Dosen Pembimbing :
Dian Agnesia, S. Gz., MPH
Disusun Oleh :
Arin Widi Kustantri (201601003)
b) Riwayat Nutrisi
1. Riwayat Nutrisi Dahulu :
C. Data Obyektif
a) Pemeriksaan Antropometri
Umur = 13 tahun
Berat Badan = 20 kg
Tinggi Badan = 135 cm
BBI = 31,5 kg
IMT = BB (kg) = 20
TB (m)² (1,35)²m
= 10,97
Status gizi (IMT/U) = Nilai (Z-Score) < - 3 SD
Status gizi pasien adalah sangat kurus (Underweight)
c) Pemeriksaan Laboratorium
- HB : 10gr/dl – rendah (anemia)
Normal 12 – 14 gr/dl
- MCV : 99 L µm³
Normal 80 – 100
- MCH : 35 pg
Normal 26 - 34 pg
- MCHC : 35 H g/dl
Normal 32 – 36 H g/dl
BAB II
Patofisiologi
A. Definisi
Anoreksia Nervosa adalah kelainan psikis yang diderita seseorang berupa
kekurangan nafsu makan meski sebenarnya lapar dan berselera terhadap makanan.
Anoreksia Nervosa /AN adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan
kelaparan secara sukarela dan stres dari melakukan latihan. Ciri dari Anoreksia
Nervosa adalah berusaha keras membatasi porsi makan seminimal mungkin,serta
berolahraga secara berlebihan Anoreksia Nervosa merupakan sebuah penyakit
kompleks yang melibatkan komponen psikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal,
pada penderitanya ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGT,hingga
disfungsi hati akut pada tingkat lanjut. Anoreksia nervosa diartikan sebagai
sebagai suatu gangguan makan yang terutama menyerang wanita muda dan
ditandai oleh penurunan berat badan yang ekstrim dan disengaja oleh diri sendiri.
Tanda-tanda Anoreksia Nervosa adalah berat badan turun secara drastis, periode
menstruasi yang tidak stabil pada wanita yang telah puber, diet berkelanjutan,
ketakutan bertambah berat badan atau menjadi gemuk, bahkan ketika berat
badannya dibawah rata rata, gejala yang tidak semestinya pada bentuk/ berat
badan dalam evaluasi diri, sibuk menghitung kalori makanan dan nutrisi, lebih
memilih makan sendirian, latihan berlebih, rambut atau kuku pecah-pecah dan
depresi. (Dona L wong, 2008)
Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang mengancam jiwa yang
ditandai dengan penolakan klien untuk mempertahankan berat badan normal ynag
minimal, gangguan persepsi yang bermakna tentang bentuk atau ukuran tubuh
atau menolak untuk mengakui bahwa ada masalah.(Sheila L. Videbeck, 2008)
B. Klasifikasi Anoreksia Nervosa
1. Tipe terbatas
Yaitu, individu dengan tipe ini menghindari makan berlebihan, mereka
biasanya menyediakan makan sendiri
2. Tipe binge
Yaitu, individu ini dapat makan dimana saja, akan tetapi selesai makan ia akan
segera memuntahkan makanannya di kamar mandi, menggunakan pencuci
perut atau suplemen pencahar untuk memperlancar buangan kotoran.
C. Etiologi atau penyebab
Etiologi gangguan anoreksia nervosa tetap tidak jelas. Terdapat komponen
pisikologis yang jelas, dan diagnosis terutama didasarkan pada kriteria pisikologis
dan prilaku dari seseorang. Namun demikian, manisfestasi fisik anoreksia dapat
mengarah pada kemungkinan faktor-faktor organic pada etiologi.
Faktor predisposisi
1. Biologis
Diyakini ada hubungan keluarga dengan gangguan makan. Keturunan
pertama wanita pada orang yang mengalami gangguan makan beresiko tinggi
daripada populasi umum. Model biologis etiologi gangguan makan
difokuskan kepada pusat pengatur nafsu makan di hipotalamus, yang
mengendalikan mekanisme neurokimia khusus untuk makan dan kenyang.
Serotonin dianggap terlibat dalam patofisiologi gangguan makan walaupun
model biologis ini masih dalam tahap perkembangan.
Studi tentang anoreksia nervosa menunjukkan bahwa gangguan tersebut
cenderung terjadi dalam keluarga. Oleh karena itu, kerentanan genetic
mungkin muncul yang dipicu oleh diet yang tidak tepat atau stress emosional.
