Anda di halaman 1dari 14

FORMULASI TABLET KUNYAH DARI EKSTRAK ETANOL CABAI RAWIT

(Capsicum frutescens L.) DENGAN VARIASI PENGISI MANITOL – DEKSTROSA


MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :
KUKUH PERMADI
NIM: I 211 10 039

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014

1
FORMULASI TABLET KUNYAH DARI EKSTRAK ETANOL CABAI RAWIT
(Capsicum frutescens L.) DENGAN VARIASI PENGISI MANITOL - DEKSTROSA
MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH

NASKAH PUBLIKASI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) pada Program
Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak

Oleh :
KUKUH PERMADI
NIM: I 211 10 039

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014

2
3
FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK ETANOL CABAI RAWIT (Capsicum
frutescens L.) DENGAN VARIASI PENGISI MANITOL - DEKSTROSA
MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH

Kukuh Permadi, Liza Pratiwi, dan Siti Nani Nurbaeti


Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
Email : kukuh_permadi@yahoo.com

ABSTRAK

Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan tanaman yang mengandung senyawa
flavonoid yang memberikan aktivitas antioksidan yang cukup baik. Dilakukan formulasi ekstrak
cabai rawit dalam bentuk sediaan tablet kunyah bertujuan untuk meningkatkan penerimaan obat
herbal cabai rawit agar dapat diterima masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengeruh variasi kombinasi pengisi manitol – dekstrosa dengan kombinasi manitol 80% :
dekstrosa 20% formula 1, manitol 50% : dekstrosa 50%, dan manitol 20 % : dekstrosa 80%
terhadap evaluasi sifat fisik tablet kunyah ekstrak cabai rawit yang dihasilkan, meliputi uji
penampilan fisik, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur
dan uji tanggapan rasa. Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi kombinasi pengisi manitol :
dekstrosa pada pembuatan tablet kunyah ekstrak cabai rawit mempengaruhi dari sifat fisik
kekerasan, kerapuhan, waktu hancur dan rasa tablet kunyah. Variasi kombinasi manitol 50% :
Dekstrosa 50% menghasilkan tablet kunyah dengan sifat fisik yang baik.

Kata kunci : Cabai rawit, Manitol –Dektrosa, Tablet kunyah, granulasi basah

4
CHEWABLE TABLET FORMULATION FROM ETHANOL EXTRACT OF CABAI
RAWIT (Capsicum frutescens L.) WITH VARIATION OF FILLER COMBINATION
MANNITOL-DEXTROSE USING WET GRANULATION

Kukuh Permadi, Liza Pratiwi, dan Siti Nani Nurbaeti


Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
Email : kukuh_permadi@yahoo.com

ABSTRACT

Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) is a plant that contain flavonoid and had an
antioxidant activity. Cabai rawit extracts were made as a chewable tablet with purpose to
increase the acceptablet of herb medicine in the society. This research was done to learn the
effect of variation of filler combination mannitol-dextrose. The chewable tablets were made into
three formulas, FI with combination of mannitol-dextrose (80:20%); FII (50:50%); and FIII
(20:80%). The chewable tablet then got physical evaluation such as physical appearance, size
uniformity, weight uniformity, hardness, friability, disintegration time and taste response test.
The results of the evaluation was the variation of filler combination affect the hardness of tablet,
friability, desintegration and the taste of tablet. The best result of physical evaluation of
chewable was FII with combination of mannitol-dextrose (50:50%).

