ABSTRAK
Saat ini, pengembangan jenis-jenis tablet sangat banyak sekali, oleh karena itu, mulai
banyak dikembangkan formula-formula tablet yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Dalam
jurnal ini diperlihatkan beberapa macam-macam tablet khusus beserta evaluasinya, cara
penggunaan, dan beserta contohnya.
PENDAHULUAN
Tablet merupakan salah satu sediaan farmasi yang sangat digemari, karena bentuknya
yang padat, mudah di bawa dan dapat menghasilkan efek yang cepat. Tablet juga merupakan
bentuk sediaan yang paling banyak digunakan, karena memiliki beberapa keuntungan antara
lain: 1) ketepatan dosis, 2) mudah cara pemakaiannya, 3) stabil dalam penyimpanan, 4) mudah
dalam transportasi dan 5) dari segi ekonomi relatif murah dibanding dengan bentuk sediaan obat
lainnya.
Berbagai jenis tablet beredar dipasaran , mulai dari tablet cetak , tablet triturat , tablet
hipodermik , tablet bukal . tablet effervescent , tablet kunyah , tablet hancur cepat dan tablet
hisap. Dalam jurnal ini kita akan membahas tentang macam tablet khusus dengan cara
penggunaan dan contoh obat nya.
PEMBAHASAN
Macam- Macam Tablet Khusus
A . Tablet effervescent
Adalah tablet larut air yang mengandung campuran asam dan natrium bicarbonat. Tablet
effervescent atau tablet buih ini adalah tablet yang mengeluarkan buih ( gas ) ketika dimasukkan
kedalam air.Buih yang keluar tersebut adalah gas karbondioksida yang membantu mempercepat
hancurnya tablet dan larutnya obat juga memberikan rasa segar.
Disamping menghasilkan larutan yang jernih, tablet ini juga menghasilkan rasa yang enak
karena adanya karbonat yang membantu memperbaiki rasa beberapa obat tertentu.Sehingga
tujuannya antara lain untuk mempercepat proses penyerapan obat dalam darah, pemberi rasa,
penegas rasa, dan warna.
Cara penggunaan tablet effervescent berbeda dengan tablet lain, tidak ditelan langsung,
dikunyah maupun dihisap. Tablet effervescent mula-mula harus dilarutkan dahulu dalam segelas
air minum ( atau sejumlah sesuai dengan petunjuk pemakaiannya ). Setelah dimasukkan kedalam
segelas air minum, tablet ini perlahan akan larut dan tercampur merata. Tunggulah sampai benar-
benar larut sebelum meminumnya. Untuk memastikan zat aktif tertelan seluruhnya, minumlah
sampai habis. Kemudian tambahkan sedikit air kedalam gelas untuk membilas.
Contoh obat effervescent : Redoxon, CDR, dan protecal.
B. Tablet ODT Orally disintegrating tablets (ODT)
merupakan sediaan padat yang mengandung obat dan mengalami disintegrasi dengan
cepat. Waktu hancur biasanya terjadi dalam waktu kurang dari 60 detik ketika ditempatkan di
lidah dan tidak tidak memerlukan tambahan air untuk menelan(Bhowmik et al., 2009). ODT
merupakan penemuan baru untuk penghantaran obat dengan tujuan untuk mendapatkan
keamanan dan efektifitas dengan formulasi bentuk sediaan yang nyaman pada saat pemberian
yaitu untuk pasien-pasien tertentu seperti anak-anak, geriatri, pasien dengan gangguan mental
termasuk mabuk dan serangan alergi yang mendadak menyebabkan terjadinya ketidakpatuhan
dan ketidakefektifan terapi.
Untuk meningkatkan kualitas hidup dan kepatuhan pengobatan dari pasien bentuk
sediaan ODT yang mengalami disintegrasi dengan cepat merupakan bentuk alternatif yang lebih
baik untuk pengobatan secara oral.Orally disintegrating tablets (ODT) dapat dipreparasi dengan
berbagai metode seperti kempa langsung, freeze-drying, spray drying,, sublimasi dan metode
granulasi basah. Dari beberapa metode tersebut, cetak langsung merupakan metode yang mudah
dilakukan dan menguntungkan. Hal ini disebabkan karena metode cetak langsung memiliki
beberapa keuntungan yaitu prosesnya yang lebih pendek dibandingkan metode lain sehingga
diperlukan lebih sedikit peralatan dan tempat, waktu yang diperlukan, energi yang digunakan dan
biaya yang dikeluarkan serta mengeliminasi efek panas dan lembab sehingga dapat menghindari
perubahan zat aktif akibat pengkristalan kembali selama pemanasan (Gohel & Jogani, 2005).
Formulasi ODT diharapkan mempunyai integritas mekanik yang cukup sehingga dapat hancur
dengan yang cepat dalam rongga mulut tanpa menggunakan air.
Dalam beberapa keadaan penyakit, bentuk sediaan obat yang ideal adalah mampu
memberikan jumlah obat untuk sampai ke reseptor (tempat aksi obat) dan kemudian secara
konstan dipertahankan selama waktu pengobatan yang diinginkan. Pemberian obat dalam dosis
yang cukup dan frekuensi yang benar maka konsentrasi obat terapeutik steady state di plasma
dapat dicapai secara cepat dan dipertahankan dengan pemberian berulang dengan bentuk sediaan
konvensional peroral. Namun terdapat sejumlah keterbatasan dari bentuk sediaan
konvensional peroral (Collett and Moreton, 2002).