Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN KOMPLEMENTER ALTERNATIF

KOMPLEMENTER HERBAL : GEL LIDAH BUAYA

Fasilitator :
Elida Ulfiana S.Kep.,Ns., M.Kep.

Disusun Oleh :
SGD 3 / A1 – 2016
1. Nabila Hanin Lubnatsary 131611133011
2. Dita Fajrianti 131611133014
3. Fitrianti Umayroh Mahardika 131611133047
4. Gita Shella Madjid 131611133049
5. Mudrika Novita Sari 131611133050
6. Galang Hashfiansyah 131611133051
7. Annisa Fitriani Purnamasari 131611133052
8. Desti Nayunda Lulu 131611133137
9. Jafar Lapandewa 131811123069

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat


dan Nikmat-
Allah kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Komplementer
Herbal : Lidah Buaya” ini dengan lancar dan tepat pada waktunya.

Hasil laporan ini disusun khusus untuk memenuhi tugas Keperawatan


Komplementer Alternatif Semester 7 tahun ajaran 2019/2020. Pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada:
1. Bu Elida Ulfiana S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Fasilitator Kelompok 3
Keperawatan Kompementer Alternatif.
2. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan makalah ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Kami menyadari sebagai manusia kami banyak kekurangan. Oleh karena itu
dengan kerendahan hati, kami mohon pembaca berkenan memberikan kritik dan
saran demi penyempurnaan pembuatan makalah berikutnya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi kelompok kami.

Surabaya, 30 Agustus 2019

SGD 3
A1/2016

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1


1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2
1.3 Tujuan .............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Lidah Buaya ....................................................................................................3
2.1.1 Bagian-Bagian Lida Buaya ......................................................................3
2.1.2 Klasifikasi Lidah Buaya ..........................................................................4
2.1.3 Kandungan Kimia Lidah Buaya ..............................................................5
2.1.4 Manfaat dan Khasiat Lidah Buaya ..........................................................6
2.2 Prosedur Kerja ................................................................................................9
2.2.1 Alat ..........................................................................................................9
2.2.2 Bahan .......................................................................................................9
2.2.3 Cara Membuat .........................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................10
BAB IV PENUTUP ..............................................................................................12
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................12
4.2 Saran .............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Luka merupakan perubahan kontinuitas jaringan secara seluler dan
anatomi, yang dapat terjadi pada kulit ataupun mukosa mulut dan berlanjut pada
proses penyembuhan luka. Misalnya saja luka bakar. Luka bakar termasuk
kecelakaan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari khususnya di rumah
tangga (Novitasari, 2018). Proses penyembuhan luka pada dasarnya merupakan
suatu proses seluler yang kompleks dan berfokus untuk mengembalikan
keutuhan struktur dan fungsi jaringan yang rusak melalui tiga fase, yaitu fase
inflamasi, fase proliferasi, dan fase remodeling (Emilia Fisilya Ruauw, 2016).
Sejak jaman dahulu, masyarakat Indonesia sudah mengenal pengobatan dengan
obat-obatan tradisional yang dibuat dari tanaman berkhasiat. Salah satu
tanaman di Indonesia yang memiliki khasiat untuk pengobatan luka bakar
adalah lidah buaya atau dikenal dengan aloevera.
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keanekaragaman
hayati terutama pada jenis berbagai tumbuhan yang diantaranya mempunyai
potensi sebagai tanaman obat namun belum banyak dikembangkan. Di
Indonesia dikenal lebih dari 20.000 jenis tumbuhan obat, namun baru 1000 jenis
tanaman telah terdata dan baru sekitar 300 jenis yang sudah dimanfaatkan untuk
pengobatan tradisional. Di beberapa negara Asia dan Afrika, hingga 80% dari
populasi bergantung pada obat tradisional untuk kebutuhan utama mereka
dalam merawat kesehatan. Ketika diterapkan di luar budaya tradisional, obat
tradisional sering disebut pengobatan komplementer dan alternative. Hampir
empat miliar jenis tanaman digunakan di seluruh dunia sebagai obat,
Oleh karena itu, untuk memperdalam pengetahuan pada makalah ini
kelompok kami akan membahas mengenai kandungan dan khasiat aloevera
yang dapat digunakan dalam area kesehatan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja kandungan yang terdapat di dalam aloevera?
2. Apa saja manfaat dari aloevera?
3. Bagaimana tahapan dalam membuat gel aloevera?
4. Bagaimana pemanfaatan gel aloevera di dalam penelitian yang sudah ada?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui kandungan dan khasiat dari aloevera.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui inovasi yang dapat diolah dari bahan dasar lidah buaya
untuk terapi komplementer.
2. Mengetahui kegunaan aloevera pada penelitian yang sudah ada.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lidah Buaya


Lidah buaya (Aloe vera) adalah sejenis tumbuhan yang sudah dikenal
sejak ribuan tahun silam dapat digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh
luka, dan untuk perawatan kulit. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, manfaat tanaman lidah buaya berkembang sebagai bahan baku
industri farmasi dan kosmetika, baik secara langsung dalam keadaan segar atau
diolah oleh perusahaan dan dipadukan dengan bahan-bahan yang lain, serta
sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan (Sudarto, 1997).
Tanaman lidah buaya dapat tumbuh didaerah kering, seperti Afrika,
Asia dan Amerika. Hal ini disebabkan bagian stomata daun lidah buaya dapat
tertutup rapat pada musim kemarau untuk menghindari hilangnya air di daun.
Lidah buaya juga dapat tumbuh di daerah iklim dingin. Lidah buaya termasuk
yang efisien dalam penggunaan air, karena dari segi fisiologi tumbuhan,
tanaman ini termasuk tanaman yang tahan kekeringan (Furnawanthi, 2002).
Lidah buaya dapat tumbuh dari daerah dataran rendah sampai daerah
pegunungan. Daya adaptasi tinggi sehingga tempat tumbuhnya menyebar
keseluruh dunia mulai daerah tropika sampai ke daerah sub tropika. Tanah yang
dikehendaki lidah buaya adalah tanah subur, kaya bahan orgaik dan gembur.
kedalaman 30 cm kesuburan tanah sangat diperlukan, karena akarnya yang
pendek, tanaman ini tumbuh baik di daerah bertanah gambut yang pH nya
rendah.
2.1.1 Bagian-Bagian Lidah Buaya
1. Batang
Batang tanaman lidah buaya berserat atau berkayu. Pada
umumnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat karena tertutup
oleh daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Namun,
ada juga beberapa species yang berbentuk pohon dengan ketinggian
3 – 5 m. Spesies ini dapat dijumpai di gurun Afrika Utara dan

3
Amerika. Melalui batang ini akan tumbuh tunas yang akan menjadi
anakan.
2. Daun
Seperti halnya tanaman berkeping satu lainnya, daun lidah
buaya berbentuk tombak dengan helaian memanjang. Daunnya
berdaging tebal tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan dan
mempunyai lapisan lilin dipermukaan, serta bersifat sukulen, yakni
mengandung air, getah, atau lendir yang mendominasi daun. Bagian
atas daun rata dan bagian bawahnya membulat (cembung). Di daun
lidah buaya muda dan anak terdapat bercak berwarna hijau pucat
sampai putih. Bercak ini akan hilang saat lidah buaya dewasa. Namun
tidak demikian halnya dengan tanaman lidah buaya jenis kecil atau
lokal. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor genetiknya. Sepanjang
tepi daun berjajar gerigi atau duri yang tumpul dan tidak berwarna.
3. Bunga
Bunga lidah buaya berbentuk terompet atau tabung kecil
sepanjang 2-3 cm, berwarna kuning sampai orange, tersusun sedikit
berjungkai melingkari ujung tangkai yang menjulang ke atas
sepanjang sekitar 50 – 100 cm.
4. Akar
Lidah buaya mempunyai sistem perakaran yang sangat
pendek dengan akar serabut yang panjangnya bisa mencapai 30 – 40
cm.

2.1.2 Klasifikasi Lidah Buaya


- Kingdom : Plantae
- Divisi : Angiospermae
- Kelas : Monocotyledoneae
- Bangsa : Liliales
- Suku : Liliaceae
- Marga : Aloe
- Jenis : Aloe vera (Hutapea, 1993)

4
2.1.3 Kandungan Kimia Lidah Buaya
Zat aktif yang dikandung lidah buaya yang berperan sebagai
penyembuh luka yaitu :
1. Flavonoid, merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar
dan terdapat dalam semua tumbuhan hijau dan memiliki senyawa
metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman hijau, kecuali alga.
Dalam lidah buaya ini flavonoid berfungsi sebagai antibakteri,
antioksidan, dan dapat menghambat pendarahan pada kulit.
2. Tanin, merupakan senyawa organik yang terdiri dari campuran
senyawa polifenol kompleks. Tanin tersebar dalam setiap tanaman
yang berbatang. Tanin berada dalam jumlah tertentu, biasanya berada
pada bagian yang spesifik tanaman seperti daun, buah, akar dan
batang. Tanin merupakan senyawa kompleks, biasanya merupakan
campuran polifenol yang sukar untuk dipisahkan karena tidak dalam
bentuk kristal (Robert,1997).
3. Saponin, adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam
tumbuhan. Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga
ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih
yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut dalam air dan tidak
larut dalam eter. Saponin memiliki rasa pahit menusuk dan
menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir. Saponin
merupakan racun yang dapat menghancurkan butir darah atau
hemolisis pada darah. Saponin bersifat racun bagi hewan berdarah
dingin dan banyak diantaranya digunakan sebagai racun ikan.
Saponin yang bersifat keras atau racun biasa disebut sebagai
Sapotoksin (Robert, 1997).
4. Polifenol, merupakan senyawa turunan fenol yang mempunyai
aktivitas sebagai antioksidan. Antioksidan fenolik biasanya
digunakan untuk mencegah kerusakan akibat reaksi oksidasi pada
makanan, kosmetik, farmasi dan plastik. Fungsi polifenol sebagai
penangkap dan pengikat radikal bebas dari rusaknya ion ion logam.

5
Kelompok tersebut sangat mudah larut dalam air dan lemak serta
dapat bereaksi dengan vitamin C dan E (Anief, 1997).
5. Steroid, merupakan bagian yang penting dari senyawa organik dan
seringkali berfungsi sebagai nukleus. Salah satu jenis steroid, yakni
kolesterol mempunyai peranan yang vital bagi fungsi-fungsi selular
dan menjadi substrat awal bagi vitamin yang larut dalam lemak, dan
hormon steroid. Steroid sebagai anti-inflamatory, bersifat antiseptik
dan penghilang rasa sakit.

Lidah buaya mempunyai kandungan zat gizi yang diperlukan


tubuh dengan cukup lengkap, yaitu vitamin A, B1, B2, B3, B12, C, E,
choline, inositol dan asam folat. Kandungan mineralnya antara lain
terdiri dari kalsium (Ca), magnesium (Mg), potasium (K), sodium (Na),
besi (Fe), zinc (Zn) dan kromium (Cr). Beberapa unsur vitamin dan
mineral tersebut dapat berfungsi sebagai pembentuk antioksidan alami,
seperti vitamin C, vitamin E, vitamin A, magnesium dan Zinc.
Antioksidan ini berguna untuk mencegah penuaan dini, serangan jantung
dan berbagai penyakit degeneratif. Daun lidah buaya segar mengandung
enzim amilase, catalase, cellulase, carboxypeptidase dan lain - lain.
Selain itu, lidah buaya juga mengandung sejumlah asam amino arginin,
asparagin, asam aspatat, alanin, serin, valin, glutamat, treonin, glisin,
lisin, prolin, hisudin, leusin dan isoleusin.

