Disusun Oleh:
Dosen Pengajar:
Dian Agnesia S.Gz.,MPH
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
.
2.2 Assesmen
Anemia kehamilan dapat terjadi karena sebagian besar ibu hamil
memiliki pengetahuan kurang, paritas dan jarak kehamilan yang berdekatan,
umur Ibu, status KEK Ibu, serta tidak patuhnya minum tablet Fe.
Ibu hamil yang mengalami anemia proporsinya lebih besar terjadi
pada ibu dengan pengetahuan kurang (76,5%). Hal ini diketahui bahwa ibu
yang memiliki pengetahuan kurang tidak tahu cara mengatasi anemia karena
kurangnya informasi yang didapat dan sumber informasi yang kurang.
Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang menstimulasi atau
merangsang terhadap terwujudnya sebuah perilaku kesehatan.
Paritas beresiko lebih banyak mengalami anemia pada ibu hamil
dibandingkan responden dengan paritas tidak beresiko. Hal ini dikarenakan
paritas merupakan salah satu faktor penting dalam kejadian anemia zat besi
pada ibu hamil. Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan hidup. Menurut
Manuaba (2010), wanita yang sering mengalami kehamilan dan melahirkan
semakin berisiko anemia karena banyak kehilangan zat besi, hal ini
disebabkan selama kehamilan wanita menggunakan cadangan besi yang ada
di dalam tubuhnya. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko
mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabilatidak memperhatikan
kebutuhan nutrisi, karena selama hamil zat-zat gizi akan berbagi untuk ibu
dan janin yang dikandungnya. Semakin sering seorang wanita melahirkan
maka semakin besar risiko kehilangandarah dan berdampak pada penurunan
kadar Hb. Setiapkali wanita melahirkan, jumlah zat besi yang hilang
diperkirakan sebesar 250mg (wikjosastro, 2005). Hal yang sama ditemukan
oleh Rohas (2010) yaitu bahwa ibu hamil dengan paritas tinggi berisiko 33,0
kali untuk anemia.
Umur dari Ibu dapat mempengaruhi terjadinya anemia. Umur ibu yang
beresiko lebih banyak mengalami anemia pada ibu hamil dibandingkan Ibu
dengan umur yang tidak beresiko. Kehamilan diusia < 20 tahun dan diatas
35 tahun dapat menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia < 20
tahun secara biologis belum optimal emosinya cenderung labil, mentalnya
belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang
mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat
gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia >35 tahun terkait dengan
kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang
sering menimpa diusia ini.
Status KEK juga dapat menunjukkan hubungan sebab akibat dengan
kejadian anemia pada ibu hamil. Status KEK dapat menyebabkan terjadinya
anemia pada ibuhamil 2,8 kali dibandingkan dengan ibu hamil tidak KEK.
Ibu hamil yang mempunyai ukuran lila yang berisiko KEK mempunyai
peluang 4,455 kali menderita anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang
tidak mempunyai resiko.
Ibu hamil yang mengalami anemia proporsinya lebih besar terjadi
pada ibu yang tidak patuh meminum tablet Fe (82,4%) dibandingkan dengan
ibu yang patuh meminum tablet Fe (40,7%). Ketidakpatuhan ibu hamil
meminum tablet zat besi dapat memiliki peluang yang lebih besar untuk
terkena anemia. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh efek samping yang
kurang nyaman dirasakan oleh ibu ketika mengkonsumsi tablet Fe, seperti
mual, muntah, dan nyeri ulu hati. Padahal suplementasi besi atau pemberian
tablet Fe itu begitu penting, karena merupakan salah satu upaya penting
dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia
kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena
kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang dapat mencegah
anemia karena kekurangan asam folat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Kritik dan Saran
Mengingat masih banyaknya mahasiswa yang belum mengetahui
tentang
maka diharuskan kepada seluruh mahasiswa untuk mempelajari dan
memahami makalah ini dengan sebaik-baiknya, karena di dalam makalah ini
mencakup
DAFTAR PUSTAKA