Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN LENGKAP

TEKNOLOGI SEDIAN BAHAN ALAM

“SEDIAAN SIRUP”

OLEH:

STIFA C

ASISTEN :
HALIMA SYA’ROINI
ANDI ANNISA SAFITRI

LABORATORIUM FARMASETIKA
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR

2018
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 latar belakang
Obat tradisional merupakan salah satu warisan budaya indonesia
yang digunakan secara berabat – abat untuk pemeliharaan dan
peningkatan serta pencegahan dan pengobatan penyakit (dirjen POM,
2008)
Penggunaan bahan alam sebagai obat herbal yang telah dilakukan
sejak lama, saat ini banyak sekali tanaman yang digunakan sebagai obat
herbal. Dalam dunia farmasi, tanaman herbal dimanfaatkan dan diolah
menjadi obat tradisional, salah satunya dibuat larutan berupa sirup yang
bahan aktifnya menggunakan bahan tradisional, bagian tanaman yang
mengandung obat diolah menjadi simplisia nabati.
Simplisia adalah bahan alamia yang dipergunakan sebagai obat
yang belum mengalami proses pengolahan apapun juga kecuali
dinyatakan laian beberapa bahan yang telah dikeringkan. Ekstrak adalah
zat yang dihasilkan dari ekstraksi bahan mentah secara kimiawi.
Teknologi sediaan adalah cara memprormulasi merancang suatu
obat menjadi bentuk sediaan dengan menggunakan teknologi. Studi
formulasi adalah langkah awal dalam mempormulasi, yang mengkaji dan
mengumpulkan keterangan keterangan dasar sifat fisikan dan kimia zat
aktif bila dikombinasikan dengan zat atau bahan tambahan menjadi suatu
bentuk sediaan farmasi yang stabil.
Tanaman daun paliasa ( Kleinhovia hospita L) merupakan tanaman
herbah yang mempunyai kandungan senyawa yang dapat mengobati atau
menghilangkan demam (antipiretik), yang diformulasi dalam bentuk
sediaan sirup (larutan).
Larutan adalah sediaan yang mengandung satu atau lebih zat
kimia yang terlarut, misal : terdispersi secara molekuler dalam pelarut
yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur ( depkes RI ,
1995)
Dibuat sediaan larutan karena larutan mempunyai beberapa
keunggulan, diantaranya mudh ditelan untuk anak-anak dan orang
dewasa yang sulit menelan tablet, mengurangi iritasi pada lambung, dan
segera diabsorpsi karna sudah berada dalam bentuk larutan.
I.2 Maksud Dan Tujuan
I.2.1 tujuan percobaan
Percobaan ini dilakukan agar mahasiswa mampu
mengetahui rancangan formula larutan yang terbuat dari bahan
alam dan mampu memahami proses pembuatan larutan serta
memahami evaluasi pada sediaan larutan.
I.2.2 Tujuan percobaan
1. Menetukan formulasi yang tepat untuk sediaan sirup daun
paliasa
2. Mampu membuat sediaan sirup dengan bahan aktif dari daun
paliasa (Kleinhovia hospita L)
3. Mengetahui evaluasi dalam sediaan larutan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Teori
II.1.1 Deskripsi Tanaman
a. Klasifikasi Tanaman

Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Dillanidae
Ordo : Malvales
Famili : Stenculiaceae
Genus : Kleinhovia L.
Spesies : Kleinhovia hospita L.
(Paramita. 2016)
b. Morfologi Tanaman
Pohon paliasa berukuran pendek hingga sedang, tingginya
antara 5-20m.Pepagan berwarna kelabu, dengan ranting abu-abu
kehijauan dan berambut jarang.Daun paliasa bertangkai panjang,
dengan ukuran 3-5 x 3-24 cm, pada pangkalnya bertulang dengan
daun menjari. (Paramita. 2016)
c. Kandungan Tanaman
Bagian tanaman yang di manfaatkan adalah daun paliasa
yang mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, steroid,
dan tanin.Dari daun paliasa memiliki banyak khasiat, seperti
demam berdarah, tipus, malaria, peradangan hati dan penyakit
infeksi dan antioksidan. (Soekamto. 2010)

d. Efek Farmakologi
Daun paliasa memiliki kandungan metabolit sekunder yaitu
flavonoid.Flavonoid di duga mempunyai struktur yang mirip dengan
asetaminofen yaitu sama-sama merupakan golongan fenol dan
memiliki cincin benzene.Golongan terbesar flavonoid mempunyai
cincin pinon yang menghubungkan rantai tiga karbon dengan salah
satu cincin benzena dan efek paracetamol tersebut di timbulkan
oleh gugus aminobenzena.Flavonoid memiliki berbagai macam
bioaktivitas. Bioaktivitas di tunjukan antara lain efek antipiretik,
analgetik dan antiinflamasi. (Tayeb. 2014)

