Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN STUDI KASUS 2

DEFISIENSI ZAT GIZI

Dosen Pembimbing :
Dian Agnesia, S. Gz., MPH

Disusun Oleh :
Arin Widi Kustantri (201601003)

PROGRAM STUDI SARJANA GIZI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DELIMA PERSADA
GRESIK
2018
1. Seorang remaja wanita, Nn Hn usia 13 tahun, TB : 135 Cm, BB : 20 Kg. Dikirim ke
klinik gizi dengan keluhan anoreksia, menstruasi tidak teratur, susah berkonsentrasi,
sering pusing dan cepat lelah dan susah tidur. Jenis makanan yang setiap hari
dikonsumsi Nn. Hn selama ini adalah sayuran dan beras merah. Nn. Hn seorang strict
vegetarian dan 3 bulan yang lalu telah dilakukan operasi reseksi usus (ileum) karena
kanker. Pemeriksaan fisik : pucat, dan lemah, kesadaran : CM. Pemeriksaan klinis :
suhu : 38º C, tensi: 120/80 mmHg. Pemeriksaan laboratorium : Kadar Hb 10gr/dl,
MCV: 99 L μm3, MCH: 35 pg, MCHC: 35 H g/dl.
Pertanyaan:
a. Susun Asuhan Nutrisi menggunakan NCP.
b. Lampirkan susunan menu sehari menggunakan Menu hari ke-1
c. Lampirkan leaflet yang dapat digunakan sebagai acuan diet setelah pulang
dari RS.
BAB I
Data Dasar
A. Identitas Pasien
Nama : Nn. Hn
No. Register : 0120518
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 13 Tahun
BB : 20kg
TB : 135cm
Pekerjaan : -
B. Data Subyektif
a) Riwayat Penyakit
1. Riwayat Penyakit Dahulu :
- Menurut keterangan pasien, pasien pernah menjalani operasi reseksi usus
(ileum) karena kanker 3 bulan yang lalu
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Anoreksia dengan keluhan menstruasi tidak teratur, susah berkonsentrasi,
sering pusing dan cepat lelah dan susah tidur
3. Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada

b) Riwayat Nutrisi
1. Riwayat Nutrisi Dahulu :

- Pasien seorang strict vegetarian


- Pola makan pasien sebelum masuk rumah sakit adalah :
 Makanan yang setiap hari dikonsumsi pasien selama ini adalah
sayuran dan beras merah.

2. Riwayat Nutrisi Sekarang :


Tidak terdapat data
3. Sosial Ekonomi :
Tidak diketahui

C. Data Obyektif
a) Pemeriksaan Antropometri
Umur = 13 tahun
Berat Badan = 20 kg
Tinggi Badan = 135 cm
BBI = 31,5 kg
IMT = BB (kg) = 20
TB (m)² (1,35)²m
= 10,97
Status gizi (IMT/U) = Nilai (Z-Score) < - 3 SD
Status gizi pasien adalah sangat kurus (Underweight)

b) Pemeriksaan Fisik/ Klinis


- TD : 120/80mmHg (Normal)
Normal = 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg
- Suhu : 38ºC (tinggi)
Normal = 36,5 -37,2ºC
- KU : Lemah dan pucat
- Kesadaran CM (Compos Mentis)  sadar sepenuhnya, normal

