2. Data
a. Terdapat hubungan faktor masa kerja dengan low back pain.
Mayoritas responden memiliki masa kerja 010 tahun yaitu
sejumlah 19 responden (59,38%), responden dengan masa kerja
1120 tahun sejumlah 13 responden (40,62%). Peneliti membatasi
masa kerja 020 tahun sebagai inklusi dalam penelitian ini sesuai
dengan pendapat Santoso (2004) yang menyebutkan ada korelasi
sebesar 0,515 antara masa kerja dan low back pain. Pendapat yang
lain dikemukakan oleh Hasyim (2000) yang menyebutkan masa
kerja menyebabkan beban statik yang terus menerus apabila
pekerja tidak memperhatikan faktor-faktor ergonomi akan lebih
mudah menimbulkan keluhan low back pain. (Fathoni H.,
Handoyono., Swasti. 2012. Hubungan Sikap Kerja dengan Low
Back Pain pada Perawat RSUD Purbalingga. Purwokerto :
Universitas Jenderal Soedirman (Serial Online) link. Diakses
tanggal 4 Maret 2017.
b. Menurut penelitian Fathoni dkk (2012) perawat yang mengalami
LBP sebanyak 18,75% serta terdapat hubungan antara usia dan
masa kerja dengan LBP. (Fathoni H., Handoyono., Swasti KG.
2012. Hubungan Sikap dan Posisi Kerja dengan Low Back Pain
pada Perawat RSUD Purbalingga. Purwokerto : Universitas
Jenderal Soedirman (Serial Online) link. Diakses tanggal 4 Maret
2017).
c. Menurut Koesyanto (2013) dari hasil uji statistika diperoleh nilai P
value (0,02 0,05) yang berarti terdapat hubungan yang bermakana
antara masa kerja dengan keluhan subjektif pada punggung.
d. Menurut penelitian Dewi (2015) dengan menggunakan korelasi
Spearman Rho diperoleh P value (0,038 0,05) yang berarti terdapat
hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggung
bawah. Keluhan nyeri paling banyak dialami oleh responden
dengan masa kerja <5 tahun. Dewi, Puspita. 2015. Hubungan
Tingkat Risiko Postur Kerja dan Karakteristik Individu dengan
Tingkat Risiko Keluhan Low Back Pain pada Perawat Bangsal
Kelas III di Rumah akit PKU Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
:Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Publikasi. (Serial
Online) link. Diakses tanggal 4 Maret 2017