Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI PVP DALAM TABLET

KUNYAH EKSTRAK KENTAL JAHE MERAH (Zingiber officinale Roxb)

ARTIKEL PUBLIKASI

Untuk melengkapi syarat-syarat guna memenuhi tugas praktikum teknologi


formulasi

Oleh:

AUDINA SARAH (1304015081)


AZKIYAH ADAWIYAH (1304015087)
DWI RHOMANDONI PUTRI (1304015148)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR.HAMKA

JAKARTA

2016

1
PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI PVP DALAM TABLET
KUNYAH EKSTRAK KENTAL JAHE MERAH (Zingiber officinale Roxb)

Yang diajukan oleh:

AUDINA SARAH (1304015081)


AZKIYAH ADAWIYAH (1304015087)
DWI RHOMADONI PUTRI (1304015148)

Artikel publikasi ini telah disetujui oleh dosen praktikum teknologi formulasi
Universitas Muhammadiyah Prof. dr. Hamka untuk dipertanggung jawabkan sebagai
syarat lulus mata kuliah Praktikum teknologi formulasi

Jakarta, 12 Desember 2016

(Fahjar Prisiska, M.Farm., Apt)

2
Abstrak

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI PVP DALAM TABLET


KUNYAH EKSTRAK KENTAL JAHE MERAH (Zingiber officinale Roxb)

AUDINA SARAH (1304015081)


AZKIYAH ADAWIYAH (1304015087)
DWI RHOMANDONI PUTRI (1304015148)
Jahe merah sebagai salah satu tanaman obat tradisional banyak digunakan
sebagai obat rematik, batuk, mual dan masuk angin. Pengembangan formula tablet
kunyah jahe merah diperlukan untuk meningkatkan penggunaan jahe merah dalam
pengobatan tradisional, karena penggunaannya akan lebih praktis dan dapat
memberikan rasa hangat di mulut dan kerongkongan. Polivinil pirolidon (PVP)
banyak digunakan sebagai bahan pengikat pada berbagai sediaan tablet diharapkan
dapat digunakan dalam formulasi tablet kunyah jahe merah. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji pengaruh peningkatan konsentrasi PVP terhahap kekerasan dan
kerapuhan tablet kunyah. Tablet kunyah dibuat dalam 6 formula dengan konsentrasi
PVP berturut-turut dari formula 1 sampai 6 yaitu 0,5%, 1,5% , 2,5% , 3,5% , 4,5% ,
dan 5,5%. Dari uji kekerasan menunjukan kekerasan tablet kunyah masing-masing
4,50kg/cm2, 4,57cm/kg2, 4,82kg/cm2, 5,33 cm/kg2, 5,40 cm/kg2, 5,85 cm/kg2. Untuk
kerapuhan tablet yaitu masing masing 0,9047 %, 3,3411%, 1,1053%, 1,9214%,
0,1973%, dan 3,1538%.

Kata kunci : jahe merah, PVP, Tablet kunyah.

3
Abstract
EFFECT OF INCREASING THE CONCENTRATION PVP chewable tablets
Condensed RED GINGER EXTRACT (Zingiber officinale Roxb)
Audina Sarah (1304015081)
Azkiyah Adawiyah (1304015087)
Dwi Rhomandoni Putri (1304015148)
The prayer red ginger as a traditional medicinal plant Widely used as an
arthritis drug, cough, nausea and colds. The development of a chewable tablet
formulation is required to review the red ginger ginger USE red hearts improve
traditional medicine, BECAUSE MORE Practical And its use will provide a sense
can be warm in the mouth and esophagus. Polyvinylpyrrolidone (PVP) Widely used
as binders IN expected different tablet dosage can be used hearts chewable tablet
formulation red ginger. Singer study aims to review the effect of increasing
concentrations of PVP Test terhahap catch up and fragility of chewable tablets.
Created chewable tablet formulation hearts 6 consecutive WITH PVP concentration
Participate From formulas 1 to 6 That is 0.5%, 1.5%, 2.5%, 3.5%, 4.5% and 5.5%.
From test to catch shows to catch a chewable tablet each 4,50kg / cm2, 4,57cm / kg2,
4,82kg / cm2, 5.33 cm / kg2, 5.40 cm / kg2, 5.85 cm / kg2 , That tablet friability to
review each 0.9047%, 3.3411%, 1.1053%, 1.9214%, 0.1973% and 3.1538%.