Keywords : Cabai rawit, mannitol, dextrose, chewable tablet, wet granulation

5
PENDAHULUAN menutupi rasa yang kurang enak dari zat
aktif. Kemudian dikombinasikan dengan
Cabai rawit (Capsicum frutecens L.)
dekstrosa yang diharapkan dapat memberikan
merupakan tanaman yang memiliki khasiat
sifat fisik yang baik dengan dikombinasikan
sebagai senyawa antioksidan. Flavonoid (2)
manitol. . Pembuatan tablet pada penelitian
merupakan senyawa yang terdapat didalam
ini menggunakan metode granulasi basah.
buah cabai rawit. Flavonoid memiliki
Metode ini memiliki kelebihan meningkatkan
aktivitas sebagai antioksidan yang cukup
waktu alir menjadi lebih baik. Metode ini
baik.(1). Cabai rawit dalam bentuk ekstrak
dilakukan dengan membasahi massa
sangat sulit untuk diterima masyarakat karena
campuran(agous).
kekurang praktisan dan juga rasa pedas yang
ALAT DAN BAHAN
dihasilkan cabai rawit sulit untuk konsumsi
Alat
secara langsung. Maka dari pada itu peru
Timbangan analitik (Bel
dilakukan formulasi dalam suatu tablet
Engineering), ayakan granul nomor 12 dan
kunyah agar dapat diterima masyarakat dan
14, oven listrik (menmert Gmbh Co Kg
mudah untuk di konsumsi.
model 400), mesin tablet single punch
Sediaan tablet kunyah umumnya
(KORSCH 1 Berlin) hardness Tester
harus dapat memberikan kenyamanan saat
(electrolab tipe EH01p), friability tester
dikonsumsi. Baik itu dari segi rasa yang dapat
(electrolab tipe EF-2), disintegration
menutupi rasa kurang enak dari zat aktif
tester(electrolab tipe ED-2L), mikroskop axio
maupun penampilanya yang baik.(2). Salah
cam dan alat gelas lainnya.
satu faktor yang mempengaruhi kenyamanan
Bahan
pada sediaan tablet kunyah yaitu variasi dari
Cabai rawit, gelatin (bratavo, no
bahan pengisi. Selain harus dapat menutupi
batch JD514/13), manitol, aspartam,
rasa dari zat aktif yang kurang enak juga
dekstrosa, talk, magnesium stearate, perasa
pengisi dapat mempengaruhi sifat fisik dari
stroberry dan aquadestilata.
sediaan tablet kunyah itu sendiri.
METODE
Pembuatan tablet kunyah cabai rawit
Ekstraksi
dalam penelitian ini menggunakan bahan
Simplisia cabai rawit di ekstraksi
pengisi yaitu kombinasi dari manitol dan
dengan menggunakan metode maserasi
dekstrosa. Manitol memiliki kelebihan dari
dengan pelarut etanol 70% selama 5 hari.
segi rasa yang khas yang diharapkan dapat

6
Setiap 1 x 24 jam dilakukan pergantian Pengujian Fenol
pelarut. Pelarut diganti sampai warna yang Ekstrak sampel dimasukkan sedikit
dihasilkan tidak pekat. Setiap pergantian kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan
pelarut dilakukan pengadukan sesekali. beberapa tetes air panas dan beberapa tetes
Skrining Fitokimia pereaksi FeCl3 1%. Jika warna larutan
Pengujian alkaloid berubah menjadi hijau, biru atau ungu
Ekstrak dimasukan kedalam tabung menunjukan adanya senyawa fenol.(3)
reaksi, lalu ditambahkan 5 tetes pereaksi Pengujian Tanin
mayer, menghasilkan endapan putih. Ekstrak sampel dimasukan sedikit
Menggunakan pereaksi dragendorf dan kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan
wagner. Menghasilkan endapan putih.(3) beberapa tetes FeCl3 5%. Bila terbentuk
Pengujian Flavonoid warna biru tua menunjukan adanya tannin.(3)
Ekstrak sampel dimasukan sedikit Pengujian Glikosida
kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan Ekstrak sampel dimasukan sedikit
serbuk Mg sebanyak 1 gram dan larutan HCl kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 2
pekat. Warna larutan berubah menjadi warna ml air dan 5 tetes pereaksi Molisch,
(3)
kuning menandakan adanya flavonoid. ditambahkan dengan hati-hati 2 ml asam
Pengujian Terpenoid dan Steroid sulfat pekat melalui dinding tabung,
Ekstrak sampel dimasukan sedikit terbentuknya cincin ungu pada batas kedua
kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 cairan menunjukan adanya gula, dengan
ml CH3COOH glasial dan 1 ml larutan demikian menunjukan adanya glikosida.(3)
H2SO4 pekat. Jika warna larutan berubah Pembuatan granul
menjadi merah menunjukan adanya Formula tablet kunyah
(3)
kelompok senyawa triterpenoid. diformulasikan dalam 3 formula dengan
Pengujian Saponin variasi kombinasi pengisi manitol 80% :
Ekstrak sampel dimasukan sedikit dekstrosa 20%, manitol 50% : dekstrosa 50%,
kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 10 dan manitol 20% : dekstrosa 80%. Tahap
ml air, setelah itu didinginkan dan dikocok awal ekstrak cabai dicampur dengan manitol,
secara kuat selama 10 menit sehingga dekstrosa dan aspartame sampai homogen.
berbentuk buih. Buih yang terbentuk Lalu ditambah dengan lerutan gelatin yang
(3)
menunjukan adanya saponin. telah dibuat yaitu sebesar 1% dan diberi

