Email : diahapt@gmail.com
ABSTRACT
The effervescent tablet containing extract of temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) with variation of
stevia sweetener has been formulated using wet granulation method. This research aims to find the
formulation of effervescent tablet of temulawak extract (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) with the variation
of stevia sweetener that meets the requirements of physical tablet test. The effervescent tablet formula
was made in three formulas with the difference in the stevia content. Tests conducted include visual tests,
uniformity test, hardness test, friability test, pH test and solubility test. Based on the test results on the
physical properties of tablets, it is known that all the formula meets the physical test of tablets and the
preferred formula is formula 3 with 4% of stevia.
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tablet effervescent ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dengan
variasi kadar pemanis gula steviamenggunakan metode granulasi basah. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mendapatkan formulasi tablet effervescentekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
dengan variasi kadar pemanis gula steviayang memenuhi syarat uji fisik tablet. Formula tablet
effervescent dibuat sebanyak tiga formula dengan perbedaan pada kadar gula stevia sebagai pemanis yaitu
formula 1 dengan kadar 1,5 %, formula kadar 2 %, dan kadar 4 %. Sebagai pembanding dibuat formula 4
dengan pemanis aspartam sebesar 4%. Pengujian yang dilakukan meliputi uji visual, uji keseragaman
bobot, uji keseragaman ukuran, uji kekerasan, uji kerenyahan, uji pH dan uji waktu larut. Berdasarkan
hasil pengujian terhadap sifat fisik tablet, diketahui bahwasemua formula memenuhi uji fisik tablet dan
formula yang disukai responden adalah formula 3 dengan kadar stevia 4%.
Cessa Lynatra., et al | 73
SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN VOL. 9 (2). 2018 : 72 ± 82
Cessa Lynatra., et al | 74
SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN VOL. 9 (2). 2018 : 72 ± 82
Cessa Lynatra., et al | 75
SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN VOL. 9 (2). 2018 : 72 ± 82
Cessa Lynatra., et al | 76
SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN VOL. 9 (2). 2018 : 72 ± 82
tablet muncul. Hitung rata - rata kedalam beaker glass yang berisi
ketebalan dan diameternya. Kecuali aquadest 200 ml pada suhu 15- Û
dinyatakan lain, diameter tablet tidak Amati waktu yang diperlukan tablet
lebih dari 3 kali dan tidak kurang hingga larut sempurna, catat waktu
dari 1 1/3 tebal tablet. (11) larut tablet. Tidak lebih dari 5
4. Uji kekerasan menit.(15)
Sebanyak 10 tablet diambil secara 7. Uji pH
acak, diukur kekerasannya dengan Uji pH larutan effervescent
alat hardness tester, hitung rata - dilakukan dengan cara siapkan beker
ratanya. Kekuatan tekanan minimum gelas berisi 200ml aquadest, larutkan
tablet adalah sebesar 4 kg/cm2 ± 8 satu tablet effervescent dalam beker
kg/cm2.(14) gelas kemudian ukur pH dengan alat
5. Uji kerenyahan pH meter.
Sebanyak 10 tablet ditimbang, 8. Uji tingkat kesukaan
ditempatkan dalam alat friability Dengan membagikan kuesioner
tester, kemudian dijalankan kepada 30 responden dan lihat
sebanyak 100 putaran. Tablet tanggapan terhadap ke empat
tersebut kemudian dibersihkan dan formula. Olah data dan hitung
ditimbang kembali. Kehilangan berat persentase tingkat kesukaan sesuai
lebih kecil dari 0,5 % sampai 1 % dengan skala yang telah ditentukan.
masih dapat dibenarkan.(5) Responden dipilih secara acak
6. Uji waktu larut dengan kriteria umur yaitu 14-25
Ambil empat tablet kemudian tahun.
masukkan masing-masing tablet
Cessa Lynatra., et al | 77
SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN VOL. 9 (2). 2018 : 72 ± 82
Formula
No Uji Fisik Persyaratan
1 2 3 4
Bulat, kuning agak
terdapat bercak cokelat,
bau khas.
