11.57.06958
11.57.06964
11.57.06973
11.57.07012
Disetujui oleh,
Pembimbing
Dra. Vera Marzuklina, M.Pd.
NIP 19620212 198712 2001
Disahkan oleh,
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Binahong adalah tanaman obat yang tumbuh di dataran rendah maupun
dataran tinggi dan mempunyai banyak khasiat dalam menyembuhkan berbagai
macam penyakit ringan maupun berat . Tanaman ini sudah lama ada di Indonesia ,
tetapi baru akhir- akhir ini menjadi alternatif bagi sebagian orang untuk di jadikan obat
alami
untuk
menyembuhkan
atau
mengurangi
penyakit
ringan
maupun
berat.Tanaman yang konon berasal dari korea ini di konsumsi oleh orang orang
vietnam pada saat perang melawan Amerika Serikat pada tahun 1950 sampai 1970an.
Tanaman ini juga di kenali oleh masyarakat Cina dengan nama Dheng San Chi , dan
telah ribuan tahun di konsumsi oleh Bangsa Tiongkok, Korea ,Taiwan dll. Bagian daun
dari tanaman inilah yang biasanya di jadikan obat selain dari batang dan umbinya .
Terdapat dua variasi tanaman ini yaitu Basella alba yang memiliki daun hijau
gelap dan Basella rubr yang memiliki batang dan tulang dan tulang daun berwarna
merah. Keduanya merupakan tumbuhan herbal yang merambat.Batangnya tidak
berkayu dan sangat lemah , bentuknya bulat , lunak ,dan bercabang. Daun Binahong
bisa di gunakan sebagai obat herbal. Kandungan yang terdapat pada daun binahong
cukup banyak antara lain asam askorbat yang berfungsi sebagai penambah zat
antibodi ,sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh seseorang. Kandungan
Flavonoid berfungsi sebagai antioksidan.
Dalam Binahong juga terdapat alkaloid . Senyawa alkaloid terdapat dalam
radikal bebas yang di teliti memiliki sifat poglikemik,yaitu sifat yang mampu
menurunkan gula darah pada penderita diabetes . Selain itu senyawa terpenoid yang
terdapat dalam daun binahong dapat memulihkan stamina saat dalam keadaan
sembuh dari sakit. Sedangkan kandungan saponin dapat menurunkan kolesterol.
Disamping itu saponin memiliki sifat antioksidan dan antikarsinogenik yang dapat
mencegah timbulnya kanker.
Berdasarkan
penjelasan
diatas,
kelompok
PKT
29
memilih
untuk
penambahan ekstrak buah kiwi . pertimbangan kelompok PKT 29 memilih komoditi ini
adalah karena daun binahong memiliki.
B. Pentingnya Masalah
Pada kenyataannya banyak tanaman binahong yang tidak justru di sia - sia
kan dan tidak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Hal tersebut di karenakan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang khasiat tanaman binahong , sehingga
tidak ada keingintahuan untuk memanfaatkan tanaman ini secara lebih. Dengan
banyaknya penelitian yang membuktikan bahwa daun binahong memiliki
kandungan yang berkhasiat , oleh karena itu kami mengolah daun binahong
menjadi sirup yang berkhasiat dan memiliki cita rasa yang menarik sehingga di
sukai oleh masyarakat.
C. Tujuan
Praktikum Kimia Terpadu (PKT) dengan judul Pembuatan dan Analisis Sirup
Daun Binahong (Anrederacordifolia (Ten.) Steenis) dengan Penambahan ekstrak
Buah Kiwi bertujuan untuk :
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari cara pembuatan sirup dari daun
binahong sengan penambahan ekstrak kiwi sebagai sumber antioksidan.
2. Tujuan Khusus
a.
Mempelajari cara membuat sirup dan menentukan formula terbaik sirup dari
Sirup
Sirup telah dikenal sejak jaman arab kuno sebagai seni pengobatan.
