Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN

HOME CARE

Sutrisno1,Fajar Alam Putra2 ,Tri Sukatmi3


1,2
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sahid Surakarta
3
Rumah Sakit Umum Islam Kustati Surakarta
Korespondensi penulis : roshansutrisno@gmail.com

Abstrak
Home care adalah pelayanan keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau kelompok kepada pasien,
dilakukan secara berkala dan komprehensif yang bertujuan agar pasien mendapatkan kualitas hidup yang
lebih baik. Dalam dunia usaha yang semakin kompetitif, setiap orang harus memiliki kreaktivitas dan
inovasi dalam menangkap peluang usaha termasuk dalam praktik mandiri perawat home care yang
berkualitas. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara jiwa kewirausahaan
dengan kualitas pelayanan home care oleh perawat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif
dengan rancangan cross sectional. Hasil pengamatan diuji dengan menggunakan uji statistik Kendall Tau-b,
dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 40 responden. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah dengan total sampling. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p-value=0.001 dimana nilai p
value lebil kecil dari 0,05 yang berarti terdapat nilai yang signifikan dari kedua variable yang diamati.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan jiwa kewirausahaan dengan kualitas pelayanan home
care oleh perawat

Kata kunci : jiwa kewirausahaan, home care, perawat

Abstract
Home care is a nursing service that is carried out independently or in groups to patients, carried out
regularly and comprehensively with the aim of providing patients with a better quality of life. In an
increasingly competitive business world, everyone must have creativity and innovation in capturing business
opportunities, including the independent practice of quality home care nurses. The purpose of this study is to
determine the relationship between the entrepreneurial spirit and the quality of home care services by
nurses. This study uses a quantitative approach with a cross sectional design. The results of the observations
were tested using the Kendall Tau-b statistical test, with a total sample of 40 respondents. The sampling
technique in this research is total sampling. Based on the results of statistical tests, it was obtained that the
p-value = 0.001 where the p-value was less than 0.05, which means that there are significant values of the
two observed variables. The conclusion of this study is that there is a relationship between the
entrepreneurial spirit and the quality of home care services by nurses.

Keywords: entrepreneurial spirit, home care, nurse

JIKI VOL 15 NO.1 APRIL 2022 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 7


