(Hibiscus Sabdariffa)
Disusun oleh:
AKHMAD KHADAFI SAPUTRA
13.71.014699
BAB I
PENDAHULUAN
satu
bahan
alami
yang dapat
penggunaan
obat
tradisional
pada
formulasi
tablet
effervescent
dari
pengaruh
perbedaan
formulasi
tablet
bertujuan
yaitu
untuk
sediaan
mengetahui
tablet
pengaruh
2. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan tentang teori dan
cara membuat formulasi sediaan obat, khususnya formulasi tablet
effervescent.
3. Bagi Mahasiswa
Menjadi bahan acuan atau referensi untuk penelitian-penelitian
selanjutnya mengenai formulasi tablet effervescent.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. TABLET
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Tablet yang berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet. Bentuk
tablet umumnya berbentuk cakram pipih atau gepenga, bundar, lonjong dan
sebagainya. Warna tablet umumnya putih. Tablet yang berwarna kemungkinan
zat aktifnya memang berwarna, tetapi ada pula tablet yang sengaja diberi
pewarna agar tampak lebih menarik dan untuk membedakan tablet satu dengan
yang lain (Syamsuni, 2005).
Pemberian etiket pada tablet harus mencantumkan nama tablet atau zat
aktif yang terkandung di dalam tablet, dan jumlah zat aktif (zat berkhasiat) tiap
tablet (Syamsuni, 2005).
2.2. TABLET EFFERVESCENT
Tablet effervescent merupakan tablet yang dibuat dengan cara dikempa
yang mengandung campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan natrium
bikarbonat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan gas karbon
dioksida. Tablet disimpan dalam wadah tertutup rapatatau dalm kemasan tahan
lembab, dan pada etiket tertera informasi bahwa tablet tidak untuk ditelan
(Syamsuni,2005).
Tablet effervescent merupakan tablet berbuih yang dibuat dengan cara
kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain
yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air (Ansel, 2005).
Dasar formula pada tablet effervescent adalah reaksi antara asam dengan
karbonat atau bikarbonat menghasilkan karbondioksida (Hui, 1992).
Reaksi antara asam sitrat dan natrium bikarbonat (1), serta asam tartrat
dan natrium bikarbonat (2) dapat dilihat sebagai berikut: (Ansel, 2005)
1) H3C6H5O7.2H2O + 3NaHCO3 Na3C6H5O7 + 4H2O + 3CO2
Asam sitrat
Na bikarbonat
Na sitrat
air
karbondioksida
Na bikarbonat
Na tartrat
air
karbondioksida
1. Supaya sifat alirnya baik. Granul yang sifat alirnya baik dapat mengalir
teratur dalam jumlah yang sama ke dalam mesin pencetak tablet.
2. Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil dibandingkan
dengan bentuk serbuk jika diukur dalam volume yang sama. Makin banyak
udara, tablet makin mudah pecah.
3. Agar pada saat dicetak granul tidak mudah menempel pada mesin pencetak
tablet.
Granul-granul yang dibentuk masih diperbolehkan mengandung butiranbutiran serbuk halus antara 10%-20% yang bermanfaat untuk memperbaiki sifat
alirnya (Syamsuni, 2005).
Cara pembuatan tablet dibagi menjadi tiga cara yaitu granulasi basah,
granulasi kering, dan kempa langsung (Syamsuni, 2005)
Granulasi basah, dilakukan dengan mencampurkan zar khasiat, zat
pengisi, dan zat penghancur sampai homogen lalu dibasahi dengan larutan
bahan pengikat, jika perlu ditambah bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi
granul dan dikeringkan dalam oven pada suhu 400-500C. Setelah kering diayak
lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan
bahan pelicin kemudian dicetak menjadi tablet dengan mesin pencetak tablet.
Cara granulasi basah menghasilkan tablet yang lebih baik dan dapat disimpan
dalam jangka waktu yang lama (Syamsuni, 2005).