Kerentanan genetic ini mungkin muncul karena tipe kepribadian tertentu atau
kerentaan umum terhadap gangguan jiwa atau kerentanan genetic mungkin
secara langsung mencakup disfungsi hipotalamus.(Sheila L.Videbeck, 2008 )
2. Perkembangan
Anoreksia nervosa biasanya terjadi selama masa remaja dan diyakini
bahwa penyebabnya berhubungan dengan antara perkembangan pada tahap
kehidupan ini. Perjuangan untuk mengembangkan otonomi dan pembentukan
indentitas yang unik adalah 2 tugas yang penting.(Sheila L. Videbeck, 2008)
3. Lingkungan
Berbagai factor lingkungan dapat mempengaruhi individu untuk
mengalami gangguan makan. Riwayat terdahulu pasien mengalami gangguan
makan sering dipersulit oleh penyakit dalam dan bedah, kematian keluarga
dan lingkungan keluarga dengan konflik.
4. Psikologis
Kebanyakan pasien yang mengalami gangguan makan menunjukkan
sekelompok gejala psikologis seperti rigiditas, ritual risme, kehati – hatian
perfectsionisme serta control infuse yang buruk.
5. Sosiokultural
Pada budaya yang menerima atau mengahargai kemontokkan, jarang
terjadi gangguan makan. Lingkungan sosiokultural pada remaja dan wanita
muda di Amerika Serikat juga sangat menekankan kelangsingan dan
pengendalian terhadap tubuh seseorang menjadi indicator untuk evaluasi
diri.(Gail w.stuart,2006). Di Amerika serikat kelebihan berat badan dianggap
sebagai tanda kemalasan, kurang control diri atau mendapatkan tubuh yang
sempurna disamakan dengan cantik. (Sheila L. Videbeck, 2008 )
D. Komplikasi
Komplikasi medis gangguan makan atau anoreksia nervosa adalah
terganggunya gastro intestinal ( penundaan pengosongan lambung, kembung,
kontipasi,nyeri abdomen, gas dan diare). Pada dermatologi timbul kulit pecah –
pecah karena dehidrasi,lanugo dan akrosianotis yaitu tangan dan kaki biru.( Sheila
L. Videbeck, 2008 )
Adapun komplikasi untuk penderita anoreksia akut :
1. Berat badan jauh dibawah normal.
2. Anggapan yang selalu buruk tentang bentuk badannya sendiri.
3. Perubahan menstruasi sampai akhirnya tidak menstruasi.
4. Detak jantung tidak teratur.
5. Gangguan fungsi hati, sistem cardiovascular dan organ dalam lainnya.
6. Terjadinya pelemahan otot dan disfungsi sistem imun.
7. Ketidakseimbangan hormon.
8. Terganggunya proses pertumbuhan tubuh.
9. Osteoporosis.
10. Kematian.
E. Prognosis
Anoreksia diperkirakan memiliki angka kematian tertinggi dari semua
gangguan jiwa, dengan mana saja 6-20% dari mereka yang didiagnosis dengan
gangguan akhirnya mati karena penyebab yang terkait. tingkat bunuh diri orang-
orang dengan anoreksia juga lebih tinggi dari itu dari populasi umum. Dalam
sebuah studi longitudinal wanita didiagnosis dengan DSM-IV baik anorexia
nervosa (n = 136) atau bulimia nervosa (n = 110) masing-masing yang dinilai
setiap 6 - 12 bulan selama 8 tahun berada di cukup risiko bunuh diri. Dokter
diperingatkan risiko sebagai 15% subyek melaporkan setidaknya satu usaha bunuh
diri. Telah dicatat bahwa secara signifikan lebih aneroxia (22,1%) dibandingkan
bulimia (10,9%) subyek membuat usaha bunuh diri.
