Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CONTUSIO CEREBRI (MEMAR OTAK)

Di Ruang Tulip RSUD dr.Drajat Prawiranegara

Disusun Oleh :

Rohmat Solihin

1013031083

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN

SERANG BANTEN

2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Contusio Cerebri

Sub Topik : Pengertian, etiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan


medis.

Sasaran : Tn.Y dengan Contusio Cerebri serta keluarga.

Tempat : Ruang Tulip Rumah Sakit dr.Drajat Prawiranegara.

Hari/tanggal : Jumat, 22 juli 2016

Waktu : Pukul 10.30-11.00 WIB (1X30 menit)

Pemberi Materi : Rohmat Solihin

A. Latar Belakang Masalah

Kontusio serebri (memar otak) yaitu trauma kapitis yang menimbulkan lesi
perdarahan intersinial pada jaringan otak tanpa terganggunya kontinuitas jaringan
otak dan dapat mengakibatkan gangguan neurologis yang menetap. Dinamakan
cedera kranioserebral karena cedera ini melukai baik bagian kranium (tengkorak)
maupun serebrum (otak). Cedera tersebut dapat mengakibatkan luka kulit kepala,
fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak, kerusakan pembuluh darah intra-
maupun ekstraserebral, dan kerusakan jaringan otaknya sendiri. Cedera ini dapat
terjadi akibat kecelakaan lalu lintas (terbanyak), baik pejalan kaki maupun
pengemudi kendaraan bermotor. Selain itu, cedera kranioserebral dapat juga
terjadi akibat jatuh, peperangan (luka tembus peluru),
dan lainnya.
Akibat cedera ini, seseorang dapat mengalami kondisi kritis seperti tidak sadarkan
diri pada saat akut, dan yang tidak kalah penting adalah saat perawatan karena jika
penatalaksanaannya tidak akurat, dapat terjadi kematian atau kecacatan berat.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dan
keluarga dapat menginformasikan dan mengetahui tentang Contuiso
Cerebri.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit,
pasien dan keluarga dapat :
a. Menjelaskan Contusio Cerebri
b. Menyebutkan penyebab Contusio Cerebri
c. Menyebutkan tanda dan gejala Contusio Cerebri
d. Menyebutkan penatalaksanaan medis pada pasien Contusio Cerebri

C. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab

D. Media
Leaflet

E. Materi
1. Pengertian Contusio Cerebri
2. Etiologi Contusio Cerebri
3. Manifestasi Contusio Cerebri
4. Penatalaksanaan Medis Contusio Cerebri
F. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
Pasien dan keluarga dapat kooperatif, respon mendengarkan dan
memperhatikan penyampaian materi.

2. Evaluasi Akhir
Setelah diberikan penyuluhan tuan F dan keluarga dapat menjelaskan
kembali materi yang telah disampaikan.
G. Materi Penyuluhan

1. Pengertian
Trauma kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa (trauma)
yang menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan kelainan
struktural dan atau gangguan fungsional jaringan otak (Sastrodiningrat,
2009). Menurut Brain Injury Association of America, cedera kepala
adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun
degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari
luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana
menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik
(Langlois, Rutland-Brown, Thomas, 2006).
Trauma kepala di klasifikasikan menjadi trauma kepala terbuka dan
trauma kepala tertutup (contusio cerebri). Cedera kepala tertutup
meliputi komusio (gegar otak), kontusio (memar) dan laserasi
(Brunner & Suddart, 2001).

2. Etiologi
Menurut Brain Injury Association of America, penyebab utama trauma
kepala adalah karena terjatuh sebanyak 28%, kecelakaan lalu lintas
sebanyak 20%, karena disebabkan kecelakaan secara umum sebanyak
19% dan kekerasan sebanyak 11% dan akibat ledakan di medan perang
merupakan penyebab utama trauma kepala (Langlois, Rutland-Brown,
Thomas, 2006).
3. Manifestasi Klinis
Menurut Reissner (2009), gejala klinis trauma kepala adalah seperti
berikut:
a. Tanda-tanda klinis yang dapat membantu mendiagnosa adalah :

1) Battle sign (warna biru atau ekhimosis dibelakang telinga di


atas os mastoid)
2) Hemotipanum (perdarahan di daerah membran timpani telinga)
3) Periorbital ecchymosis (mata warna hitam tanpa trauma
langsung)
4) Rhinorrhoe (cairan serobrospinal keluar dari hidung)
5) Otorrhoe (cairan serobrospinal keluar dari telinga)

b. Tanda-tanda atau gejala klinis untuk yang trauma kepala ringan

1) Pasien tertidur atau kesadaran yang menurun selama beberapa


saat kemudian sembuh.
2) Sakit kepala yang menetap atau berkepanjangan.
3) Mual atau dan muntah.
4) Gangguan tidur dan nafsu makan yang menurun.
5) Perubahan keperibadian diri.
6) Letargik.
c. Tanda-tanda atau gejala klinis untuk yang trauma kepala berat

1) Simptom atau tanda-tanda cardinal yang menunjukkan


peningkatan di otak menurun atau meningkat.
2) Perubahan ukuran pupil (anisokoria).
3) Triad Cushing (denyut jantung menurun, hipertensi, depresi
pernafasan).
4) Apabila meningkatnya tekanan intrakranial, terdapat
pergerakan atau posisi abnormal ekstrimitas.

4. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan pada saat kejadian di antaranya manajemen
prehospital, instalasi gawat daruraat, dan perawatan di ruang rawat
(Soertidewi, 2012).
Sedangkan setelah kejadian tindakan yang dilakukan yaitu
a. Terapi non operatif
Terapi non operatif pada pasien cedera kepala ditujukan untuk :
1) Mengontrol fisiologi dan substrat sel otak serta mencegah
kemungkinan terjadinya tekanan tinggi intrakranial
2) Mencegah dan mengobati edema otak (cara hiperosmolar,
diuretik)
3) Minimalisasi kerusakan sekunder
4) Mengobati simptom akibat trauma otak
5) Mencegah dan mengobati komplikasi trauma otak, misal
kejang, infeksi (antikonvulsan dan antibiotik)

b. Terapi operatif
Terutama di indikasikan untuk kasus :
1) Cedera kepala tertutup
Fraktur impresi, perdarahan epidural, perdarahan subdural,
perdarahan intraserebral besar
2) Cedera kepala terbuka
Perlukaan kepala dengan ditemukannya luka kulit, fraktur
multipel, dura yang robek disertai laserasi otak, liquorrhea yang
tidak berhenti lebih dari 14 hari, pneumoencephali, corpus
alienum, luka tembak.
H. Daftar Pustaka

Brouwer M, Van De Beek D, Thwaites G. Dilemmas in the diagnosis of


bacterial meningitis. Lancet 2012;380:1684-92.

Clarke C, Howard R, Rossor M, Shorvon S. Neurology: A queen square


textbook. London: Blackwell Publishing; 2009.

Ropper AH, Brown RH. Adam and Victors principles of neurology. 8th
ed. New York: McGraw-Hill; 2005.

Satyanegara., 2010. Ilmu Bedah Saraf Edisi 4. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama

Suzanne, C. Smeltzer. (2001). Keperawatan medikal bedah, edisi 8.


Jakarta :
EGC

Van De Beek D, De Gans J, Tunkel AR, Wijdicks EFM. Community-


acquired bacterial meningitis in adults. N Eng J Med. 2006;354:44-53.

Anda mungkin juga menyukai