c) Pemeriksaan Laboratorium
- HB : 10gr/dl – rendah (anemia)
Normal 12 – 14 gr/dl
- MCV : 99 L µm³
Normal 80 – 100
- MCH : 35 pg
Normal 26 - 34 pg
- MCHC : 35 H g/dl
Normal 32 – 36 H g/dl
BAB II
Patofisiologi
A. Definisi
Anoreksia Nervosa adalah kelainan psikis yang diderita seseorang berupa
kekurangan nafsu makan meski sebenarnya lapar dan berselera terhadap makanan.
Anoreksia Nervosa /AN adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan
kelaparan secara sukarela dan stres dari melakukan latihan. Ciri dari Anoreksia
Nervosa adalah berusaha keras membatasi porsi makan seminimal mungkin,serta
berolahraga secara berlebihan Anoreksia Nervosa merupakan sebuah penyakit
kompleks yang melibatkan komponen psikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal,
pada penderitanya ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGT,hingga
disfungsi hati akut pada tingkat lanjut. Anoreksia nervosa diartikan sebagai
sebagai suatu gangguan makan yang terutama menyerang wanita muda dan
ditandai oleh penurunan berat badan yang ekstrim dan disengaja oleh diri sendiri.
Tanda-tanda Anoreksia Nervosa adalah berat badan turun secara drastis, periode
menstruasi yang tidak stabil pada wanita yang telah puber, diet berkelanjutan,
ketakutan bertambah berat badan atau menjadi gemuk, bahkan ketika berat
badannya dibawah rata rata, gejala yang tidak semestinya pada bentuk/ berat
badan dalam evaluasi diri, sibuk menghitung kalori makanan dan nutrisi, lebih
memilih makan sendirian, latihan berlebih, rambut atau kuku pecah-pecah dan
depresi. (Dona L wong, 2008)
Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang mengancam jiwa yang
ditandai dengan penolakan klien untuk mempertahankan berat badan normal ynag
minimal, gangguan persepsi yang bermakna tentang bentuk atau ukuran tubuh
atau menolak untuk mengakui bahwa ada masalah.(Sheila L. Videbeck, 2008)
B. Klasifikasi Anoreksia Nervosa
1. Tipe terbatas
Yaitu, individu dengan tipe ini menghindari makan berlebihan, mereka
biasanya menyediakan makan sendiri
2. Tipe binge
Yaitu, individu ini dapat makan dimana saja, akan tetapi selesai makan ia akan
segera memuntahkan makanannya di kamar mandi, menggunakan pencuci
perut atau suplemen pencahar untuk memperlancar buangan kotoran.
C. Etiologi atau penyebab
Etiologi gangguan anoreksia nervosa tetap tidak jelas. Terdapat komponen
pisikologis yang jelas, dan diagnosis terutama didasarkan pada kriteria pisikologis
dan prilaku dari seseorang. Namun demikian, manisfestasi fisik anoreksia dapat
mengarah pada kemungkinan faktor-faktor organic pada etiologi.
Faktor predisposisi
1. Biologis
Diyakini ada hubungan keluarga dengan gangguan makan. Keturunan
pertama wanita pada orang yang mengalami gangguan makan beresiko tinggi
daripada populasi umum. Model biologis etiologi gangguan makan
difokuskan kepada pusat pengatur nafsu makan di hipotalamus, yang
mengendalikan mekanisme neurokimia khusus untuk makan dan kenyang.
Serotonin dianggap terlibat dalam patofisiologi gangguan makan walaupun
model biologis ini masih dalam tahap perkembangan.
Studi tentang anoreksia nervosa menunjukkan bahwa gangguan tersebut
cenderung terjadi dalam keluarga. Oleh karena itu, kerentanan genetic
mungkin muncul yang dipicu oleh diet yang tidak tepat atau stress emosional.
Kerentanan genetic ini mungkin muncul karena tipe kepribadian tertentu atau
kerentaan umum terhadap gangguan jiwa atau kerentanan genetic mungkin
secara langsung mencakup disfungsi hipotalamus.(Sheila L.Videbeck, 2008 )
2. Perkembangan
Anoreksia nervosa biasanya terjadi selama masa remaja dan diyakini
bahwa penyebabnya berhubungan dengan antara perkembangan pada tahap
kehidupan ini. Perjuangan untuk mengembangkan otonomi dan pembentukan
indentitas yang unik adalah 2 tugas yang penting.(Sheila L. Videbeck, 2008)
3. Lingkungan
Berbagai factor lingkungan dapat mempengaruhi individu untuk
mengalami gangguan makan. Riwayat terdahulu pasien mengalami gangguan
makan sering dipersulit oleh penyakit dalam dan bedah, kematian keluarga
dan lingkungan keluarga dengan konflik.
4. Psikologis
Kebanyakan pasien yang mengalami gangguan makan menunjukkan
sekelompok gejala psikologis seperti rigiditas, ritual risme, kehati – hatian
perfectsionisme serta control infuse yang buruk.
5. Sosiokultural
Pada budaya yang menerima atau mengahargai kemontokkan, jarang
terjadi gangguan makan. Lingkungan sosiokultural pada remaja dan wanita
muda di Amerika Serikat juga sangat menekankan kelangsingan dan
pengendalian terhadap tubuh seseorang menjadi indicator untuk evaluasi
diri.(Gail w.stuart,2006). Di Amerika serikat kelebihan berat badan dianggap
sebagai tanda kemalasan, kurang control diri atau mendapatkan tubuh yang
sempurna disamakan dengan cantik. (Sheila L. Videbeck, 2008 )

