Anda di halaman 1dari 34

PEMBUATAN DAN ANALISIS SIRUP DAUN BINAHONG

(Anrederacordifolia (Ten.) Steenis) DENGAN PENAMBAHAN


EKSTRAK BUAH KIWI (Actinidia deliciosa)

Proposal Praktik Kimia Terpadu Tahun Ajaran 2014/2015

oleh Kelompok PKT 29, XIII-4


Daniel Gunawan

11.57.06958

Della Nadya Ayu Aprilia

11.57.06964

Diah Ayu Octaviani

11.57.06973

Gama Rizky Ramadhan

11.57.07012

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri
Sekolah Menengah Kejuruan SMAK
Bogor
2014

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Disetujui dan disahkan oleh :

Disetujui oleh,

Pembimbing
Dra. Vera Marzuklina, M.Pd.
NIP 19620212 198712 2001

Disahkan oleh,

Ir. Tin Kartini, M. Si


NIP 19640416 199403 2003
Kepala Laboratorium SMK-SMAK Bogor

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Binahong adalah tanaman obat yang tumbuh di dataran rendah maupun
dataran tinggi dan mempunyai banyak khasiat dalam menyembuhkan berbagai
macam penyakit ringan maupun berat . Tanaman ini sudah lama ada di Indonesia ,
tetapi baru akhir- akhir ini menjadi alternatif bagi sebagian orang untuk di jadikan obat
alami

untuk

menyembuhkan

atau

mengurangi

penyakit

ringan

maupun

berat.Tanaman yang konon berasal dari korea ini di konsumsi oleh orang orang
vietnam pada saat perang melawan Amerika Serikat pada tahun 1950 sampai 1970an.
Tanaman ini juga di kenali oleh masyarakat Cina dengan nama Dheng San Chi , dan
telah ribuan tahun di konsumsi oleh Bangsa Tiongkok, Korea ,Taiwan dll. Bagian daun
dari tanaman inilah yang biasanya di jadikan obat selain dari batang dan umbinya .
Terdapat dua variasi tanaman ini yaitu Basella alba yang memiliki daun hijau
gelap dan Basella rubr yang memiliki batang dan tulang dan tulang daun berwarna
merah. Keduanya merupakan tumbuhan herbal yang merambat.Batangnya tidak
berkayu dan sangat lemah , bentuknya bulat , lunak ,dan bercabang. Daun Binahong
bisa di gunakan sebagai obat herbal. Kandungan yang terdapat pada daun binahong
cukup banyak antara lain asam askorbat yang berfungsi sebagai penambah zat
antibodi ,sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh seseorang. Kandungan
Flavonoid berfungsi sebagai antioksidan.
Dalam Binahong juga terdapat alkaloid . Senyawa alkaloid terdapat dalam
radikal bebas yang di teliti memiliki sifat poglikemik,yaitu sifat yang mampu
menurunkan gula darah pada penderita diabetes . Selain itu senyawa terpenoid yang
terdapat dalam daun binahong dapat memulihkan stamina saat dalam keadaan
sembuh dari sakit. Sedangkan kandungan saponin dapat menurunkan kolesterol.
Disamping itu saponin memiliki sifat antioksidan dan antikarsinogenik yang dapat
mencegah timbulnya kanker.
Berdasarkan

penjelasan

diatas,

kelompok

PKT

29

memilih

untuk

memanfaatkan daun bianhong menjadi bahan baku minuman sirup denganm

penambahan ekstrak buah kiwi . pertimbangan kelompok PKT 29 memilih komoditi ini
adalah karena daun binahong memiliki.

B. Pentingnya Masalah
Pada kenyataannya banyak tanaman binahong yang tidak justru di sia - sia
kan dan tidak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Hal tersebut di karenakan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang khasiat tanaman binahong , sehingga
tidak ada keingintahuan untuk memanfaatkan tanaman ini secara lebih. Dengan
banyaknya penelitian yang membuktikan bahwa daun binahong memiliki
kandungan yang berkhasiat , oleh karena itu kami mengolah daun binahong
menjadi sirup yang berkhasiat dan memiliki cita rasa yang menarik sehingga di
sukai oleh masyarakat.

C. Tujuan
Praktikum Kimia Terpadu (PKT) dengan judul Pembuatan dan Analisis Sirup
Daun Binahong (Anrederacordifolia (Ten.) Steenis) dengan Penambahan ekstrak
Buah Kiwi bertujuan untuk :
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari cara pembuatan sirup dari daun
binahong sengan penambahan ekstrak kiwi sebagai sumber antioksidan.
2. Tujuan Khusus
a.

Mempelajari cara membuat sirup dan menentukan formula terbaik sirup dari

daun binahong dan ekstrak buah kiwi.


b.

Mengetahui senyawa antioksidan yang terkandung dalam sirup daun

binahong dan penambahamn ekstrak buah kiwi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A.

Sirup
Sirup telah dikenal sejak jaman arab kuno sebagai seni pengobatan.