7
perasa dan pewarna strawberry. Larutan monodispers. Jika antilog SD > 1,2 maka
gelatin ditambahkan sedikit demi sedikit masuk dalam kelompok dan diukur ≥ 1000
sambil diremas sampai homogeny dan partikel masuk dalam polidispers. Kemudian
membentuk massa banana breaking. dibuat dalam kelas-kelas untuk diukur jumlah
Dilakukan pengayakan basah dengan no partikel.(4)
mesh 12 dan dikeringkan dengan suhu 50º C Uji sifat alir
selama ± 2 jam. Granul kering diayak Uji sifat alir dilakukan dengan
kembali dengan no. mesh 14, kemudian metode tidak langsung meliputi pengujian
ditambahkan talk dan magnesium stearate. sudut diam, pengetapan dan kompresibilitas.
Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap Pada uji sudut diam, ditimbang 100 g granul,
granul. dimasukan kedalam corong alat uji yang
bagian bawahnya tertutup. Dibuka penutup
Tabel 1. Formulasi Tablet Kunyah Cabai
dibiarkan terbuka dan mengalir, selanjutnya
Rawit
dihitung sudut diam granul(5).
Formula
I II III Uji pengetapan granul dimasukan
Ekstrak 1 1 1 kedalam gelas ukur 100 ml, kemudian
Manitol 370,4 231,5 92,6
dilakukan pengetapan dengan mesin
Dekstrosa 92,6 231,5 370,4
Gelatin 5 5 5 sebanyak 10 hentakan. Dicatat perubahan
Aspartam 6 6 6 volume yang terjadi. Jika masih terjadi
Talk 22,5 22,5 22,5
Mg. Stearat 2,5 2,5 2,5
perubahan volume dilakukan pengulangan
Perasa dan setiap 10 hentakan hingga didapatkan volume
qs qs qs
pemanis
konstan. Data pengetapan data yang
Evaluasi Granul
dihasilkan dapat digunakan untuk
Uji Distribusi Ukuran Partikel
memperoleh parameter nilai kompresibilitas
Dibuat suspense encer granul,
granul. (6)
diletakan diatas object glass dan diamati
Evaluasi Tablet Kunyah
dibawa mikroskop. Diukur partikel granul,
Uji Penampilan Fisik
kemudian dihitung nilai antilog SD dari
Dilakukan pengamatan penampilan
partikel yang didapat. Jika antilog SD < 1,2
fisik seluruh tablet kunyah cabai rawit yang
maka digolongkan kedalam kelompok dan
dihasilkan seperti capping, cracking, picking
diukur ≥500 partikel sampel bersifat

