Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) pada Balita

Topik : Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)


Penyuluh : Mahasiswa
Sasaran : Ibu –ibu Martapura Kalimantan Selatan
Hari/Tanggal : Senin, 25 Juli 2018
Waktu : 60 menit
Tempat : Balai Desa Martapura Kalimantan Selatan
Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian ISPA
2. Penyebab ISPA
3. Faktor resiko
4. Tanda dan gejala
5. Macam-macam ISPA
6. Cara Penularan ISPA
7. Pengobatan ISPA
8. Pencegahan ISPA

A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernapasan Atas merupakan keadaan infeksi anak paling lazim,
tetapi kemakananya tergantung frekuensi relatif dari komplikasi yang terjadi pada
anak. Sindrom ini lebih luas dari pada orang dewasa. Biasanya anak dengan ISPA
mengalami penurunan nafsu makan tetapi tindakan memaksa dia untuk makan
hidangan tidak ada gunanya.
Sebagian besar penyakit pada anak-anak adalah infeksi, sebagian besar infeksi
ini terjadi pada saluran nafas, sebagian besar adalah ISPA, kebanyakan adalah virus.
Ispa dapat mencetus kejang demam, dan serangan asma (lectur, 2002).
Dinding dan seluruh sistem pernapasan dilapisi oleh mukosa yang saling
berhubungan sehinga infeksi yang terjadi disuatu tempat dengan mudah bisa
mempengaruhi bagian saluran pernapasan atas lainnya. ISPA juga menjadi alasan
utama mengapa pasien lebih memilih perawatan ambulatory atau rawat jalan. Oleh
karena itu menjadi penting bahwa perawat perlu dipersiapkan untuk memberikan
perawatan terbaik, memberikan penyuluhan dan informasi mengenai obat- obatan
kepada pasien. Meskipun teknologi kedokteran telah berkembang sedemikian
pesatnya, namun pertanyaan-pertanyaan klinis yang umum untuk penyakit ISPA
selalu mementingkan pada strategi yang efektif untuk pencegahan, diagnosa dan
perawatan.
Anak-anak merupakan kelompok masyarakat yang rentan untuk terserang
berbagai penyakit khususnya penyakit infeksi. Menurut temuan organisasi kesehatan
dunia (WHO) diperkirakan 10 juta anak meninggal tiap tahun. Yang disebabkan
karena diare, HIV/AIDS, Malaria dan ISPA (Depkes RI, 2008).
Penyakit ISPA merupakan suatu masalah kesehatan utama di indonesia karena masih
tingginya angka kejadian ISPA terutama pada Anak-Anak dan balita. ISPA
mengakibatkan sekitar 20% – 30% kematian anak balita. ISPA merupakan salah satu
penyebab kunjungan pasien pada sarana kesehatan. Sebanyak 40% – 60% kunjungan
berobat di puskesmas dan 15% – 30% kunjungan berobat dirawat jalan dan rawat
inap.

B. Tujuan
a.Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, ibu ibu Martapura
Kalimantan Selatan dapat mencegah terjadinya penyakit ISPA pada anak-anak.
b.Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran selama 30 menit, Ibu-ibu Martapura
Kalimantan Selatan mengetahui tentang :
 Pengertian ISPA
 Penyebab ISPA
 Faktor resiko ISPA
 Tanda dan gejala ISPA
 Macam-macam Penyakit ISPA pada Balita
 Cara Penularan ISPA
 Pengobatan ISPA
 Pencegahan ISPA
C. Kepanitiaan

1. Ketua Pelaksana :.........................................

2. Sekretaris :.........................................

3. Bendahara :..........................................

4. Seksi Acara :..........................................

5. Seksi Humas :..........................................

6. Seksi Pubdekdok :..........................................

7. Seksi Konsumsi :.........................................

D. Materi Penyuluhan

a. Pengertian ISPA
b. Penyebab ISPA
c. Faktor resiko
d. Tanda dan gejala
e. Macam-macam ISPA
f. Cara Penularan ISPA
g. Pengobatan ISPA
h. Pencegahan ISPA
E. Kegiatan

a. Petugas-petugas acara

Moderator : .............................................
Notulen : .............................................