Nama sirup berasal dari bahasa Arab ,Slrab,Scharab atau Scherbet yang
artinya minuman sari gula Sirup adalah sediaan cairan kental untukl
pemakaian dalam yang minimal mengandung 50% sakarosa . Menurut SNI
3544:2013 sirup adalah produk minuman yang di buat dari campuran air dan
gula dengan kadar larutan gula minimal 65% dengan atau tanpa bahan pangan
lain atau bahan tambahan makanan yang di izinkan
Sirup merupakan minuman yang banyak di konsumsi masyarakat
Indonesia , hal ini karena kemudahan dalam menyajikannya . Sirup merupakan
larutan gula pekat yang di pergunakan sebagai bahan minuman dengan atau
tanpa ditambahkan asam, antara lain asam, sitrat, tartrat , atau asam laktat
juga aroma dan zat warna. Sirup temasuk kedalam minuman ringan yang tidak
mengandung alkohol , baik yang berkarbonat maupun yang tidak berkarbonat.
Beberapa jenis sirup yang di kenal adalah sirup glukosa ,friktosa , dan
sirup maltosa. Sirup glukosa adalah sirup yang komponen utamanya D(+)
glukosa dan komponen lainnya yaitu maltose dan polimer dari D-glukosa .Sirup
sukrosa dalah larutan gula pekat yang komponen utamanya adalah sukrosa,
dan sirup fruktosa adalah larutan gula pekat yang komponen utamanya adalah
fruktosa.
Warna dan kejernihan sirup di pengaruhi oleh kandungan komponen
bukan gula terutama logam , mineral, dan bahan organik lainnya. Makin banyak
komponen bukan gula dalam sirup, makin rendah nilai transmisi sirup . Selain
warna dan kejernihan sirup erat pula dengan kesempurnaan proses pemurnian,
sedangkan kualitas di tentukan dari kehomogenannya.

SNI No. 3544:2013 tentang sirup glukosa


Parameter
Keadaan :

Bau
Rasa

Total Gula (dihitung sebagai sukrosa) b/b


Cemaran Logam :
Timbal (Pb)
Kadmium (Cd)
Timah (Sn)
Merkuri (Hg)
Cemaran Arsen
Cemaran Mikroba :
Angka Lempeng Total (ALT)
Bakteri Coliform
Escherichia Coli
Salmonella sp
Staphylococcus aureus
Kapang dan Khamir

Standar
Normal
Normal
Min. 65 %
Maks. 1,0 mg/kg
Maks. 0,2 mg/kg
Maks. 40 mg/kg
Maks. 0,03 mg/kg
Maks. 0,5 mg/kg
Maks. 5 x 102
Maks. 20 APM/ml
< 3 APM/ml
Negatif/25 ml
Negatif/ml
Maks 1 x 102

B. Daun Binahong
Binahong adalah tanaman obat yang tumbuh di dataran rendah maupun
dataran tinggi dan mempunyai banyak khasiat dalam menyembuhkan berbagai
macam penyakit ringan maupun berat . Tanaman ini sudah lama ada di
Indonesia , tetapi baru akhir- akhir ini menjadi alternatif bagi sebagian orang
untuk di jadikan obat alami untuk menyembuhkan atau mengurangi penyakit
ringan maupun berat.Tanaman yang konon berasal dari korea ini di konsumsi
oleh orang orang vietnam padasaat perang melawan Amerika Serikat pada
tahun 1950 sampai 1970an. Tanaman ini juga di kenali oleh masyarakat Cina
dengan nama Dheng San Chi , dan telah ribuan tahun di konsumsi oleh Bangsa
Tiongkok, Korea ,Taiwan dll. Bagian daun dari tanaman inilah yang biasanya
di jadikan obat selain dari batang dan umbinya .
Klasifikasi ilmiah tanaman Binahong :
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Caryophyllales
Famili: Basellaceae
Genus: Anredera
Spesies: Anrederacordifolia (Ten.) Steenis.
Berdasarkan hasil penelitian, daun binahong mengandung :
1. saponin
2. alkaloid
3. polifenol

Sifat komposisi kimia :


1. Saponin
Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang telah terdeteksi
dalam lebih dari 90 suku tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif
permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan
kemampuan membentuk busa dan menghemolisis sel darah. Triterpen tertentu
terkenal karena rasanya,terutama kepahitannya. Pencarian saponin dalam
tumbuhan telah dirangsang oleh kebutuhan akan sumber sapogenin yang
mudah diperoleh. Saponin dan glikosida sapogenin adalah salah satu tipe
glikosida yang tersebar luas dalam tumbuhan (Harborne, 1987). Dikenal dua
macam saponin, yaitu glikosida triterpenoid alkohol dan glikosida dengan
struktur steroid. Kedua saponin ini larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut
dalam eter (Robinson, 1995).

2. Polifenol
Senyawa fenol meliputi keragaman senyawa yang berasal dari
tumbuhan , yang mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik. Senyawa fenol
fenol cenderung mudah larut dalam air dengan gula sebagai glikoisida dan
biasanya terdapat dalam vakuola sel. Flavonoid merupakan golongan terbesar
.Flavonoid itu sendiri berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menangkal
radikal bebas.

3. Alkaloid
Alkaloid merupakn golongan tumbuhan sekunder yang terbesar. Pada
umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu
atau lebih atom nitrogen, biasnya dalam gabungan , sebagai bagian dari sitem
siklik .Alkaloid di pergunakan secara luas dalam bidang pengobatan
.auamumnya alkaloid tidak berwarna , bersifat optis aktif dan sedikit yang
berupa cairan pada suhu kamar.
Berikut ini adalah beberapa khasiat dari tanaman ini :

1. Mempercepat pemulihan kesehatan setelah operasi, melahirkan, khitan,


segala luka-luka dalam, radang usus.
2. Melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan darah.
3. Mencegah stroke.
4. Mencegah Tumor dan kanker
5. Mencegah Rheumatik, flu tulang dan sakit Persendian.
6. Menambah dan mengembalikan vitalitas daya tahan tubuh.
7. Maag, dll.