Nama sirup berasal dari bahasa Arab ,Slrab,Scharab atau Scherbet yang
artinya minuman sari gula Sirup adalah sediaan cairan kental untukl
pemakaian dalam yang minimal mengandung 50% sakarosa . Menurut SNI
3544:2013 sirup adalah produk minuman yang di buat dari campuran air dan
gula dengan kadar larutan gula minimal 65% dengan atau tanpa bahan pangan
lain atau bahan tambahan makanan yang di izinkan
Sirup merupakan minuman yang banyak di konsumsi masyarakat
Indonesia , hal ini karena kemudahan dalam menyajikannya . Sirup merupakan
larutan gula pekat yang di pergunakan sebagai bahan minuman dengan atau
tanpa ditambahkan asam, antara lain asam, sitrat, tartrat , atau asam laktat
juga aroma dan zat warna. Sirup temasuk kedalam minuman ringan yang tidak
mengandung alkohol , baik yang berkarbonat maupun yang tidak berkarbonat.
Beberapa jenis sirup yang di kenal adalah sirup glukosa ,friktosa , dan
sirup maltosa. Sirup glukosa adalah sirup yang komponen utamanya D(+)
glukosa dan komponen lainnya yaitu maltose dan polimer dari D-glukosa .Sirup
sukrosa dalah larutan gula pekat yang komponen utamanya adalah sukrosa,
dan sirup fruktosa adalah larutan gula pekat yang komponen utamanya adalah
fruktosa.
Warna dan kejernihan sirup di pengaruhi oleh kandungan komponen
bukan gula terutama logam , mineral, dan bahan organik lainnya. Makin banyak
komponen bukan gula dalam sirup, makin rendah nilai transmisi sirup . Selain
warna dan kejernihan sirup erat pula dengan kesempurnaan proses pemurnian,
sedangkan kualitas di tentukan dari kehomogenannya.
Bau
Rasa
Standar
Normal
Normal
Min. 65 %
Maks. 1,0 mg/kg
Maks. 0,2 mg/kg
Maks. 40 mg/kg
Maks. 0,03 mg/kg
Maks. 0,5 mg/kg
Maks. 5 x 102
Maks. 20 APM/ml
< 3 APM/ml
Negatif/25 ml
Negatif/ml
Maks 1 x 102
B. Daun Binahong
Binahong adalah tanaman obat yang tumbuh di dataran rendah maupun
dataran tinggi dan mempunyai banyak khasiat dalam menyembuhkan berbagai
macam penyakit ringan maupun berat . Tanaman ini sudah lama ada di
Indonesia , tetapi baru akhir- akhir ini menjadi alternatif bagi sebagian orang
untuk di jadikan obat alami untuk menyembuhkan atau mengurangi penyakit
ringan maupun berat.Tanaman yang konon berasal dari korea ini di konsumsi
oleh orang orang vietnam padasaat perang melawan Amerika Serikat pada
tahun 1950 sampai 1970an. Tanaman ini juga di kenali oleh masyarakat Cina
dengan nama Dheng San Chi , dan telah ribuan tahun di konsumsi oleh Bangsa
Tiongkok, Korea ,Taiwan dll. Bagian daun dari tanaman inilah yang biasanya
di jadikan obat selain dari batang dan umbinya .
Klasifikasi ilmiah tanaman Binahong :
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Caryophyllales
Famili: Basellaceae
Genus: Anredera
Spesies: Anrederacordifolia (Ten.) Steenis.
Berdasarkan hasil penelitian, daun binahong mengandung :
1. saponin
2. alkaloid
3. polifenol
2. Polifenol
Senyawa fenol meliputi keragaman senyawa yang berasal dari
tumbuhan , yang mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik. Senyawa fenol
fenol cenderung mudah larut dalam air dengan gula sebagai glikoisida dan
biasanya terdapat dalam vakuola sel. Flavonoid merupakan golongan terbesar
.Flavonoid itu sendiri berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menangkal
radikal bebas.
3. Alkaloid
Alkaloid merupakn golongan tumbuhan sekunder yang terbesar. Pada
umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu
atau lebih atom nitrogen, biasnya dalam gabungan , sebagai bagian dari sitem
siklik .Alkaloid di pergunakan secara luas dalam bidang pengobatan
.auamumnya alkaloid tidak berwarna , bersifat optis aktif dan sedikit yang
berupa cairan pada suhu kamar.