Larutan jernih berwarna
1. Uji Visual kuning terang dengan
Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
sisa residu dari
ekstrak,bau khas dan rasa
manis sedikit asam
Keseragaman KV (<6%) 2,65 4,65 2.58 3,87
2.
bobot Keterangan MS MS MS MS
Keseragaman Rata-rata Diameter 25,47 25,44 25,47 25,29
3.
ukuran Rata-rata Tebal 6,4 6,4 6,5 6,5
4-10 kg/cm2 5,17 5,17 5,28 5,66
4. Kekerasan
Keterangan MS MS MS MS
” - 1% 0,63 % 0,91 % 0,65 % 0,90 %
5. Kerenyahan
Keterangan MS MS MS MS
< 5 menit 2:37 3:23 2:46 2:45
6. Waktu hancur
Keterangan MS MS MS MS
7. Uji pH 5-6 5,74 5,65 5,71 5,74
Keterangan MS MS MS MS
Keterangan: MS = Memenuhi Syarat; TMS = Tidak Memenuhi Syarat
Cessa Lynatra., et al | 78
SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN VOL. 9 (2). 2018 : 72 ± 82
reaksi kimia yang menyebabkan semakin baik sifat alir nya.(13) Hasil
effervescent tidak stabil. Dari hasil evaluasi sudut istirahat yang
evaluasi kadar lembab, keempat ditunjukkan pada tabel 2 kemungkinan
formula tersebut memenuhi syarat. disebabkan ukuran granul dari keempat
Sifat alir merupakan faktor penting formula tidak jauh berbeda.
dalam pembuatan tablet. Aliran yang Indeks kompresibilitas keempat
baik dapat menjamin keseragaman formula yang ditunjukkan pada tabel 2
bobot tablet yang dihasilkan. Laju alir berkisar antara 11-14%. Uji indeks
yang ditunjukkan pada tabel 4.1 kompresibilitas juga bertujuan untuk
berkisar antara 18,05-21,10 g/detik. menentukkan sifat granul untuk
/DMX DOLU JUDQXO \DQJ EDLN • membentuk massa yang stabil dan
g/detik.(11) Hasil evaluasi dari keempat kompak bila diberi tekanan. Indeks
formula tersebut menunjukkan bahwa kompresibilitas 11.14% memiliki laju
keempat formula tersebut memiliki laju alir yang baik. Semakin kecil nilai
alir yang baik, laju alir yang baik kompresibilitas, makin besar daya
dikarenakan ukuran granul yang mengalir granul.(13) Dari hasil evaluasi
seragam sehingga granul dapat mengalir tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan baik. keempat formula memenuhi syarat
Selain laju alir, sifat alir juga kompresibilitas yang baik.
ditentukan oleh sudut istirahat dan Uji visual tablet effervescentekstrak
indeks kompresibilitas. Semakin kecil temulawak memperlihatkan bahwa
tablet yang dihasilkan terlihat kurang
Tabel 4. Hasil uji tingkat kesukaan tablet homogen, terlihat sedikit poros atau
effervescentekstrak temulawak
Tingkat Kesukaan (%) kasar pada permukaannya. Hal ini
Skor Formula Formula Formula Formula disebabkan zat aktif temulawak yang
1 2 3 4
dipakai terlalu banyak sehingga
1 - - 43,33 16,66
menyebabkan kurang homogen, dan
2 23,33 26,66 26,66 43,33
kemungkinan kurang nya pelincir pada
3 30 40 23,33 36,66 tablet, sehingga pada waktu dicetak ada
4 26,66 26,66 6,66 - granul yang sedikit menempel pada
5 20 6,66 - 3,33 punch. Ruangan yang sulit dikontrol
juga menjadi pemicu terjadinya granul
sudut istirahat yang terbentuk maka
Cessa Lynatra., et al | 79
SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN VOL. 9 (2). 2018 : 72 ± 82
menyerap air, sehingga menyebabkan setiap hal yang dapat mengubah proses
granul menempel. pengisian lubang kempa dapat merubah
Hasil uji keseragaman ukuran, bobot tablet yang menimbulkan variasi
tablet pada semua formula memiliki bobot.(13)
diameter yang seragam dengan Hasil pengujian kekerasan tablet
ketebalan ± 0,65 mm. Keseragaman effervescent pada tabel 3 berkisar antara
ukuran tablet dapat dilihat dengan 5,17 kg/cm2-5,66 kg/cm2. Perbedaan
membandingkan ketebalan tablet dan pada kekerasan tablet karena tekanan
diameter. Ukuran tablet terutama yang diberikan kadang tidak sama, dan
ketebalan tablet dipengaruhi oleh factor kinerja mesin pencetak tablet.