Granulasi kering, dilakukan dengan mencampurkan zat khasiat, zat
pengisi, dan zat penghancur serta jika perlu ditambahkan zat pengikat dan zat
pelicin hingga menjadi massa serbuk yang homogen lalu dikempa cetak pada
tekanan tinggi sehingga terbentuk tablet besar yang disebut lempengan (slug).
Kemudian tablet digiling dan diayak kembali hingga diperoleh granul dengan
ukuran partikel yang diinginkan kemudian dikempa kembali sesuai ukuran
tablet yang diinginkan. Keuntungan granulasi kering yaitu tidak diperlukan
pemanasan dan kelembaban, alat yang digunakan lebih sederhana. Sedangkan
kerugiannya adalah menghasilkan tabletyang kurang tahan lama (Syamsuni,
2005).
Metode kempa langsung, dilakukan jika jumlah zat yang berkhasiat per
tabletnya cukup untuk dicetak, zat mempunyai sifat alir yang baik, dan zat
berbentuk kristal yang sifat alirnya baik (Syamsuni, 2005).
2.4. EKSTRAKSI
Ekstraksi merupakan kegiatan untuk mendapatkan atau memisahkan
sebanyak mungkin zat-zat yang memiliki khasiat pengobatan dari bahan
asalnya agar lebih mudah digunakan dan disimpan (Syamsuni, 2005).
Pada formulasi tablet effervescent ekstrak bunga rosella, digunakan
metode perkolasi untuk mengekstrak bunga rosella tersebut. Perkolasi adalah
suatu cara penarikan memakai alat yang disebut percolator dimana simplisia
direndam dalam cairan penyari, kemudian zat-zat yang terlarut akan menetes
secara beraturan sampai memenuhi ysarat yang telah ditetapkan (Syamsuni,
2005).
Menurut Farmakope Indonesia edisi ketiga, perkolasi kecuali dinyatakan
lain, lakukan sebagai berikut: Basahi 10 bagian simplisia atau campuran
simplisia dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5 bagian sampai 5 bagian
cairan penyari, masukkan kedalam bejana tertutup sekurang-kurangnya selama
3 jam. Pindahkan massa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap
kali ditekan hati-hati, tuangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan
mulai menetes dan di atas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup
percolator, biarkan selama 24 jam. Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1
ml per menit, tambahkan berulangulang cairan penyari secukupnya sehingga
selalu terdapat selapis cairan penyari secukupnya sehingga selalu terdapat
selapis cairan penyari di atas simplisia, hingga diperoleh 80 bagian perkolat.
2.5. ROSELLA
Rosella memiliki lebih dari 300 spesies yang tersebar pada daerah tropis
dan non tropis. Kebanyakan tanaman rosella dipergunakan sebagai tanaman
hias dan beberapa di antaranya di percaya memiliki khasiat medis, salah satu di
antaranya adalah rosela merah atau roselle (Hibiscus sabdariffa L). Bunga
rosella memiliki putik sekaligus serbuk sari sehingga tidak memerlukan bunga
lain untuk bereproduksi. Rosella (Hibiscus sabdariffa L) dapat hidup di daerah
yang memiliki iklim lembab dan hangat pada daerah tropis dan sub tropis.
Rosella memiliki kelebihan dibandingkan dengan tanaman tropis dan subtropis
lainnya yaitu dapat bertahan dalam cuaca yang sangat dingin serta dapat hidup
dalam ruangan yang memiliki sedikit pencahayaan akan tetapi pertumbuhan
terbaik diperoleh pada ruang terbuka dengan cahaya matahari (Tanjong, 2011).