C. Buah Kiwi
Kiwi adalah sejenis buah beri dengan kelompok kultivar dari kayu pohon anggur
Actinidia deliciosa dan hibrida antara ini dan spesies pada genus Actinidia. Actinidia
asli berasal dari Shaanxi, Cina . Buah kiwi yang normal berbentuk oval,. Buah ini kaya
serat, kulit berwarna hijau-kecokelatan dan daging buah berwarna hijau terang atau
kemasan dengan biji kecil, hitam, dan bisa dimakan

Kiwi memiliki rasa yang asam segar. Secara Visual tampilan luarnya seperti
sawo namun memiliki bulu bulu halus . kiwi mengandung banyak vitamin c yang baik
untuk tubuh .
Nilai nutrisi per 100 g (3.5 oz)
Energi

255 kJ (61 kcal)

Karbohidrat

14.66 g

Gula

8.99 g

Serat pangan

3.0 g

Lemak

0.52 g

Protein

1.14 g

lutein dan zeaxanthin

122 g

Thiamine (Vit. B1)

0.027 mg (2%)

Riboflavin (Vit. B2)

0.025 mg (2%)

Niacin (Vit. B3)

0.341 mg (2%)

Vitamin B6

0.63 mg (48%)

Folat (Vit. B9)

25 g (6%)

Vitamin C

92.7 mg (155%)

Vitamin E

1.5 mg (10%)

Vitamin K

40.3 g (38%)

Kalsium

34 mg (3%)

Besi

0.31 mg (2%)

Magnesium

17 mg (5%)

Fosfor

34 mg (5%)

Kalium

312 mg (7%)

Natrium

3 mg (0%)

Seng

0.14 mg (1%)

Manganese 0.098 mg

CMC adalah selulosa eter non ionik yang di produksi dengan Natrium Mono
Kloroaetat. CMC larut baik dalam air panas maupun air dingin , tetapi tidak larut dalam
pelarut organik. CMC dan senyawa polisakarida lainnya mempunyai peranan sebagai
pembentuk kekerasan , kerenyahan , dan pengentalan ( Whistler dan Daniel, 1990
dalam Chandra ,1997).
Salah satu alasan penggunaan CMC dalam makanan adalah kemampuannya
mengikat air sehingga mencegah sineresis. CMC bersifat higroskopis dan dapat
menyerap air dari udara (Chandra,1997).

Bab III PEMBUATAN DAN METODE ANALISIS


A.Pembuatan
Selama pembuatan sirup daun binahong dengan ekstrak buah kiwi,
digunakan alat alat sebagai berikut
:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama Alat
Neraca
Pisau
Alat Pemadu
Kain Saring
Saringan
Gelas
Kulkas
Sendok
Kompor Gas
Panci

Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

Tabel 3. Kebutuhan Alat Pembuatan

Bahan bahan yang digunakan selama pembuatan sirup daun binahong


dengan ekstrak buah kiwi adalah sebagai berikut :
No
1
2
3
4
5
6

Nama Bahan
Daun Binahong
Buah Kiwi
Asam Sitrat
Gula Pasir
CMC
Air Mineral
Tabel 4. Kebutuhan Bahan Pembuatan

Jumlah
8g
0,5 g
10 g
1 kg
0,1 g
2L

B.Analisis
Alat alat yang digunakan selama analisis sirup daun binahong dengan
ekstrak buah kiwi adalah sebagai berikut
:
No
1

No
1

Metode Analisis
Organoleptik

Metode Analisis
Iodometri

Parameter
Bau
Rasa

Nama Alat
a. Gelas Plastik
b. Sendok Plastik
c. Baki
Tabel 5. Kebutuhan Alat Analisis Fisika

Ukuran

Jumlah
1 pak

Parameter
Nama Alat
Kadar Gula Total
a. Neraca Digital
b. Pipet Tetes
c. Labu Ukur
d. Gelas Ukur
e. Labu semprot
f. Corong
g. Penyngga
Corong
h. Kertas
Saring
Berabu
i. Kulkas
j. Piala Gelas
k. Piala Gelas
l. Piala Gelas
m. Pipet Volumetri
n. Pipet Volumetri
o. Labu Ukur
p. Termometer
q. Teklu
r. Kaki Tiga
s. Kasa Asbes
t. Pendingin
Tegak
u. Erlenmeyer
Asah
v. Buret
w. Klem dan statif
Penetapan
a. Neraca Digital
Kadar Vitamin C
b. Pipet Tetes
c. Labu Ukur
d. Gelas Ukur
e. Labu semprot
f. Corong
g. Penyngga
Corong
h. Kertas
Saring
Berabu
i. Kulkas
j. Piala Gelas
k. Piala Gelas
l. Piala Gelas
m. Pipet Volumetri

Ukuran
250 ml
50 ml
-

Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

2 lembar

100 ml
400 ml
800 ml
10 ml
50 ml
100 ml
-

1 buah
1 buah
4 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

300 ml

2 buah

50 ml
250 ml
50 ml
-

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

2 lembar

100 ml
400 ml
800 ml
10 ml

1 buah
1 buah
4 buah
2 buah
1 buah

1 buah

n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.

