BLOK NEUROPSIKIATRI
KELOMPOK 2
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2018
MODUL 2 : NYERI KEPALA
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran modul ini, mahasiswa diharapkan
mampu menjelaskan patomekanisme terjadinya berbagai jenis kepala (NK)
berdasarkan etiologinya, gambaran kliniknya, cara mendiagnosis, serta
menatalaksana nyeri kepala tertentu.
KASUS
SKENARIO 1A
Seorang perempuan berusia 21 tahun datang kepoliklinik dengan keluhan nyeri
kepala berdenyut. Yang dialami sejak 4 bulan yang lalu, hilang timbul. Dengan
nyeri kepala hampir sama sejak awal, terutama dibagian kepala sisi kanan. Saat
nyeri kepala pasien tak mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Durasi sakit
kepala sekita 4 sampai 5 jam. Keluhan kadang disertai mual tetapi tidak disertai
demam.
C. Pertanyaan Penting
1. Sebutkan struktur-struktur peka nyeri (intracranium & ekstracranium)!
2. Jelaskan definisi dan patomekanisme nyeri kepala!
3. Jelaskan etiologi nyeri kepala!
4. Jelaskan klasifikasi nyeri kepala!
5. Sebutkan penilaian derajat nyeri kepala!
6. Jelaskan hubungan nyeri kepala dan mual!
7. Jelaskan langkah-langkah diagnosis!
8. Jelaskan DD dan DS
Cluster
Migren
Tumor otak
D. Jawaban
2) Pemeriksaan fisik
Sebagian besar pasien dengan nyeri kepala padapemeriksaan
fisiknya ditemukan normal. Hanya sebagian kecil saja yang tidak normal.
Apabila ditemukan ketidaknormalan pada pemeriksaan fisik pasien dengan
nyeri kepala, maka hal ini merupakan tanda bahaya (red flags). Red flags
adalah tanda bahaya atau kondisi yang harus diwaspadai. Beberapa hal
yang terkategori sebagai red flags pada kasus nyeri kepala yaitu : (10)
Red Flags (Tanda Bahaya) untuk Nyeri Kepala: “SNOOP” (10)
S • Systemic symptoms (symptom sistemik)
S • Secondary headache risk factors (faltor risiko nyerikepala
sekunder)
S • Seizures (kejang)
N • Neurologic symptoms or abnormal signs (symptom neurologi/
tanda abnormal)
O • Onset (onset)
O • Older (usia tua)
P • Progression of headache (nyeri kepala progresif)
P • Positional change (perubahan posisi)
P • Papilledema (papil edema)
P • Precipitated factors (factor pencetus)
2) Epidemiologi
Kejadian nyeri kepala klaster menempati proporsi <1% dari semua
keluhan nyeri kepala. Nyeri kepala jenis ini biasanya terjadi pada usia 20-
40 tahun dan lebih sering dialami laki-laki daripada perempuan, dengan
rasio 2:1. (11)
3) Etiologi
Etiologi nyeri kepala klaster diduga berkaitan dengan
neurovascular, irama sirkadian, vasodilatasi arteri, dan peningkatan
aktivitas system otonom parasimpatis. (11)
4) Patofisiologi
Patofisiologi nyeri kepala klaster tidak dimengerti secara
menyeluruh. Beberapa faktor yang mungkin mendasari terjadinya nyeri
kepala klaster adalah vasodilatasi, sinyal dari nervus trigeminus, saraf
otonom, irama sirkadian, serotonin, histamine, dan sel mast. (11)
5) Manifestasi Klinis
Nyeri retroorbita yang berlangsung selama 10 menit hingga 2 jam.
Serangan ini dapat terjadi setiap hari selama berminggu-
minggu/bulan. Kualitas nyeri konstan dan seperti ditusuk. Intensitas
nyeri berat (hingga dapat membangunkan pasien dari tidur).
Pencetus nyeri adalah cahaya dan konsumsi alcohol. Nyeri mereda
dengan berjalan-jalan santai. (11)
Gejala penyerta berupa mata merah berair, kongesti nasal atau
rinorea, dan sindrom horner unilateral (miosis, ptosis parsial, dan
anhidrosis) (11)
Terdapat 2 bentuk nyeri kepala klaster: (11)
6) Diagnosis
Kirteria diagnostik nyeri kepala klaster: (11)
1. Setidaknya 5 serangan yang memenuhi kriteria poin 2-4;
2. Nyeri hebat atau sangat hebat diorbita, supraorbita, dan/atau temporal
yang unilateral, berlangsung selama 15-180 menit bila tidak diobati;
3. Nyeri kepala setidaknya disertai oleh 1 dari gejala berikut:
Injeksi konjungtiva, dan/atau lakrimasi ipsilateral;
Kongesti nasal dan/atau rinorea ipsilateral;
Edema kelopak mata ipsilateral;
Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral;
Miosis dan/atau ptosis ipsilateral;Perasaan gelisah atau agitasi.