8
dan karakteristik lain yang menandakan hardness tester sebanyak 20 buah tablet.
adanya kerusakan pada tablet.(2) Kemudian dihitung rata-ratanya. Kekerasan
Uji Keseragaman Ukuran standar tablet kunyah 4-7 kg.(8)
Diameter dan tebal tablet diukur Uji Kerapuhan
masing-masing 20 tablet dengan Tablet sebanyak 20 buah yang
menggunakan alat ukur ketebalan dan bobotnya ± 6 g ditimbang, lalu dimasukan
diameter atau yang biasa digunakan yaitu kedalam alat rotasi dalam Friabilator Roche
jangka sorong, bila dinyatakan lain, diameter sebanyak 100 putaran. Dibersihkan debunya,
tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak lalu ditimbang kembali. Persentase friabilitas
kurang dari empat pertiga tebal tablet.(7) ditetapkan dan kehilangan bobot. Pada tablet
Uji Keseragaman Bobot kunyah nilai friabilitas sampai 4% dapat
Ditimbang dua puluh tablet, dihitung diterima.(2)
berat rata-rata tiap tablet, kemudian tablet- Uji Waktu Hancur
tablet tersebut ditimbang satu per satu, tidak Alat uji waktu hancur terdiri dari rak
boleh lebih dari dua tablet yang masing- keranjang yang mempunyai enam lubang
masing beratnya menyimpang dari berat rata- yang terletak vertikal diatas ayakan mesh
ratanya lebih dari harga yang ditetapkan pada nomor 10. Selama percobaan tablet diletakan
kolom A dan tidak boleh satu tablet pun yang pada tiap lubang keranjang, kemudian
beratnya menyimpang dari berat rata-ratanya keranjang tersebut bergerak naik turun dalam
lebih dari harga yang ditetapkan pada kolom larutan transparan dengan kecepatan 29-32
B seperti tabel berikut.(2) putaran permenit. Interval waktu hancur
Uji Kekerasan adalah 5-30 menit.(8)
Uji kekuatan tablet dilakukan dengan Uji Tanggapan Rasa
cara mengambil satu tablet, kemudian Dipilih 20 responden secara acak,
diletakan ditengah dan tegak lurus diantara kemudian diminta untuk merasakan dan
ujung dan plat penekan alat hardness tester. memberikan tanggapan rasa tablet kunyah
Mula-mula pada skala nol, lalu diputar pelan- cabair rawit. Setiap responden memiliki
pelan sampai tablet pecah menjadi dua. Skala kesempatan yang sama untuk merasakan
yang ditunjukan dalam kekuatan tablet yaitu ketiga formula tablet kunyah dengan cara
kg/cm3. Menghitung kekerasan tablet satu per memakan dan merasakan dan selanjutnya
satu dengan menggunakan alat penguji diberikan air putih untuk mencoba formula

9
selanjutnya. Kemudian responden mengisi 350

Jumlah Partikel
300
angket yang telah diberikan. 250
200
HASIL DAN PEMBAHASAN 150
100
Evaluasi Granul 50
0

101,58-…

176,25-…

250,86-…
126,500-…
151,370-…

201,120-…
225,990-…

275,729-…
300,600-…
325,469-…
Tabel 2. Hasil Evaluasi Granul

Evaluasi Formula
Granul F1 F2 F3 Jangkauan Ukuran Partikel

Distibusi
Gambar 1. Rentang Ukuran Partikel
ukuran partikel > 0,05 > 0,05 > 0,05
Uji Sifat Alir
(sig)
Uji sifat alir dilakukan dengan
Sudut diam 29,10º 28,62º 28,98º
metode tidak langsung yaitu meliputi sudut
Pengetapan (%) 7 6,33 4
diam. Hasil uji sudut diam (Tabel 2) formula
Kompresibilitas
5,56 4,8 2,34 yang memiliki sudut diam paling kecil yaitu
(%)
pada formula 2 dan formula yang memiliki
Uji Distribusi Ukuran Partikel
sudut diam paling besar yaitu formula 1.
Hasil uji distribusi ukuran partikel
Hasil tersebut memenuhi syarat sudut diam
disajikan dalam bentuk grafik (gambar 1).
yang baik yaitu 25º-30º.(10)
Hasil yang didapat telah berupa statistik. Data
Hasil pengetapan dan kompresibilitas
ukuran partikel ketiga formula tablet kunyah
granul dapat dilihat pada tabel 2 yaitu yang
didapatkan
paling kecil pada formulasi 3 dan yang paling
5%-12 % memiliki sifat alir yang baik.(6)hasil
besar yaitu pada formulasi 1. Sehingga
tersebut bahwa semua memenuhi persyaratan
formulasi 3 memiliki waktu alir yang paling
sifat alir yang baik.
baik sehingga daya alir yang dihasilkan akan
berdistribusi normal dengan nilai sig. lebih baik. Granul yang persen pengetapan <
p> 0,05. Hal ini menunjukan adanya 20% memiliki sifat alir yang baik dan persen
keseragaman pengisian granul pada ruang kompresibilitas
kempa sehingga didapatkan hasil tablet
kunyah yang seragam.(9)

10
Evaluasi Tablet Kunyah Tabel 3. Rentang Kseragaman Ukuran
Syarat
Uji Penampilan Fisik Formula Rep. Diameter Tebal
11/3T <D<3T

Hasil uji penampilan fisik tablet I 1,268 0,432 0,574 < D < 1,291
F1 II 1,261 0,428 0,569 < D < 1,284
kunyah ekstrak cabai rawit terdapat mottling
III 1,282 0,426 0,566 < D < 1,278
pada F1, F2, dan F3 (gambar 2). Pada I 1,273 0,451 0,599 < D < 1,353

permukaan tablet distribusi warna tidak F2 II 1,274 0,451 0,599 < D < 1,353
III 1,277 0,447 0,594 < D < 1,341
merata sehingga terdapat bintik-bintik
I 1,273 0,442 0,587 < D < 1,326
berwarna kuning. Hal ini dikarenakan ekstrak F3 II 1,275 0,459 0,610 < D < 1,377

cabai rawit yang memiliki warna kuning yang III 1,276 0,424 0,563 < D < 1,272

jelas. Dan juga hal ini diakibatkan dari Uji Keseragaman Bobot
pewarna yang diberikan mengalami migrasi Hasil uji keseragaman bobot
sehingga distribusi warna tidak merata dan Hasil uji keseragaman bobot
(2)
homogen. menunjukan tablet kunyah dari ketiga
formulasi memenuhi persyaratan yaitu tidak
lebih dari dua tablet yang masing-masing
bobotnya menyimpang dari kolom A (lebih
F1 F2 F3 besar 5%) dab tidak satupun tablet yang
Gambar 2. Mottling Pada F1, F2 dan F3 bobotnya menyimpang dari kolomB (lebih
Uji Keseragaman Ukuran besar 10%).
Hasil ui keseragaman ukuran masing- Dari hasil yang didapat dapat
masing formula telah memenuhi persyaratan digambarkan bahwa terdapat hubungan antara
keseragaman ukuran tablet yaitu diameter sudut diam dan pengetapan terhadap
tablet tidak boleh kurang dari 11/3 tebal tablet keseragaman bobot tablet sehingga
dan tidak boleh lebih dari 3 kali tebal didapatkan bobot tablet yang seragam.
(10)
tablet. Hal ini menandakan bahwa tablet Uji Kekerasan
kunyah cabai rawit dimungkinkan dapat Dilihat dari grafik pada gambar 3
diterima oleh konsumen. bahwa masing-masing formula tablet kunyah
memiliki kekerasan yang masih masuk dalam
syarat kekerasan tablet kunyah yaitu 4-7 kg (8)
sehingga semua formulasi tablet kunyah

11
cabai rawit dikatakan baik dan memenuhi pengisi yang digunakan pada
syarat. Kekerasan yang didapat pada F1 5,7 formulasi dapat mempengaruhi kerapuhan
kg, F2 5,94 kg, F3 6,22 kg dan kontrol 5,51 pada tablet. Dapat dilihat pada formula 1
kg. dengam variasi manitol yang lebih banyak
Kekerasan tablet kunyah ekstrak mengakibatkan kerapuhan pada tablet lebih
cabai rawit dapat juga dipengaruhi oleh tinggi. Hal ini dikarenakan sifat dari manitol
kombinasi pengisi. Manitol yang sebagai yang menghasilkan tablet yang relatif lebih
pengisi dimana memiliki kekurangan dalam lunak. Sedangkan pada formulasi 3 memiliki
memberikan kekerasan pada tablet, kerapuhan yan sangat kecil hal ini
sedangkan dekstrosa dapat membantu dipengaruhi oleh pengisi dekstrosa yang
memenuhi kekerasan dari tablet yang dibuat memiliki sifat menurunkan kerapuhan dari
dikarenakan memiliki kelebihan tablet.
(2)
meningkatkan kekerasan tablet. Hal ini Uji Waktu Hancur
dikarenakan sifat dekstrosa yang dimana Hasil dari uji waktu hancur yang
dapat juga sebagai pengikat yang dimana dapat dilihat pada gambar 5, masing-msing
(11)
membuat tablet meningkat kekerasanya. formula tablet kunyah cabai rawit memiliki
Uji Kerapuhan waktu hancur yangbaik karena masih masuk
Hasil uji kerapuhan yang dapat dalam waktu rentang yaitu kurang dari 30
dilihat pada gambar 4 dimana pada F3 menit. Pada F1 didapap waktu hancur 5 menit
didapat kerapuhan yang paling kecil yaitu 57 detik, F2 6 menit 48 detik, F3 22 menit 18
0,41 % dan pada F1 didapatkan kerapuhan detik, dan kontrol 3 menit 7 detik.(6)
yang sangat besar yaitu 5,19 %. Pada F2 dan Hasil tersebut menunjukan bahawa
kontrol yaitu didapat kerapuhan 1,43 % dan formula 1 memiliki waktu hancur paling
0,91 %. Kerapuhan juga berhubungan dengan cepat. Hal ini dikarenakan terdapat hubungan
tingkat kekerasan. Semakin keras suatu tablet antara kekerasan dan waktu hancur. Semakin
maka kerapuhan tablet akan semakin kecil, kecil kekerasan tablet maka semakin cepat
dan sebaliknya samakin kecil kekerasan suatu pula waktu hancur yang terjadi. Selain
tablet makan kerapuhanya akan semakin kekerasan, sifat dari pengisi mempengaruhi
besar. Dari hasil uji kerapuhan hanya formula waktu hancur tablet. Manitol memiliki sifat
2 dan 3 yang masih masuk dalam rentang yang mudah larut dalam air sehingga waktu
(8)
kerapuhan tablet yang baik yaitu 3% - 4%. hancur yang dihasilkan pada formulasi 1