Penyaji : .............................................

Observer : ............................................

Fasilitator : .............................................

b. Pengorganisasian

Pemateri : Menyajikan materi

Moderator : Mengatur jalannya diskusi

Notulis : Mencatat hasil diskusi

Fasilitator : Mendampingi peserta penyuluhan

Observer : Mengobservasi jalannya penyuluhan tentang ketepatan

waktu, ketepatan masing-masing peran.

c. Metode

1. Ceramah

2. Tanya dan jawab

d. Media

1. Leaflet

2. LCD dan PowerPoint

e. Kegiatan Penyuluhan
No Kegitan Penyuluhan Waktu Kegiatan Peserta
1. Memberikan salam dan 2 menit Menjawab salam dan
memperkenalkan diri menanggapi
Menyampaikan tujuan
2. Menjelaskan pengertian ISPA, ISPA 15 menit Memperhatikan dan
pada Balita, Penyebab ISPA,Faktor menanggapi
resiko, Tanda dan gejala ISPA,
Macam-macam ISPA, Cara
penularan ISPA, Pengobatan
ISPA,Pencegahan ISPA

3. Diskusi dan tanya jawab 5 menit Memberikan umpan balik


4. Evaluasi 6 menit Menjawab dan menaggapi
5. Menutup dan mengucapkan salam 2 menit Mendengarkan dan menjawab
salam

F. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Essay
Jenis : Lisan

Butir pertanyaan :
1. Apa pengertian ISPA ?
2. Apakah penyebab ISPA?
3. Apakah Tanda dan gejala ISPA?
4. Bagaimana Pengobatan ISPA?
5. Bagaimana cara Pencegahan ISPA?
Jawaban :
1. Infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari.
2. Kebanyakan infeksi saluran pernafasan akut disebabkan oleh jenis bakteri,
virus, dan jamur.
3. Batuk, pilek dengan disertai demam atau tidak
4. Cara pengobatan ISPA
Apabila anak sudah positif terserang ISPA, sebaiknya orang tua tidak
memberikan makanan yang dapat merangsang rasa sakit pada tenggorokan,
misalnya minuman dingin, makanan yang mengandung vetsin atau rasa
gurih, bahan pewarna, pengawet dan makanan yang terlalu manis. Anak
yang terserang ISPA, harus segera dibawa ke dokter.
5. Cara pencegahan ISPA
a. Menjauhkan anak dari penderita batuk
b. Memberikan makanan bergizi setiap hari
c. Menjaga kebersihan tubuh, makanan dan lingkungan anak
d. Berikan imunisasi lengkap
e. Kontrol kesehatan anak rutin.
MATERI PENYULUHAN TENTANG INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DAN ANAK-ANAK

1.Pengertian ISPA

ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Penyakit
infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai
dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) seperti sinus, rongga telinga
tengah dan pleura. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak,
karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. Namun tidak menutup
kemungkinan ISPA dapat menyerang orang dewasa.

2. Penyebab ISPA

Infeksi saluran pernafasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek dan
bermacam-macam, yang disebabkan oleh berbagai penyebab. Kebanyakan infeksi
saluran pernafasan akut disebabkan oleh virus dan mikroplasma. Penyebab ISPA terdiri
dari 300 lebih jenis bakteri, virus,dan jamur. Bakteri penyebab ISPA misalnya:
Streptokokus Hemolitikus, Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofilus Influenza,
Bordetella Pertusis, dan Korinebakterium Diffteria (Achmadi dkk., 2004). Bakteri
tersebut di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas
yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri tersebut menyerang anak-anak yang
kekebalan tubuhnya lemah misalnya saat perubahan musim panas ke musim hujan (PD
PERSI, 2002).

Untuk golongan virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus (termasuk di
dalamnya virus para-influensa, virus influensa, dan virus campak), dan adenovirus.
Virus para-influensa merupakan penyebab terbesar dari sindroma batuk rejan,
bronkiolitis dan penyakit demam saluran nafas bagian atas. Untuk virus influensa bukan
penyebab terbesar terjadinya terjadinya sindroma saluran pernafasan kecuali hanya
epidemi-epidemi saja. Pada bayi dan anak-anak, virus-virus influenza merupakan
penyebab terjadinya lebih banyak penyakit saluran nafas bagian atas daripada saluran
nafas bagian bawah (Siregar dan Maulany, 95).

3. Faktor Risiko

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko kematian akibat ISPA adalah umur di bawah
dua bulan, kurang gizi, berat badan lahir rendah, tingkat pendidikan ibu rendah,
rendahnya tingkat pelayanan (jangkauan) pelayanan kesehatan, lingkungan rumah
imunisasi yang tidak memadai dan menderita penyakit kronis (Indah, 2005)

4. Tanda dan Gejala

Sebagian besar anak dengan infeksi saluran nafas bagian atas memberikan gejala yang
sangat penting yaitu batuk. Infeksi saluran nafas bagian bawah memberikan beberapa
tanda lainnya seperti nafas yang cepat dan retraksi dada. Semua ibu dapat mengenali
batuk tetapi mungkin tidak mengenal tanda-tanda lainnya dengan mudah (Harsono dkk.,
1994). Selain batuk gejala ISPA pada anak juga dapat dikenali yaitu flu, demam dan
suhu tubuh anak meningkat lebih dari 38,5 0 Celcius dan disertai sesak nafas (PD
PERSI, 2002).

5.Pembagian ISPA

ISPA dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu (Suyudi, 2002):

1).ISPA ringan bukan pneumonia


2). ISPA sedang, pneumonia
3). ISPA berat, pneumonia berat
Khusus untuk bayi di bawah dua bulan, hanya dikenal ISPA berat dan ISPA ringan
(tidak ada ISPA sedang). Batasan ISPA berat untuk bayi kurang dari dua bulan adalah
bila frekuensi nafasnya cepat (60 kali per menit atau lebih) atau adanya tarikan dinding
dada yang kuat. Pada dasarnya ISPA ringan dapat berkembang menjadi ISPA sedang
atau ISPA berat jika keadaan memungkinkan misalnya pasien kurang mendapatkan
perawatan atau daya tahan tubuh pasien sangat kurang. Gejala ISPA ringan dapat
dengan mudah diketahui orang awam sedangkan ISPA sedang dan berat memerlukan
beberapa pengamatan sederhana.

1). Gejala ISPA ringan


Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan gejala sebagai berikut
a). Batuk.
b). Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya pada
waktu berbicara atau menangis).
c). Pilek yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung.
d). Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C atau jika dahi anak diraba dengan
punggung tangan terasa panas.
Jika anak menderita ISPA ringan maka perawatan cukup dilakukan di rumah tidak perlu
dibawa ke dokter atau Puskesmas. Di rumah dapat diberi obat penurun panas yang
dijual bebas di toko-toko atau Apotik tetapi jika dalam dua hari gejala belum hilang,
anak harus segera di bawa ke dokter atau Puskesmas terdekat.

2). Gejala ISPA sedang


Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika di jumpai gejala ISPA ringan
dengan disertai gejala sebagai berikut :
a). Pernapasan lebih dari 50 kali /menit pada anak umur kurang dari satu tahun atau
lebih dari 40 kali/menit pada anak satu tahun atau lebih.
b). Suhu lebih dari 390C.
c). Tenggorokan berwarna merah.
d). Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak
e). Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
f). Pernafasan berbunyi seperti mendengkur.
g). Pernafasan berbunyi seperti mencuit-cuit.
Dari gejala ISPA sedang ini, orangtua perlu hati-hati karena jika anak menderita ISPA
ringan, sedangkan anak badan panas lebih dari 390C, gizinya kurang, umurnya empat
bulan atau kurang maka anak tersebut menderita ISPA sedang dan harus mendapat
pertolongan petugas kesehatan.

3). Gejala ISPA berat


Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika ada gejala ISPA ringan atau sedang
disertai satu atau lebih gejala sebagai berikut:
a). Bibir atau kulit membiru
b). Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernapas
c). Anak tidak sadar atau kesadarannya menurun
d). Pernafasan berbunyi mengorok dan anak tampak gelisah
e). Pernafasan menciut dan anak tampak gelisah
f). Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas
g). Nadi cepat lebih dari 60 x/menit atau tidak teraba
h). Tenggorokan berwarna merah
Pasien ISPA berat harus dirawat di rumah sakit atau puskesmas karena perlu mendapat
perawatan dengan peralatan khusus seperti oksigen dan infus.

6.Cara Penularan ISPA


Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar,
bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, oleh karena itu maka
penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan melalui udara
dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita
maupun dengan benda terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat
pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian
besar penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur
penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO, 2007)
7.Pengobatan
Apabila anak sudah positif terserang ISPA, sebaiknya orang tua tidak
memberikan makanan yang dapat merangsang rasa sakit pada tenggorokan, misalnya
minuman dingin, makanan yang mengandung vetsin atau rasa gurih, bahan pewarna,
pengawet dan makanan yang terlalu manis. Anak yang terserang ISPA, harus segera
dibawa ke dokter (PD PERSI, 2002).
Pengobatan pada anak :
a) Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan
kompres,
 Bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol
diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya,
tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan
diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih,
celupkan pada air (tidak perlu air es).
b) Mengatasi batuk
1) Tarik napas dalam dan batuk efektif.
Cara napas dalam dan batuk efektif :
 Ambil napas dalam (melalui hidung)
 Tahan sejenak ± 5-10 detik, lalu hembuskan pelan-pelan melalui
mulut
 Ulangi cara (1) dan (2) sebanyak 3 X
 Setelah itu, batukkan dengan keras
 Jika ada cairan/lendir/sekret yang keluar, langsung buang ke
tempat yang sudah disediakan (Sputum Pot atau jika tidak ada
boleh menggunakan botol /kaleng /wadah berisi pasir).
 Berkumur-kumur.
 Lakukan dengan teratur (minimal 3 x sehari).
Cara pembuatan larutan jeruk nipis-kecap, yaitu :
a. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan larutan
jeruk nipis-kecap :
 Beberapa buah jeruk nipis yang masih segar.
 Setengah sendok teh kecap manis.
 Satu buah gelas minum ukuran belimbing.
b. Langkah-langkah :
 Peras jeruk nipis dan tempatkan dalam gelas.
 Campurkan dengan ½ - 1 sendok kecap manis, aduk rata.
 Diminum sekali habis, lakukan secara rutin, agar
batuknya hilang.
c. Aturan pakai larutan jeruk nipis – kecap adalah:
 Bagi orang dewasa, minum 3 x 1 sdm larutan tanpa
dicampur air.
 Bagi anak-anak, minumkan larutan 3 x ½ sdm larutan
tanpa dicampur air.
 Bila ingin minum air setelah minum larutan, minumlah air
matang yang masih hangat.
 Bila batuk tidak berkurang, segera periksakan diri ke
pusat pelayanan kesehatan terdekat

c) Mengatasi pilek bisa dengan cara inhalasi uap/penguapan sederhana


(tradisional)
 Persiapkan alat dan bahan (baskom berisi air panas, minyak kayu
putih, kain/handuk kering).
 Campurkan minyak kayu putih dengan air panas dalam baskom
dengan perbandingan 2-3 tetes minyak kayu putih untuk 250 ml (1
gelas) air hangat.
 Tempatkan penderita dan campuran tersebut di ruangan tertutup
supaya uap tidaktercampur dengan udara bebas (bisa ditutupi dengan
kain/handuk kering).
 Hirup uap dari campuran tersebut selama ± 5-10 menit atau penderita
sudah merasa lega dengan pernafasannya.

Kontra indikasi : pada balita karena bau minyak penghangat terlalu


kuat serta risiko kecelakaan terkena tumpahan air panas.
Pencegahan ISPA
Keadaan gizi dan keadaan lingkungan merupakan hal yang penting bagi pencegahan
ISPA. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah ISPA adalah:
1). Mengusahakan agar anak mempunyai gizi yang baik
a). Bayi harus disusui sampai usia dua tahun karena ASI adalah makanan yang paling
baik untuk bayi.
b). Beri bayi makanan padat sesuai dengan umurnya.
c). Pada bayi dan anak, makanan harus mengandung gizi cukup yaitu mengandung
cukup protein (zat putih telur), karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
d). Makanan yang bergizi tidak berarti makanan yang mahal. Protein misalnya dapat
di peroleh dari tempe dan tahu, karbohidrat dari nasi atau jagung, lemak dari kelapa
atau minyak sedangkan vitamin dan mineral dari sayuran,dan buah-buahan.
e). Bayi dan balita hendaknya secara teratur ditimbang untuk mengetahui apakah
beratnya sesuai dengan umurnya dan perlu diperiksa apakah ada penyakit yang
menghambat pertumbuhan.
Dinkes DKI (2005)
2). Mengusahakan kekebalan anak dengan imunisasi
Agar anak memperoleh kekebalan dalam tubuhnya anak perlu mendapatkan
imunisasi yaitu DPT (Depkes RI, 2002). Imunisasi DPT salah satunya dimaksudkan
untuk mencegah penyakit Pertusis yang salah satu gejalanya adalah infeksi saluran
nafas (Gloria Cyber Ministries, 2001).
3). Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan modal utama bagi pencegahan penyakit
ISPA, sebaliknya perilaku yang tidak mencerminkan hidup sehat akan menimbulkan
berbagai penyakit. Perilaku ini dapat dilakukan melalui upaya memperhatikan rumah
sehat, desa sehat dan lingkungan sehat (Suyudi, 2002).
4). Pengobatan segera
Apabila anak sudah positif terserang ISPA, sebaiknya orang tua tidak memberikan
makanan yang dapat merangsang rasa sakit pada tenggorokan, misalnya minuman
dingin, makanan yang mengandung vetsin atau rasa gurih, bahan pewarna, pengawet
dan makanan yang terlalu manis. Anak yang terserang ISPA, harus segera dibawa ke
dokter (PD PERSI, 2002)
8.Pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan :
• Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
• Immunisasi.
• Menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan.
• Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

Pemberantasan ISPA yang dilakukan adalah :


• Penyuluhan kesehatan yang terutama di tujukan pada para ibu.
• Pengelolaan kasus yang disempurnakan.
• Immunisasi
Sedangkan kegiatan yang dapat dilakukan oleh kader kesehatan adalah diharapkan dapat
membedakan kasus pneumonia (pneumonia berat dan pneumonia tidak berat) dari
kasus-kasus bukan pneumonia sehingga dapat :
1. Memberikan penjelasan dan komunikasi perihal penyakit batuk pilek biasa (bukan
pneumonia) serta penyakit pneumonia kepada ibu-ibu serta perihal tindakan yang perlu
dilakukan oleh ibu yang anaknya menderita penyakit.
2. Memberikan pengobatan sederhana untuk kasus-kasus batuk pilek (bukan
pneumonia) dengan tablet parasetamol dan obat batuk tradisional obat batuk putih.
3. Merujuk kasus pneumonia berat ke Puskesmas/Rumah Sakit terdekat.
4. Atas pertimbangan dokter Puskesmas maka bagi kader-kader di daerah-daerah yang
terpencil (atau bila cakupan layanan Puskesmas tidak menjangkau daerah tersebut)
dapat diberi wewenang mengobati kasus-kasus pneumonia (tidak berat) dengan
antibiotik kontrimoksasol.
5. Mencatat kasus yang ditolong dan dirujuk
Prinsip perawatan ISPA antara lain :
1) Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari.
2) Meningkatkan makanan bergizi.
3) Bila demam beri kompres dan banyak minum.
4) Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan
yang bersih.
5) Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat.
6) Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih
menetek.

DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI, 2008. Buku Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) untuk Kader. Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman.
Nelson, Behrmen, Kliegman, dkk. 2002.Ilmu Kesehatan Anak vol 2 edisi 15. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai