Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ASUHAN GIZI
“METODE SKRINING MNA”

Dosen Pembimbing :
Alzha Adila Harisina, S.Gz

Oleh :
1. Arin Widi Kustantri ( 201601003 )
2. Norma Vebryan Safitri ( 201601015 )

PROGRAM STUDI S1 GIZI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
DELIMA PERSADA GRESIK
2018

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Penyakit Asma dan Penanganan”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang pengawasan dan
pengendalian dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Gresik, 25 Oktober 2017

Penyusun,

Arin Widi Kustantri

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
2.1 Pengertian Asma ...................................... Error! Bookmark not defined.
2.2 Penyebab Penyakit Asma ......................... Error! Bookmark not defined.
2.3 Gejala Penyakit Asma .............................. Error! Bookmark not defined.
2.4 Klasifikasi Penyakit Asma ....................... Error! Bookmark not defined.
2.5 Patofisiologi Penyakit Asma .................... Error! Bookmark not defined.
2.6 Penatalaksanaan Asma ( penanganan dan pengendalian asma ) ...... Error!
Bookmark not defined.
2.7 Asuhan Perawatan Penderita Asma ......... Error! Bookmark not defined.
2.8 Makanan Aman Bagi Penderita Asma ..... Error! Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 7
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 7
3.2 Saran ......................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk hidup pasti akan mengalami penambahan tinggi maupun
penambahan besar diameter. Begitu juga dalam tiap diri manusia akan
mengalami perubahan. Perubahan dalam diri manusia terdiri atas perubahan
kualitatif akibat dari perubahan psikis dan perubahan kuantitatif akibat dari
perubahan fisik. Perubahan kualitatif tersebut sering disebut dengan
perkembangan, sedangkan perubahan kuantitatif sering disebut dengan
pertumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak masa
kehamilan sampai masa usia lanjut merupakan proses yang bersifat integral
sebagai manusia seutuhnya.
Usia lanjut adalah suatu proses yang alami yang tidak dapat dihindari
oleh manusia. Usia lanjut adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun
keatas. Pertumbuhan penduduk usia lanjut (umur > 60 tahun) meningkat
secara cepat pada abad 21 ini. Menurut Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun
2010-2035 oleh Badan Pusat Statistik Tahun 2013, diprediksikan terdapat
peningkatan usia harapan hidup penduduk Indonesia (pria dan wanita) dari
70,1 tahun pada periode 2010-2015 menjadi 72,2 tahun pada periode 2030-
2035. Dengan adanya usia harapan hidup yang semakin meningkat, jumlah
penduduk berusia lanjut juga semakin meningkat.
Pada usia lanjut akan terjadi proses menghilangnya kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya. Usia lanjut sering mengalami malnutrisi. Prevalensi
malnutrisi untuk usia lanjut adalah 10-50%. Selain itu, malnutrisi pada
kalangan usia lanjut sering diabaikan. Hal ini terkait dengan perlunya
peningkatan pelayanan kesehatan untuk usia lanjut. Pada usia lanjut,
masalah gizi erat kaitannya dengan penyakit. Dengan meningkatnya
prevalensi resiko penyakit dan disertai gangguan nutrisi baik di rumah
perawatan maupun di rumah sakit pada orang-orang usia lanjut, perlunya
dilakukan identifikasi risiko malnutrisi pada usia lanjut sedini mungkin.

1
2

Tingginya masalah gizi pada usia lanjut memerlukan adanya skrining


dan asesmen untuk mengetahui status gizi lansia dengan tujuan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat dicegah melalui pemberian nutrisi
yang adekuat. Skrining malnutrisi yang dilakukan oleh Oxford Medical
mengidentifikasi 24% dari 4.380 berisiko tinggi malnutrisi (HMO, 2002).
Akan tetapi, pengukuran untuk usia lanjut biasanya agak sulit dilakukan
karena bentuk postur tubuh pada usia lanjut ada yang sudah berubah. Maka
dari itu penting dilakukan pengukuran tinggi lutut pada usia lanjut sesuai
rumus. Salah satu cara pengukuran status gizi untuk usia lanjut adalah
dengan menggunakan metode antropometri, yaitu dengan menilai Indeks
Massa Tubuh (IMT), cara lain menilai status gizi adalah dengan Mini
Nutritional Assessment (MNA). Mini Nutritional Assessment (MNA)
adalah metode atau cara tepat untuk mengukur status gizi pada usia lanjut
dengan cara melakukan tanya jawab dengan menggunakan kuisioner MNA,
apakah beresiko malnutrisi atau tidak. Oleh karena itu, pentingnya makalah
ini dibuat untuk menambah pengetahuan tentang metode skrining Mini
Nutritional Assessment (MNA).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari asma?
2. Apa penyebab terjadinya serangan asma?
3. Apa saja gejala timbulnya penyakit asma?
4. Apa saja klasifikasi dari penyakit asma?
5. Bagaimana mekanisme terjadinya asma?
6. Bagaimana cara penanganan atau pengendalian penyakit asma?
7. Bagaimana asuhan perawatan untuk penderita asma?
8. Apa saja jenis makanan yang aman dikonsumsi oleh penderita penyakit
asma?
9. Apa saja pantangan makanan bagi penderita penyakit asma?

1.3 Tujuan Penulisan


Yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah ini yaitu :
3

1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian asma.


