Anda di halaman 1dari 45

Merokok Pada Remaja

Oleh:
Dr. H. Lutfi Nurzaman, M. Kes
Pendahuluan
Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang
dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok
Namun di lain pihak dapat dapat menimbulkan
dampak buruk baik bagi perokok itu sendiri
maupun orang-orang di sekitarnya
Pada awalnya kebanyakan orang menghisap
tembakau dengan menggunakan pipa
Masyarakat timur (Eastern Societies)
menggunakan air untuk mengurangi asap
tembakau sebelum diinhilasi
Tembakau yang dikunyah (Chewing tobacco)
merupakan salah satu cara konsumsi yang
jarang dilakukan
Pada tahun 1840-an barulah dikenal rokok
Tapi belum mempunyai dampak dalam
pemasaran tembakau
Mendekati tahun 1881 baru terjadi produksi
rokok secara besar-besaran dengan bantuan
mesin
Melalui reklame rokok menjadi terkenal dan
pada tahun 1920 sudah tersebar ke seluruh
dunia
Pada beberapa dekade sebelum tahun 1960-an
muncul bukti-bukti kuat bahwa penggunaan
tembakau berhubungan dengan beberapa
penyakit
Bila telah kecanduan sangatlah susah untuk
menghentikan kebiasaan merokok
Angka kejadiannya pada remaja-remaja di
Amerika Serikat pada tahun 2000 melebihi 25
% dari angka kejadian merokok pada orang
dewasa
Dan dikatakan terdapat peningkatan sekitar 50
% dari tahun 1988
Lebih dari 80 % perokok mulai sebelum umur
18 tahun serta diperkirakan sekitar 3000
remaja mulai merokok setiap hari
Fakta Seputar Tembakau
Hari tanpa tembakau di dunia diperingati pada
tanggal 31 Mei 2004
Kemiskinan dan masalah tembakau dianggap
sebagai sebuah lingkaran setan
(Tobbaco and Pverty a Vicious Circle)
Berhenti merokok sekarang dapat
menyelamatkan nyawa anda
Tembakau dan merokok secara luas telah
menjadi salah satu penyebab kematian terbesar
di dunia
Diduga hingga menjelang tahun 2030
kematian akibat merokok akan mencapai 10
juta per tahunnya dan di negara-negara
berkembang diperkirakan tidak kurang 70 %
kematian disebabkan oleh rokok
Di Indonesia masalah merokok menjadi
masalah nasional
Karena menyangkut berbagai strata sosial di
bidang kehidupan
Seperti kesehatan, ekonomi, dan sosial
Sebesar 60 % atau 84,84 juta orang perokok
aktif berasal dari kalangan penduduk miskin
atau ekonomi lemah
Data terakhir menunjukan total perokok aktif
di indonesia mencapai 70% dari total
penduduk,atau 141,44 juta orang dan sekitar
60 prosesnya berasal dari masyarakat ekonomi
lemah.
Proporsi pengeluaran rata-rata untuk
pembelian rokok / tembakau terhadap
pendapatan rumah tangga pada tahun 2001
berkisar 9,1 % untuk kelompok pendapatan
paling rendah dan 7,47 % pada kelompok
pendapatan tinggi.
Perokok berpenghasilan tinggi mengkonsumsi
sekitar 12,5 % batang rokok perhari,sedangkan
perokok berpenghasilan rendah 10 batang.
Pengeluaran untuk prouk tembakau ternyata
lebih tinggi untuk memebeli ikan
(6,2%),sayur-sayuran (5,1%),serta daging,telur
dan susu (6,4%).
Secara makro kerugian keuangan masyarakat
karena penyakit yang di akibatkan oleh
tembakau pada tahun 2001 sekitar 54,1 triliun
rupiah,sedangkan anggaran Depkes tahun 2001
hanya berjumlah 2,913 triliun rupiah.
Tingginya prosentase perokok dari masyarakat
ekonomi lemah memperburuk kondisi mereka
sehingga semakin jatuh ke dalam jurang
kemiskinan.
Hal ini di sebabkan masih banyak anggota
masyarakat yang tidak memahami sungguh-
sungguh akan bahaya merokok terhadap
kesehatan
Oleh karena itu peringtan HTTS tahun 2004
akan di pusatkan pada isyu yang sangat
penting mengenai untuk mendorong
masyarakat khususya masyarakat ekonomi
lemah untuk mengurangi dari asap rokok.
Upaya ini memerlukan peran aktip seluruh
komponen bangsa utamanya penentu
kebijakan/pengambil keputusan dan pimpinan
organisasi.
Masyarakat agar berperan aktif untuk
menggalang dan menggrerakan perilaku tidak
merokok serta menciptakan lingkungan tanpa
asap rokok.
Tujuan Umum
Meningkatnya kesadaran dan kepedulian
masyarakat khususnya masyarakat ekonomi
lemah dalam menciptakan lingkungan tanpa
asap rokok
Tujuan Khusus
1. Meningkatnya peran penentu kebijakan /
pengambil keputusan untuk menciptakan
lingkungan tanpa asap rokok
2. Meningkatkan peran Pimpinan organisasi
kemasyarakatan untuk memotivasi
lingkungan tanpa asap rokok
3. Mendorong masyarakat untuk melakukan
kritik sosial terhadap orang yang merokok
tidak pada tempatnya.
Tujuan Khusus
4. Meningkatkan peran media massa untuk
menciptakan opini publik tentang lingkungan
tanpa asap rokok.
5. Mendorong masyarakat untuk melakukan
kritik sosial terhadap orang yang merokok
tidak pada tempatnya
Sasaran
1. Penentu kebijakan
2. Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan
3. Masyarakat ekonomi lemah
4. Pengelola Tempat-tempat umum
Sasaran
5. Institusi Pendidikan
6. Kelompok media massa
7. Remaja
8. Masyarakat umum
Hasil yang di Harapkan
Adanya budaya perilaku masyarakat ekonomi
sehat tanpa merokok
Adanya kepedulian dan gerakan masyarakat
dalam mewujudkan lingkungan tanpa asap
rokok.
Risiko kesehatan bagi perokok
Penggunaan tembakau menyebabkan penyakit
dan kematian
Pada tahun 2001 sebanyak 22,6% dari 330
kematian di indonesia di sebabkan karena
penyakit yang berkaitan dengan tembakau
Risiko Kesehatan Bagi Perokok
Penggunaan tembakau di indonesia
menyebabkan 9,8% kematian karena penyakit
paru kronik dan emfisema pada tahun 2001
Penggunaan tembakau merupakan penyebab
dari sekitar 5% kasus stroke di indonesia
Risiko kesehatan bagi perokok
Terdapat bukti cukup kuat tembakau sebagai
penyebab kanker mulut, tenggorokan,
lambung, pankreas, hati, ginjal, ureter,
kandung kemih, mulut rahim dan sumsum
tulang
Risiko Kesehatan Bagi Perokok
Wanita yang merokok mungkin mengalami
penurunan atau penundaan kemampuan hamil
Pada pria meningkatkan risiko impotensi
sebesar 50 %
Risiko Kesehatan Bagi Perokok
Lebih dari separuh (57 %) rumah tangga di
Indonesia mempunyai sedikitnya satu orang
perokok dan hampir semua perokok (91,8 %)
merokok dirumah
Seorang bukan perokok yang menikah dengan
perokok mempunyai resiko kanker paru
sebesar 20-30 % lebih tinggi daripada mereka
yang pasangannya bukan perokok, dan juga
resiko mendapatkan penyakit jantung
Ibu hamil yang merokok selama masa
kehamilan atau terpapar asap rokok
dirumahnya atau lingkungannya beresiko
mengalami proses kelahiran yang bermasalah,
termasuk bayi lahir berat badan rendah, lahir
mati dan cacat lahir
Lebih dari 43 juta anak Indonesia berusia 0-14
tahun tinggal dengan perokok dan terpapar
asap rokok di lingkungannya
Anak yang terpapar asap rokok di
lingkungannya mengalami pertumbuhan paru
yang lambat, dan lebih mudah terkena infeksi
saluran pernapasan, infeksi telinga dan asma
Sekitar satudari tiga orang dewasa di Indonesia
merokok (31,5 %)
Tembakau dan Indonesia Sebagai
Perspektif
43 juta anak Indonesia terpapar asap tembakau
lingkungan (ETS) di rumah
84 % anak sekolah di Jakarta terpapar asap
tembakau di tempat0tempat umum
Diperkirakan sebanyak 43 senyawa penyebab
kanker pada manusia, terdapat dalam asap
tembakau
1,3 % wanita dewasa, merokok
62 % pria dewasa, merokok
Rata-rata rumah tangga perbulan
mengeluarkan anggaran 9,6 % untuk produk
tembakau
Rata-rata satu perokok pertahun
membelanjakan Rp. 1.440.000,- untuk
tembakau pada kuintil penghasilan paling
rendah
< 3 % pekerja formal Indonesia bergantung
pada tembakau
Rata-rata penghasilan perbulan dalam
pengolahan tembakau dibandingkan dengan
industri-industri lain sebanyak 63 %
82 % dari total pekerja pengolahan tembakau
adalah wanita
69 % perokok mulai merokok sebelum usia 19
tahun
50 % dari perokok jangka panjang akan
meninggal karena penyakit akibat tembakau
Strategi Menaikan Harga Produk
Tembakau
Akan mengurangi konsumsi terutama pada
anak-anak , golongan berpenghasilan rendah
dan perokok tidak tetap
Akan meningkatkan penerimaan pemerintah
dari cukai tembakau
Meringankan beban penyakit yang disebabkan
oleh tembakau
Kelompok miskin sensitif terhadap harga
Dengan terbatasnya keuangan mereka maka
harga tembakau yang tinggi menjadi tidak
terjangkau oleh mereka
Kelompok miskin sesuangguhnya adalah yang
paling menderita karena penggunaan tembakau
Kelompok berpenghasilan rerndah lebih
mungkin untuk berhenti atau mengurangi
konsumsi rokok sebagai akibat kenaikan harga
Berkurangnya penggunaan tembakau berarti
menghindarkan diri dari biaya pengobatan
jangka panjang yang timbul akibat penggunaan
tembakau baik aktif maupun pasif
Perokok dan anggota keluarganya yang
terpapar asap tembakau di lingkungan akan
memperoleh keuntungan kesehatan
Selanjutnya uang yang dikeluarkan untuk
produk tembakau dapat digunakan untuk
membeli benda lain yang tidak menyebabkan
gangguan kesehatan jangka panjang
Kenaikan harga produk tembakau belum
pernah menimbulkan penurunan penerimaan
pemerintah manapun di dunia
Keuntungan Berhenti Merokok
Dapat Segera Dirasakan
1. 6 jam sesudah berhenti, denyut nadi dan
tekanan darah kembali normal
2. 12 jam karbondioksida (CO2) meninggalkan
sistem peredaran darah dan pernafasan
3. 1 hari tekanan darah lebih rendah dan
kegiatan jantung lebih kuat
4. 1 tahun resiko serangan jantung menurun
sampai setengah di bandingkan dengan 5-15
tahun
Keuntungan Berhenti Merokok
Dapat Segera Dirasakan
5. 5-15 tahun resiko stroke menurun sampai
tingkat bukan perokok
6. 10 tahun resiko kanker paru menurun sampai
setengah dibandingkan dengan perokok aktif
7. 15 tahun resiko serangan jantung menurun
sampai tingkat bukan perokok jika berhenti
sebelum timbul penyakit
Merokok di tempat-tempat umum melanggar
hak bukan perokok untuk menghirup udara
bersih, memberikan beban kesehatan dan
beban ekonomi
Penutup
Peringatan HTTS tahun 2004 merupakan
rangkaian kegiatan yang di pusatkan pada
upaya mendorong masyarakat ekonomi lemah
untuk bebas atau mengurangi dari asap rokok.
Sehingga menghindarkan diri dari biaya
pengobatan jangka panjang yang timbul akibat
penggunaan tembakau baik aktif maupun
pasip,juga menumbuhkan budaya hidup sehat.
Semoga Tuhan yang Maha Kuasa senantiasa
memberikan kekuatan dan perlindungan
Dan petunjuknya kepada kita semua.Amin....

Anda mungkin juga menyukai