II.1.2 Uraian Sediaan

a. Definisi Sediaan
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sakarosa tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%. (Dirjen
POM.1979)
Sirup (Sirupi) adalah merupakan larutan jernih berasa manis
yang dapat ditambahkan Gliserol, Sorbitol, Polialkohol yang lain
dalam jumlah sedikit dengan maksud untuk meningkatnya
kelarutan obat dan menghalangi pembentukan hablur sukrosa.
Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64-66%, kecuali dinyatakan lain.
Larutan gula yang encer, merupakan medium pertumbuhan bagi
jamur, ragi, dan bakteri (Anief. 1994)
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas sediaan sirup yaitu:
(Ansel. 2012)
1. Formulasi
2. Kemasan atau wadah primer
3. Suhu
4. pH
5. Pelarut
6. Kelembaban
7. Intensitas cahaya
Masalah utama dalam pengembangan sediaan cair yang
mengandung ekstrak adalah masalah kelarutan. Ekstrak harus di
encerkan dalam larutan atau dilarutkan kembali jika berbentuk
kering di dalam system pelarut sirup. Masalah ini adalah masalah
yang selalu timbul dan kadang-kadang sulit diatasi dalam proses
manufaktur. Masalah ini terjadi beberapa waktu setelah
terbentuknya endapan atau terjadi kekeruhan yang di sebabkan
pelarutan yang tidak sempurna dari bahan aktif. (Agoes, Goeswin.
2007)
Untuk mencegah terbentuknya endapan, hal-hal yang dapat di
lakukan: (Agoes, Goeswin. 2007)
1. Pelarut yang di gunakan untuk pembuatan sediaan sama
komposisinya dengan menstruum yang digunakan untuk
pembuatan ekstrak tanaman sehingga merupakan pelarut
terbaik untuk melarutkan kembali ekstrak kering, atau untuk
mengencerkan ekstrak cair.
2. Perubahan pH dan hal-hal lain yang tidak konsisten harus
dicegah apabila melakukan rekonstitusi ekstrak. Terutama
dalam mencampur ekstrak dengan obat lain atau sediaannya.
Hal ini berlaku terutama untuk produk yang mengandung
alkaloida.
3. Dalam beberapa kasus, penambahan kosolven membantu
menstabilkan larutan. Alkohol polivalen, seperti 1,2
propilenglikol, gliserol, sorbitol, PEG berbobot molekul rendah,
dan sirup glukosa dapat digunakan.
4. Untuk ekstrak tertentu, stabilisasi dapat pula di lakukan dengan
penambahan surfaktan, seperti halnya ekstrak Ruscus
aculeatus, dengan penambahan polioksitilen-20 sarbitan
monostearat (solubilisasi).