2. Agar mahasiswa mengetahui apa saja penyebab terjadinya serangan
asma.
3. Agar mahasiswa mengetahui gejala timbulnya penyakit asma.
4. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana klasifikasi dari penyakit asma.
5. Agar mahasiswa mengetahui tentang mekanisme terjadinya asma.
6. Agar mahasiswa mengetahui cara penanganan atau pengendalian
penyakit asma.
7. Agar mahasiswa mengetahui tentang asuhan perawatan asma
8. Agar mahasiswa mengetahui jenis makanan sehat yang aman
dikonsumsi oleh penderita penyakit asma.
9. Agar mahasiswa mengetahui pantangan makanan bagi penderita
penyakit asma.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Mini Nutritional Assessment (MNA)


Mini Nutritional Assessment (MNA) adalah alat untuk mengukur atau
metode menskrining status gizi pada orang usia lanjut dengan cara melakukan tanya
jawab dengan menggunakan kuisioner. Mini Nutritional Assessment
(MNA) mengandung pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan nutrisi dan
kondisi kesehatan, kebebasan, kualitas hidup, pengetahuan, mobilitas, dan kesehatan
yang subjektif.
Mini Nutritional Assessment (MNA) merupakan salah satu metode
skrining yang dibanding-bandingkan dengan alat pengukur nutrisi lain yang juga cepat
dan mudah digunakan seperti Malnutrition Universal Screening Tool (MUST), Short
Nutritional Assessment Questionnaire (SNAQ), dan Nutritional Risk Screening (NRS).
Namun, Mini Nutritional Assessment (MNA) tetap dianggap paling cocok untuk
mengukur status gizi atau nutrisi pada usia lanjut karena MNA memang didesain lebih
spesifik untuk mengukur nutrisi usia lanjut. Alat ukur lain diatas (MUST, SNAQ, NRS)
sering digunakan karena mudah dipakai dan tidak memakan waktu yang lama.

2.2 Sasaran Metode Mini Nutritional Assessment (MNA)


Metode Mini Nutritional Assessment (MNA) adalah metode atau cara
yang tpaling efektif digunakan untuk mengukur status gizi pada orang-
orang usia lanjut. Oleh karena itu metode ini berguna untuk pengukuran
antropometri penilaian tinggi badan pada usia lanjut dengan cara
melakukan Tanya jawab dengan menggunakan kuisioner khusus MNA.
Sebab biasanya pengukuran untuk orang usia lanjut secara langsung sulit
dilakukan karena bentuk postur tubuh pada usila ada yang berubah.

2.3 Sejarah Mini Nutritional Assessment (MNA)


Pengembangan Mini Nutritional Assessment (MNA) dimulai pada
tahun 1989 dalam International Association of Geriartrics and Gerantology
(IAG) di Acapulco. MNA sebagai bagian dari Comprehensive Geriartric
Assessment. Comprehensive Geriartric Assessment (CGA) merupakan alat

4
5

diagnosa yang akurat dan dapat menunjukkan prognosis dalam jangka lama.
CGA telah digunakan dalam berbagai bidang untuk mendeteksi masalah
medis, psikologis, social, dan lingkungan usia lanjut. Sebelum tahun 1989
penilaian gizi tidak masuk dalam CGA. Publikasi pertama MNA pada tahun
1994. Nilai yang ditentukan dalam MNA dibandingkan dengan seluruh
penilaian gizi termasuk asupan harian usia lanjut yang dievaluasi dengan
food record selama 3 hari dan kuesioner pola makan, serta penilaian klinis
seperti parameter antropometri, penilaian biologis terhadap status vitamin,
mineral, dan protein.

Pada tahun 2001 short form MNA (MNA-SF) dipublikasikan. Form ini
merupakan versi pendek dari MNA yang berguna dalam melakukan skrining dan
digabungkan dengan MNA, sehingga dilakukan dalam 2 proses. Baik dalam
praktek medis dan penelitian klinis, MNA merupakan alat yang telah digunakan
secara luas dalam melakukan penilaian dan skrining untuk sasaran lansia.

2.4 Beberapa macam metode Mini Nutritional Assessment (MNA)

2.5 Langkah dan Contoh Mengisi Form Mini Nutritional Assessment


(MNA)

2.6 Keunggulan Mini Nutritional Assessment (MNA)


Kelebihan dari Mini Nutritional Assessment (MNA) adalah mudah
digunakan, tidak mahal, memiliki sensitivitas 96% dan spesifitas 98%.
Selain itu MNA memiliki kelebihan yaitu dapat mendeteksi orang usia lanjut
dengan malnutrisi sebelum tampak perubahan bermakna pada berat badan
dan serum protein (Susanti, 2009). MNA dapat mendeteksi risiko malnutrisi
pada usia lanjut yang bermanfaat. Namun, penggunaan MNA untuk menilai
6

status gizi masih jarang dilakukan.

2.7 Kelemahan Mini Nutritional Assessment (MNA)


Kurang tepatnya hasil antropometri yang sesuai sebab data hanya
didapat dari beberapa kuesioner yang ditanyakan dan dijawab.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
Dengan mengetahui metode dan fungsi serta kelebihan dari Mini
Nutritional Assessment (MNA) kita dapat memperoleh ilmu tentang cara
melakukan skrining yang tepat diberikan untuk orang usia lanjut.

7
DAFTAR PUSTAKA

 http://scholar.unand.ac.id/3738/2/BAB%201.pdf
 Haryani, Nila. “Review Jurnal : Overview Of The MNA-ITS History
And Challenge”. 23 Maret 2018.
http://myblognila.blogspot.co.id/2015/10/review-jurnal-overview-of-
mna-its.html

iv

Anda mungkin juga menyukai