Keywords: red ginger, PVP, chewable tablet.

4
A. PENDAHULUAN

Kekayaan alam hutan tropis Indonesia menyimpan beribu-ribu

tumbuhan yang berkhasiat obat. Penggunaan oat-obatan tradisional memiliki

keuntungan yaitu murah dan mudah didapat, selain itu obat tradisonal yang

berasal dari tumbuhan dianggap memiliki efek samping yang jauh lebih

rendah tingkat bahayanya dibandingkan dengan obat-obat sintetik atau kimia.

Salah satu tanaman berkhasiat sebagai obat adalah tanaman jahe

merah. Habitat asli tanaman ini meliputi wilayahAsia khususnya Asia

Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-

Malaysia,Indonesia,Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orangIndonesia

dan India serta bangsaAsia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah

ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga

kesehatan.

Bagian yang sering digunakan adalah rimpang. Jahe merah sangat

bermanfaat dalam pengobatan penyakit. Beberapa penyakit yang dapat diobati

oleh tanaman jahe merah adalah reumatik, menambah nafsu makan ,

memperkuat lambung, memperbaiki pencernaan, menghilangkan masuk

angina, analgesic, menghilangkan sakit kepala, mengatasi nyeri otot, radang

sendi, meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh serta migraine.

Dapat disimpulkan bahwa jahe merah memiliki manfaat yang cukup

banyak, maka itu sangat disayangkan apabila pemanfaatannya sedikit dan

kurang praktis. Mengingat kemajuan teknologi yang sangat pesat di era ini,

jahe merah bisa dijadikan sediaan farmasi yang lebih modern dan praktis.

5
Pengembangan ini dilakukan agar masyarakat semakin sadar bahwa Indonesia

memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa yang bisa kita manfaatkan

secara modern tanpa melupakan jati diri bangsa ini.

Usaha untuk menjadikan obat tradisional menjadi obat modern salah

satunya adalah dengan membuat dalam bentuk sediaan tablet kunyah dari

ekstrak tanaman. Tablet kunyah merupakan bentuk sediaan yang dirancang

untuk secara mekanis terdisintegrasi di dalam mulut. Tablet jenis ini memiliki

kemampuan disintegrasi yang lebih cepat dan sempurna dibandingkan dengan

formulasi tablet standar. Biasanya digunakan dalam formulasi tablet untuk

anak-anak. Beberapa jenis obat lain yang digunakan dalam bentuk sediaan ini

di antaranya: antasida; anti-histamin; anti-motality agent; anti-epilepsi;

antibiotik; pengobaran asma; dan analgesi. Tablet kunyah memiliki beberapa

kelebihan sehingga cocok untuk ekstrak jahe merah, yaitu Alternatif sediaan

yang baik untuk pasien yang sulit menelan, seperti anak-anak dan lansia, lebih

sederhana dan mudah karena tidak perlu diminum dengan air, bioavailibilitas

yang baik karena lebih mudah dan cepat diserap tubuh (disintegrasinya lebih

baik daripada formulasi tablet standar),Memiliki rasa yang enak.

Karakteristik tablet kunyah apabila dikunyah akan membentuk massa

yang halus, mempunyai rasa yang enak dan tidak meninggalkan rasa pahit

atau tidak enak. Tablet kunyah lembut segera hancur ketika dikunyah atau

dibiarkan melarut dalam mulut. Tablet kunyah yang memiliki pangsa pasar

terbesar adalah bentuk sediaan kunyah yang mengandung gom kunyah,

sedangkan dalam bentuk segi empat menunjukkan pangsa pasar yang lebih

6
sedikit. Pertimbangan formulasi utama, yang penting untuk tablet kunyah

ialah rasa sediaan tersebut. Sehingga kenapa sediaan tablet kunyah semua

manis, karena sesuai yang dipersyaratkan bahwa tablet kunyah harus

dikunyah terlebih dahulu, sehingga harus memberikan rasa yang enak. Oleh

karena itu dalam formulasinya tablet kunyah harus memperhatikan

penambahan bahan perasa. Pada pembuatan tablet kunyah, Evaluasi yang

dilakukan pada tablet jadi kunyah sama dengan tablet oral pada umumnya

yaitu meliputi Uji kekerasan, Kerapuhan, Waktu hancur (karena beberapa

tablet kunyah terkadang lupa ditelan secara utuh), Evaluasi fisik tablet,

disolusi.