2.1.4 Manfaat dan khasiat Lidah Buaya


Secara umum bagian - bagian dari tanaman lidah buaya yang
sering dimanfaatkan adalah :
1. Daun dapat digunakan langsung, baik secara tradisional maupun
dalam bentuk ekstra.
2. Eskudat (getah daun yang keluar bila dipotong, berasa pahit dan
kental) secara tradisional biasanya digunakan langsung untuk
pemeliharaan rambut, penyembuhan luka dan sebagainya.
3. Gel (bagian berlendir yang diperoleh dengan menyayat bagian dalam
daun setelah eksudat dikeluarkan), bersifat mendinginkan dan mudah

6
rusak karena oksidasi sehingga dibutuhkan proses pengolahan lebih
lanjut agar diperoleh gel yang stabil dan tahan lama. Gel lidah buaya
mengandung karbohidrat tercerna, sehingga dapat digunakan sebagai
minuman diet. Gel lidah buaya tersusun oleh 96 persen air dan 4
persen padatan yang terdiri dari 75 komponen senyawa berkhasiat.
Khasiat hebat yang dimiliki aloe vera sangat terkait dengan 75
komponen tersebut secara sinergis.
4. Selain menyuburkan rambut, lidah buaya juga dikenal berkhasiat
untuk mengobati sejumlah penyakit. Di antaranya diabetes melitus
dan serangan jantung.Seorang peracik obat-obatan tradisional
berkebangsaan Yunani bernama Dioscordes, menyebutkan bahwa
lidah buaya dapat mengobati berbagai penyakit. Misalnya bisul, kulit
memar, pecah-pecah, lecet, rambut rontok, wasir, dan radang
tenggorokan. Dalam laporannya, Fujio L. Panggabean, seorang
peneliti dan pemerhati tanaman obat, mengatakan bahwa keampuhan
lidah buaya tak lain karena tanaman ini memiliki kandungan nutrisi
yang cukup bagi tubuh manusia. Hasil penelitian lain terhadap lidah
buaya menunjukkan bahwa karbohidrat merupakan komponen
terbanyak setelah air, yang menyumbangkan sejumlah kalori sebagai
sumber tenaga.
5. Dari sekitar 200 jenis tanaman lidah buaya, yang baik digunakan
untuk pengobatan adalah jenis Aloevera Barbadensis miller. Lidah
buaya jenis ini mengandung 72 zat yang dibutuhkan oleh tubuh.Di
antara ke-72 zat yang dibutuhkan tubuh itu terdapat 18 macam asam
amino, karbohidrat, lemak, air, vitamin, mineral, enzim, hormon, dan
zat golongan obat. Antara lain antibiotik, antiseptik, antibakteri,
antikanker, antivirus, antijamur, antiinfeksi, antiperadangan,
antipembengkakan, antiparkinson, antiaterosklerosis, serta antivirus
yang resisten terhadap antibiotik.
6. Lidah buaya juga ada yang berfungsi sebagai pembentuk antioksidan
alami. Misalnya vitamin C, vitamin E, dan zinc. Antioksidan itu
berguna untuk mencegah penuaan dini, serangan jantung, dan

7
beberapa penyakit degeneratif. Lidah buaya bersifat merangsang
pertumbuhan sel baru pada kulit. Dalam lendir lidah buaya
terkandung zat lignin yang mampu menembus dan meresap ke dalam
kulit. Lendir ini akan menahan hilangnya cairan tubuh dari
permukaan kulit. Hasilnya, kulit tidak cepat kering dan terlihat awet
muda.
7. Lidah buaya bisa mengatasi bengkak sendi pada lutut, batuk, dan
luka. Lidah buaya juga membantu mengatasi sembelit atau sulit
buang air besar karena lendirnya bersifat pahit dan mengandung
laktasit, sehingga merupakan pencahar yang baik.

Pemanfaatan lidah buaya semakin lama semakin berkembang.


Mula - mula lidah buaya hanya dikenal sebagai obat luar, dengan
berbagai kegunaan. Diantaranya sebagai penyubur rambut, penyembuh
luka (luka bakar/tersiram air panas), obat bisul, jerawat/noda hitam,
pelembab alami, antiperadangan, antipenuaan, serta bibir surya alami.
Kegunaan lain lidah buaya yang berkhasiat untuk obat cacingan,
susah kencing, susah buang air besar (sembelit), batuk, radang
tenggorokan, hepatoprotektor (pelindung hati), imunomodulator
(pembangkit sistem kekebalan), diabetes melitus, penurun kolesterol dan
penyakit jantung koroner.
Daun lidah buaya juga dapat diolah menjadi berbagai produk
makanan dan minuman, berupa sejenis jeli, minuman berupa sejenis jeli,
minuman segar sejenis jus, nata de aloe, dawet, dodol, selai dan lain -
lain. Makanan dan minuman hasil olahan lidah buaya sangat berpotensi
sebagai makanan / minuman kesehatan. Hal tersebut disebabkan oleh
kombinasi kandungan zat gizi dan non gizi yang memiliki khasiat untuk
mendongkrak kesehatan.