b. Keuntungan dan Kerugian Sirup


1. Keuntungan sirup (Fatmawaty, A. 2012)
a) Sesuai untuk pasien yang susah menelan obat sediaan
padat
b) Dapat menarik keinginan pasien untuk meminumnya karena
rasanya enak dan bau sedap
c) Sesuai untuk bahan obat yang bersifat higroskopik
d) Merupakan campuran yang homogen
e) Dosis dapat diubah-ubah penggunannya
f) Obat lebih mudah diabsorbsi dalam tubuh
2. Kerugian Sirup (Ansel, 2012)
a) Tidak semua obat sediaan sirup ada di pasaran
b) Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal
c) Tidak sesuai untuk bahan yang tidak stabil
d) Harga relatif mahal
II.2 Penyiapan bahan baku simplisia
1. Pengumpulan Bahan baku
Daun paliasa di peroleh di daerah Makassar dan di petik langsung dari
pohon.Pada tahap ini yang perlu di perhatikan adalah waktu panen,
lingkungan tempat tumbuh.Waktu panen daun paliasa sebaiknya pada
pagi hari.
2. Sortasi basah
Di lakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan
asing dari tumbuhan sebelum pencucian dengan cara membuang
bagian-bagian yang tidak perlu sebelum pencucian.
3. Pencucian
Di lakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang
melekat pada tumbuhan.Pencucian di lakukan dengan air bersih
misalnya air dari kran, pencucian di lakukan sebanyak 3kali.
4. Perajangan
Perajangan di lakukan untuk mempermudah proses pengeringan,
pengepakan, dan penggilingan. Perajangan dapat di lakukan dengan
menggunakan pisau atau dengan mesin perajangan khusus.
5. Pengeringan
Pengeringan di lakukan dangan tujuan simplisia dapat bertahan lama.
Pengeringan dapat di lakukan dengan dengan 2 cara yaitu terpapar
cahaya matahari langsung dan tidak terpapar cahaya matahari
langsung.
6. Sortasi kering
Di lakukan untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian yang
tidak di inginkan dan pengotor-pengotor lain yang masih ada dan
tertinggal pada simplisia kering. Proses ini di lakukan secara manual
7. Pengepakan dan penyimpanan
Selama penyimpanan ada kemungkinan terjadi kerusakan pada
simplisia.Untuk itu di pilih wadah yang bersifat tidak beracun dan tidak
bereaksi dengan isinya sehingga tidak menyebabkan terjadinya
kerusakan pada simplisia.

II.3 Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia sehingga
terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair.Senyawa aktif
yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan dalam
golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain. Dengan di
ketahuinya senyawa aktif yang di kandung simplisia akan mempermudah
pemilihan pelarut dan cara-cara ekstraksi yang tepat. (Dirjen POM.1979)
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang di lakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia ke dalam cairan penyari. Selama
beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung cahaya.Metode
maserasi digunkan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen
kimia yang mudah larut dalam cairan penyari tidak mengandung benzoin
dan lilin.
Pembuatan ekstrak daun paliasa di lakukan dengan cara di
ekstraksi daun paliasa dengan pelarut etanol 70% dengan menggunaka
metode maserasi. Proses ekstraksi di lakukan penyarian dengan pelarut
selama 3-6 hari dan pelarut di ganti tiap 3 hari kemudian hasil ekstraksi di
saring dan diuapkan dan di dapatkan ekstrak kental. Diperoleh ekstrak
kental sebanyak 49,81 gram dan persen rendamen sebesar 16,60%.

II.2 Uraian Bahan


1 Propilenglikol (Exciepient. 2009)
Nama resmi : PROPYLENGLYCOLUM RB.
Nama lain : Propilenglikol
Konsentrasi : 11%
Kelas
fungsional : Peningkat kelarutan
RM/BM : C₃H₀O₂/ 76,10
Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa
Pemerian : agak manis.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan etanol 90%
Dengan agen pengoksida kuat dan Kalium
Incompatibilitas : Permanganat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

2 Sorbito (Exciepient. 2009) RB


Nama resmi : SORBITOLUM
Nama lain : Sorbitol
Konsentrasi : 30%
Kelas
fungsional : Pemanis dan anti capslooking
RM/BM : C₆H₁₄O₆/ 182,17
Berwarna putih, rasa manis,
Pemerian : serbuk
Sangat mudah larut dalam air dan sukar larut dalam
Kelarutan : metanol P
Akan membentuk larutan jika dikombinasikan dengan ion
Incompatibilitas : logam
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

3 Asam Sitrat (Excipient. 2009) RB.


Nama resmi : ACIDUM CITRICUM
Nama lain : Asam sitrat
Konsentrasi : 3%
Kelas
fungsional : Pengontrol pH
RM/BM : C₆H₈O₇.H₂O/ 210, 14
Serbuk putih, tidak berbau, rasa sangat asam, agak
Pemerian : higroskopik
Larut dalam <1 bagian air dan dalam 1.5 bagian
Kelarutan : etanol 95%
Incom dengan potassium
Incompatibilitas : tartat
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

4 Natrium Benzoat (Excipient. 2009) RB.


Nama resmi : NATRII BENZOAS
Nama lain : Natrium Benzoat
Konsentrasi : 0,2%
Kelas
fungsional : Pengawet
RM/BM : C6H5COONa/ 144,15
Berwarna putih, rasa hambar,
Pemerian : serbuk
Larut dalam 2 bagian air dan tidak larut dalam
Kelarutan : pelarut organik
Tidak stabil dengan senyawa
Incompatibilitas : kuartener
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