Tablet kunyah yang baik harus memiliki sifat fisik yang baik pula,

pemilihan eksipien akan sangat berpengaruh terhadap sifat fisik tablet kunyah.

Salah satu eksipien yang sangat menunjang dalam formulasi tablet kunyah

adalah bahan pengikat. Dalam penelitian sebelumnya telah dilakukan

perbandingan penggunaan beberapa bahan pengikat , diantaranya mucilage

amili, PGA, PVP, natrium CMC dan gelatin .

7
B. METODE PENELITIAN

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Formulasi dan

Farmasi Fisik fakultas farmasi Universitas Muhammadiyah Prof.dr. Hamka.

Pada bulan Oktober sampai Desember 2016. Jenis penelitian adalah kuantitatif.

Alat yang digunakan adalah neraca analitik, pengaduk kaca, gelas ukur,

baskom, pengayak granul No.12 dan No.14, Loyang dan mesin pencetak tablet.

Selain itu juga digunakan alat - alat evaluasi granul seperti granul flow tester,

mesin pengetap, dan ayakan bertingkat. Sedangkan untuk alat - alat evaluasi

tablet yaitu hardnes tester, disintegration tester, millimeter sekrup, jangka

sorong, dan friability tester..Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah

Ekstrak kental Jahe Merah, manitol, laktosa, aerosil, Nipagin, Nipasol, Polivinil

pirolidon , Mg stearat, talk.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengujian massa cetak tablet


Granul yang dihasilkan harus di evaluasi sifat fisiknya. Sifat fisik
granul akan berpengaruh pada proses pengempaan. Granul dengan sifat alir
yang baik akan berpengaruh memberikan keseragaman bobot tablet yang
baik. Kompaktibilitas granul akan berpengaruh pada kekerasan tablet, dan
daya serap granul akan berpengaruh pada waktu hancur tablet. Evaluasi
granul meliputi :
a. Waktu alir
Dari uji waktu alir, keenam granul hanya ada satu yang
memenuhi syarat, hasil yang didapat yaitu 5, 7,7,8,7,8. Untuk syarat
waktu alir tiap 100 gram waktu alirnya tidak boleh lebih dari 10 detik.

8
Dalam uji kali ini granul yang kami gunakan seberat 50 grm , maka
waktu alirnya seharusnya tidak boleh lebih dari 5 detik.
b. Kompresibilitas
Hasil yang diperoleh dari pengujian kompresibilitas didapat
perbedaan kompresibilitas massa cetak tablet yang berbeda antara
keenam formulasi yang dibuat. Semua formulasi yang dibuat telah
memenuhi standar kompresibilitas massa cetak tablet, dengan persen
kompresibilitas antara 7-11%.

c. Distribusi ukuran granul


Dari hasil uji yang didapat, semua granul terdistribusi merata
pada ayakan bertingkat. Massa ganul yang baik untuk dicetak adalah
granul yang terdistribusi merata pada tiap ukuran ayakan.

2. Uji sifat fisik tablet


Evaluasi sifat fisik tablet dilakukan untuk menjamin kualitas tablet.
Maka sebelum tablet dipasarkan atau dilakukan penyalutan, tablet harus di
uji sifat fisiknya (Sugihartini dkk, 2009). Uji sifat fisik tablet meliputi :
a. Keseragaman bobot
Hasil yang diperoleh dari pengujian ini pada tiap tiap formula masih
memenuhi control atas bawah maupun batas toleransi atas bawah. Hasil
yang didapat dari pengujian keseragaman bobot tablet semuanya telah
memenuhi standar yang di persyaratkan. Keseragaman bobot yang tidak
bersalut dengan bobot rata-rata >300 mg, maka penyimpangannya tidak
boleh ada dua tablet yang mempunyai penyimpangan 5% dan tidak
boleh ada satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan 10%. Hasil
yang diperoleh dari pengujian keseragaman bobot adalah penyimpangan
5% ± 711-785 mg dan penyimpangan 10% ± 673-283 mg, dengan
perolehan nilai rata-rata yang sama pada semua percobaan. Hasil yang
diperoleh dari pengujian keseragaman bobot adalah dengan bobot tablet