PENDAHULUAN home care. Kualitas pelayanan ini tentu sangat
Saat ini dunia usaha semakin kompetitif, bervariasi antara praktisi home care yang satu
setiap orang harus memiliki kreaktivitas dan dengan yang lain. Beberapa faktor memiliki
inovasi dalam menangkap peluang usaha. Sebagai kemungkinan terhadap kualitas pelayanan
seorang entrepreneur harus mampu tersebut.
memanfaatkan segala sesuatu untuk Lahirnya Permenkes 148 tahun 2010 tentang
dikembangkan menjadi peluang usaha baru. Para registrasi dan praktek keperawatan telah
entrepreneur telah mampu menciptakan berbagai memberikan petunjuk yang jelas tentang
pengembangan dunia usaha, seperti social kewenangan praktek perawat di rumah yang
entrepreneurship ,technopreneurship dan juga dilakukan oleh perawat. Permenkes no 28 tahun
pengembangan entrepreneurship yang berkait 2011 secara eksplisit menyebutkan bahwa home
dengan profesi keperawatan yaitu care menjadi bagian pelayanan terintegrasi dari
nursepreneurship (Susilo, 2019). klinik. Dengan demikian, dari sejarahnya, home
Banyak sekali jenis usaha yang dapat care merupakan bagian yang sangat penting dalam
dikembangkan oleh perawat yang terkait dengan dalam pengembangan pelayanan keperawatan
keilmuanya. Tetapi itu semua tergantung pada yang bermutu dan menjadi salah satu pilihan
kemauan dan keyakinan dari perawat itu sendiri dalam pelayanan kesehatan. Dalam Permenkes RI
yang akan membuka sebuah usaha/bisnis. Peluang No. 75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan
usaha yang dapat dibangun oleh perawat dalam masyarakat mengatakan bahwa salah satu upaya
cakupan bidang keperawatan dengan tetap kesehatan perorangan tingkat pertama
mengintegrasikan nilai-nilai keperawatan antara dilaksanakan dalam bentuk pelayanan home care
lain mendirikan praktik mandiri (home care), (Parellangi, 2018).
mendirikan praktik bersama dengan profesi lain Oleh karena itu, peluang dalam dunia praktik
(kolaborasi), membuka jasa konseling mandiri home care merupakan sebuah peluang
keperawatan, praktisi terapi komplementer, usaha yang baik saat ini dan juga dapat disebut
nursing care center, membuka jasa fisioterapi, menjadi seorang entrepreneur. Seorang
area pendidikan (Febrian, 2015). Entrepreneur adalah seseorang yang memiliki
Di Indonesia, home care telah diperkenalkan kemampuan untuk menciptakan, mencari, dan
sejak tahun 1974, ketika itu lebih fokus pada memanfaatkan peluang dalam menuju apa yang
pemberian makanan bergizi kepada lanjut usia. diinginkan sesuai dengan yang diidealkan.
“pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia Perbedaan seorang wiraswastawan dengan
di rumah “. Atau dikenal dengan program seorang Entrepreneur adalah Entrepreneur
homecare kini tengah berkembang pesat pada cenderung bermain dengan risiko dan tantangan.
masyarakat Indonesia dalam beberapa tahun Artinya, Entrepreneur lebih bermain dengan cara
terakhir (Direktorat pelayanan sosial lanjut usia, memanfaatkan peluang-peluang tersebut.
2014). Home care adalah pelayanan keperawatan Sedangkan wiraswastawan lebih cenderung
yang dilakukan secara mandiri atau kelompok kepada seseorang yang memanfaatkan modal
kepada pasien, dilakukan secara berkala dan yang dimilikinya untuk membuka suatu usaha
komprehensif yang bertujuan agar pasien tertentu. Seorang Entrepreneur bisa jadi
mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. merupakan wiraswastawan, namun
Perawat home care akan menjalankan dan wiraswastawan belum tentu Entrepreneur.
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan Wirausahawan mungkin adalah seorang manajer
prosedur keperawatan yang baik dan benar. yang mengelola suatu perusahaan yang bukan