4. Serangan-serangan mempunyai frekuensi dari 1 kali setiap 2 hari
sampai 8 kali perhari;
5. Tidak berhubungan dengan kelainan lain.
7) Tata laksana
b) Migren
1) Definisi
Migren merupakan kelainan kompleks yang ditandai dengan sakit
kepala berulang, unilateral, dan beberapa kasus dikaitkan dengan adanya
aura yang timbul sebelum nyeri kepala atau setelahnya. Klasifikasi migren
berdasarkan konsensus PERDOSSI tahun 2013(adaptasi dari Kriteria
IHS): (12)
2) Epidemiologi
Prevalensi migrain adalah 18% lebih sering terjadi pada wanita dan
6% terjadi pada pria, awitan sering terjadi di usia belasan dengan
prevalensi puncak pada usia 35-45 tahun. (12)
3) Etiologi
Beberapa faktor seperti hormon, nutrisi, cuaca, stres, tekanan,
emosional, masalah sensori (asap rokok, parfum dan lainlain), kurang
tidur, tidur berlebihan, kelelahan dan aktivitas fisik. Serangan migrain
kebanyakan disebabkan oleh berbagai faktor yang beragam. (12)
4) Patofisiologi
Terdapat keadaan dasar neuron yang sangat mudah terangsang
(hyper-exability) terhadap pencetus tertentu yang menyebabkan
vasodilatasi dan pelepasan prostaglandin. Adanya prostaglandin akan
merangsang pelepasan sitokin proinflamasi seperti CGRP dan
Neuropeptida Y yang menyebabkan vasodilatasiberikutnya sehingga
terjadi peregangan dan perangsangan reseptor nyeri. Terjadi gelombang
eksitasi neuronal diikuti gelombang depresi, yang diasosiasikan dengan
vasokonstriksi dan vasodilatasi. Kejadiaan awal mungkin dapat terjadi
pada batang otak danmemicu pusat muntah. (12)
Migren dapat dicetus dengan stress, kelebihan/kekurangan tidur,
obat-obatan ( estrogen nitrogliserin), perubahan hormon. (12)
5) Manifestasi klinis
Terdapat 4 stadium migren : (12)
6) Diagnosis
Diagnosis migren ditegakkan berdasarkan anamnesis. Berdasarkan
international Headache Society (IHS). Migren dibagi menjadi migren
tanpa dan dengan aura : (12)
1. Kriteria migren tanpa aura berdsarkan IHS ada lah :
Sekurang kurangnya lima nyeri kepala berlangsung selama 4-
72 jam (belum diobati atau sudah diobati namun belum
berhasil). Dan
Nyeri kepala mempunyai sedikitnya 2 hari gejala gejala
berikut:
- Lokasi unilateral
- Kualitas berdenyut
- Intensitas nyeri sedang –berat
- Keadaan diperberat oleh aktivitas fisik atau diluar
kebiasaan rutin ( seperti berjalan atau naik tangga)
Selama nyeri kepala disertai 1 dari gejala berikut : mual dan
muntah atau fotofobia dan fonofobia
Tidak berkaitan dengan penyakit yang lain
2) Klasifikasi
TTH dibedakan menjadi dua subklasifikasi : (14)
TTH episodik : Setidaknya 10 nyeri kepala yang dengan rerata <1
hari/bulan (<12 hari/tahun)
TTH kronis : Nyeri kepala dengan frekuensi rata-rata >15
hari/bulan (>6 bulan).
3) Epidemiologi
TTH mewakili 70% dari seluruh nyeri kepala. TTH dapat
menyerang segala usia. Usia terbanyak adalah 25-30 tahun, namun
puncak prevalensi meningkat di usia 30-39 tahun. Sekitar 40%
penderita TTH memiliki riwayat keluarga dengan TTH, 25% penderita
TTH juga menderita migren. Prevalensi seumur hidup pada
perempuan mencapai 88%, sedangkan pada laki-laki hanya 69%. Rasio
perempuan:laki-laki adalah 5:4. Onset usia penderita TTH adalah dekade
ke dua atau ke tiga kehidupan, antara 25 hingga 30 tahun. Meskipun
jarang, TTH dapat dialami setelah berusia 50-65 tahun. (13,14)
4) Etiologi
Baik faktor muskuler dan psikogenik dipercaya berhubungan
dengan tension-type headache. (14)
5) Faktor resiko
Rasio perempuan laki-laki 5:4
Usia muda (25-30 tahun)
Stress dan konflik emosional
Kelaparan
Dehidrasi
Pekerjaan/beban yang terlalu berat
Tidak mampu relaks setelah bekerja
Ganguan tidur/perubahan pola tidur
Fluktuasi hormonal wanita. (13)
6) Patofisiologi
Mekanisme pasti TTH belum diketahui. Mekanisme nyeri perifer
diduga berperan pada TTH episodik, sedangkan mekanisme nyeri sentral
lebih berperan pada TTH kronis. (14)
7) Manifestasi klinis
- Ketegangan otot didaerah kulit kepala/leher yang berlangsung
dalam hitungan mmenit hingga hari
- Karakteristik nyeri TTH :
Predileksi nyeri pada daerah frontal bilateral dan nucho-
oksipital
Nyeri bersifat konstan dan seperti diikat
Intensitas nyeri ringan-sedang
Nyeri timbul saat atau segera setelah banguan tidur
Nyeri mereda dengan istirahat
- Pasien dapat mengalami insomnia
- Sulit berkonsentrasi
- Pasien mengeluh sedang dalam keadaan stress yang akut
- Pada pemeriksaan fisis ditemukan :
Tanda-tanda vital normal
Pemeriksaan neurologis normal
Nyeri TTH mungkin dapat dirasakan bila daerah otot servikal
atas dipalpasi. (14)
8) Diagnosis
Kriteria diagnostik TTH episodik :