jumlah bahan obat yang diisikan ke Dari hasil evaluasi tersebut keempat
dalam cetakan serta tekanan saat formula memenuhi syarat kekerasan
dilakukan kompresi.(5)Bobot tablet tablet.
effervescentsebesar ± 3000 mg Hasil pengujian keregasan tablet
menghasilkan tablet yang memiliki effervescent pada tabel 3 berkisar antara
diameter yang sama. Hal ini 0,3%-0,9%.Kerapuhan tablet dapat
dikarenakan mesin pencetak tablet disebabkan oleh kurangnya daya kohesi
rotary yang terdapat pada Laboratorium yang dibutuhkan tablet agar lebih
Farmasi Industri memiliki diameter ± kompak dan tahan terhadap gangguan
25 mm dengan punch dan die yang telah secara mekanik. Daya kohesi dapat
konstan sehingga ketebalan yang ditingkatkan dengan meningkatkan
diinginkan tergantung pada volume konsentrasi bahan
bahan yang diisikan ke dalam cetakan. pengikat.(13)Kekerasan tablet yang
Semakin besar bobot tablet yang akan minimal dan tidak terlalu keras tidak
dibuat maka volume tablet pun semakin cukup untuk melindungi tablet dari
besar dan sebaliknya. Semua tablet pada pengaruh benturan saat uji kerenyahan.
tiap formula juga memenuhi persyaratan Perbedaan nilai kekerasan berpengaruh
keseragaman bobot tablet karena terhadap kerenyahan tablet yang
memiliki nilai koefisien variasi kurang dihasilkan. Tablet dengan kekerasan
dari 6%.Bobot tablet ditentukan oleh yang kecil cenderung lebih renyah. Dari
banyaknya massa dalam lubang kempa evaluasi tersebut semua formula
sebelum dikempa. Oleh karena itu, memenuhi syarat.
Cessa Lynatra., et al | 80
SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN VOL. 9 (2). 2018 : 72 ± 82
Hasil uji waktu larut tablet yang telah dicoba dan mengisi
effervescent pada tabel 3 berkisar antara tanggapan nya di lembar kuesioner yang
2,46 detik ± 3,23 detik. Tablet telah di berikan. Data kemudian di olah
effervescent yang baik memiliki waktu untuk mengetahui formula mana yang
larut tidak lebih dari 5 menit dalam paling disukai oleh responden. Hasil uji
200ml air.(14) Hasil ini menunjukkan kesukaan rasa pada tabel 4
keempat formula memiliki waktu larut menunjukkan pada formula 1 23,33 %
yang baik. Hasil uji pH tablet responden menyatakan suka terhadap
effervescent pada tabel 3berkisar 5,65 ± rasa sediaan. Formula 2 responden
5,74. Hasil menunjukkan keempat 26,66 % menyatakan suka. Formula 3
formula mempunyai pH yang baik. 43,33 % responden menyatakan sangat
Untuk membandingkan respon rasa suka, dan 26,66 % menyatakan suka.
responden terhadap formula dengan Formula 4 16,66 % responden
pemanis alami dan buatan maka dibuat menyatakan sangat suka dan 43,33 %
formula 4 dengan kadar aspartam sama menyatakan suka. Dari persentase ini
dengan kadar gula stevia pada formula 3 menunjukkan formula 3 lebih disukai
yaitu 4%. Dengan kadar yang sama dibandingkan dengan formula1, 2, dan
diharapkan kita dapat mengetahui rasa 4. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
yang paling disukai responden apakah dengan kosentrasi yang sama yaitu 4 %,
formula dengan pemanis alami yaitu formula 3 dengan gula stevia lebih
stevia atau pemanis buatan yaitu disukai daripada formula 4 dengan
aspartam. Aspartam dipilih sebagai aspartam.