Pelayanan seperti ini sangat membantu dalam miliknya, namun Entrepreneur adalah seseorang
pemantauan pasien dan membantu anggota yang memiliki sebuah usaha sendiri (Iyus &
keluarga yang lain (Parellangi, 2018). Mardhiyah, 2010).
Kemajuan teknologi komunikasi dan Menjadi seorang wirausahawan memang
teknologi pelayanan kesehatan memungkinkan tidak mudah, wirausahawan sukses membutuhkan
pelayanan home care menjadi sangat berkembang persiapan, memerlukan sikap-sikap positif, mental
hari ini. Hasil pelayanan dari seorang tarung dan perilaku sukses serta pengetahuan yang
nursepreneur dapat dilihat berdasarkan kualitas luas tentang apa yang dijalankan , membutuhkan
pelayanan yang diberikan selama kegiatan praktik keahlian skill secara umum dan teknis untuk
JIKI VOL 15 NO.1 APRIL 2022 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 8
mengelola seluruh sumber daya yang digunakan HASIL
dalam menghasilkan output (Rizal,2019). 1. Karakteristik Responden
Seorang perawat dapat menjadi nurse
Tabel 1. Karakteristik Responden
entrepreneur atau menjadi nurse intrapreneur.
Nurse entrepreneur adalah seorang perawat yang Karakteristik f %
menjalankan wirausaha-nya sendiri atau dengan
beberapa teman dalam bisnis keperawatan. Umur
Sebaliknya seorang perawat intrapreneur adalah Dewasa awal 19 47,5%
seorang perawat yang menjalankan bisnis dalam Dewasa Tengah 13 32,5%
divisi atau bagian dari satu perusahaan yang telah Lansia Awal 8 20,0%
ada (Susilo,2018). Pendidikan
Hal penting yang harus diperhatikan oleh D3 Perawat 32 80,0
seorang entrepreneur khususnya nurse preneur S1 Perawat 8 20,0
dibidang home care adalah kualitas layanan. Jenis Kelamin
Kualitas pelayanan kesehatan menurut Laki-Laki 28 70,0
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Perempuan 12 30,0
meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat Lama Kerja 1 2,5%
kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja Kurang 1 tahun 3 7,5%
yang dapat menimbulkan kepuasan bagi pasien 1 – 5 tahun 36 90,0%
sesuai dengan kepuasan rata-rata penduduk, tetapi > 5 tahun
juga sesuai dengan standar dan kode etik profesi Jarak rumah- pasien
yang telah ditetapkan (Mulyadi,2013) . <30 km 35 87,5%
>30 km 5 12,5 %
Keterangan: f : frekuensi, % : persentase
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan Berdasarkan karakteristik responden
kuantitatif dengan jenis deskriptif korelatif dan didapatkan data bahwa paling banyak responden
rancangan cross sectional. Penelitian ini masuk dalam kategori dewasa awal yaitu 19
dilakukan pada bulan Agustus 2021 dengan responden (47,5%). Berdasarkan tingkat
menggunakan sampel 40 responden dengan Pendidikan paling banyak adalah D3 perawat
profesi perawat yang melakukan praktik home yaitu 32 responden (80%). Berdasarkan jenis
care di Surakarta dan sekitarnya. Pengumpulan kelamin paling banyak responden adalah laki-laki
data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yaitu 28 responden (70%). Berdasarkan lama
jiwa kewirausahaan yang berisi 29 item kerja, responden paling banyak memiliki masa
pertanyaan dan kuesioner kualitas pelayanan kerja 1-5 tahun. Berdasarkan jarak rumah ke
home care berisi 45 item pertanyaan yang pasien, paling banyak yaitu berjarak < 30 km.
keduanya sudah dilakukan uji validitas dan
reliabilitas dan dinyatakan valid dan reliabel. 2. Gambaran Jiwa Kewirausahaan
Analisis data dilakukan dengan berbagai tehnik
Tabel 2. Jiwa Kewirausahaan
analisis yaitu univariat dan bivariat. Analisis
univariat dilakukan dengan membuat tabel Kategori f %
distribusi frekuensi, sedangkan analisis bivariat
Rendah 0 0
dilakukan dengan menggunakan uji statistik
Kendall\s Tau-b Sedang 24 60,0
Tinggi 16 40,0
Total 40 100,00
Keterangan: f : frekuensi, % : persentase

