Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Disusun oleh :
Rozak Kurnia Arsy 2443019205
Ronado E.N Jemadu 2443019271

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA


SURABAYA
2019

1
PENGESAHAN USULAN PKM PENELITIAN EKSAKTA
1. Judul Kegiatan : Pemamfaatan Kulit Lidah Buaya
menjadi Minuman The Berkualitas
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Rozak Kurnia Arsy
b. NRP : 2443019205
c. Program Studi : S1-Farmasi
d. Universitas : Universitas Katolik Widya
Mandala Surabaya
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Kejawan Gebang Gang XI
No.10 / 082334422181
f. Alamat email : rozakkurniaarsy@gmail.com
4. Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Ronaldo E.N Jemadu
b. NRP : 2443019271
c. Program Studi : S1-Farmasi
d. Universitas : Universitas Katolik Widya
Mandala Surabaya
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Kejawan Gebang Gang XI
No.10 / 082334422181
Alamat email :ronldojemadu04@gmail.com
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Lucia Hendrianti.Si., M.Sc., Apt
b. NIK : 241970282
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : 08121714522
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Yufita R WiliantoS.Farm.,
Apt.,M.Farm.Klin
b. NIK : 241191061
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : 085815492009

2
Surabaya, 3 Desember 2019

Menyetujui,
Ketua Program Studi Dekan Farmasi

(F.V. Lanny Hartanti, S.Si.,M.Sc.) (Sumi Wijaya, Ph.D., Apt)


NIK : 241.03.0558 NRP : 2443016205

Pelaksana Dosen Pendamping

Rozak Kurnia Arsy Lucia Hendrianti.Si., M.Sc., Apt


(NRP : 2443016205) NIK 241970282

Pelaksana Dosen Pendamping

Ronaldo E N Jemadu Yufita R W.Farm., Apt.,M.Farm.Klin


(NRP : 2443016271) NIK 241191061

3
RINGKASAN

Abstrak Latar Belakang :


Lidah buaya (Aloe vera) berasal dari Afrika dan masuk ke Indonesia sekitar
abad ke 17. Lidah termasuk tanaman dari suku Liliaceae dan dikelompokan pada
tanaman hortikultura. Lidah buaya berguna untuk bahan baku kosmetik, makanan
dan minuman atau sebagai obat tradisional. Lidah buaya mengandung semua jenis
vitamin kecuali vitamin D, mineral yang diperlukan untuk fungsi enzim, saponin
yang berfungsi sebagai anti mikroba dan 20 dari 22 jenis asam amino. Dalam
percobaannya untuk perawatan kulit, Aloe vera dapat menghilangkan jerawat,
melembabkan kulit, detoksifikasi kulit, penghapusan bekas luka dan tanda,
mengurangi peradangan serta perbaikan dan peremajaan kulit. Aloe vera juga
mengandung asam folik yang melindungi sistem kekebalan tubuh dan kesehatan
tubuh yang seingkali terfleksi.

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Lidah buaya (Aloe Vera) adalah salah satu tanaman obat tradisional yang
termasuk ke dalam suku Liliceae, sering ditanam dalam pot atau halaman rumah
hanya saja khasiatnya belum digunakan secara optimal, padahal lidah buaya ini
memiliki kandungan berbagai macam zat aktif yang dapat menyembuhkan penyakit.
Khasiatnya sebenarnya sangat beragam mulai dari menyehatkan rambut, mengobati
luka bakar, hingga aneka minuman sari lidah buaya (Fumawanthi, 2003).
Lidah buaya merupakan tanaman sukulen tahunan, daunnya berdaging tebal
dan banyak mengandung lendir atau gel. Batang tananan lidah buaya berserat atau
berkayu. Pada umumnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat karena tertutup oleh
daun yang rapat dan sebagian terbenam di dalam tanah. Daun lidah buaya berbentuk
tombak dengan helaian memanjang, berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau
keabu-abuan, dan memiliki lapisan lilin dipermukaan. Berdasarkan catatan sejarah,
tanaman lidah buaya berasal dari Afrika yaitu Mediterania, masuk ke Indonesia oleh
para pedagang China. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah panas maupun dingin,
dan di dataran tinggi maupun rendah. Daerah pembudidayaan tanaman lidah buaya
umumnya ada di berbagai tempat di Indonesia, namun yang terbesar adalah di
Pontianak, Kalimantan Barat. Di daerah tersebut lidah buaya menjadi komoditas
agribisnis unggulan karena diolah secara beragam dan memiliki banyak penggemar.
Hampir sebanyak 80% hasil panen dipasok untuk memenuhi kebutuhan industri
lokal, sedangkan selebihnya diekspor. Wong Coco, salah satu produsen aneka olahan
minuman juga memperoleh bahan baku dari daerah tersebut.
Keistimewaan lidah buaya ini terletak pada gel-nya yang dapat membuat
kulit tidak cepat kering dan selalu kelihatan lembab, hal ini dikarenakan adanya
senyawa lignin dan polisakarida yang memberi kemampuan untuk menembus kulit
secara baik sekaligus sebagai media pembawa zat nutrisi kulit, tingkat kadar
keasaman (PH) yang sama dengan kulit manusia membuat lidah buaya aman
digunakan sebagai kosmetik kulit. Kandungan senyawa kimia pelepah lidah buaya
lebih dari 200 jenis. Bagian terbesar kandungan gel lidah buaya adalah air (98,5%),
karbohidrat (0,3%), asam amino, lipid, sterol, tanin, dan beberapa enzim. Asam

5
amino yang terkandung didalamnya dapat membantu perkembangan sel-sel baru,
sekaligus menghilangkan sel-sel yang telah mati. Selain itu, gel yang terkandung
dalam lidah buaya mengandung Aloectin B yang berguna sebagai pelindung luka dan
mempercepat tingkat penyembuhan sehingga banyak digunakan untuk mengobati
luka bakar. Menurut seorang pengamat makanan kesehatan (suplemen), Dr. Freddy
Wilmana, MFPM, Sp.FK, Aloe vera mengandung 72 jenis zat yang diperlukan oleh
tubuh dan 18 diantaranya adalah asam amino, karbohidrat, lemak, air, vitamin,
mineral, enzim, hormon, dan zat golongan obat lain seperti antibiotik, antiseptik,
antibakteri, antikanker, antivirus, antijamur, antiinfeksi, antiperadangan,
antipembengkakan, antiparkinson, antiaterosklerosis, serta antivirus yang resisten
terhadap antibiotik.
Manfaat produk yang dihasilkan dari lidah buaya dapat berupa shampo, pasta
gigi, makanan, dan aneka macam kosmetik lainnya bahkan ada yang dijual dalam
bentuk minuman sari lidah buaya dan koktail. Kegunaannya bagi kesehatan manusia
antara lain untuk mengobati sakit kepala/pusing, sembelit, luka bakar/infeksi, kejang
pada anak, kurang gizi, batuk rejan, muntah darah, kencing manis, wasir, peluruh
haid dan penyubur rambut.
Melihat manfaat yang begitu besar tersebut tidak salah jika lidah buaya
mampu menjadi tanaman unggulan di Kalimantan Barat khususnya Pontianak.
Namun, pemanfaatannya kebanyakan hanya berfokus pada penggunaan daging buah,
dan untuk kulit masih menjadi limbah. Tetapi sebenarnya untuk kulit lidah buaya
juga bisa di manfaatkan sebagai bahan pangan berupa teh lidah buaya, sehingga
dalam hal ini dapat memanfaatkan limbah yang tidak digunakan menjadi alternative
pangan yang bernilai ekonomis. Teh lidah buaya merupakan bentuk olahan dari kulit
lidah buaya yang dapat di sedu seperti meminum teh dari daun teh. Teh lidah buaya
memiliki khasiat untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap beberapa jenis
penyakit, menghilangkan stres, menyembuhkan sakit pencernaan dan mengeluarkan
sisa zat kimia dari tubuh. Antioksidan yang terkandung dalam teh lidah buaya pun
tinggi sehingga produk teh lidah buaya akan sangat bermanfaat untuk menjaga
kesehatan dan mengobati penyakit.
Di Jawa, pembudidayaan lidah buaya bisa dikatakan tidak sebesar seperti di
Pontianak sehingga peluang usaha teh lidah buaya sangat besar. Dari uraian

6
tersebutlah penulis tertarik untuk mencoba memanfaatkan kulit daun lidah buaya
sebagai minuman teh berkhasiat tinggi, karena selain masih minimnya pesaing dan
sifat masyarakat saat ini yang cenderung menyukai produk terobosan baru, produk
teh lidah buaya ini berpeluang untuk semakin memperkenalkan lidah buaya sebagai
tanaman obat bernilai tinggi.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Program ini akan difokuskan pada pemecahan masalah-masalah yang
dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana proses pembuatan teh berbahan dasar kulit lidah buaya (Aloe Vera)?
2. Bagaimana strategi pemasaran yang tepat untuk memasarkan teh berbahan dasar
kulit lidah buaya (Aloe Vera)?
3. Bagaimana analisa ekonomi tentang usaha teh berbahan dasar kulit lidah buaya (Aloe
Vera)?

2 TUJUAN
Tujuan dari Program Kreativitas Mahasiswa ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan proses pembuatan teh berbahan dasar kulit lidah buaya (Aloe Vera).
2. Mengembangkan strategi pemasaran yang tepat untuk memasarkan teh berbahan
dasar kulit lidah buaya (Aloe Vera).
3. Mendeskripsikan analisa ekonomi tentang usaha teh berbahan dasar kulit lidah buaya
(Aloe Vera).