Pipet Volumetri
Labu Ukur
Termometer
Teklu
Kaki Tiga
Kasa Asbes
Erlenmeyer
Asah
u. Buret
v. Klem dan statif
Spektrofotometri Cemaran logam
Serapan
Atom Pb
(SSA)

Cemaran Logam
Sn

Cemaran Logam
Hg

Cemaran Logam
Sn

a. Neraca Digital
b. Penangas
Listrik
c. Pipet Tetes
d. Piala Gelas
e. Piala Gelas
f. Labu Ukur
g. Gelas Ukur
h. Buret
i. Klem dan statif
j. Spektrofotomet
er serapan atom
a. Neraca Digital
b. Penangas
Listrik
c. Pipet Tetes
d. Piala Gelas
e. Piala Gelas
f. Labu Ukur
g. Gelas Ukur
h. Buret
i. Klem dan statif
j. Spektrofotomet
er serapan atom
a. Neraca Digital
b. Penangas
Listrik
c. Pipet Tetes
d. Piala Gelas
e. Piala Gelas
f. Labu Ukur
g. Gelas Ukur
h. Buret
i. Klem dan statif
j. Spektrofotomet
er serapan atom
a. Neraca Digital
b. Penangas
Listrik
c. Pipet Tetes
d. Piala Gelas
e. Piala Gelas
f. Labu Ukur

50 ml
100 ml
300 ml

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah

50 ml
400 ml
100 ml
100 ml
50 ml
50 ml
-

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
6 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

400 ml
100 ml
100 ml
50 ml
50 ml
-

1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
6 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

400 ml
100 ml
100 ml
50 ml
50 ml
-

1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
6 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

400 ml
100 ml
100 ml
50 ml

1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
6 buah
1 buah

g.
h.
i.
j.
No
1

Metode Analisis
Mikrobiologi

Parameter
Angka Lempeng
Total

Coliform

Eschericia coli

Salmonella sp.

Staphylococcus
Aureus

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Gelas Ukur
Buret
Klem dan statif
Spektrofotomet
er serapan atom
Nama Alat
Tabung Reaksi
Rak Tabung
Erlenmeyer
Cawan Petri
Pipet Serologi
Pembakar
Spiritus
Inkubator
Tabung Reaksi
Tabung Ulir
Tabung Durham
Rak Tabung
Pipet Serologi
Erlenmeyer
Pembakar
Spiritus
Inkubator
Tabung Reaksi
Rak Tabung
Erlenmeyer
Cawan Petri
Pipet Serologi
Pembakar
Spiritus
Inkubator
Tabung Reaksi
Rak Tabung
Erlenmeyer
Cawan Petri
Pipet Serologi
Pembakar
Spiritus
Inkubator
Tabung Reaksi
Rak Tabung
Erlenmeyer
Cawan Petri
Pipet Serologi
Pembakar
Spiritus
Inkubator

50 ml
-

1 buah
1 buah
1 buah

Ukuran
250 ml
10 ml
10 ml
250 ml
250 ml
10 ml
250 ml
10 ml
-

Jumlah
3 buah
1 buah
3 buah
8 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
10 buah
10 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah

250 ml
10 ml
-

1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

1 buah

Tabel 7. Kebutuhan Alat Analisis Mikrobiologi

BAB IV METODE PEMBUATAN, ANALISIS, DAN KEWIRAUSAHAAN


A. Metode Pembuatan
1. Proses Ekstraksi

Daun Binahong

Di cuci hingga bersih

Di ekstraksi pada suhu 90-950C (5'')

Penyaringan

Ekstrak Daun Binahong

2. Proses pembuatan sirup

ekstrak daun binahong

ditambahkan gula

ditambahkan sari buah dan sari


lemon

Ditambahkan CMC

Dipasteurisasi pada suhu 40oC


selama 15"

Sirup siap disajikan

B. Metode analisis
1.

Analisis Fisika
a) Metode Organoleptik

Dasar

:
Pengamatan contoh uji dengan indra penciuman dan pengecapan (lidah)
yang dialakukan oleh panels yang mempunyai kompetensi pengujian organoleptic
kemudian dibandingkan dengan standar yang ada.
Cara Kerja
:
1. Ambil contoh secukupnya dan diletakan diatas gelas arloji yang bersih dan
kering
2. Lakukan pengujian dengan mencium dan merasakan contoh uji untuk
mengetahui baunya
3. Lakukan pengerjaan minimal oleh 30 orang panelis atau 1 orang tenaga ahli
Cara Menyatakan Hasil
:
1. Jika tidak tercium bau asing, maka hasil dinyatakan normal
2. Jika tercium bau asing, maka hasil dinyatakan tidak normal
3. Jika tidak terasa rasa asing, maka hasil dinyatakan normal
4. Jika terasa rasa asing, maka hasil dinyatakan tidak normal
2.