BAB III
Perencanaan Asuhan Gizi
A. Identitas Pasien
Nama : Nn. Hn
No. Register : 0120518
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 13 Tahun
Pekerjaan : -
C. Nutritional Assesment
Antropometri Umur = 13 tahun
Berat Badan = 20 kg
Tinggi Badan = 135 cm
BBI = 90% (TB-100)
= 90% (135 -100 )
= 90% X 35
= 31,5 kg
IMT = BB (kg) = 20
TB (m)² (1,35)²m
= 10,97
Status Gizi IMT/U
Nilai (Z-Score) = < - 3 SD adalah sangat kurus (Underweight)
252 𝑘𝑘𝑎𝑙
= 1575
x 100 %
= 16 %
2. Lemak = 25% x 1575 = 393,75 : 9 = 43,75 gram
3. Karbohidrat = 59% x 1575 = 929,25 : 4 = 232,31 gram
D. Diagnosa Gizi
Domain
(intake/ Problem Etiologi Sign / symptom
klinik/ (tanda) / (gejala)
behavior)
E. Intervensi Gizi
1. Pemberian makan atau zat gizi
ND.1 Penyedian makanan atau zat gizi sesuai kebutuhan
2. Edukasi gizi
E-1 Edukasi pengetahuan tentang malnutrisi
E-1.4 Edukasi tentang kaitan gizi dengan kesehatan atau penyakit anoreksia
3. Konseling gizi
C.1- Membimbing kemandirian dalam merawat diri sesuai kondisi yang ada dan
menjaga kesehatan
F. Terapi Gizi
1. Terapi Diet
a. Tujuan Diet :
1.) Mencapai status gizi optimal serta mengubah perilaku makan dengan
menambah komposisi energi dan protein dalam makanan pasien yang
cukup dan seimbang untuk membantu meningkatkan berat badan menjadi
normal sesuai kondisi pasien.
2.) Memodifikasi jenis dan jumlah makanan pasien agar pasien nafsu makan
dan BB dapat kembali normal.
3.) Memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang untuk pertumbuhan. Meliputi
kebutuhan energi, protein, Fe, vitamn C secara bertahap sesuai dengan
keadaan pasien
4.) Meningkatkan dan memperbaiki keadaan anemi pasen dari segi
pemasukan dan penyerapan
5.) Meningkatkan nafsu makan pasien
b. Prinsip Diet :
1.) Tinggi Kalori menyesuaikan kebutuhan
2.) Tinggi Protein
3.) Cukup lemak karbohidrat, dan serat
4.) Cukup vitamin dan mineral
5.) Tinggi Fe
6.) Cukup cairan
c. Syarat Diet :
4.) Lemak diberikan cukup, yaitu 10 – 25% dari kebutuhan energi total
5.) Karbohidrat diberikan cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total
e. Bentuk makanan :
Makanan biasa
f. Cara pemberian :
Pemberian makanan/ minuman melalui oral/mulut
g. Frekuensi pemberian :
Porsi biasa , 3kali makan utama dan 2kali makan selingan
h. Bahan Makanan yang dianjurkan :
1.) Makanan mudah dicerna.
2.) Nasi, roti, makaroni, cake, puding, pastri, dodol, ubi, daging sapi, ayam,
ikan, telur yang tidak dimasak dengan banyak minyak atau santan kental,
kacang-kacangan, semua sayuran, buah-buahan segar, mentega, margarin,
kecap, mayonaise, salad dressing, keju, yoghurt, susu, madu, sirup,teh,
kopi encer.
2. Terapi Edukasi
a. Topik :
Asuhan Gizi seimbang untuk penderita anoreksia
b. Tempat :
Ruang rawat inap kamar Dahlia 204A
c. Waktu :
Penyuluhan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 Mei 2018 selama 30
menit, yakni mulai pukul 11.00 – 11.30 WIB
d. Tujuan :
Memberikan Edukasi kepada pasien dan keluarga pasien tentang pola makan yang
baik dan diet pasien yang seimbang
e. Sasaran :
Pasien dan keluarga pasien
f. Materi :
1.) Menjelaskan pola hidup sehat
2.) Menjelaskan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan (perlu
dihindari) untuk dikonsumsi
3.) Menjelaskan tentang tidak baiknya anoreksia dan akibat komplikasinya
4.) Modifikasi Jenis dan Jumlah Makanan
5.) Pengaturan komposisi makanan
g. Metode :
Tanya jawab dan ceramah
h. Alat Peraga :
Foodmodel dan Leafleet
Daftar Pustaka
Gail,W,Stuart.2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 5. Jakarta:EGC
Videbeck, Sheila L.2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:EGC
Wong,Dona,L.2008. Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja.
Jakarta:EGC
Almatsier,Sunita.2010. Penuntun Diet Edisi baru. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Tim Asuhan Gizi RSSA Malang. 2014. Buku Pedoman Praktis Diagnosa Gizi Dalam
Proses Asuhan Gizi Terstandar Edisi 2. Malang : Instalasi Gizi RSSA
Lampiran
Form NCP
Distribusi Menu Makan Sehari
Leaflet