12
lebih cepat hancur pada saat dimasukan segi rasa, kekerasan, kepedasan dan
dalam medium air. kenyamanan. Dari ketiga formula yang telah
Tanggapan Rasa diuji, formula terbaik yaitu pada formula 2,
Hasil pengujian tanggapan rasa hal ini dikarenakan pada formula 2
menggunakan 20 responden dengan menghasilkan evaluasi formulasi yang baik
parameter tanggapan rasa berupa tablet dan tanggapan rasa yang baik juga pada tablet
kunyah memiliki rasa yang manis, tidak kunyah cabai rawit.
berpasir, kekerasan dapat diterima dan
Daftar Pustaka
kekerasan dapat diterima.
1. Rahiman S., tantry B. A., Kumar A.
Hasil tersebut menunjukan bahwa
Variation of antioxidant activity and
semakin banyak pengisi manitol digunakan
phenolic of some common Home
maka semakin enak rasa tablet kunyah yang
Remedies with storage time. Journal.
dihasilkan. Hal ini dikarenakan manitol
Departemen of biochemistry Al jouf
memberikan rasa yang khas dan dingin
university. Saudi Arabia. 2013.
sehingga memberikan rasa yang baik.
2. Siregar, Charles, J. P. Teknologi Farmasi
100 88858785 89818088 87878584
7881 Sediaan Tablet. Dasar-Dasar Praktis.
80 7173
60 Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran,
Nilai

40 EGC, 2010.
20 3. Kristanti AF. Aminah N. Kurniadi B.
0 Fitokimia. FMIPA Universitas
p1 p2 p3 p4
Tanggapan Rasa Airlangga. Surabaya.2008.
4. Voigt, R. Pelajaran Teknologi Farmasi.
Gambar 2 Grafik Hasil Tanggapan Rasa
Ed ke 5. Penerjemah: Noerono.
KESIMPULAN
Hasil evaluasi kualitas tablet ketiga Yogyakarta : UGM Press.1995.

formula menghasilkan hasil yang baik. Dari 5. Lachman, L., Liberman H.A., & Kanig

segi sifat fisik yaitu keseragaman ukuran, J.L. Teori dan Praktek Farmasi Industri

keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan Edisi III. Akarta : UI Press. 1994.

dan waktu hancur masih masuk dalam syarat 6. Sulaiman, T. N. S. Teknologi dan
Formulasi Sediaan Padat. Pustaka
parameter uji tablet yang baik. Dan uji
tanggapan rasa yang dihasilkan juga baik dari Laboratorium Teknologi Farmasi UGM.
Yogyakarta. 2007.

13
7. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Sediaan Galenik. Edisi V.
Jakarta : Depkes RI. 1986
8. Agoes, G. Teknologi sediaan Padat.
Penerbit ITB. Bandung. 2006.
9. Cicilia E. Formulasi Tablet Kunyah
Attapulgit dengan Variasi Konsentrasi
Bahan Pengikat Gelatin Menggunakan
Metode Granulasi Basah. jurnal.
Universitas Tanjungpura. Pontianak.
2013.
10. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Farmakope Indonesia edisi
III. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
1979
11. Rowe, C.R., Sheskey, J.P & Quinn, E.M.
Handbook of Pharmaceutical excipients,
6 th edition. The Pharmaceutical Press,
London. 2009.

14

Anda mungkin juga menyukai