5 Na- CMC (Excipient. 2009) RB.


NATRII
Nama resmi : CARBOXYMETHYLCELLULOSA
Nama lain : Na-CMC
Konsentrasi : 1,5%
Kelas
fungsional : Sebagai pengental
RM/BM : C23H46N2O6/ 694,85
Berwarna putih/putih kuning, tidak berbau, serbuk
Pemerian : atau butiran
Mudah terdispersi dalam air dan tidak larut dalam
Kelarutan : etanol
Larutan asam kuat dengan larutan garam besi dan
Incompatibilitas : beberapa logam
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

6 Aquadest (Dirjen POM. 1979) RB.


Nama resmi : AQUA DESTILATTA
Nama lain : Air Suling
Konsentrasi : 100%
Kelas
fungsional : Pelarut
RM/BM : H2O/ 18,01
Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
Pemerian : berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Adapun alat alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu,
batang pengauduk, botol coklat, botol semprot, cawan porselin,
kaca arloji, kertas perkamen, timbangan analitik, lumpang, alu,
gelas ukur, gelas beker, pH universal, viskometer brookfield.
III.1.2 Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini
yaitu,Aquadest,Ekstrak daun paliasa, Propilenglikol, NaCmc, Asam
sitrat, Natrium benzoat, Sorbitol, Essense melon.
III. 2 Pembuatan Sediaan
III.2.1 Rancangan Formula
Tiap 5 ml menggandung :
Ekstrak daun paliasa 746 mg
Propilenglikol 11 %
NaCmc 1,5 %
Asam sitrat 3%
Natrium benzoat 0,2 %
Sorbitol 3%
Essense melon q.s
Aquadest ad 100 %

III.2.2 Rencana Desain Sediaan


Rencana nomor Registrasi : TTR18160003
Rencana nomor batch : I 837003
Rencana klaim etiket : efek samping, indikasi, aturan
pakai
Rencana bahan kemas primer : Botol coklat
Rencana bahan kemas sekunder : Dos
Rencana bahan label/stiker : Kertas stiker
Rencana bahan liflet : Kertas
Rencana indikasi sediaan : sebagai antipiretik
III. 2.3 Dasar Formulasi
a. Dasar Pemilihan Bentuk Sediaan
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sukrosa kecuali di nyatakan lain. Kadar sukrosa tidak kurang dari
64% dan tidak lebih 66%. (Dirjem POM. 1979)
Ekstrak di buat dalam bentuk sirup karena untuk menutupi rasa
pahit dari ekstrak, untuk aksi yang dapat terjadi karena zat di
absorbs dalam bentuk larutan, serta dosis yang lebih mudah di
variasikan dengan sediaan.

b. Dasar Pemilihan Zat Aktif


Daun paliasa (Kleinhovia hospital L.) adalah salah satu obat
tradisional yang dapat menyembuhkan antipiretik. Kandungan dari
daun paliasa yang berperan sebagai antipiretik adalah senyawa
flavonoid. Flavonoid memiliki struktur yang mirip asetaminofen yang
merupakan sama-sama golongan fenol dan memiliki cincin
benzena dan efeknya sama dengan paracetamol yang bekerja
menghambat siklooksigenase dalam sintesis prostaglandin di
system saraf pusat.
c. Dasar Pemilihan Zat Tambahan
1. Propilenglikol
Kegunaan : Sebagai peningkat kelarutan
Konsentrasi : 11%
Kelebihan : Dapat meningkatkan kelarutan dari ekstrak dan
menjaga stabilitas organoleptic dari sediaan. Kelarutan
propilenglikol dapat mempengaruhi peningkatan obat dalam bentuk
disperse molekuler yang meningkatkan luas permukaan obat
sehingga disolusi dengan propilenglikol lebih tinggi.
2. Sorbitol
Kegunaan : sebagai pemanis dan anti capslooking
Konsentrasi : 30%
Kelebihan : sorbitol lebih bagus penyerapannya di bandingkan
sukrosa. Penyerapan sorbitol lebih lambat sehingga sorbitol
menjadi salah satu pemanis alternatif bagi penderita DM. Sorbitol
juga sangat stabil secara kimiawi sehingga memiliki ketahanan
yang tinggi terhadap temperatur. Sorbitol juga memiliki mouthfeel
(kesan di mulut) dengan rasa yang manis dan memberikan sensasi
dingin di mulut.
3. Asam sitrat
Kegunaan : Pengontrol pH
Konsentrasi : 3%
Kelebihan : Dapat menjaga kestabilan sediaan dan dapat
mengontrol pH dari sediaan agar tidak berubah.
4. Natrium Benzoat
Kegunaan : Pengawet
Konsentrasi : 0,2%
Kelebihan : Natrium benzoat larut dalam air dan dapat
menghambat pertumbuhan kapang, kamir, dan bakteri. Efektivitas
fungsi senyawa benzoate dapat bertambah jika produk yang di buat
mengandung garam dan gula pasir.
5. Na-CMC
Kegunaan : Sebagai pengental
Konsentrasi : 1,5%
Kegunaan : Na-CMC dapat meningkatkan viskositas serta
meningkatkan kestabilan larutan.

d. Dasar Pemilihan Bahan Kemas


Botol kaca coklat di pilih untuk menjaga stabilitas bahan obat dari
pengaruh cahaya matahari langsung.
III.4 Perhitungan Bahan
Dosis tikus= 200kg/mg BB
BB Tikus = 200 mg = 0,2 kg
Dosis absolut = 200kg/mg BB x 0,2 kg
= 40 mg
Dosis untuk manusia = 40 mg BB x 56,0
2.240
= (3x dalam sehari)
3

= 746 mg
11
Propilenglikol = 100 𝑥 60 𝑚𝑙 = 6,6 𝑚𝑙
1,5
Na CMC = 100 𝑥 60 𝑚𝑙 = 0,9 𝑚𝑙
3
Asam Sitrat = 100 𝑥 60 𝑚𝑙 = 1,8 𝑚𝑙
0,2
Na Benzoat = 100 𝑥 60 𝑚𝑙 = 0.12 𝑚𝑙
30
Sorbitol = 100 𝑥 60 = 18 𝑚𝑙

Aquadest 100% = 100 – (6,6 + 0.9 + 1.8 + 0.12 + 18)


= 100 – 27,42
= 72, 58 gram
Perhitungan bahan yang di lebihkan 10%
10
10 % dari 5 ml = 100 𝑥 5 𝑚𝑙 = 0,5 𝑚𝑙

5 ml + 0,5 ml = 5,5 ml
10
Ekstrak = 746 mg + 100 𝑥 746

= 746 mg + 74,6
= 820,6 mg
11
Propilenglikol = 100 𝑥 5,5 𝑚𝑙 = 0,60 𝑚𝑙
1,5
Na- CMC = 100 𝑥 5,5 𝑚𝑙 = 0,08 𝑚𝑙
15
Asam sitrat = 100 𝑥 5,5 𝑚𝑙 = 0,17 𝑚𝑙
0,2
Natrium Benzoat = 100 𝑥 5,5 𝑚𝑙 = 0,01 𝑚𝑙
30
Sorbitol = 100 𝑥 5,5 𝑚𝑙 = 1,65 𝑚𝑙

Aquadest ad 100% = 5 ml- (0,60+ 0,08+ 0,17+ 0,01+ 1,65)


= 5 ml – 2,51
= 2,49 ml
III.5 Cara kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan
3. Dilarutkan ekstrak daun paliasa dengan propilenglikol
4. Dikembangkan NaCmc dengan 20x air
5. Dicampurkan ekstrak yang telah larut kedalam mucilago Na CMC
6. Ditambahkan natrium benzoat ke dalam lumpang
7. Ditambahkan sorbitol ke dalam lumpang
8. Ditambahkan Asam sitrat ke dalam lumpang
9. Dimasukan pada botol coklat yang telah diatarer
10. Dicukupkan hingga 60 ml
11. Ditetesi Essense melon
12. Diberi lebel dan etiket
13. Dimasukan kedalam kemasan
III. 6 Evaluasi Sirup
1. Uji Organoleptik
Memeriksa kesesuaian bau, rasa dan warna dengan spesifikasi
yang telah di tentukan.
2. Penetepan pH
Pengukuran pH menggunakan pH universal yang telah di kalibrasi
3. Uji kejernihan
Untuk memastikan bahwa larutan yang di uji jernih dan bebas dari
pengotor.
4. Uji Viskositas
Memeriksa kesesuaian viskositas dengan spseifikasi yang telah di
tetapkan.
5. Volume Terpindahkan
Melihat kesesuaian volume sediaan jika di pindahkan dari wadah
asli dengan volume yang tertera di etiket.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Evaluasi
Uji Hasil Pustaka
Rasa Manis diikuti rasa pahit

Bau Khas paliasa Pemeriksaan rasa, bau

Warna Hijau warna dan bentuk


Organoleptik Bentuk Cair menggunakan panca
indera
Volume terpindahkan 100% Volume rata – rata tidak
<100% dari volume di
etiket, dan tidak lebih
dari 1 wadah yang
volumenya kurang dari
95%, tetapi tidak
kurang dari 90% yang
tertera pada etiket.

pH 4,5 4–7

IV.2 Pembahsan
Larutan adalah suatu proses termodinamika stabil, homogen dari
dua atau lebih komponen, itu dapat berupa gas, cair, padat. Larutan
adalah campuran homogen yang disisiapkan dengan melarutkan zat
padat, zat cair, gas dalam cairan lain (Fatmawaty, 2012)
Pada pecobaan ini tanaman yang digunakan adalah paliasa
(Kleinhovia hospita L.). Bagian yang digunakan adalah daun palisasa
yang mengandung senyawa flavanoid, alkaloid, sapponin, steroid dan
tannin. Tanaman paliasa memiliki banyak khasiat seperti pengobatan
untuk demam berdarah, tifus, malaria, peradangan hati, penyakit infeksi
dan antioksidan (Soekamto, 2010)
Flavanoid memiliki berbagai macam bioaktivitas antara lain sebagai
antiseptik, analgetik, antiinflamasi (Usda, 2016)
Pada pembuatan sirup digunakan ekstrak daun paliasa, pertama
dilarutkan ekstrak dengan propilenglikol didalam lumpang pertama, dan
dikembangkan Na – CMC didalam lumpang kedua, dipanaskan sorbitol
lalu dimasukan sedikit demisedikit kedalam lumpang pertama dimasukan
asam sitrat digerus sampai homogen, dimasukan Na – CMC sedikit
semisedikit sambil digerus. Dimasukan asam benzoat digerus homogen
lalu dimasukan kedalam botol dicukupkan sampai 60 ml dilakukan
evaluasi.
Pada evaluasi yang pertama dilakukan yaitu uji organoleptik. Pada
evaluasi didapatkan sirup dengan warna hijau, rasa manis diikuti rasa
sepat, bau khas paliasa, berbentuk cair.
Pada evaluasi volume terpindahkan dengan cara memindahkan
sirup dari wadah ke dalam gelas ukur dilihat volume terpindahkan dimana
didapatkan 60 ml, lalu dimasukan kedalam rumus dimana didapatkan hasil
yang dapatkan 100% dimana dalam literatur dikatakan volume rata – rata
tidak <100% dari volume di etiket, dan tidak lebih dari 1 wadah yang
volumenya kurang dari 95% tetapi tidak kurang dari 90% yang tertera
pada etiket.
Pada evaluasi uji pH menggunakan pH universal dimana hasil yang
didapatkan 4,5 . Dimana dalam literatur dikatakan pH untuk sediaan
larutan yaitu 4 – 7.
BAB V
PENUTUP
V.I Kesimpulan dan saran
V.I.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ini yaitu :
1. Formulasi yang tepat untuk sediaan sirup daun paliasa harus
mengandung beberapa zat tambahan yang terdiri dari ,
peningkat kelarutan,pengontrol ph,pengawet, pengental dan
pewarna.
2. Evaluasi dari sediaan sirup terdiri dari uji pH, organoleptic,
volume terpindahkan, dan viskositas.
V.1.2 Saran
Sebaiknya pada saat praktikum setiap anggota kelompok dibagikan
tugas masing-masing agar praktikum berjalan cepat dan teratur
DAFTAR PUSTAKA

Anief, 1994.Farmasetika. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta

Ansel, 2012. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press: Jakarta

Agoes, Goeswin. 2007. Teknologi Bahan Alam. Penerbit ITB: Bandung

Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Kementrian Kesehatan


RI : Jakarta

Fatmawaty Aisyah, dkk. 2012. Teknologi Sediaan Farmasi. STIFA:


Makassar

Tayeb R, dkk. 2014. Pre Clinical Study Hepatoprotective Effects Of


Paliasa on Paracetamol Induced Liver Damage. The 2nd
International Congress Of Hepatoprotective medicine : USA