3 LUARAN YANG DIHARAPKAN


Adapun luaran yang diharapkan dari Program Kreativitas Mahasiswa di
bidang kewirausahaan ini adalah produk teh berbahan dasar kulit lidah buaya (Aloe
Vera) yang memiliki khasiat tinggi dan bernilai ekonomis.

4 KEGUNAAN
Adapun kegunaan dari Program Kreativitas Mahasiswa ini sebagai berikut.
1. Bagi Masyarakat

7
a. Meningkatkan pendapatan masyarakat dengan adanya peluang usaha baru, yaitu
pembuatan teh dari kulit lidah buaya.
b. Menambah nilai ekonomi lidah buaya di Indonesia.
c. Memperkenalkan khasiat lidah buaya kepada masyarakat bukan hanya sebagai
shampoo atau tanaman hias.
d. Mengurangi pengangguran di Indonesia
2. Bagi Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan mahasiswa.
b. Sebagai upaya pengaplikasian pengetahuan yang telah dimiliki sehingga mampu
menciptakan produk yang berguna bagi masyarakat dan bernilai ekonomis.
c. Mengembangkan usaha teh lidah buaya dengan memanfaatkan kulit lidah buaya
yang berkhasiat tinggi dan bernilai ekonomis.

8
BAB II
TINJUAN LIDAH BUAYA
Tanaman lidah buaya (Aloe vera L ) berasal dari Afrika. Aloe vera berasal
dari kata Alloeh dalam bahasa Arab berarti sangat pahit, Vera berasal dari kata verus
yang berarti betul-betul. Menurut Wahyono dan Koesnandar (2002), di Indonesia
dikenal sebagai lidah buaya, di Malaysia disebut jadam dan di Prancis, Jerman dan
lain-lain disebut Aloe. Berikut adalah kedudukan taksonomi dari lidah buaya
menurut Furnawanthi (2002).
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliflorae
Suku : Liliaceae
Marga : Aloe
Jenis : Aloe barbadensis Miller
Lidah Buaya atau Aloe vera merupakan sejenis tanaman berduri yang berasal
dari daerah kering di benua Afrika. Tamanan Lidah Buaya ini telah dikenal dan
digunakan sejak ribuan tahun yang lalu karena khasiat dan manfaatnya yang luar
biasa. Fakta sejarah yang ada menyebutkan bahwa Bangsa Mesir kuno telah
mengetahui manfaat lidah buaya sebagai tanaman kesehatan sejak tahun 1500 SM
karena manfaat lidah buaya yang begitu luar biasa, bangsa Mesir kuno menyebut
tanaman lidah buaya sebagai tanaman keabadian.
Tanaman lidah buaya (Aloe vera L.) merupakan tanaman yang banyak
tumbuh pada iklim tropis ataupun subtropis dan sudah digunakan sejak lama karena
fungsi pengobatannya. Lidah buaya dapat tumbuh di daerah beriklim dingin dan juga
di daerah kering, seperti Afrika, Asia dan Amerika. Hal ini disebabkan bagian
stomata daun lidah buaya dapat tertutup rapat pada musim kemarau karena untuk
menghindari hilangnya air daun. Lidah buaya dapat tumbuh pada suhu optimum
untuk pertumbuhan berkisar antara 16-33oC dengan curah hujan 1000-3000 mm
dengan musim kering agak panjang, sehingga lidah buaya termasuk tanaman yang
efisien dalam penggunaan air (Furnawanthi, 2002).
Tanaman lidah buaya merupakan tanaman serofit tahunan yang efisien dalam
penggunaan air karena hanya memerlukan sedikit air untuk pertumbuhannya
sehingga dapat tumbuh di daerah basah maupun kering dengan daya adaptasi yang
tinggi (Sudarto, 1997). Ciri khas pada tanaman lidah buaya adalah termasuk tanaman
CAM yang stomatanya tertutup pada siang hari dan terbuka pada malam hari dengan
sturuktur daun yang dapat memungkinkan kehilangan air secara minimal apabila
stomata tertutup, menurunkan transpirasi lebih rendah dari fotosintesis sehingga
efesiensi pemakaian air lebih tinggi daripada kebanyakan spesies lainnya (Gardner et
al., 1991).
Peranan air bagi tumbuhan sangat penting, karena lebih dari 80 % berat
basah jaringan tumbuhan terdiri dari air. Pada lidah buaya, komponen terbesar dari

9
gel daun adalah air yaitu sekitar 99,5 % (Yuliani et al., 1994). Oleh karena itu
ketersediaan air yang merupakan salah satu faktor pembatas pertumbuhan dan
perkembangan tanaman lidah buaya.
Fungsi air menurut (Tjondronegoro et al. 1999) adalah senyawa utama
protoplasma, pelarut yang membawa nutrien mineral dari tanah ke dalam tumbuhan,
merupakan media bagi reaksi-reaksi metabolisme, pereaksi penting dalam
fotosintesis dan proses-proses hidrolitik, turgiditas, pertumbuhan sel,
mempertahankan bentuk daun, operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan.

10
BAB III
METODE PENELITIAN
Usaha teh dari kulit lidah buaya merupakan salah satu jenis usaha
baru yang sangat berpotensi di Indonesia khususnya di Jawa. Dengan produk
baru yang belum mendapatkan pesaing dan bahan baku yang cukup mudah
didapat, akan sangat besar potensi perkembangan usaha teh jika dikelola
dengan baik khususnya di Jawa. Kulit lidah buaya didapatkan dari sisa
pengolahan daun lidah buaya yang telah diambil daging buahnya yaitu di
industri pengolahan lidah buaya, dan apabila memungkinkan bisa juga dari
daerah Pontianak yang merupakan daerah budidaya lidah buaya terbesar di
Indonesia, tanaman lidah buaya yang berasal dari Pontianak (Aloe Vera
Chinensis) merupakan tanaman lidah buaya terunggul di Indonesia dan
bahkan telah mendapat pengakuan dari dunia internasional. Tanaman jenis ini
setiap pelepahnya memiliki berat sekitar 0.8 – 1.2 kg dan dapat dipanen
setiap bulan sejak bulan ke 10 -12 setelah penanaman hingga tahun ke 5.
Mutu panen setiap pelepah sebagian besar tergolong mutu A yaitu tanpa cacat
atau serangan hama penyakit daun. Berbeda dengan tanaman lidah buaya
yang dibudidayakan di luar Pontianak, seperti di Amerika dan Cina, setiap
pelepahnya memiliki berat hanya berkisar 0.5 - 0.6 kg dan dipanen hanya 1
kali setahun karena kendala musim dingin.
Produsen dalam skala industri yang telah mengolah pelepah daun
lidah buaya menjadi makanan siap santap (dalam bentuk coktail) adalah PT.
Niramas dengan merek dagang Inaco dan PT. Keong Nusantara Abadi yang
menggunakan merek Wong Coco sedangkan eksportir pelepah segar yang
tercatat diantaranya adalah PT. Sumber Aloe Vera. Namun demikian tidak
semua daerah budidaya di Indonesia khusunya Jawa yang menjual kulit lidah
buaya, cara yang paling lazim adalah dengan membeli daun lidah buaya yang
masih terdapat daging buahnya.
Jika memilih alternatif membeli daun lidah buaya yang masih terdapat
daging buahnya, maka kita bisa mengolah daging lidah buaya tersebut
ataupun kita jual kembali ke pasar yang membutuhkan. Namun harga daun

11
lidah buaya yang masih berisi daging buah terbilang cukup mahal, oleh
karena itu jika kita menginginkan membeli kulit daun lidah buaya saja maka
kita harus mendatangkannya dari Pontianak. Di daerah Pontianak sendiri
sebenarnya kulit lidah buaya sudah diketahui kandungan gizinya akan tetapi
pemanfaatannya masih terbilang rendah, bahkan kebanyakan tidak
dimanfaatkan atau dibuang sebagai limbah. Dengan adanya situasi demikian
kita dapat memanfaatkan kulit daunnya untuk dibeli dengan harga yang lebih
murah dengan jumlah yang besar pula.
Proses pembuatan teh dari kulit lidah buaya sendiri terbilang mudah
karena tidak memerlukan waktu yang lama dan hasil produk pun tahan lama
seperti layaknya teh tubruk lain. Adapun langkah-langkah pembuatan teh
berbahan kulit lidah buaya sebagai berikut.
1. Kulit daun lidah buaya dicuci hingga bersih untuk kemudian ditiriskan.
2. Kulit daun yang sudah dicuci tersebut dipotong kecil-kecil dan dirajang
seperti daun teh.
3. Jemur atau panaskan dibawah terik sinar matahari selama kurang lebih 4
hari atau lebih sampai mengering.
4. Setelah kering, teh lidah buaya siap untuk di pack ke dalam wadah botol
kecil.
5. Teh lidah buaya siap untuk dipasarkan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Pedoman Bertanam Lidah Buaya. [Tim Karya Tani Mandiri].
Nuansa Aulia. Bandung. 14-24 hal.
Astawan, M dan Wahyuni. 1991. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Tepat
Guna. Akademi Pressindo. Jakarta.
Departemen Kesehatan (Depkes) R.I. 1992. Undang-Undang Kesehatan No
23 Tahun 1992. Tentang Kesehatan. Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai