Anda di halaman 1dari 4

A.

Prevalensi Hubungan masa kerja dengan LBP :


1. Teori
a. Banyak faktor resiko yang berhubungan dengan keluhan LBP,
seperti hereditas, usia, jenis kelamin, deformitas postur tubuh,
aktivitas fisik, masa kerja, dan porsi kerja (Silviyani V, 2014) :
Silviani V, Susanto T, Asmaningrum N. 2013. Hubungan Posisi
Bekerja Petani Lansia degan Risiko Terjadinya Nyeri Punggung
Bawah di Wilayah Kerja Puskesmas Sumberjambe Kabupaten
Jember. Artikel Ilmiah hasil penelitian Mahasiswa Jember. Jember
: Universitas Jember. (Serial Online) link diakses tanggal 4 Maret
2017.
b. Terdapat beberapa faktor risiko penting yang terkait dengan
kejadian LBP yaitu usia di atas 35 tahun, perokok, masa kerja 5-10
tahun, posisi kerja, kegemukan, dan riwayat keluarga penderita
musculoskeletal disorder (Harrianto R.2007. Buku ajar kesehatan
kerja.Jakarta: EGC.)
c. Masa kerja merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang yang
dilakukan dalam jangka waktu panjang. Apabila aktivitas tersebut
dilakukan terus-menerus akan mengakibatkan gangguan pada
tubuh (Tobing 1996 dalam Dewi 2015)
Tekanan fisik pada suatu kurun waktu tertentu mengakibatkan
berkurangnya kinerja otot, dengan gejala makin rendahnya
gerakan. Tekanan-tekanan akan terakumulasi setiap harinya pada
suatu masa yang panjang, sehingga meengakibatkan memburuknya
kesehatan yang disebut juga kelelahan klinis atau kronnis (Dewi,
Puspita. 2015. Hubungan Tingkat Risiko Postur Kerja dan
Karakteristik Individu dengan Tingkat Risiko Keluhan Low Back
Pain pada Perawat Bangsal Kelas III di Rumah akit PKU
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta :Universitas Muhammadiyah
Surakarta). Jurnal Publikasi. (Serial Online) link. Diakses tanggal 4
Maret 2017
d. Boshuzen dalam Mayrika et al (2009) , masa kerja lebih dari 5
tahun berisiko terkena nyeri punggung dibandingkan dengan masa
kerja 5 tahun. (Mayrika et al. 2009. Beberapa Faktor yang
Berpengaruh Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Pada Penjual
Jamu Gendong. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Vol.4 No.1 :
61-67
e. Suharto (2005) dalam penelitiannya menjelaskan seseorang yang
bekerja >5 tahun meningkatkan risiko terjadinya Low Back Pain
dibandingkan dengan 5 tahun.
f. Pembebanan tulang belakang dalam waktu lama mengakibatkan
rongga diskus menyempit secara permanen dan juga megakibatkan
degenerasi tulang belakang yang akan menyebabkan nyeri
punggung bawah kronis (Bridger 1995 dalam Pratiwi dkk, 2009)
Bridgers, RS. 1995. Introduction to Ergonomics. Singapore :
McGraw-Hill Book Co.

2. Data
a. Terdapat hubungan faktor masa kerja dengan low back pain.
Mayoritas responden memiliki masa kerja 010 tahun yaitu
sejumlah 19 responden (59,38%), responden dengan masa kerja
1120 tahun sejumlah 13 responden (40,62%). Peneliti membatasi
masa kerja 020 tahun sebagai inklusi dalam penelitian ini sesuai
dengan pendapat Santoso (2004) yang menyebutkan ada korelasi
sebesar 0,515 antara masa kerja dan low back pain. Pendapat yang
lain dikemukakan oleh Hasyim (2000) yang menyebutkan masa
kerja menyebabkan beban statik yang terus menerus apabila
pekerja tidak memperhatikan faktor-faktor ergonomi akan lebih
mudah menimbulkan keluhan low back pain. (Fathoni H.,
Handoyono., Swasti. 2012. Hubungan Sikap Kerja dengan Low
Back Pain pada Perawat RSUD Purbalingga. Purwokerto :
Universitas Jenderal Soedirman (Serial Online) link. Diakses
tanggal 4 Maret 2017.
b. Menurut penelitian Fathoni dkk (2012) perawat yang mengalami
LBP sebanyak 18,75% serta terdapat hubungan antara usia dan
masa kerja dengan LBP. (Fathoni H., Handoyono., Swasti KG.
2012. Hubungan Sikap dan Posisi Kerja dengan Low Back Pain
pada Perawat RSUD Purbalingga. Purwokerto : Universitas
Jenderal Soedirman (Serial Online) link. Diakses tanggal 4 Maret
2017).
c. Menurut Koesyanto (2013) dari hasil uji statistika diperoleh nilai P
value (0,02 0,05) yang berarti terdapat hubungan yang bermakana
antara masa kerja dengan keluhan subjektif pada punggung.
d. Menurut penelitian Dewi (2015) dengan menggunakan korelasi
Spearman Rho diperoleh P value (0,038 0,05) yang berarti terdapat
hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggung
bawah. Keluhan nyeri paling banyak dialami oleh responden
dengan masa kerja <5 tahun. Dewi, Puspita. 2015. Hubungan
Tingkat Risiko Postur Kerja dan Karakteristik Individu dengan
Tingkat Risiko Keluhan Low Back Pain pada Perawat Bangsal
Kelas III di Rumah akit PKU Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
:Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Publikasi. (Serial
Online) link. Diakses tanggal 4 Maret 2017

B. Prevalensi Hubungan posisi kerja dengan LBP


1. Teori
a. Menurut Jan Dul dan Weerdmeester (2008), untuk mengurangi
risiko LBP pada posisi sikap kerja berdiri statis maka perlu
disediakan kursi penyangga, sehingga pekerja dapat sejenak
mengurangi stress pada kaki. Jan Dul and Weerdmeester, B. 2008.
Ergonomics for Beginners. New York: CRC Press Taylor &
Francis Group.
2. Data
a. Sebanyak 31, 25 % perawat RSUD Purbalingga melakukan sikap
dan posisi kerja yang berisiko cedera muskuloskeletal (Fathoni H.,
Handoyono., Swasti KG. 2012. Hubungan Sikap dan Posisi Kerja
dengan Low Back Pain pada Perawat RSUD Purbalingga.
Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman (Serial Online) link.
Diakses tanggal 4 Maret 2017).
b.

Anda mungkin juga menyukai