Soekamto, 2010. Dua Senyawa Triterpenoid Dari Tumbuhan Paliasa


(Kleinhovia hospita L.). Jurnal Sains MIPA : Yogyakarta
Paramita Swandari. 2016. Tahongai (Kleinhovia hospital L.): Review
Sebuah Tumbuhan Obat dari Kalimantan Timur. Universitas
Mulawarman : Samarinda
Kleinhovia SYR® Kleinhovia SYR®
Kleinhovia hospita 60 ml Kleinhovia hospita 60 ml

Komposisi :
Composition:
tiap 60 ml mengandung :
every 60 ml contains
Kleinhovia hospita... 746 mg
Kleinhovia hospita ... 746 mg
zat tambahan …….......... qs
additives …… ................. qs
Indikasi :
Indications:
Untuk menghilangkan gejala demam
To eliminate symptoms of fever
Farmakologi
Pharmacology
menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX).Dengan
Inhibits the work of the cyclooxygenase (COX) enzyme. With the
dihambatnya kerja enzim COX, maka jumlah prostaglandin pada
inhibition of the COX enzyme, the amount of prostaglandin in the
sistem saraf pusat menjadi berkurang. menurunkan suhu tubuh
central nervous system decreases. lowering body temperature
dengan cara menurunkan hipotalamus set-point di pusat
by lowering the hypothalamus set-point in the center controlling
pengendali suhu tubuh di otak.
body temperature in the brain.
Efek samping :
Side effects :
sangat lemas, sakit perut mual disertai muntah.
very weak, nause stomach pain accompanied by vomiting.
Dosis :
Dosage:
2 kali sehari @ 5 ml
2 times a day @ 5 ml
Nomer Reg : BTR 180260303
Number Reg : BTR 180260303
Nomer Batch : I 8100028
Number Batch : I 8100028
Exp : November 2022
Exp : November 2022

Diproduksi oleh:
Diproduksi
PT. STIFA oleh:
FARMA Produced by:
PT. STIFA FARMA
Makassar-Indonesia PT. STIFA FARMA
Makassar-Indonesia Makassar-Indonesia

NATURAL HERBAL EXTRACTS Komposisi :


tiap 60 mlmengandung
Kleinhovia hospita... 746 mg
zattambahan ……........qs

Kleinhovia SYR®
Kleinhovia hospita 60 ml Indikasi :
Untuk menghilangkan gejala demam

Efek samping :
sangat lemas, sakit perut mual disertai muntah.

Dosis :
2 kali sehari@ 5 ml

Diproduksioleh:
Nomer Reg : BTR 180260303
PT. STIFA FARMA Nomer Batch : I 8100028
Makassar-Indonesia Exp : November 2022
Komposisi : Composition:
tiap 60 mlmengandung every 60 ml contains
Kleinhovia hospita... 746 mg Kleinhoviahospita ... 746 mg
additives …… ........ ..........qs
Kleinhovia SYR® zattambahan ……........qs
Kleinhovia SYR®
Indications:
Kleinhovia hospita 60 ml Indikasi : Kleinhovia hospita 60 ml To eliminate symptoms of fever, and
Untuk menghilangkan gejala demam reduce body temperature when
fever.
Efek samping :
Side effects :
sangat lemas, sakit perut mual
very weak, nause stomach pain
disertai muntah. accompanied by vomiting.

Dosis : Dosage:
2 kali sehari@ 5 ml 2 times a day @ 5 ml

Nomer Reg : BTR 180260303


Nomer Batch : I 8100028 Number Reg : BTR 180260303
Exp : November 2022 Number Batch : I 8100028
Exp : November 2022
FOR FURTHER INFORMATION SEE THE BROCHURE
KETERANGAN LEBIH LANJUT LIHAT PADA BROSUR
Diproduksioleh: Produced by:
PT. STIFA FARMA PT. STIFA FARMA
Makassar-Indonesia Makassar-Indonesia

Composition:
every 60 ml contains
Kleinhoviahospita ... 746 mg
additives …… ........ ..........qs

Indications:
To eliminate symptoms of fever, and
reduce body temperature when
fever.

Side effects :
very weak, nause stomach pain
accompanied by vomiting.

Dosage:
2 times a day @ 5 ml

Number Reg : BTR 180260303


Number Batch : I 8100028
Exp : November 2022

Anda mungkin juga menyukai