nsi
on
Tip
pu
l,
He
te
ar
ada
ka
che
Terus
menerus
Depresi
ansietas
stress
dii
ka
t
Clu
Ta
Unilateral
Periodik
Lakrimasi
ster
ja
orbita,
1 x tiap 2
ipsilateral.,
He
m,
supraorbita
hari 8x
rhinorrhoea
ada
perhari
ipsilatral,
che
en
miosis/ptosis
us
ipsilatral,
uk
dahi
wajah
ni
berkeringat
&
Ne
Di
ura
tu
lgi
Dermatom
saraf V
Beberapa
kali
su
sehari
k-
trig
tu
em
su
inu
et
ik
Zona pemicu
nyeri
Red Flag
Sudden
Headache
Onset
Possible
Investigation
Neuroimagin
g
AV
Malformaion,
Mass lesion
Lumbal
Pucture
(especially posterior
fossa)
Consider
Worsening
Headache
Pattern
Medical Overuse
Neuroimagin
g
Meningitis,
Encephalitis
Neuroimagin
g
Lyme
Disease,Collagen
Lumbal
Pucture
Vascular
systemic
Blood Test
Infection
Headache
systemic illness
with
disease,
Focal
Neurological
signs other
Mass Lesion,
Malformation
Collagen
Disease
Aura
Papiloedema
1.
AV
Neuroimagin
g
Vascular
Collagen
Vascular
Evaluation
Mass
Lesion,
Pseudotumor
Neuroimagin
g
Encephalitis,
Meningitis
Lumbal
Pucture
sakit kepala, pusingn kepala dan keluhan lainnya yang mnyangkut kepala.
Bila dari anamnesa diketahui benar bahwa keluhan-keluhan itu timbul setelah mengidap
trauma kapitis, maka perhatian dan analisa harus diarahkan kepada kemungkinan adanya perdarahan subdural
akut, shunt arteriovenosa post traumatik, whiplash injury dan kerusakan kulit kepala setempat. Apabila masih
diragukan, bahkan terungkap bahwa sebelum kecelakaan memang sakit kepala, sering kali menjadi pendorong
untuk mengunjungi dokter, maka sakit kepala ini merupakan gejala-gejala bagian dari sindroma pasca trauma
kapitis yang bersifat neurotik. Pemeriksaan: Foto tulang tengkorak AP dan lateral, EEG.
Kira-kira 50% dari orang-orang dengan trombosis arteri karotis interna (TAKI) sesisi
mendapat sakit kepala ipsilateral. Sebaliknya, korelasi antara sakit kepala dengan trombosis arteri serebri jauh
lebih rendah daripada dengan TAKI.
Gambaran klinis klinisnya dikenal sebagai TIA (Transient Ischemic Attack) yang dapat berupa
hemiparesis, hemiparestesia, afasia atau hemianopia yang semuanya cepat sembuh kembali. Selama keadaankeadaan tersebut diatas berlangsung atau sebelumnya sakit kepala sesisi (ipsilateral) seringkali sudah dirasakan.
Sifatnya ialah berdenyut. Adakalanya sakit kepala itu dirasakan beberapa bulan sebelum suatu stroke terjadi.
Bahwasanya sakit kepala itu harus dianggap sebagai manifestasi dari TAKI, dapat dibuktikan oleh adanya
kelainan vaskular pada konjungtiva bulbi/ palpebrale ipsilateral. Disitu terlihat arteri dan vena yang berukuran
sedang dalam keadaan vasodilatasi. Hal demikian merupakan reaksi vaskular terhadap hipoksia iskemik.
Penatalaksaan
1.
Pemberian obat untuk mencegah terjadinya embolisasi dari trombus didalam arteri karotis interna.
2.
Pemeberian obat untuk mencegah oklusi arteri karotis interna (dapat diberikan aspirin dosis 2 x 300mg/
hari).
1.
selaput arakhnoid, sehingga likuor serenrospinalis tetap merembes keluar ruang subarakhnoidal. Sifat sakit
kepala pasca pungsi lumbal ialah bukan nyeri tetapi perasaan tidak enak dikepala, kadang bersifat nyeri tumpul
berdenyut. Lokasinya ialah bitemporal atau suboksipital, bahkan servikal bagian atas. Duduk dan berdiri dapat
membangkitkan sakit kepala akan tetapi dengan berbaring akan meredakan nyeri kepala tersebut. Jika
menggelengkan kepala dapat memperberat sakit kepala.
Pencegahan ialah dengan mempergunakan jarum pungsi lumbal yang halus dan tajam (18G).
Selain itu, setelah pungsi lumbal penderita disuruh berbaring telungkup selama 4 jam dan kemudian beristirahat
mutlak ditempat tidur selama 24 jam.
Penatalaksanaan:
1.
Istirahat total ditempat tidur selama 3 sampai 5 hari dan minum sebanyak mungkin.
2.
3.
Nyeri kepala pada ensefalitis dan mengitis merupakan salah satu gejala prodormal dan juga
gejala utama diantara gejala-gejala serebral lainnya. Sebagai manifestasi prodormal sakit kepala itu bersifat
umum, seperti sakit kepalasewaktu mengidap flu.
Gejala klinis pada penderita biasanya adanya sakit kepala yang berat, demam tinggi, muntah-
muntah dan nyeri kuduk, dapat juga disertai adanya penurunan kesadaran (delirium). Gejala-gejala lain yang
dapat ditemukan ialah adanya, fotofobia, paresis saraf otak (pada meningitis), hemiparesis, monoparesis (pada
ensefalitis), kejang fokal (pada ensefalitis dan meningoensefalitis), kejang umum (meningitis dan ensefalitis),
dan papiledema bilateral.
Penatalaksanaan
1.
2.
3.
4.