Rosella merupakan tumbuhan semak umur satu tahun, tinggi tumbuhan
mencapai 2,4 m. Batang berwarna merah, berbentuk bulat dan berbulu, daun
berseling 3-5 helai dengan panjang 7,5-12,5 cm berwarna hijau, ibu tulang daun
kemerahan, tangkai daun pendek. Bentuk helaian daun bersifat anisofili
(polimorfik), helaian daun yang terletak di bagian pangkal batang tidak berbagi,
bentuk daun bulat telur, tungkai daun pendek. Daun-daun di bagian cabang dan
ujung batang berbagi, menjadi 3 toreh, lebar toreh daun 2,5 cm, tepi daun
beringgit, daun penumpu bentuk benang, panjang tangkai daun 0,3-12 cm, hijau
hingga merah, pangkal daun meruncing, sedikit berambut. Bunga tunggal,
kuncup bunga tumbuh dari bagian ketiak daun, tangkai bunga berukuran 5-20
mm, kelopak bunga berlekatan, tidak gugur, tetap mendukung buah, berbentuk
lonceng, mahkota bunga berlepasan, berjumlah 5 petal, mahkota bunga
berbentuk bulat telur terbalik, warna kuning, kuning kemerahan, benang sari
terletak pada suatu kolom pendukung benang sari, panjang kolom pendukung
benang sari sampai 20 mm, kepala sari berwarna merah, panjang tangkai sari 1
mm, tangkai putik berada di dalam kolom pendukung benang sari, jumlah
kepala putik 5 buah, warna merah. Buah rosella berbentuk kapsul kadang bulat
telur, ukuran buah 13-22 mm x 11-20 mm, tiap buah berisi 30-40 biji. Ukuran
biji 3-5 mm x 2-4 mm, warna coklat kemerahan. Habitat aslinya berasal dari
nigeria, tetapi tumbuh berkembang di seluruh dunia, terutama daerah tropis
(Tanjong, 2011).
1. Klasifikasi Tumbuhan
Klasifikasi tumbuhan rosella sebagai berikut :
Divisi
Kelas
: Magnoliophyta
: Magnoliopsida
Subkelas
: Dilleniidae
Bangsa
: Malvales
Suku
: Malvaceae
Genus
: Hibiscus
Species
: Hibiscus sabdariffa
(Tanjong, 2011 )
2. Nama Lain Tumbuhan Rosella
Oseille rouge (Perancis); Quimbombo Chino (Spanyol); Karkadeh
(Afrika Utara, Sudan, Mesir, Arab); Bisap (Senegal); Abuya (Congo);
Roselle (Egypt, India, Iraq, Japan, Mexico, Senegal); Asam jarot (Minang);
Gamet walanda (Sunda); Kasturi roriha (Ternate) (Tanjong, 2011 ).
3. Kandungan Kimia Tumbuhan
Bunga rosella mempunyai kandungan zat kimia sebagai berikut :
kalori, air, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor, besi, Bkarotene, asam askorbat (Daryanto-Agrina, 2006).
4. Manfaat Tumbuhan
Bunga rosella dapat mengatasi berbagai macam penyakit, diantaranya
adalah : menurunkan asam urat (gout), meredakan peradangan sendi
(arthritis), bersifat stomakik (merangsang selera makan), meningkatkan
sistem syaraf dan dapat meningkatkan daya ingat, dapat membantu
menurunkan tekanan darah tinggi (hypertensi), melancarkan buang air kecil
(diuretic), sebagai anti inflammantory yang kuat, mempunyai unsur
antipyretic yang menurunkan panas dalam, mempercepat pemecahan darah
beku di otak, kandungan asiaticoside (triterpene glycoside) dalam
merangsang pembentukan lipid dan protein yang amat berguna untuk
kesehatan kulit. Asiaticosides diklarifikasikan juga sebagai antibiotik,
mengandung vitamin C, B, D, K beberapa mineral penting temasuk
magnesium, kalsium dan sodium, dapat meredakan dan menghilangkan
batuk
kronis,
menurunkan
kolesterol,
menghancurkan
lemak,
bersifat penetral racun, mencegah kanker, tumor, kista dan sejenis, maag
menahun, migrain, demam tinggi, cocok untuk ibu hamil guna membentuk
kecerdasan otak anak di dalam kandungan, mampu meningkatkan gairah
sex dan tahan lama (dengan terapi rutin), dan lain-lain (Daryanto-Agrina,
2006).
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, C. H. 2005.
Jakarta.
Daryanto-Agrina,
2006.
Manfaat
Bunga
http://digilib.unimus.ac.id/files/. 2015/10/13
Rosella.
Online.