Berikut ini adalah beberapa khasiat dari tanaman ini :
C. Buah Kiwi
Kiwi adalah sejenis buah beri dengan kelompok kultivar dari kayu pohon anggur
Actinidia deliciosa dan hibrida antara ini dan spesies pada genus Actinidia. Actinidia
asli berasal dari Shaanxi, Cina . Buah kiwi yang normal berbentuk oval,. Buah ini kaya
serat, kulit berwarna hijau-kecokelatan dan daging buah berwarna hijau terang atau
kemasan dengan biji kecil, hitam, dan bisa dimakan
Kiwi memiliki rasa yang asam segar. Secara Visual tampilan luarnya seperti
sawo namun memiliki bulu bulu halus . kiwi mengandung banyak vitamin c yang baik
untuk tubuh .
Nilai nutrisi per 100 g (3.5 oz)
Energi
Karbohidrat
14.66 g
Gula
8.99 g
Serat pangan
3.0 g
Lemak
0.52 g
Protein
1.14 g
122 g
0.027 mg (2%)
0.025 mg (2%)
0.341 mg (2%)
Vitamin B6
0.63 mg (48%)
25 g (6%)
Vitamin C
92.7 mg (155%)
Vitamin E
1.5 mg (10%)
Vitamin K
40.3 g (38%)
Kalsium
34 mg (3%)
Besi
0.31 mg (2%)
Magnesium
17 mg (5%)
Fosfor
34 mg (5%)
Kalium
312 mg (7%)
Natrium
3 mg (0%)
Seng
0.14 mg (1%)
Manganese 0.098 mg
CMC adalah selulosa eter non ionik yang di produksi dengan Natrium Mono
Kloroaetat. CMC larut baik dalam air panas maupun air dingin , tetapi tidak larut dalam
pelarut organik. CMC dan senyawa polisakarida lainnya mempunyai peranan sebagai
pembentuk kekerasan , kerenyahan , dan pengentalan ( Whistler dan Daniel, 1990
dalam Chandra ,1997).
Salah satu alasan penggunaan CMC dalam makanan adalah kemampuannya
mengikat air sehingga mencegah sineresis. CMC bersifat higroskopis dan dapat
menyerap air dari udara (Chandra,1997).
Nama Alat
Neraca
Pisau
Alat Pemadu
Kain Saring
Saringan
Gelas
Kulkas
Sendok
Kompor Gas
Panci
Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Nama Bahan
Daun Binahong
Buah Kiwi
Asam Sitrat
Gula Pasir
CMC
Air Mineral
Tabel 4. Kebutuhan Bahan Pembuatan
Jumlah
8g
0,5 g
10 g
1 kg
0,1 g
2L
B.Analisis
Alat alat yang digunakan selama analisis sirup daun binahong dengan
ekstrak buah kiwi adalah sebagai berikut
:
No
1
No
1
Metode Analisis
Organoleptik
Metode Analisis
Iodometri
Parameter
Bau
Rasa
Nama Alat
a. Gelas Plastik
b. Sendok Plastik
c. Baki
Tabel 5. Kebutuhan Alat Analisis Fisika
Ukuran
Jumlah
1 pak
Parameter
Nama Alat
Kadar Gula Total
a. Neraca Digital
b. Pipet Tetes
c. Labu Ukur
d. Gelas Ukur
e. Labu semprot
f. Corong
g. Penyngga
Corong
h. Kertas
Saring
Berabu
i. Kulkas
j. Piala Gelas
k. Piala Gelas
l. Piala Gelas
m. Pipet Volumetri
n. Pipet Volumetri
o. Labu Ukur
p. Termometer
q. Teklu
r. Kaki Tiga
s. Kasa Asbes
t. Pendingin
Tegak
u. Erlenmeyer
Asah
v. Buret
w. Klem dan statif
Penetapan
a. Neraca Digital
Kadar Vitamin C
b. Pipet Tetes
c. Labu Ukur
d. Gelas Ukur
e. Labu semprot
f. Corong
g. Penyngga
Corong
h. Kertas
Saring
Berabu
i. Kulkas
j. Piala Gelas
k. Piala Gelas
l. Piala Gelas
m. Pipet Volumetri
Ukuran
250 ml
50 ml
-
Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 lembar
100 ml
400 ml
800 ml
10 ml
50 ml
100 ml
-
1 buah
1 buah
4 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
300 ml
2 buah
50 ml
250 ml
50 ml
-
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 lembar
100 ml
400 ml
800 ml
10 ml
1 buah
1 buah
4 buah
2 buah
1 buah
1 buah
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
Pipet Volumetri
Labu Ukur
Termometer
Teklu
Kaki Tiga