8
2.2 Prosedur Kerja
2.2.1 Bahan
1. Lidah buaya
2. Vitamin E
3. Air (± 50 cc)

2.2.2 Alat
1. Pisau
2. Telenan
3. Blender
4. Kain tipis
5. Wadah/Jar

2.2.3 Cara Membuat


1. Siapkan beberapa lidah buaya, lalu cuci bersih lidah buaya.
2. Buang tepi berduri pada lidah buaya, lakukan pada kedua sisi, dan
potong lidah buaya menjadi beberapa bagian.
3. Rendam selama 5 menit, setelah itu sisihkan
4. Kupas kulit lidah buaya hingga dagingnya saja.
5. Haluskan lidah buaya dengan menggunakan blender dengan
ditambah sedikit air.
6. Hasilnya akan sedikit berbusa, saring hasil aloe vera yang telah di
blender dengan menggunakan kain tipis. Penyaringan diulangi
sebanyak 3 kali.
7. Letakkan aloe vera pada wadah/jar.
8. Tambahkan vitamin E, lalu aduk rata.
9. Aloevera gel siap digunakan.

9
BAB III
PEMBAHASAN

Kemajuan ilmu pengetahuan modern yang semakin pesat dan canggih saat
ini, tidak dapat dapat mengesampingkan obat alami. Hal ini terbukti dari banyaknya
peminat obat alami. Selain itu, masih banyak kurangnya pengetahuan dan informasi
mengenai berbagai jenis tumbuhan yang dipakai sebagai obat alami untuk
pengobatan tertentu (Dalimartha, 2000). Tanaman lidah buaya tergolong keluarga
Liliaceae, mempunyai potensi yang cukup besar sebagai bahan baku obat alami.
Peluang tanaman obat saat ini semakin besar, sehingga kecenderungan masyarakat
untuk beralih ke bahan - bahan alami. Bahan alami berpeluang untuk menjadi
komoditas perdagangan yang besar. Tumbuhan lidah buaya yang berasal dari
Afrika ini mempunyai lebih dari 300 jenis. Spesies -spesies dari genus Aloe yang
komersil antara lain Aloe barbadansis, Aloe perryl dan Aloe ferox. Spesies
Aloebarbadansis atau sering disebut Aloe vera memiliki potensi tertinggi sebagai
bahan baku farmasi (Suryowidodo, 1988).
 Pada 2000 tahun yang lalu, para ilmuwan Yunani menganggap lidah buaya
sebagai obat mujarab universal dan lidah buaya (Aloevera) telah digunakan
sebagai pengobatan di beberapa kebudayaan selama ribuan tahun tertama pada
negara Mesir, India, Meksiko, Jepang dan China. (Pankaj, Sahu, 2013).
Aloevera dapat digunakan untuk mengobati berbagai luka terutama pada luka
bakar. Hal ini didukung dengan penelitian Maenthaisong, et al, 2007
menyatakan bahwa aloevera diberikan untuk mengobati pada pasien luka bakar
untuk derajat pertama dan derajat ke dua, bila dibandingkan dengan perawatan
luka konvensional maka aloevera lebih efektif untuk mempercepat proses
penyembuhan dan epitalisasi jaringan kulit. Menurut Shahzad & Ahmed, (2013)
perawatan luka bakar menggunakan aloe vera lebih murah biaya yang di
keluarkan dan lebih mengurangi nyeri pada pasien di bandingkan dengan
perawatan luka bakar dengan menggunakan SSD.