D. Komplikasi
Komplikasi medis gangguan makan atau anoreksia nervosa adalah
terganggunya gastro intestinal ( penundaan pengosongan lambung, kembung,
kontipasi,nyeri abdomen, gas dan diare). Pada dermatologi timbul kulit pecah –
pecah karena dehidrasi,lanugo dan akrosianotis yaitu tangan dan kaki biru.( Sheila
L. Videbeck, 2008 )
Adapun komplikasi untuk penderita anoreksia akut :
1. Berat badan jauh dibawah normal.
2. Anggapan yang selalu buruk tentang bentuk badannya sendiri.
3. Perubahan menstruasi sampai akhirnya tidak menstruasi.
4. Detak jantung tidak teratur.
5. Gangguan fungsi hati, sistem cardiovascular dan organ dalam lainnya.
6. Terjadinya pelemahan otot dan disfungsi sistem imun.
7. Ketidakseimbangan hormon.
8. Terganggunya proses pertumbuhan tubuh.
9. Osteoporosis.
10. Kematian.

E. Prognosis
Anoreksia diperkirakan memiliki angka kematian tertinggi dari semua
gangguan jiwa, dengan mana saja 6-20% dari mereka yang didiagnosis dengan
gangguan akhirnya mati karena penyebab yang terkait. tingkat bunuh diri orang-
orang dengan anoreksia juga lebih tinggi dari itu dari populasi umum. Dalam
sebuah studi longitudinal wanita didiagnosis dengan DSM-IV baik anorexia
nervosa (n = 136) atau bulimia nervosa (n = 110) masing-masing yang dinilai
setiap 6 - 12 bulan selama 8 tahun berada di cukup risiko bunuh diri. Dokter
diperingatkan risiko sebagai 15% subyek melaporkan setidaknya satu usaha bunuh
diri. Telah dicatat bahwa secara signifikan lebih aneroxia (22,1%) dibandingkan
bulimia (10,9%) subyek membuat usaha bunuh diri.

BAB III
Perencanaan Asuhan Gizi

A. Identitas Pasien
Nama : Nn. Hn
No. Register : 0120518
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 13 Tahun
Pekerjaan : -

B. Pengkajian Terapi Gizi Subjektif


a) Keluhan pasien sebelum masuk Rumah Sakit
Tidak ada.

b) Keluhan pasien sekarang


Anoreksia, menstruasi tidak teratur, susah berkonsentrasi, sering pusing dan cepat
lelah dan susah tidur.

c) Pola hidup pasien


Anoreksia (berusaha keras membatasi porsi makan seminimal mungkin,serta
berolahraga secara berlebihan).

d) Pola makan pasien


Pasien seorang strict vegetarian.
e) Kebiasaan makan sebelum masuk Rumah Sakit
Selama ini setiap hari pasien mengkonsumsi sayuran dan beras merah.

C. Nutritional Assesment
Antropometri Umur = 13 tahun
Berat Badan = 20 kg
Tinggi Badan = 135 cm
BBI = 90% (TB-100)
= 90% (135 -100 )
= 90% X 35
= 31,5 kg
IMT = BB (kg) = 20
TB (m)² (1,35)²m
= 10,97
Status Gizi IMT/U
Nilai (Z-Score) = < - 3 SD adalah sangat kurus (Underweight)

Fisik atau Klinis TD : 120/80mmHg (Normal)


Normal = 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg
Suhu : 38ºC (tinggi)
Normal = 36,5 -37,2ºC
KU : Lemah dan pucat
Kesadaran CM (Compos Mentis)  sadar sepenuhnya, normal

Biokimia HB : 10gr/dl – rendah (anemia)


( hasil lab. ) Normal 12 – 14 gr/dl
MCV : 99 L µm³
Normal 80 – 100
MCH : 35 pg
Normal 26 - 34 pg
MCHC : 35 H g/dl
Normal 32 – 36 H g/dl

Dietary History Strict vegetarian


Kebutuhan Gizi Perhitungan energy :
Berdasarkan AKG Usia 13-15 Tahun kebutuhan energi sebanyak 1500
kkal
Dihitung berdasarkan perhitungan rumus Brocca remaja umur 13 – 15
tahun :
BBI = 90% (TB-100)
= 90% (135 -100 )
= 90% X 35
= 31,5 kg
 Kebutuhan Energi Sehari :
50 kkal/kg x BBI
= 50 kkal/kg x 31,5
= 1575 kkal

 Kebutuhan Zat Gizi Makro :


1. Protein = 2,0 – 2,5 g/kg BB = 2,0 x 31,5 kg
= 63 x 4

252 𝑘𝑘𝑎𝑙
= 1575
x 100 %

= 16 %
2. Lemak = 25% x 1575 = 393,75 : 9 = 43,75 gram
3. Karbohidrat = 59% x 1575 = 929,25 : 4 = 232,31 gram

D. Diagnosa Gizi

Domain
(intake/ Problem Etiologi Sign / symptom
klinik/ (tanda) / (gejala)
behavior)

(NI- 1.4) Kekurangan intake kurangnya masukan pembatasan jumlah energi


energi makanan atau zat gizi dari diet hanya
artificial dan meningkatnya mengkonsumsi sayur dan
resting metabolic rate beras merah, dan tubuh
(RMR) mengalami
hypermetabolisme
sehingga tubuh
mengalami demam
(NB-1.5) Kekeliruan pola Adanya obsesi atau Pola diet kronik serta
makan keinginan menjadi kurus kekakuan terhadap pilihan
makan yang dipilih yaitu
hanya konsumsi sayur dan
beras merah

(NI-2.1) Kekurangan intake faktor psikologis Sikap anoreksia


kurangnya pengetahuan
makanan dan
terhadap kecukupan
minuman oral kebutuhan makanan dan
minuman oral
berdasarkan
kebutuhan fisiologis
(NC – 2.2) Perubahan nilai disebabkan karena gangguan akut atau kronik
laboratorium terkait gangguan fungsi organ lain lain yang menyebabkan
zat gizi khusus akibat perubahan biokimia ketidaknormalan MCH =
35 Pg

(NC – 2.1) Gangguan perubahan struktur anatomi defisiensi vitamin B12


kemampuan
GIT (setelah operasi) dan kadar hemoglobin
mengabsorpsi zat gizi
hanya 10gr/dl
(NC- 3.1) Berat badan kurang disebabkan karena pola ditandai dengan diet ketat
makan yang salah hanya konsumsi sayur dan
beras merah serta
kekurangan intake energi
yaitu ditandai IMT/U (Z-
Score) : < - 3 SD dan
juga anoreksia nervosa

(NC-1.4) Perubahan fungsi perubahan struktur anatomi pasien mengalami


gastrointestinal ileum setelah operasi pengurangan nafsu makan
karena kanker karena anoreksia setelah
menderita kanker

E. Intervensi Gizi
1. Pemberian makan atau zat gizi
ND.1 Penyedian makanan atau zat gizi sesuai kebutuhan

2. Edukasi gizi
E-1 Edukasi pengetahuan tentang malnutrisi
E-1.4 Edukasi tentang kaitan gizi dengan kesehatan atau penyakit anoreksia

3. Konseling gizi
C.1- Membimbing kemandirian dalam merawat diri sesuai kondisi yang ada dan
menjaga kesehatan

4. Koordinasi asuhan gizi


RC - 1 ( Coordination of other care during nutrition care )