Analisis Kimia
a) Penetapan Kadar Gula Total (Dihitung sebagai sukrosa)

Dasar :
Sukrosa dihidrolisis menjadi gula pereduksi sehingga menghasilkan
monosakarida yang bersifat pereduksi. Monosakarida tersebut akan mereduksikan
CuO dalam larutan luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI
berlebih sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut akan dititar dengan
larutan tio. Hasil kali factor kimia dengan kadar gula sebelum dan sesudah inversi
menunjukkan kadar sukrosa.
Reaksi

:
C12H22O11 + H2O
C6H12O6 + C6H12O6
C6H12O6 + 2CuO (berlebih)
Cu2O + C5H11O5COOH
CuO (sisa)
Cu2I2 + I2
I2 + Na2S2O3
2NaI + Na2S4O6

Cara Kerja
1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Ditimbang 5 gram sampel, lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml, lalu
dihomogenkan
Ditambahkan 5 ml Pb Asetat setengah basa, lalu digoyangkan
Ditetesi 1 tetes larutan (NH4)2HPO4 10%. Bila timbul endapan putih maka
penambahan Pb asetat setengah basa sudah cukup
Ditambahkan 15 ml larutan (NH4)2HPO4 . Untuk menguji Pb asetat setengah
basa sudah diendapkan seluruhnya, diteteskan 1-2 tetes (NH4)2HPO4 10%,
apabila tidak timbul endapan berarti penambahan (NH4)2HPO4 10 % sudah
cukup.
Dihimpitkan dengan air suling, dihomogenkan, di diamkan hingga mengenap
lalu disaring
Dipipet 50 ml filtrate hasil saringan ke dalam labu ukur 100 ml
Ditambahkan 5 ml HCL 25%, dipanaskan pada suhu 68 700C selama 10
menit
Kemudian didinginkan, lalu ditambhkan NaOH 30% sampai netral dengan
indikator PP. Himpitkan hingga tandar tera lalu dikocok 12 kali.
Dipipet 10 ml larutan tersebut lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
Ditambahkan 15 ml air suling dan 25 ml larutan luff, dan batu didih
Dididihkan dalam waktu 3 menit lalu direfluks selama 10 menit
Didinginkan, ditambahkan 25 ml larutan KI 20 % dan 25 ml H2SO4 25%
Dititar dengan larutan tio 0,1 N sampai warna kuning muda
Ditambahkan 1 ml indkator kanji lalu dititar kembali hingga titik akhir putih
susu
Dilakukan minimal duplo dan dilakukan blanko
Perhitungan :
%gula sesudah inversi = mg glukosa x fp x 100%
Mg contoh
Total gula sebagai sukrosa (%) = 0,95 x % gula sesudah inversi

b) Penetapan Kadar Logam Arsen (As)


Dasar:
Contoh didestruksi dengan asam membentuk larutan arsen. Larutan As
5+ direduksikan dengan KI menjadi As3+. Larutan As 3+ direaksikan dengan
NaBh4 atau SnCl2 membentuk AsH3 yang dapat dibaca absorbansinya pada
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) pada 193,7 nm.
Reaksi:
As3+ + KI As3+ K+ +I2
As3+ + NaBH4 As3+ + 3HAsH3 As3+ + 3HIon Aerosol Molekul Atom Tereksitasi & Ion + eCara kerja:
a. Ditimbang 5 gram sampel ke dalam labu kjeldahl 250 ml.
b. Ditambahkan 5 ml 10 ml HNO3(p) dan 4ml 8 ml H2SO4(p)
c. Setekah reaksi selesai, dipanaskan dan ditambahkan HNO3(p) sedikit demi
sedikit hingga larutan berwarna coklat atau kehitaman
d. Ditambahkan 2ml HClO4 20% sedikit demi sedikit, dipanaskan hingga
larutan jernih (jika terjadi pengarangan saat penambahan HClO4
ditambahkan sedikit HNO3 pekat
e. Dipindahkan larutan tersebut secara kuantitatif kedalam labu ukur 100 ml
kemudian dihimpitkan hingga tanda tera (larutan I)
f. Dipipet 10 ml larutan As 1000 ppm ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian
diencerkan hingga tanda tera. (larutan As 100 ppm).
g. Dipipet 1 ml larutan As 100 ppm ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian
diencerkan hingga tanda tera ( larutan As 100 ppm)
h. Dibuat deret standar 0;0,01;0,02;0,03;0,04;0,05 ppm dari Larutan As 1 ppm,
diencerkan hingga 100 ml dalam labu ukur 100 ml.
i. Dipipet 25 ml Larutan I.
j. Ditambahkan 2 ml HCL 8 M dan 0.1 ml 20% masing-masing ke dalam deret
standar dan larutan yang dipipet. Didiamkan 2 menit.
k. Dibaca absorbansi pada lamda 193,7 nm

Perhitungan :
Abs Intersep
V. Labu
fp 1000
Slope
=
1000
gram sampel
c) Penetapan Kadar Cemaran Logam Timbal (Pb) dan Cadmium (Cd)
Dasar :
Analisis cemaran logam berbahaya dilakukan berdasarkan pada proses
penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berbeda pada tingkat energi dasar
menggunakan alat spektrofotometer serapan atom (SSA) dengan panjang gelombang
maksimal 283,3 untuk Pb 228,8 nm untuk Cd.

Reaksi:
Pb2+ + 2Cl-

PbCl2

Pb + Cl

Pb*

Pb2+

2e-

Cara Kerja :
1) Ditimbang 2 gram contoh sirup di dalam piala gelas 100 ml.
2) Ditambahkan 25 ml HNO3 pekat dan dilakukan destruksi basah pada suhu 105 C
sampai jernih.
3) Didinginkan dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml diencerkan dihimpitkan
dan dihomogenkan.
4) Dibuat standar induk Pb 1000 ppm. Dibuat deret standar Pb dengan konsentrasi
0,0 ; 0,5 ; 2,0 ; 4,0 ; 8,0 ; 12,0 ppm dalam labu ukur 100 ml.
5) Larutan contoh dan standar diukur dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
Perhitungan:
Ppm Logam = Abs- Intercept x fp x V.Labu x 1000
Slope