 Aloevera memiliki kontra indikasi dalam mengobati luka bakar yaitu tidak
boleh digunakan pada orang yang mengalami alergi terhadap aloevera karena
menyebabkan iritasi pada kulit sehingga memperberat penyakit pasien dan

10
disarankan tidak boleh digunakan pada pasien yang sedang hamil atau ibu
menyusi namun harus di lakukan penelitian lebih lanjut (Grundmann, 2012).
Efek alo vera terhadap luka bakar yaitu menstimulasi fibroblas dan makrofag,
meningkatkan pembentukan kolagen dan sistesis proteoglikan, meningkatkan
fungsi hormon faktor pertumbuhan dan granulasi, antiseptik dan antiinflamasi
sehingga mempercepat penyembuhan luka bakar (Rodríguez, Castillo, García
dan Sanchez, 2005; Sahu, 2013).

 Hasil penelitian menunjukan bahwa tikus yang di berikan aloe vera gel akan
meningkatkan pembentukan pembuluh darah, meningkatkan kolagenasi dan
proliferasi (Hidayat, Noer & Rizaliyana, 2013). Aloe vera yang di gunakan
untuk mengobati luka bakar yaitu dengan aloe vera olahan atau murni yang
mengandung 10-70% gel terutama pada bagian dalam aloe vera, kemudian di
pasteurisasi pada suhu 75-80 0C selama kurang dari 3 menit dan setelah itu,
dioleskan pada area luka bakar sebanyak 3x dalam sehari (Ramachandra and
Rao, 2008).

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Lidah buaya merupakan tanaman yang sudah dikenal sejak ribuan tahun
lalu. Tanaman ini merupakan tanaman yang memiliki banyak nutrisi dan
mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Tanaman ini mempunyai
kandungan kimia yang dapat menyembuhkan luka yaitu, flavonoid, tannin,
saponin, polifenol, dan steroid. Lidah buaya juga mempunyai kandungan zat
gizi yang cukup lengkap yaitu, vitamin A, B1, B2, B3, B12, C, E, choline,
inositol dan asam folat. Kandungan mineralnya terdiri dari kalsium,
magnesium, potassium, sodium, besi, zinc, dan kromium.
Setiap bagian dari lidah buaya mempunyai manfaat masing-masing
yaitu, daun lidah buaya yang dapat digunakan secara langsung berupa ekstrak.
Eksudat (getah daun) digunakan untuk pemeliharaan rambut dan penyembuhan
luka. Dan gel (lendir yang didapat setelah eksudat dikeluarkan) dapat digunakan
sebagai minuman diet. Pemanfaatan lidah buaya yang awalnya hanya dijadikan
obat luar, pada saat ini telah berkembang. Lidah buaya juga dapat diolah
menjadi beberapa produk seperti makanan dan minuman.

4.2 Saran
Dengan mempelajari materi ini mahasiswa keperawatan dapat
mempelajari lebih dalam mengenai pengolahan dan manfaat dari lidah buaya
yang dapat menjadi pengobatan komplementer.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 1997. Formulasi Obat Topikal Dengan Dasar Penyakit Kulit.


Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid I. Jakarta: Trubus


Agriwidya.

Emilia Fisilya Ruauw, F. E. (2016). Pengaruh Lidah Buaya terhadap aktu


Penutupan Luka Sayat pada Mukosa Rongga Mulut Tikus Wistar. Jurnal
Ilmiah Farmasi, Vol. 5, No. 2, 22-28.

Furnawanti, 2002. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Harbone, J.B, 1987. Metode Fitokimia Penentuan Cara Modern Menganalisa


Tumbuhan. Diterjemahkan oleh Kosasih, Padmawinata. Bandung: Penerbit
ITB.

Hutapea, J. R. 1993. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (II). Departemen


Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.

Novitasari. (2018). Pengaruh Pemberian Gel Kombinasi Ekstrak Daun Lidah Buaya
dan Gambir terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih. Skripsi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Nugraha, Andri dan Urip Rahayu. 2015. Pengaruh Pemberian Aloevera pada Pasien
Luka Bakar “Studiliteratur”. Jurnal Medika Cendekia

Robert, H.D. 1997. Aloe Vera: A Scientific A pproach. Vantage Press, Inc. New
York.

Sudarto, Y. 1997. Lidah buaya. Kanisius. Yogyakarta.

Suryowidodo, C.W. 1988. Lidah Buaya (Aloe Vera) Sebagai Bahan Baku Industry.
Warta IHP.Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil
Pertanian (BBIHP). Bogor.

13

Anda mungkin juga menyukai