F. Terapi Gizi
1. Terapi Diet
a. Tujuan Diet :
1.) Mencapai status gizi optimal serta mengubah perilaku makan dengan
menambah komposisi energi dan protein dalam makanan pasien yang
cukup dan seimbang untuk membantu meningkatkan berat badan menjadi
normal sesuai kondisi pasien.
2.) Memodifikasi jenis dan jumlah makanan pasien agar pasien nafsu makan
dan BB dapat kembali normal.
3.) Memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang untuk pertumbuhan. Meliputi
kebutuhan energi, protein, Fe, vitamn C secara bertahap sesuai dengan
keadaan pasien
4.) Meningkatkan dan memperbaiki keadaan anemi pasen dari segi
pemasukan dan penyerapan
5.) Meningkatkan nafsu makan pasien

b. Prinsip Diet :
1.) Tinggi Kalori menyesuaikan kebutuhan
2.) Tinggi Protein
3.) Cukup lemak karbohidrat, dan serat
4.) Cukup vitamin dan mineral
5.) Tinggi Fe
6.) Cukup cairan

c. Syarat Diet :

1.) Energi dan zat gizi memenuhi kebutuhan tubuh

2.) Energi diberikan tinggi, yaitu 40 – 45 kkal/kg BB

3.) Protein diberikan tinggi, yaitu 2,0 – 2,5 g/kg BB

4.) Lemak diberikan cukup, yaitu 10 – 25% dari kebutuhan energi total

5.) Karbohidrat diberikan cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total

6.) Vitamin, mineral, serat diberikan cukup sesuai kebutuhan normal

7.) Cairan cukup, yaitu 8 – 10 gelas/hari

8.) Memberikan tinggi Fe dan asam folat

9.) Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna

10.) Pemberian makanan dibagi menjadi 3x makan utama dan 2x selingan

d. Jenis terapi diet :


Diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein) seimbang dengan memodifikasi
distribusi jenis atau jumlah makanan.

e. Bentuk makanan :
Makanan biasa

f. Cara pemberian :
Pemberian makanan/ minuman melalui oral/mulut

g. Frekuensi pemberian :
Porsi biasa , 3kali makan utama dan 2kali makan selingan
h. Bahan Makanan yang dianjurkan :
1.) Makanan mudah dicerna.
2.) Nasi, roti, makaroni, cake, puding, pastri, dodol, ubi, daging sapi, ayam,
ikan, telur yang tidak dimasak dengan banyak minyak atau santan kental,
kacang-kacangan, semua sayuran, buah-buahan segar, mentega, margarin,
kecap, mayonaise, salad dressing, keju, yoghurt, susu, madu, sirup,teh,
kopi encer.

i. Bahan Makanan yang tidak dianjurkan :


1.) Makanan dengan cara pengolahan yang terlalu banyak minyak, santan
kental,bumbu tajam seperti cabe dan merica.
2.) Minuman rendah energi contoh kopi hitam, teh, jamu, sari jeruk, dan air
tomat yang tidak diberi gula, susu skim rendah lemak dan air soda.

2. Terapi Edukasi
a. Topik :
Asuhan Gizi seimbang untuk penderita anoreksia

b. Tempat :
Ruang rawat inap kamar Dahlia 204A

c. Waktu :
Penyuluhan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 Mei 2018 selama 30
menit, yakni mulai pukul 11.00 – 11.30 WIB

d. Tujuan :
Memberikan Edukasi kepada pasien dan keluarga pasien tentang pola makan yang
baik dan diet pasien yang seimbang

e. Sasaran :
Pasien dan keluarga pasien

f. Materi :
1.) Menjelaskan pola hidup sehat
2.) Menjelaskan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan (perlu
dihindari) untuk dikonsumsi
3.) Menjelaskan tentang tidak baiknya anoreksia dan akibat komplikasinya
4.) Modifikasi Jenis dan Jumlah Makanan
5.) Pengaturan komposisi makanan

g. Metode :
Tanya jawab dan ceramah

h. Alat Peraga :
Foodmodel dan Leafleet
Daftar Pustaka
 Gail,W,Stuart.2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 5. Jakarta:EGC
 Videbeck, Sheila L.2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:EGC
 Wong,Dona,L.2008. Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja.
Jakarta:EGC
 Almatsier,Sunita.2010. Penuntun Diet Edisi baru. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
 Tim Asuhan Gizi RSSA Malang. 2014. Buku Pedoman Praktis Diagnosa Gizi Dalam
Proses Asuhan Gizi Terstandar Edisi 2. Malang : Instalasi Gizi RSSA

Lampiran
Form NCP
Distribusi Menu Makan Sehari
Leaflet

Anda mungkin juga menyukai