1000
Gram sampel

d) Penetapan Kadar Cemaran Logam Timah (Sn)


Dasar:
Analisis cemaran logam berbahaya dilakukan berdasarkan pada proses
penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berbeda pada tingkat energi dasar
menggunakan alat spektrofotometer serapan atom (SSA) dengan panjang gelombang
maksimal 235,5 nm.
Reaksi:
Sn2+ + 2Cl-

SnCl2

Sn + Cl

Sn*

Sn2+ + 2e-

Cara Kerja
1. Ditimbang 2 gram contoh sirup di dalam piala gelas 100 ml.
2. Ditambahkan 25 ml HNO3 pekat dan dilakukan destruksi basah pada suhu 105 C
sampai jernih.
3. Didinginkan dan dimasukkan ke dalam ke dalam labu ukur 100 ml diencerkan
dihimpitkan dan dihomogenkan.
4. Dibuat standar induk Sn 1000 ppm. Dibuat deret standar Sn dengan konsentrasi
0,00;5,00;20,00;40,00;80,00;100,00;140,00 ppm dalam labu ukur 100 ml.
5. Larutan contoh dan standar diukur dengan spektrofotometri serapan atom (SSA)

Perhitungan:
Ppm Logam= Abs-Intercept x fp V.Labu x 1000
Slope

1000

Gram sampel

e) Penetapan Kadar Cemaran Logam Merkuri (Hg)


Dasar :
Senyawa Hg2+ direduksikan dengan SnCl2 membentuk gas atomic Hg yang
sebanding dengan konsentrasi Hg terkandung dalam contoh. Larutan diukur
absorbansinya pada lamda 235.7 nm dengan Spektrofotometer Serapan Atom tanpa
nyala.
Reaksi :
Hg2+ + SnCl2
Hg2O

Hg2O SnCl4
2Hg2+ + O-

Ion Aeorosol Molekul Atom

1. Tereksitasi
2. Ion + e-

Cara Kerja :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.

Ditimbang 5 gram contoh Daun Binahong.


Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml.
Ditambahkan 5 ml HNO3 (P) dan 4 ml H2SO4 (P)
Dihubungkan Erlenmeyer dengan pendingin.
Dipanaskan hingga uapnya hilang, kemudian didinginkan.
Ditambahkan 5 gram hablur KMnO4 sedikit demi sedikit.
Dipanaskan kembali selama 10 menit.
Didinginkan, kemudian ditambahkan 15 ml NH2OH.HCL 20%.
Dipindahkan larutan ke dalam labu ukur 100 ml secara kuantitatif.
Ditambahkan 10 ml SnCl2 10%, dihimpitkan dengan air suling (Larutan I)
Dipipet 10 ml larutan standar Hg 1000 ppm ke dalam labu ukur 100 ml.
Ditambahkan HNO3 4N sebanyak 5 ml.
Diencerkan dengan air suling hingga tanda tera (Larutan Hg 100 ppm)
Dipipet 1 ml Larutan Hg 100 ppm ke dalam labu ukur 100 ml, ditambahan 5
ml HNO3 4N.
Diencerkan dengan air suling hingga tanda tera (Larutan 1 ppm).
Dibuat deret standar Hg 0,10,20,30,40,50 ppb dari Larutan Hg 1 ppm / 1000
ppb.
Masing-masing deret standar ditambahkan 5 ml HNO3 4N, 15 ml
NH2OH.HCL 20% dan 10 ml SnCl2 10%
Dihimpitkan dengan air suling hingga tanda tera.
Dibaca absorbansinya dengan SSA tanpa nyala pada lamda 235,7 nm .

Perhitungan :
Ppm Logam= Abs - Intercept x fp x V.labu x 1000
Slope

1000

Gram sampel

3. Analisis Mikrobiologi
a) Angka Lempeng Total (ALT)
Dasar :
Contoh berupa produk dilakukan pengenceran 10 -1, 10-2, dan 10-3.
dimana contoh dari tiap pengenceran dipipet sebanyak 1 ml lalu diteteskan
kedalam cawan petri steril kemudian dituangkan media PCA dengan suhu
450C. Disiapkan pula cawan petri steril untuk blanko. Diinkubasi selama 24-28
jam pada suhu 370C. Hasil inkubasi dihitung dalam satu koloni.
Cara Kerja :
1.

Tabung-tabung steril untuk pengenceran dan cawan petri steril


disiapkan dan diberi label.

2.

Dibuat pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3.

3.

Dipipet masing-masing 1 ml dari setiap pengencetan pada cawan yang


sesuai, mulai dari contoh terencer.

4.

Dituangkan sebanyak 15 ml media PCA cair (450C) kedalam cawan dan


goyangkan mendatar membentuk angka delapan di atas meja kerja.

5.

Setelah media padat atau membeku, cawan diinkubasi pada suhu 37 0C


selama 24 jam.

6.

Jumlah koloni dihitung.

7.

Perhitungan berdasarkan SPC.

8.

Dihitung jumlah koloni bakteri dengan colony counter.

Perhitungan :

Jumlah Bakteri FP
Gram Contoh

b) Penentuan Bakteri Coliform

Dasar :
Bakteri bentuk coli ditandai dengan terbentuknya gas di dalam tabung durham
yang diidi media Brillian Green Bile Broth (BGBB), diinkubasi selama 24-28 jam pada
suhu 370C.