Kasa Asbes
Erlenmeyer
Asah
u. Buret
v. Klem dan statif
Spektrofotometri Cemaran logam
Serapan
Atom Pb
(SSA)
Cemaran Logam
Sn
Cemaran Logam
Hg
Cemaran Logam
Sn
a. Neraca Digital
b. Penangas
Listrik
c. Pipet Tetes
d. Piala Gelas
e. Piala Gelas
f. Labu Ukur
g. Gelas Ukur
h. Buret
i. Klem dan statif
j. Spektrofotomet
er serapan atom
a. Neraca Digital
b. Penangas
Listrik
c. Pipet Tetes
d. Piala Gelas
e. Piala Gelas
f. Labu Ukur
g. Gelas Ukur
h. Buret
i. Klem dan statif
j. Spektrofotomet
er serapan atom
a. Neraca Digital
b. Penangas
Listrik
c. Pipet Tetes
d. Piala Gelas
e. Piala Gelas
f. Labu Ukur
g. Gelas Ukur
h. Buret
i. Klem dan statif
j. Spektrofotomet
er serapan atom
a. Neraca Digital
b. Penangas
Listrik
c. Pipet Tetes
d. Piala Gelas
e. Piala Gelas
f. Labu Ukur
50 ml
100 ml
300 ml
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
50 ml
400 ml
100 ml
100 ml
50 ml
50 ml
-
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
6 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
400 ml
100 ml
100 ml
50 ml
50 ml
-
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
6 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
400 ml
100 ml
100 ml
50 ml
50 ml
-
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
6 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
400 ml
100 ml
100 ml
50 ml
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
6 buah
1 buah
g.
h.
i.
j.
No
1
Metode Analisis
Mikrobiologi
Parameter
Angka Lempeng
Total
Coliform
Eschericia coli
Salmonella sp.
Staphylococcus
Aureus
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Gelas Ukur
Buret
Klem dan statif
Spektrofotomet
er serapan atom
Nama Alat
Tabung Reaksi
Rak Tabung
Erlenmeyer
Cawan Petri
Pipet Serologi
Pembakar
Spiritus
Inkubator
Tabung Reaksi
Tabung Ulir
Tabung Durham
Rak Tabung
Pipet Serologi
Erlenmeyer
Pembakar
Spiritus
Inkubator
Tabung Reaksi
Rak Tabung
Erlenmeyer
Cawan Petri
Pipet Serologi
Pembakar
Spiritus
Inkubator
Tabung Reaksi
Rak Tabung
Erlenmeyer
Cawan Petri
Pipet Serologi
Pembakar
Spiritus
Inkubator
Tabung Reaksi
Rak Tabung
Erlenmeyer
Cawan Petri
Pipet Serologi
Pembakar
Spiritus
Inkubator
50 ml
-
1 buah
1 buah
1 buah
Ukuran
250 ml
10 ml
10 ml
250 ml
250 ml
10 ml
250 ml
10 ml
-
Jumlah
3 buah
1 buah
3 buah
8 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
10 buah
10 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
250 ml
10 ml
-
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Daun Binahong
Penyaringan
ditambahkan gula
Ditambahkan CMC
B. Metode analisis
1.
Analisis Fisika
a) Metode Organoleptik
Dasar
:
Pengamatan contoh uji dengan indra penciuman dan pengecapan (lidah)
yang dialakukan oleh panels yang mempunyai kompetensi pengujian organoleptic
kemudian dibandingkan dengan standar yang ada.
Cara Kerja
:
1. Ambil contoh secukupnya dan diletakan diatas gelas arloji yang bersih dan
kering
2. Lakukan pengujian dengan mencium dan merasakan contoh uji untuk
mengetahui baunya
3. Lakukan pengerjaan minimal oleh 30 orang panelis atau 1 orang tenaga ahli
Cara Menyatakan Hasil
:
1. Jika tidak tercium bau asing, maka hasil dinyatakan normal
2. Jika tercium bau asing, maka hasil dinyatakan tidak normal
3. Jika tidak terasa rasa asing, maka hasil dinyatakan normal
4. Jika terasa rasa asing, maka hasil dinyatakan tidak normal
2.
Analisis Kimia
a) Penetapan Kadar Gula Total (Dihitung sebagai sukrosa)
Dasar :
Sukrosa dihidrolisis menjadi gula pereduksi sehingga menghasilkan
monosakarida yang bersifat pereduksi. Monosakarida tersebut akan mereduksikan
CuO dalam larutan luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI
berlebih sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut akan dititar dengan
larutan tio. Hasil kali factor kimia dengan kadar gula sebelum dan sesudah inversi
menunjukkan kadar sukrosa.
Reaksi
:
C12H22O11 + H2O
C6H12O6 + C6H12O6
C6H12O6 + 2CuO (berlebih)
Cu2O + C5H11O5COOH
CuO (sisa)
Cu2I2 + I2
I2 + Na2S2O3
2NaI + Na2S4O6
Cara Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Ditimbang 5 gram sampel, lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml, lalu
dihomogenkan
Ditambahkan 5 ml Pb Asetat setengah basa, lalu digoyangkan
Ditetesi 1 tetes larutan (NH4)2HPO4 10%. Bila timbul endapan putih maka
penambahan Pb asetat setengah basa sudah cukup
Ditambahkan 15 ml larutan (NH4)2HPO4 . Untuk menguji Pb asetat setengah
basa sudah diendapkan seluruhnya, diteteskan 1-2 tetes (NH4)2HPO4 10%,
apabila tidak timbul endapan berarti penambahan (NH4)2HPO4 10 % sudah
cukup.
Dihimpitkan dengan air suling, dihomogenkan, di diamkan hingga mengenap
lalu disaring
Dipipet 50 ml filtrate hasil saringan ke dalam labu ukur 100 ml
Ditambahkan 5 ml HCL 25%, dipanaskan pada suhu 68 700C selama 10
menit
Kemudian didinginkan, lalu ditambhkan NaOH 30% sampai netral dengan
indikator PP. Himpitkan hingga tandar tera lalu dikocok 12 kali.
Dipipet 10 ml larutan tersebut lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
Ditambahkan 15 ml air suling dan 25 ml larutan luff, dan batu didih
Dididihkan dalam waktu 3 menit lalu direfluks selama 10 menit
Didinginkan, ditambahkan 25 ml larutan KI 20 % dan 25 ml H2SO4 25%
Dititar dengan larutan tio 0,1 N sampai warna kuning muda
Ditambahkan 1 ml indkator kanji lalu dititar kembali hingga titik akhir putih
susu
Dilakukan minimal duplo dan dilakukan blanko
Perhitungan :
%gula sesudah inversi = mg glukosa x fp x 100%
Mg contoh
Total gula sebagai sukrosa (%) = 0,95 x % gula sesudah inversi
Perhitungan :
Abs Intersep
V. Labu
fp 1000
Slope
=
1000
gram sampel
c) Penetapan Kadar Cemaran Logam Timbal (Pb) dan Cadmium (Cd)
Dasar :
Analisis cemaran logam berbahaya dilakukan berdasarkan pada proses
penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berbeda pada tingkat energi dasar
menggunakan alat spektrofotometer serapan atom (SSA) dengan panjang gelombang
maksimal 283,3 untuk Pb 228,8 nm untuk Cd.
Reaksi:
Pb2+ + 2Cl-
PbCl2
Pb + Cl
Pb*
Pb2+
2e-
Cara Kerja :
1) Ditimbang 2 gram contoh sirup di dalam piala gelas 100 ml.
2) Ditambahkan 25 ml HNO3 pekat dan dilakukan destruksi basah pada suhu 105 C
sampai jernih.
3) Didinginkan dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml diencerkan dihimpitkan
dan dihomogenkan.
4) Dibuat standar induk Pb 1000 ppm. Dibuat deret standar Pb dengan konsentrasi
0,0 ; 0,5 ; 2,0 ; 4,0 ; 8,0 ; 12,0 ppm dalam labu ukur 100 ml.
5) Larutan contoh dan standar diukur dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
Perhitungan:
Ppm Logam = Abs- Intercept x fp x V.Labu x 1000
Slope
1000
Gram sampel
SnCl2
Sn + Cl
Sn*
Sn2+ + 2e-
Cara Kerja
1. Ditimbang 2 gram contoh sirup di dalam piala gelas 100 ml.
2. Ditambahkan 25 ml HNO3 pekat dan dilakukan destruksi basah pada suhu 105 C
sampai jernih.
3. Didinginkan dan dimasukkan ke dalam ke dalam labu ukur 100 ml diencerkan
dihimpitkan dan dihomogenkan.
4. Dibuat standar induk Sn 1000 ppm. Dibuat deret standar Sn dengan konsentrasi
0,00;5,00;20,00;40,00;80,00;100,00;140,00 ppm dalam labu ukur 100 ml.
5. Larutan contoh dan standar diukur dengan spektrofotometri serapan atom (SSA)
Perhitungan:
Ppm Logam= Abs-Intercept x fp V.Labu x 1000
Slope
1000
Gram sampel
Hg2O SnCl4
2Hg2+ + O-
1. Tereksitasi
2. Ion + e-
Cara Kerja :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
Perhitungan :
Ppm Logam= Abs - Intercept x fp x V.labu x 1000
Slope
1000
Gram sampel
3. Analisis Mikrobiologi
a) Angka Lempeng Total (ALT)
Dasar :
Contoh berupa produk dilakukan pengenceran 10 -1, 10-2, dan 10-3.
dimana contoh dari tiap pengenceran dipipet sebanyak 1 ml lalu diteteskan
kedalam cawan petri steril kemudian dituangkan media PCA dengan suhu
450C. Disiapkan pula cawan petri steril untuk blanko. Diinkubasi selama 24-28
jam pada suhu 370C. Hasil inkubasi dihitung dalam satu koloni.
Cara Kerja :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Perhitungan :
Jumlah Bakteri FP
Gram Contoh
Dasar :
Bakteri bentuk coli ditandai dengan terbentuknya gas di dalam tabung durham
yang diidi media Brillian Green Bile Broth (BGBB), diinkubasi selama 24-28 jam pada
suhu 370C.
Cara Kerja :
1. Tabung-tabung steril untuk pengenceran dan cawan petri steril dipersiapkan
dan diberi label.
2. Dibuat pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3.
3. Tabung pengujian masing-masing diisi 5 ml media BGBB, kemudian dibolakbalik sedemikian rupa sampai tabung durham penuh dengan media.
4. Tabung pengujian masing-masing diisi contoh yang sesuai.
5. Satu tabung yang tersisa digunakan sebagai blanko.
6. Kesepuluh tabung dimasukkan ke piala gelas dan diinkubasi pada suhu 37 0C
selama 24 jam, diamati.
Dasar :
Contoh berupa produk dilakukan pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3. dimana
contoh dari tiap pengenceran dipipet sebanyak 1 ml lalu diteteskan kedalam cawan
petri steril kemudian dituangkan media Mc Conkey Agar. Disiapkan pula sebuah
cawan petri steril untuk blanko. Diinkubasi selama 24-28 jam pada suhu 370C. Hasil
inkubasi dihitung dalam satu koloni.
Cara Kerja :
1. Tabung-tabung steril untuk pengenceran dan cawan petri steril disiapkan dan
diberi label.
2. Dibuat pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3..
3. Dipipet masing-masing 1 ml dari setiap pengencetan pada cawan yang sesuai,
mulai dari contoh terencer.
4. Dituangkan sebanyak 15 ml media Mc Conkey Agar (45 0C) kedalam cawan
dan goyangkan mendatar membentuk angka delapan di atas meja kerja.
5. Setelah media padat atau membeku, cawan diinkubasi pada suhu 37 0C selama
24 jam.
6. Jumlah koloni dihitung.
7. Perhitungan berdasarkan SPC.
8. Dihitung jumlah koloni bakteri dengan colony counter.
Perhitungan :
. =
Jumlah Bakteri FP
Gram Contoh
Jumlah Bakteri FP
Gram Contoh
Perhitungan:
. =
Jumlah Bakteri FP
Gram Contoh
2.
3.
4.
5.
6.
Media didiamkan hingga beku dan setelah beku, cawan di balik dan di inkubasi
padsa suhu kamar selama 5 hari.
7.
8.
Dilakukan Blanko
Perhitungan:
Total Kapang =
Jumlah Bakteri FP
Gram Contoh
Total Khamir =
Jumlah Bakteri FP
Gram Contoh
Keterangan :
Koloni kapang transparan dan tampak licin
Koloni khamir tampak berserabut
BAB IV PELAKSANAAN
A. Pelaksana
Pelaksanaan PKT berjudul PEMBUATAN DAN ANALISIS SIRUP DAUN
BIANHONG DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH KIWI dilaksanakan oleh
kelompok PKT 29 kelas XIII-4 Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Bogor yang
beranggotakan:
Ketua
Anggota
: Daniel Gunawan
Della Nadya Ayu Aprilia
Gama Rizky Ramadhan
B. Tempat Pelaksanaan
PKT dilaksanakan di beberapa laboratorium, yaitu :
1. Laboratorium Kimia Terpadu I (SMK-SMAK Bogor).
2. Laboratorium Kimia Terpadu II (SMK-SMAK Bogor).
3. Laboratorium Organoleptik (SMK-SMAK Bogor).
4. Laboratorium Mikrobiologi (SMK-SMAK Bogor).
C. Waktu Pelaksanaan
Sintesis dan analisis sirup dari daun binahong yang dilakukan oleh PKT 29
dilakukan mulai bulan Agustus 2014 sampai dengan bulan Oktober 2014.
2.
Metode Analisis
Iodometri
Parameter Bahan
Kadar Gula
a. Contoh sirup
Total
b. Air suling
c. Pb asetat
Basa
d. (NH4)2HPO4
10%
e. Larutan Luff
Schrool
f. H2SO4 25%
g. KI 20%
h. Na2S2O3 0,1 N
i. HCl 25 %
j. Indikator kanji
Spektrofotometri Cemaran
serapan Atom ( Logam Pb)
SSA)
Cemaran
Logam Sn)
Cemaran
Logam Hg)
Cemaran
Logam As)
Jumlah
5g
1L
50 ml
50 ml
200 ml
150 ml
100 ml
300 ml
30 ml
5 ml
a. Contoh Sirup
5g
b.
c.
d.
a.
Aquadest
HNO3 pekat
Std induk Pb
Contoh Sirup
1l
30 ml
100 ml
5g
b.
c.
d.
a.
Aquadest
HNO3 pekat
Std induk Pb
Contoh Sirup
1l
30 ml
100 ml
5g
b.
c.
d.
a.
Aquadest
HNO3 pekat
Std induk Pb
Contoh Sirup
1l
30 ml
100 ml
5g
b. Aquadest
c. HNO3 pekat
d. Std induk Pb
1l
30 ml
100 ml
Ket
No
1.
Metode
Analisis
Mikrobiologi
Parameter
Angka Lempeng
Total
Coliform
Eschericia coli
Salmonella Sp.
Staphyyylococcus
Aureus
Kapang dan
Khamir
Bahan
a. Contoh
Sirup
b. Alkohol 70
%
c. BPW
a. Media
PCA
b. BPW
c. Media
BGBB
d. BPW
a. Media Mc
Conkey
b. BPW
a. Media
BGA
b. BPW
a. Media
MSA
b. BPW
a. Media
PDA
b. BPW
Jumlah
5g
250 ml
50 ml
150 ml
50 ml
50 ml
150 ml
50 ml
150 ml
50 ml
150 ml
50 ml
150 ml
50 ml
150 ml
Ket
BAB VI ANGGARAN
A. Anggaran bahan sintesis
Bahan
Daun Binahong
Gula Pasir
CMC
Buah Kiwi
Lemon
Total
Jumlah
Harga
15 lembar
0,75 kg
0,1 kg
0,5 kg
125 g
Rp.
Rp. 6.375,00
Rp. 10.175.00
Rp. 22.500,00
Rp. 3.125,00
Rp. 42,175
Jumlah
10 L
20 ml
50 ml
200 ml
50 ml
12,4 g
20 ml
1g
100 ml
500 ml
4,7 g
2g
2g
3g
2,6 g
20 ml
20 ml
20 ml
Harga
Rp.10.000
Rp. 24.560
Rp. 60.900
Rp. 84.600
Rp. 7.560
Rp 36.330
Rp. 12.251
Rp.3.848
Rp.6
Rp.23.160
Rp 8.250
Rp. 9.306
Rp. 2.700
Rp. 2.600
Rp. 6.000
Rp. 2.054
Rp. 35.120
Rp. 34.240
Rp. 36.200
Rp. 399.695
C. Kewirausahan
Nama Bahan
Jumlah
Harga
Kemasan
Label
Tenaga kerja
Biaya listrik
Total
20 buah
20 buah
4 orang
-
Rp8.000,00
Rp3.000,00
Rp5.000,00
Rp16.000,00