Berdasarkan kategori jiwa kewirausahaan,


responden paling banyak pada kategori sedang

JIKI VOL 15 NO.1 APRIL 2022 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 9


yaitu sebanyak 24 responden (60,0%) kualitas pelayanan home care 0,001 ( <0,05). Nilai
Correlation Coefficient bernilai positif sebesar
3. Gambaran kualitas pelayanan home care 0,632 maka bisa disimpulkan arah hubungan
kedua variabel adalah searah
Tabel 3. Distribusi kualitas pelayanan home care

Kategori f (%) PEMBAHASAN


1. Karakteristik Responden
Rendah 0 0 a. Umur
Sedang 15 37.5 Data karakteristik responden
Tinggi 25 62,5 menunjukkan sebagian besar responden
berumur dewasa awal atau 25 – 35 tahun
Total 40 100,00
(47,5%). Menurut teori Erickson dalam
Sacco fase dewasa dibagi menjadi tiga yaitu
Keterangan: f : frekuensi, % : persentase dewasa awal (20 – 40 tahun), dewasa
tengah (41 – 65 tahun) dan dewasa akhir
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data (>65 tahun) (Krismawati, 2014). Umur
bahwa kualitas pelayanan home care masuk dalam perawat yang sebagian besar telah
kategori tinggi sebesar 25 responden ( memasuki usia dewasa berhubungan
62,5%) dan pada kategori sedang 15 (37,5%). dengan kemampuan mental perawat dalam
menghadapi tekanan selama bekerja baik di
dalam institusi rumah sakit maupun ketika
4. Hubungan jiwa kewirausahaan dan kualitas menjalankan kegiatan nursepreneur. Hal
tersebut sebagaimana dikemukakan oleh
pelayanan home care
Marla dan Sharon (2017) bahwa semakin
bertambah umur perawat, maka
Tabel 4. Hubungan jiwa kewirausahaan dan pengalaman kerjanya semakin meningkat
kualitas pelayanan home care sehingga kesiapannya dalam menghadapi
Correlations tugas semakin baik.
Marla and Sharon (2017)
JIW KUALITA
mengemukakan bahwa jiwa kewirausahaan
A S pada perawat dipengaruhi oleh berbagai
Correlatio 1.000 .632** faktor, misalnya faktor pendapatan,
n tantangan, jiwa kemanusiaan, serta faktor
Coefficien karakteristik perawat misalnya usia dan
t tingkat pendidikan. Disebutkan bahwa
JIWA
Sig. (2- . .001 semakin tinggi umur maka tingkat
tailed) semangat jiwa kewirausahaan perawat
semakin turun, hal ini disebabkan karena
N 40 40 semakin tinggi umur maka jabatannya
Kendall'
*
Correlatio .632 1.000 dalam rumah sakit semakin tinggi yang
s tau_b
n * berdampak pada tingkat kesibukan dan
pendapatannya semakin tinggi, sehingga
Coefficien
KUALITA keinginan perawat untuk berwirausaha juga
t semakin rendah.
S
Sig. (2- .001 .
tailed) b. Jenis Kelamin
Karakteristik jenis kelamin responden
N 40 40
menunjukkan distribusi tertinggi adalah
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). laki-laki (70,0%). Asumsi umum
menunjukkan bahwa pekerjaan perawat
Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai identik dengan seorang perempuan
signifikansi hubungan jiwa kewirausahaan dan sebagaimana dikemukakan oleh Ester
JIKI VOL 15 NO.1 APRIL 2022 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 10
(2015). Karena tugas perawat yang responden memiliki masa kerja yang cukup
membutuhkan kesabaran, ketelitian, untuk memperoleh pengalaman sebagai
ketelatenan dan penuh kasih sayang dalam sumber pengetahuan dan ketrampilan dalam
menangani pasien. Sifat – sifat yang harus memberikan pelayanan keperawatan kepada
dimiliki perawat itu adalah termasuk dalam pasien.
karakteristik peran jenis feminin. Tetapi Pendapat Nursalam (2009) bahwa
perawat modern lebih ditekankan untuk semakin banyak masa kerja perawat maka
memiliki sifat androgini, misalnya saja semakin banyak pengalaman perawat
perawat modern sering membuat keputusan tersebut dalam memberikan asuhan
mandiri tentang perawat yang memerlukan keperawatan yang sesuai dengan standar
dasar tentang apa yang diketahui perawat atau prosedur tetap yang berlaku. Semakin
mengenai individu tersebut dan masalah baiknya pelaksanaan asuhan keperawatan
yang akan terjadi. seiring bertambahnya lama kerja, juga
didukung adanya suatu kecenderungan
c.Tingkat Pendidikan kepatuhan dalam melaksanakan standar
Karakteristik tingkat pendidikan prosedur operasional pada perawat yang
responden menunjukkan bahwa sebagian memiliki masa kerja lebih lama.
besar responden adalah D3 Keperawatan Hasil penelitian Fisella dan Jeavery
yaitu 32 responden (80,0%) dan sisanya (2013) menunjukkan bahwa berdasarkan
adalah S1 Keperawatan. Peraturan Menteri lama kerjanya, perawat dengan masa kerja
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 lebih dari 3 tahun memiliki pengetahuan
Tahun 2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan lebih baik dibandingkan perawat yang
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 memiliki masa kerja kurang dari 3 tahun.
tentang Keperawatan bahwa perawat vokasi Peneliti berpendapat bahwa semakin lama
adalah perawat lulusan pendidikan vokasi masa kerja seorang perawat maka semakin
keperawatan paling rendah program banyak pengetahuan, pengalaman dan
Diploma Tiga Keperawatan. Sebagian ketrampilan perawat dalam melaksanakan
perawat RSUI Kustati Surakarta telah tindakan asuhan keperawatan pada pasien
menempuh pendidikan sarjana di rumah sakit yang sesuai dengan standar
Keperawatan untuk meningkatkan kualitas prosedur operasional yang telah ditetapkan.
pelayanan pasien. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Tingkat pendidikan responden yang baik Zulfikar menunjukkan bahwa semakin lama
tentunya mendukung kemampuan seseorang bekerja maka kondisi stres
responden dalam menerima informasi yang kerjanya akan semakin ringan karena orang
selanjutnya dijadikan dasar dalam tersebut sudah berpengalaman dan cepat
pembentukan pengetahuan. Hal ini tanggap dalam menghadapi masalah-
sebagaimana dikemukakan oleh masalah pekerjaan (Zulfikar, 2013).
Notoadmodjo (2010) bahwa pendidikan Sehingga semakin lama masa kerja, maka
seseorang berhubungan dengan kemampuan pengalaman dan kemampuan perawat
orang tersebut dalam memperoleh dalam menghadapi permasalahan dalam
informasi sebagai dasar pembentukan menjalankan pekerjaannya semakin baik,
pengetahuan, semakin tinggi tingkat sehingga pada akhirnya kualitas pelayanan
pengetahuan maka kemampuannya semakin keperawatannya juga semakin baik. Hal ini
meningkat. didukung oleh hasil penelitian Syafrisar
(2017) yang menyimpulkan bahwa
d. Lama Kerja karakteristik individu lama kerja perawat
Karakteristik lama kerja responden merupakan faktor yang menimbulkan
menunjukkan bahwa sebagian besar kenyamanan dan kepuasan pasien dalam
responden memiliki lama kerja lebih dari 5 proses interaksi pelayanan keperawatan.
tahun yaitu sebanyak 36 responden (90%).
Karakteristik lama kerja responden tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar e. Jarak rumah responden dengan lokasi pasien
JIKI VOL 15 NO.1 APRIL 2022 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 11
yang membutuhkan pelayanan home care oleh kebijakan pemerintah yang kurang baik
Karakteristik jarak rumah responden (Simin et.all, 2016).
dengan lokasi pasien yang membutuhkan
pelayanan home care menunjukkan 3. Kualitas Pelayanan Home care
sebagian besar adalah kurang dari 30 km Kualitas pelayanan home care responden
(87,5%). Jarak rumah atau tempat tinggal menunjukkan sebagian besar responden
perawat dengan lokasi pasien ( rumah ) memiliki tingkat kualitas pelayanan home care
berhubungan dengan tingkat kelelahan yang dalam kategori tinggi (62,5%) dan sisanya
dialami oleh perawat selama perjalanan dari adalah sedang (37,5%) serta tidak ditemui
rumah ke tempat pasien. Kelelahan yang responden dengan kualitas pelayanan yang
dialami oleh perawat dalam perjalanan kurang. Hasil ini menunjukkan bahwa kualitas
menuju tempat pasien dapat berdampak pelayanan home care yang dilakukan oleh
terhadap kinerja perawat. responden sebagian besar adalah baik.
Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Home care merupakan pelayanan kesehatan
oleh Setyawati (2010) yang menyatakan yang berkesinambungan dan komprehensif yang
bahwa jarak tempat tinggal dan tempat diberikan kepada individu dan keluarga ditempat
kerja merupakan faktor yang harus tinggal mereka yang bertujuan meningkatkan
diperhatikan sebaik-baiknya agar kelelahan kesehatan dan memaksimalkan tingkat
kerja dapat dikendalikan. kemandirian dan meminimalkan akibat dari
penyakit. Kebutuhan akan home care semakin
2. Gambaran Jiwa Kewirausahaan meningkat, hal ini disebabkan meningkatnya
Hasil penelitian menunjukkan gambaran jiwa prevalensi penyakit kronis atau penyakit long
kewirauasahaan responden sebagian besar life desease seperti stroke, penyakit jantung dan
adalah dalam kategori sedang (60,0%) dan diabetes mellitus. Faktor lain adalah adanya
sisanya adalah tinggi (40,0%), serta tidak transisi epidemiologis yang mengakibatkan
didapatkan responden dengan jiwa semakin meningkatnya kasus penyakit kronis
kewirausahaan yang rendah. Berdasarkan hasil dibandingkan penyakit akut, sehingga terjadi
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa peningkatkan jumlah kasus penyakit terminal
sebagian besar responden memiliki jiwa yang tidak efektif dan efisien jika dirawat di
kewirausahaan yang baik. rumah sakit (Vera, 2020).
Nursepreneur merupakan suatu Tindakan dari
seorang perawat untuk mengembangkan dirinya 4. Hubungan Jiwa Kewirausahaan dengan
khususnya dalam peningkatan ekonominya Kualitas Pelayanan Home care Perawat
dengan memanfaatkan pengetahuan dan Hasil uji korelasi Kendall\s Tau-b
ketrampilan yang dimilikinya. Kebutuhan- menunjukan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,001
kebutuhan pelayanan kesehatan yang Nilai signifikansi uji adalah lebih kecil dari 0,05
berkembang di masyarakat semakin berkembang (0,001< 0,05) maka keputusan uji adalah H0
baik dari segi pelayanan kesehatan secara umum ditolak yang artinya bahwa terdapat hubungan
hingga kepada pelayanan medis yang bersifat yang signifikan antara jiwa kewirausahaan
estetika misalnya untuk pelayanan kesehatan dengan kualitas pelayanan home care yang
kecantikan. dijalankan oleh perawat.
Hal ini sebagaimana juga ditunjukkan dalam Kualitas berdasarkan sudut pandang perawat
sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa sering diartikan dengan memberikan pelayanan
kegiatan nursepreneur di Iran semakin keperawatan sesuai yang dibutuhkan pasien agar
berkembang seiring dengan meningkatnya menjadi mandiri atau terbebas dari sakitnya,
kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan bebas melakukan segala sesuatu secara
kesehatan di luar rumah sakit. Penelitian tersebut professional untuk meningkatkan derajat
juga menyebutkan bahwa tumbuhnya layanan- kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan
layanan kesehatan selain rumah sakit di ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maju,
masyarakat juga dipengaruhi oleh masih mutu pelayanan yang baik, dan memenuhi
kurangnya fasilitas-fasilitas yang disediakan standar yang baik (Triwibowo, 2013).
oleh rumah sakit dimana kondisi ini disebabkan Selanjutnya kualitas pelayanan home care
JIKI VOL 15 NO.1 APRIL 2022 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 12
diartikan bagaimana perawat mampu sejawat maupun dengan mencari pendidikan-
menjalankan praktik pelayanan kesehatan di pendidikan keperawatan informal yang dapat
rumah yang dikembangkan oleh American meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.
Nurse Association dengan mengacu standar Penelitian lain dilakukan oleh Laelatul
pelayanan diawali dari pengkajian, perencanaan, (2019) menyebutkan bahwa jiwa kewirausahaan,
implementasi hingga evaluasi ( Parellangi, modal usaha dan orientasi pasar berpengaruh
2018). terhadap kinerja kewirausahaan mahasiswa
Triwibowo (2013) menjelaskan bahwa berwirausaha di Fakultas Ekonomi Universitas
terdapat 6 faktor yang mempengaruhi Negeri Semarang baik secara parsial atau
kemampuan perawat dalam melaksanakan simultan
tindakan keperawatan yaitu kemampuan diri,
kerjasama, pengetahuan ketrampilan masa kini, KESIMPULAN
penyelesaian tugas, pertimbangan prioritas 1. Jiwa kewirausahaan perawat yang menjalankan
keperawatan dan evaluasi berkelanjutan. Jiwa praktik home care sebagian besar adalah
kewirausahaan seorang perawat memiliki sedang (60,0%).
hubungan terhadap kualitas pelayanan yang 2. Kualitas pelayanan home care perawat yang
diberikan oleh perawat tersebut. Jiwa menjalankan praktik mandiri (nursepreneur)
kewirausahaan berpengaruh positif terhadap sebagian besar adalah tinggi (62,5%).
keberhasilan usaha. Dalam diri seorang 3. Terdapat hubungan jiwa kewirausahaan
wirausahawan terdapat beberapa sifat atau jiwa dengan kualitas pelayanan home care perawat
yang khas. Sifat-sifat tersebut mampu dengan nilai signifikansi (2-tailed) sebesar
mengantarkan keberhasilan dalam mengelola 0,001 dan nilai correlation coefficient 0,632
suatu usaha yang dilakukannya (Dananjaya, bisa disimpulkan semakin tinggi jiwa
2014). kewirausahaan maka kualitas pelayanan home
Sifat dalam mengelola suatu usaha dilandasi care semakin tinggi.
oleh adanya kemampuan untuk mengerahkan
segala kemampuan dirinya dalam mencapai SARAN
tujuan, memiliki kemauan untuk meningkatkan 1. Bagi Perawat
kemampuan dirinya serta memiliki orientasi atau Seiring meningkatnya kebutuhan home
tujuan yang jelas terhadap tindakannya. Salah care di masyarakat, diharapkan perawat
satu ciri dari perawat yang memiliki jiwa meningkatkan kesadaran fungsi dan peran
kewirausahaan yang tinggi adalah kemauan perawat secara umum yaitu turut dalam
untuk senantiasa mengasah diri terhadap pengembangan kualitas kesehatan masyarakat,
pengetahuan dan ketrampilan keperawatan. Jiwa sehingga dengan kesadaran tersebut tumbuh
kewirausahaan atau enterpreneurship merupakan sikap pengorbanan terhadap masyarakat serta
kemampuan dan inovatif yang dijadikan dasar, disisi lain akan mengembangkan sikap
kiat dan sumber daya untuk mencari peluang kewirausahaan perawat . Perawat yang
menuju sukses (Dinda C, 2020). melakukan pelayanan praktik mandiri home
Perawat yang memiliki jiwa kewirausahaan care harus mempunyai SIPP ( Surat Ijin
yang baik maka akan mampu mengintegrasikan Praktik Perawat) sebagai bukti tertulis
seluruh kemampuan yang dimilikinya baik yang diberikan oleh Pemerintah kepada
dalam pengerahan diri terhadap pelayanan home perawat sebagai kewenangan untuk
care, memiliki semangat untuk melakukan menjalankan praktik mandiri.
orientasi terhadap tindakan-tindakan yang harus 2. Bagi Institusi Rumah Sakit
dilakukan dalam pengembangan pelayanan, Rumah sakit hendaknya juga melakukan
memiliki semangat yang tinggi dalam tindakan-tindakan intervensi untuk
mengadapi dinamika pelayanan home care yang meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
semakin berkembang di masyarakat. Perawat perawat melalui pemberian pelatihan atau
yang memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi work shop sehingga perawat mampu
akan senantiasa berusaha untuk meningkatkan melaksanakan tindakan home care baik yang
kualitas pengetahuan dan ketrampilan terintegrasi dengan rumah sakit maupun
keperawatannya baik dengan belajar dari rekan secara mandiri.
JIKI VOL 15 NO.1 APRIL 2022 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 13
Kewirausahaan, Modal Usaha Dan Orientasi
3. Bagi Institusi Pendidikan Pasar Terhadap Kinerja Kewirausahaan Pada
Seiring dengan persaingan usaha yang Mahasiswa Berwirausaha Di Fakultas