Cara Kerja :
1. Tabung-tabung steril untuk pengenceran dan cawan petri steril dipersiapkan
dan diberi label.
2. Dibuat pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3.
3. Tabung pengujian masing-masing diisi 5 ml media BGBB, kemudian dibolakbalik sedemikian rupa sampai tabung durham penuh dengan media.
4. Tabung pengujian masing-masing diisi contoh yang sesuai.
5. Satu tabung yang tersisa digunakan sebagai blanko.
6. Kesepuluh tabung dimasukkan ke piala gelas dan diinkubasi pada suhu 37 0C
selama 24 jam, diamati.

c) Penentuan Bakteri Escherichia coli

Dasar :
Contoh berupa produk dilakukan pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3. dimana
contoh dari tiap pengenceran dipipet sebanyak 1 ml lalu diteteskan kedalam cawan
petri steril kemudian dituangkan media Mc Conkey Agar. Disiapkan pula sebuah
cawan petri steril untuk blanko. Diinkubasi selama 24-28 jam pada suhu 370C. Hasil
inkubasi dihitung dalam satu koloni.
Cara Kerja :
1. Tabung-tabung steril untuk pengenceran dan cawan petri steril disiapkan dan
diberi label.
2. Dibuat pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3..
3. Dipipet masing-masing 1 ml dari setiap pengencetan pada cawan yang sesuai,
mulai dari contoh terencer.
4. Dituangkan sebanyak 15 ml media Mc Conkey Agar (45 0C) kedalam cawan
dan goyangkan mendatar membentuk angka delapan di atas meja kerja.
5. Setelah media padat atau membeku, cawan diinkubasi pada suhu 37 0C selama
24 jam.
6. Jumlah koloni dihitung.
7. Perhitungan berdasarkan SPC.
8. Dihitung jumlah koloni bakteri dengan colony counter.

Perhitungan :
. =

Jumlah Bakteri FP
Gram Contoh

d) Penetapan Jumlah Bakteri Salmonella sp.


Dasar :
Contoh berupa produk dilakukan pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3 dimana
contoh dari tiap pengenceran dipipet sebanyak 1 ml lalu diteteskan kedalam cawan
petri steril kemudian dituangkan media Brilliant Green Agar. Disiapkan pula cawan
petri steril untuk blanko. Diinkubasi selama 24-28 jam pada suhu 370C. Hasil inkubasi
dihitung dalam satu koloni.
Cara Kerja :
1. Tabung-tabung steril untuk pengenceran dan cawan petri steril disiapkan dan
diberi label.
2. Dibuat pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3.
3. Dipipet masing-masing 1 ml dari setiap pengencetan pada cawan yang sesuai,
mulai dari contoh terencer.
4. Dituangkan sebanyak 15 ml media Brilliant Green Agar (450C) kedalam cawan
dan goyangkan mendatar membentuk angka delapan di atas meja kerja.
5. Setelah media padat atau membeku, cawan diinkubasi pada suhu 37 0C selama
24 jam.
6. Jumlah koloni dihitung.
7. Perhitungan berdasarkan SPC.
8. Dihitung jumlah koloni bakteri dengan colony counter.
Perhitungan:

Jumlah Bakteri FP
Gram Contoh

e) Penetapan Jumlah Bakteri Stapphylococcus aureus


Dasar :
Contoh berupa produk dilakukan pengenceran 10 -1, 10-2, dan 10-3 dimana
contoh dari tiap pengenceran dipipet sebanyak 1 ml lalu diteteskan kedalam cawan
petri steril kemudian dituangkan media Brilliant Green Agar. Disiapkan pula cawan
petri steril untuk blanko. Diinkubasi selama 24-28 jam pada suhu 370C. Hasil inkubasi
dihitung dalam satu koloni.
Cara Kerja :
1. Tabung-tabung steril untuk pengenceran dan cawan petri steril disiapkan dan
diberi label.
2. Dibuat pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3.
3. Dipipet masing-masing 1 ml dari setiap pengencetan pada cawan yang sesuai,
mulai dari contoh terencer.
4. Dituangkan sebanyak 15 ml media Brilliant Green Agar (450C) kedalam cawan
dan goyangkan mendatar membentuk angka delapan di atas meja kerja.
5. Setelah media padat atau membeku, cawan diinkubasi pada suhu 370C selama
24 jam.
6. Jumlah koloni dihitung.
7. Perhitungan berdasarkan SPC.
8. Dihitung jumlah koloni bakteri dengan colony counter.

Perhitungan:

. =

Jumlah Bakteri FP
Gram Contoh

f) Penentuan Jumlah Kapang dan Khamir


Dasar :
Contoh berupa produk dilakukan pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3 dimana
contoh dari tiap pengenceran dipipet sebanyak 1 ml lalu diteteskan kedalam cawan
petri steril kemudian dituangkan media PDA. Disiapkan pula cawan petri steril untuk
blanko. Diinkubasi selama 48- 72 jam pada suhu 370C. Hasil inkubasi dihitung dalam
satu koloni.
Cara Kerja :
1.

Dipipet 9 ml LF ke dalam tabung reaksi

2.

Diencerkan contoh dengan pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3.

3.

Dipipet 1 ml dari setiap pengenceran ke dalam cawan petri

4.

Dituang 10- 15ml media PDA steril ke dalam cawan petri

5.

Contoh media di homogenkan

6.

Media didiamkan hingga beku dan setelah beku, cawan di balik dan di inkubasi
padsa suhu kamar selama 5 hari.

7.

Dihitung jumlah kapang dan khamir

8.