pembanding karena aspartam sering
digunakan sebagai pemanis dalam SIMPULAN
formulasi sediaan tablet pada umumnya. Granul effervescent temulawak
Berdasarkan tujuan tersebut maka yang dibuat dalam tiga formula dengan
selanjutnya dilakukan uji kesukaan kosentrasi kadar pemanis alami stevia
terhadap keempat formula tersebut yang berbeda memnuhi syarat evaluasi
kepada 30 responden. Responden granul dan satu formula pembanding
dipilih secara acak dengan kriteria umur dengan pemanis aspartam memenuhi
14-25 tahun. Responden kemudian syarat evaluasi granul. tablet
diminta tanggapannya terhadap formula effervescent temulawak formula F1, F2,
Cessa Lynatra., et al | 81
SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN VOL. 9 (2). 2018 : 72 ± 82
F3, dan F4 memenuhi semua syarat pangan pemanis alami instan sari
stevia (Stevia rebaudiana). J
evaluasi tablet. Formula 3 lebih disukai
Pangan dan Agroindustri.
dibandingkan dengan formula 1, 2, dan 2014;2(3):76±87.
10. Chandra A. Studi awal ekstraksi
4 dengan kadar gula stevia 4%.
Batch daun Stevia rebaudiana
dengan variabel jenis pelarut dan
temperatur ekstraksi.
DAFTAR PUSTAKA
2015;1(Luqman 2007):114±9.
1. Anonim. Informasi Temu Lawak Available from:
Indonesia. Jakarta: BPOM RI; http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/
2006. M/M0101/M010119.pdf
2. Yoganingrum A, Purnomowati S. 11. Anonim. Farmakope Indonesia. V.
Tinjauan Literatur Temulawak Jakarta: Kementerian Kesehatan
(Curcuma xanthorriza Roxb.). RI; 2014.
Jakarta: Pusat Dokumentasi dan 12. Aulton M. Pharmaceutics: the
Informasi Lembaga Ilmu Science of Dosage Form Design.
Pengetahuan Indonesia; 1997. 2nd ed. Edinburgh: Churchill
3. Santoso HB. Ragam dan Khasiat Livingstone; 2002.
Tanaman Obat Sehat Alami dari 13. Lachman L, Lieberman H. Teori
Halaman Asri. Jakarta: Agromedia dan Praktek Farmasi Industri. 2nd
Pustaka; 2008. ed. Jakarta: UI Press; 1994.
4. Sukardi, Puteri SAK, Taryana A. 14. Parrot E. Pharmaceutical
Analisis Kelayakan Industri Tablet Technology. United States of
Effervescent dari Ekstrak America: Burgess Publishing
Temulawak ( Curcuma Company; 1970.
xanthorrhiza Roxb ). 2001;162±73. 15. British Pharmacopeia Commission.
5. Ansel H. Pengantar Bentuk Sediaan British Pharmacopeia. London: The
Farmasi. 4th ed. Jakarta: UI Press; Stationery Office Limited; 2001.
1989.
6. Aminah S, Yanis M, Ramdhan T.
Teknologi Pembuatan Effervescent
Instan Jahe. Jakarta: Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian;
2011.
7. Monte WC. Aspartame: Methanol
and the Public Health. J Appl Nutr
[Internet]. 1984;36(1). Available
from: http://www.while-science-
sleeps.com/pdf/1.pdf
8. Raini M, Isnawati A.
Kajian:Khasiat dan Keamanan
Stevia sebagai Pemanis Pengganti
Gula. Media Litbang Kesehat.
2011;21(4):145±56.
9. Wuryantoro H, Susanto WH.
Penyusunan standard operating
prosedures industri rumah tangga
Cessa Lynatra., et al | 82