semakin kompetitif, maka diharapkan Institusi Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Pendidikan mampu membentuk jiwa Naskah Publikasi. Semarang: Jurusan
entrepreneur yang mempunyai inovasi dan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi,
kreatifitas untuk menangkap peluang usaha Universitas Negeri Semarang.
pada mahasiswa. Marla, Y. J., & Sharon, M. W. (2017). The Nurse
4. Bagi Masyarakat Enterpreneur : empowerment needs,
Masyarakat mendapatkan kualitas challenges, and self-care practices. Nursing :
pelayanan home care yang komprehensif dan research and review. Dovepress. Chicago :
berkesinambungan. phychologi departement, Adler University.
Mulyadi, D. (2013). Analisis Manajemen Mutu
DAFTAR PUSTAKA Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit
Islam Karawang.Jurnal Manajemen Vol. 10
Dananjaya, N., Suparta, I .G., & Setiawan, A. P . No. 3. Majalengka : Universitas Majalengka.
(2014). Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Notoatmodjo, S. (2010). Pendidikan dan Perilaku
Manajemen Agribisnisterhadap Keberhasilan Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Gapoktan Simantridi Kabupaten Tabanan. Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan
Jurnal Manajemen. Jurnal Manajemen Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Agribisnis [Online] Vol. 2, No. 2, Oktober Profesional. Jakarta Selatan : Salemba
2014 ISSN: 2355-0759 Empiris, Keilmuan, Medika.
dan Agama. Majalengka : Universitas Parellangi, A. (2018). Home Care Nursing
Majalengka. Aplikasi Praktik Berbasis Evidence-Based.
Dinda, C. (2020). Pengembangan Kewirausahaan Yogyakarta: Andi Offset.
Keperawatan : Literature Review. Publikasi Setyawati. (2010). Selintas Tentang Kelelahan
Penelitian. Jakarta : Prodi DIII Keperawatan Kerja. Yogyakarta : Asmara Books.
Universitas Pendidikan Indonesia. Simin , J., Heidarali, A., Nasrin, E., Mosoud, F.,
Ester. (2015). Inovasi pelayanan kesehatan dalam & Khoshkab. (2016). Iranian Entrepreneur
meningkatkan kualitas. Jurnal Kebijakan dan Nurses Perceived Barries to
Manajemen Publik. Jakarta : Fakultas Entrepreneurship: A Quality Study. Nursing
Kesehatan Masyarakat Universitas Journal. Iranian Journal and Midwifery
Indonesia. Research. Januari-February 2016.
Febrian, R. (2015). Nursepreunership Gagasan Susilo, G. A., & Taukhit. (2019).
dan Praktik Kewirausahaan dalam Nursepreneurship Teori dan Praktik
Keperawatan. Yogyakarta: Trans Media. Kewirusahaan untuk Keperawatan .
Fisella, H., & Jeavery. (2013). Hubungan Yogyakarta : Pustaka Baru.
Karakteristik Individu Dengan Kinerja Syafrisar, M. A. (2017). Karakteristik Individual
Perawat Di Ruang Rawat Inap Penyakit Perawat terhadap Kenyamanan dan
Dalam RSUD. FK Universitas Sam Kepuasan Proses Interaksi Pelayanan
Ratulangi Manado. Publikasi Penelitian Keperawatan. Jurnal Keperawatan. NERS,
Manado : Prodi Keperawatan Universitas Volume 13 No 2, Maret 2017. Riau: Poltekes
Samratulangi. Kemenkes Riau.
Kementrian Pendidikan Nasional. (2010). Konsep Triwibowo, C. (2013). Manajemen Pelayanan
Dasar Kewirausahaan Kesehatan Sint Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta :
Carolus. Jakarta: Universitas Bina Nusantara. Trans Media.
Krismawati, Y. (2014). Teori Psikologi Triwibowo, C. (2012). Home care: Konsep
Perkembangan Erik H. Erikson. Jurnal Kesehatan Masa Kini. Edisi ke -1.
Teologi. Vol. 2, No. 1, Oktober 2014 (46- Yogyakarta: Nuha Medika.
56) ISSN 2406-8306. Jakarta: Sekolah
Zulfikar. (2013). Measure of Entrepreneurial
Tinggi Teologi Pelita Bangsa Jakarta.
Behavior of University Students: A Theory
Laelatul, M. (2019). Pengaruh Jiwa
JIKI VOL 15 NO.1 APRIL 2022 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 14
of Planned Behavior Approach. Jurnal
Pendidikan. Dinamika Pendidikan, 13(2).
Hal 143-156: Universitas Negeri Semarang.

JIKI VOL 15 NO.1 APRIL 2022 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 15

Anda mungkin juga menyukai