Dilakukan Blanko

Perhitungan:
Total Kapang =

Jumlah Bakteri FP
Gram Contoh

Total Khamir =

Jumlah Bakteri FP
Gram Contoh

Keterangan :
Koloni kapang transparan dan tampak licin
Koloni khamir tampak berserabut

BAB IV PELAKSANAAN
A. Pelaksana
Pelaksanaan PKT berjudul PEMBUATAN DAN ANALISIS SIRUP DAUN
BIANHONG DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH KIWI dilaksanakan oleh
kelompok PKT 29 kelas XIII-4 Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Bogor yang
beranggotakan:
Ketua

: Diah Ayu Octaviani

Anggota

: Daniel Gunawan
Della Nadya Ayu Aprilia
Gama Rizky Ramadhan

B. Tempat Pelaksanaan
PKT dilaksanakan di beberapa laboratorium, yaitu :
1. Laboratorium Kimia Terpadu I (SMK-SMAK Bogor).
2. Laboratorium Kimia Terpadu II (SMK-SMAK Bogor).
3. Laboratorium Organoleptik (SMK-SMAK Bogor).
4. Laboratorium Mikrobiologi (SMK-SMAK Bogor).

C. Waktu Pelaksanaan
Sintesis dan analisis sirup dari daun binahong yang dilakukan oleh PKT 29
dilakukan mulai bulan Agustus 2014 sampai dengan bulan Oktober 2014.

BAB V ALAT DAN BAHAN


A. Alat dan Bahan Proses Analisis
NO
1

2.

Metode Analisis
Iodometri

Parameter Bahan
Kadar Gula
a. Contoh sirup
Total
b. Air suling
c. Pb asetat
Basa
d. (NH4)2HPO4
10%
e. Larutan Luff
Schrool
f. H2SO4 25%
g. KI 20%
h. Na2S2O3 0,1 N
i. HCl 25 %
j. Indikator kanji

Spektrofotometri Cemaran
serapan Atom ( Logam Pb)
SSA)

Cemaran
Logam Sn)

Cemaran
Logam Hg)

Cemaran
Logam As)

Jumlah
5g
1L
50 ml
50 ml
200 ml
150 ml
100 ml
300 ml
30 ml
5 ml

a. Contoh Sirup

5g

b.
c.
d.
a.

Aquadest
HNO3 pekat
Std induk Pb
Contoh Sirup

1l
30 ml
100 ml
5g

b.
c.
d.
a.

Aquadest
HNO3 pekat
Std induk Pb
Contoh Sirup

1l
30 ml
100 ml
5g

b.
c.
d.
a.

Aquadest
HNO3 pekat
Std induk Pb
Contoh Sirup

1l
30 ml
100 ml
5g

b. Aquadest
c. HNO3 pekat
d. Std induk Pb

1l
30 ml
100 ml

Ket

No
1.

Metode
Analisis
Mikrobiologi

Parameter

Angka Lempeng
Total
Coliform

Eschericia coli

Salmonella Sp.

Staphyyylococcus
Aureus
Kapang dan
Khamir

Bahan
a. Contoh
Sirup
b. Alkohol 70
%
c. BPW
a. Media
PCA
b. BPW
c. Media
BGBB
d. BPW
a. Media Mc
Conkey
b. BPW
a. Media
BGA
b. BPW
a. Media
MSA
b. BPW
a. Media
PDA
b. BPW

Jumlah
5g
250 ml
50 ml
150 ml
50 ml
50 ml
150 ml
50 ml
150 ml
50 ml
150 ml
50 ml
150 ml
50 ml
150 ml

Ket

BAB VI ANGGARAN
A. Anggaran bahan sintesis
Bahan
Daun Binahong
Gula Pasir
CMC
Buah Kiwi
Lemon
Total

Jumlah

Harga

15 lembar
0,75 kg
0,1 kg
0,5 kg
125 g

Rp.
Rp. 6.375,00
Rp. 10.175.00
Rp. 22.500,00
Rp. 3.125,00
Rp. 42,175

B. Anggaran bahan analisis


Bahan
Air suling
Pb asetat Basa
(NH4)2HPO4 10%
Larutan Luff Schrool
H2SO4 98%
KI 20%
Na2S2O3
HCl 25 %
Indikator kanji
HNO3
Alkohol 70 %
Media PCA
Media BGBB
Media PDA
Media MSA
Media Mc conkey agar
Standar Induk :
1. Pb 1000 ppm
2. Cu 1000 ppm
3. Hg 1000 ppm
Jumlah

Jumlah
10 L
20 ml
50 ml
200 ml
50 ml
12,4 g
20 ml
1g
100 ml
500 ml
4,7 g
2g
2g
3g
2,6 g
20 ml
20 ml
20 ml

Harga
Rp.10.000
Rp. 24.560
Rp. 60.900
Rp. 84.600
Rp. 7.560
Rp 36.330
Rp. 12.251
Rp.3.848
Rp.6
Rp.23.160
Rp 8.250
Rp. 9.306
Rp. 2.700
Rp. 2.600
Rp. 6.000
Rp. 2.054
Rp. 35.120
Rp. 34.240
Rp. 36.200
Rp. 399.695

C. Kewirausahan
Nama Bahan

Jumlah

Harga

Kemasan
Label
Tenaga kerja
Biaya listrik
Total

20 buah
20 buah
4 orang
-

Rp8.000,00
Rp3.000,00
Rp5.000,00
Rp16.000,00

Anda mungkin juga menyukai