9
Antara 746 - 751 mg. Melihat observasi dilapangan, hal ini dikarenakan
pada saat pencampuran bahan dan penyimpanan tablet telah sesuai
dengan standar yang ada. Menurut Lachman (2008), fator-faktor yang
dapat menimbulkan masalah dalam keseragaman bobot suatu tablet yaitu
:
1) Tidak seragamnya distribusi bahan obat pada pencampuran bubuk atau
2) Pemisahan dari campuran bubuk atau granulasi selama berbagai proses
pembuatan.
3) Penyimpanan berat tablet.
b. Uji keseragaman ukuran
Hasil yang diperoleh dari pengujian ini didapat perbedaan
keseragaman ukuran tablet yang berbeda antara keenam formulasi yang
dibuat. Semua formulasi yang dibuat telah memenuhi standar uji keseragaman
ukuran tablet, dengan diameter tablet tidak melebihi tiga kali tebal tablet dan
tidak kurang dari empat per tiga tebal tablet. Tidak ada perbedaan yang
mencolok dari keseluruhan ukurn tablet keenam formula.
c. Uji kekerasan tablet
Hasil yang diperoleh dari pengujian ini didapat perbedaan kekerasan
tablet yang berbeda antara keenam formulasi yang dibuat. Semua formulasi
yang dibuat telah memenuhi standar kekerasan tablet/range yang
diperbolehkan (4-7 kPa). Hasil yang diperoleh dari pengujian kekerasan tablet
yang baik adalah formulasi Nomor 1-5, sedangkan ormulasi nomor 6
memiliki kekerasan diatas 8 sehingga dikatakan tidak memenuhi syarat.
d. Kerapuhan tablet
Hasil yang diperoleh dari pengujian ini didapat perbedaan kerapuhan
tablet yang berbeda antara keenam formulasi yang dibuat. Semua formulasi
yang dibuat telah memenuhi standar kerapuhan tablet kunyah (< 4%).
Formulasi nomor 5 dengan persen kerapuhan tablet kunyah 0,197 (%) adalah
formulasi yang memiliki persen kerapuhan lebih baik dari formulasi yang lain.

10
e. Uji waktu hancur
Dari hasil uji yang waktu hancur yang didapat, keenam formula
memiliki waktu hancur yang berbeda. Hasil uji waktu hancur dari formula 1
sampai 6 berturut turut yaitu 13 menit 12 detik, 14 menit 12 detik, 12 menit
12 detik, 11 menit 35 detik, 11 menit 20detik, 12 menit 55 detik. Keenam
formula tablet kunyah telah memenuhi syarat yaitu tidak lebih dari 15 menit.

D. SIMPULAN

Dari hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa Polivinil Pirolidon


berpengaruh pada kekerasan dan kerapuhan setiap formulasi tablet kunyah.
Sediaan tablet kunyah menghasilkan sediaan yang homogen, berwarna putih-
kekuningan, berbau khas,rasa manis khas dan mudah di kunyah . Formula V
menghasilkan tablet kunyah yang paling tidak mudah rapuh serta memiliki
kekerasan yang memenuhi syarat.

11
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G. Teknologi sediaan Padat. Penerbit ITB. Bandung. 2006.
Ansel H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Ed. IV. Terjemahan: Farida
Ibrahim. UI Press. Jakarta. Hlm. 387-388.
Cicilia E. Formulasi Tablet Kunyah Attapulgit dengan Variasi Konsentrasi Bahan
Pengikat Gelatin Menggunakan Metode Granulasi Basah. jurnal. Universitas
Tanjungpura. Pontianak. 2013.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia edisi III.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta. 1979
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sediaan Galenik. Edisi V. Jakarta :
Depkes RI. 1986
Lachman, L., Liberman H.A., & Kanig J.L. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi
III. Akarta : UI Press. 1994.
Rowe, C.R., Sheskey, J.P & Quinn, E.M. Handbook of Pharmaceutical excipients, 6
th edition. The Pharmaceutical Press, London. 2009.
Siregar, Charles, J. P. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. Dasar-Dasar Praktis.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2010.
Sulaiman, T. N. S. Teknologi dan Formulasi Sediaan Padat. Pustaka Laboratorium
Teknologi Farmasi UGM. Yogyakarta. 2007.
Voigt, R. Pelajaran Teknologi Farmasi. Ed ke 5. Penerjemah: Noerono. Yogyakarta :
UGM Press.1995.

12
13

Anda mungkin juga menyukai