Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden
Responden ialah mahasiswa STIKes Faletehan yang berasal dari program
studi berbeda, terdiri atas lima program studi yaitu S1 Keperawatan, S1
Kesehatan Masyarakat, D3 Kebidanan, D3 Keperawatan dan Profesi Ners.
Masing-masing prodi terdiri atas 3 sampai 4 tingkat dengan jumlah
masingmasing kelas rata-rata adalah 40 hingga 50 mahasiswa.
Responden yang diambil merupakan hasil acak dimana responden terdiri
dari perokok aktif dan perokok pasif.

B. Identifikasi Tema
1. Pengetahuan mengenai KTR
Dari jumlah 68 responden, terdapat 59 responden yang menjelaskan
bahwa KTR (Kawasan Tanpa Rokok) merupakan suatu area yang tidak
diperbolehkan untuk merokok. Merupakan kawasan/area yg
didalamnya berisi aturan mengenai larangan merokok, yg tujuannya
untuk mengurangi dampak negatif bagi individu yg berada di area
tersebut dr pengkonsumsian merokok dan termasuk asap rokok yg
berbahaya bagi perokok pasif, terdapat sanksi apabila ada seseorang
yg melanggar peraturan tsb ujar responden 13. Selain itu, responden
51 mengatakan KTR adalah wilayah yang menerapkan peraturan
tentang larangan merokok bagi setiap individu yang berada di
wilayah tersebut baik yang berdomisili maupun hanya sekedar
mampir.
Sama halnya dengan responden lain yang dapat menjelaskan dengan
baik dan benar pengertian hingga tujuan dari diadakannya KTR. Hal
tersebut menunjukkan bahwa seluruh responden telah mengetahui dan
memahami mengenai penerapan KTR di Kampus STIKes Fa.

2. Persetujuan diberlakukannya KTR di STIKes Fa


Dari jumlah 68 responden, terdapat 65 responden (95.6%) menyetujui
bahwa STIKes Faletehan menjadi Kawasan Tanpa Rokok (KTR),
namun lain halnya pada 3 responden (4.4%) yang tidak menyetujui
STIKes Faletehan menjadi Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

3. Jumlah Perokok Aktif dan Pasif


Dari jumlah 68 responden didapatkan hanya 5 orang responden yang
menjadi perokok aktif dan sisanya 63 responden merupakan perokok
pasif.

4. Efektifitas Penerapan KTR di STIKes Faletehan


Dari jumlah 68 responden, terdapat 20 responden (30%) mengatakan
bahwa penerapan KTR di STIKes Faletehan tidak akan mengubah
kebiasaan merokok mahasiswa ataupun karyawan yang berada di
lingkungan STIKes Fa, seperti yang diungkap responden 23 Tidak.
Karena mereka yg merokok hanya tidak merokok di kawasan tersebut
saja. Jadi tidak merubah kebiasaan merokok secara keseluruhan dan
responden 68 menjelaskan, Tidak, karna jika hanya d terapkan nya
KTR saja tanpa ada sanksi yang jelas saya rasa masih ada saja yg
berani merokok d lingkungan kampus
Dapat disimpulkan bahwa responden yang mengatakan tidak
efektifnya penerapan KTR di STIKes Faletehan adalah karena
kebiasan dari perokok tersebut yang akan tetap merokok walau di
luang lingkungan Kampus STIKes Faletehan dan dibarengi pula oleh
lemahnya peraturan dan monitoring terhadap siapa saja yang merokok
di lingkungan STIKes Faletehan sehingga menghambat adanya sanksi
yang harus diberikan kepada pelanggar peraturan KTR tersebut.

Di sisi lain, 48 responden (70%) menjelaskan bahwa penerapan KTR


di STIKes Faletehan akan berjalan baik dan efektif untuk mengubah
kebiasaan merokok. Seperti yang diungkapkan oleh responden 24,
Ya, karena orang yang biasanya merokok akan tidak merokok dengan
sendirinya untuk menghormati atau menghargai orang orang yang
berada dalam kawasan tanpa rokok tsb dengan mematuhi aturan
sehingga apa bila ia berada slalu di KTR akan terbiasa tanpa rokok
sedangkan, responden 33 menjelaskan Iyah, Karena dengan
menerapkan KTR di kampus STIKes faletehan bisa mengubah orang
yang Merokok menjadi tidak merokok . Tapi itu tergantung kepada
Diri mereka masing masing. Apakah mereka mau berhenti merokok
atau Lanjut. Tapi dengan cara menerapkan KTR di Kampus STIKes
faletehan itu sangat Luar biasa karena apa. Sebagai Kampus
kesehatan harus terlindungi dari Rokok jika Mahasiswa kesehatan
merokok dan sudah menjadi perawat maka apa yang terjadi dengan
Pasiennya. Justru itu KTR sangat penting bagi Mahasiswa kesehatan
bukan hanya mahasiswa. Kesehatan saja tetapi orang orang yang ada
di sekelilingnya.
Dari dua jawaban responden tersebut dapat disimpulkan bahwa
penerapan KTR di lingkungan Kampus STIKes Faletehan dapat
berdampak baik dan mengubah kebiasaan merokok bagi perokok aktif
secara perlahan, berawal dari lingkungan kampus yang tidak
memperbolehkan mereka untuk merokok secara perlahan mereka
mengurangi jumlah rokok yang mereka konsumsi, selain itu figur
STIKes Faletehan yang menjadi salah satu kampus kesehatan harus
menjadi role model bagi orang di sekitar dimana menjaga kesehatan
dengan tidak merokok salah satunya.

5. Hambatan dalam Berhenti Merokok


Dari 68 responden terdapat 5 responden yang merupakan perokok aktif
dan menjelaskan alasan yang menjadi penghambat mereka untuk
berhenti merokok, seperti yang dijelaskan oleh responden 8 yaitu
Lingkungan sekitar dan proses berhentinya harus bertahap dan
responden 48 menjelaskan Sudah menjadi kebiasaan jadi sulit untuk
menghentikannya. Dari kedua pernyatan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa lingkungan berperan penting dalam mengubah
seorang perokok aktif untuk bisa berhenti dari kebiasaan merokoknya.
Selain itu, keinginan kuat yang datang dari perokok aktif itu sendiri
menjadi motivasi utama yang harus mampu dan mau untuk mengubah
kebiasaannya dari mulai mengurangi merokok hingga secara perlahan
berhenti untuk merokok.

6. Sikap dan Tindakan pada pelanggar KTR di STIKes Faletehan


Dari 68 responden didapatkan 53 responden (78%) menjelaskan
menegur orang yang merokok dan melanggar ketentuan KTR yang
telah diterapkan STIKes Faletehan. Seperti yang dijelaskan oleh
responden 34, Menegur dan tindakan bersosialisasi kembali tentang
kawasan tanpa rokok tersebut kepada seorang yang tidak disiplin
merokok dan responden Menegur nya dengan cara baik baik bahwa
kawasan ini kawasan tanpa asap rokok dapat disimpulkan bahwa
responden secara tegas memberikan teguran dan tindakan yang
bertujuan untuk menerapkan KTR di STIKes Faletehan,

Responden lainnya, memberikan pernyataan yang memberikan dua sisi


seperti yang diungkapkan responden 48, Ya karna di kampus stikes
faletehan tidak ada area untuk peroko. Mohon untuk di kaji ulang
tempat" yang di larang dan di bolehkan merokok sedangkan, R12
memberikan pernyataan, sikap saya kesal melihat orang yang masih
merokok di are KTR begitupun d****. padahal disitu sudah ada
keterangan KTR tapi tetep wehh ngerokok. saya tidak bisa bertindak
apa apa itu mah kesadaran sendiri saja, maka dapat disimpulkan
bahwa sebagian responden menganggap bahwa menegur bukan
merupakan suatu tindakan yang dapat mengubah dan menghentikan
kebiasaan seseorang dalam merokok, sehingga peringatan dalam
penerapan KTR menjadi kurang efektif karena efek yang diterima
pelanggar masih kurang ketat.

Anda mungkin juga menyukai