Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 1

MACAM MACAM SEDIAAN PADAT, TUJUAN DAN CONTOH

1. Tablet Kempa Langsung


Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya
terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti pengisi,
pengikat dan desintegrator.
Tujuannya dibuat biasanya dikehendaki untuk memberikan disintegrasi dan pelepasan
obat yang cepat.
Contoh Vit C IPI
2. Tablet Multi Kempa
Tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal
sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas 2 atau lebi lapisan. Disebut juga sebagai
tablet berlapis.
Tujuannya dibuat dapat memisahkan zat aktif yang inkomtibel atau tidak tersatukan.
Contoh Decolgen tablet.
3. Tablet Salut Enterik
Tablet yang pelepasan zat aktifnya ditunda pada daerah tertentu. Atau dikatakan
lain tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan
lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus.
Tujuannya untuk mempertahankan kerja zat aktif yang tidak stabil apabila terlepas pada
lingkungan asam lambung.
Contoh Eritromisin.
4. Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dikendalikan atau dimodifikasi sehingga
tablet tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian
disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif
dalam darah cukup untuk beberapa waktu tertentu. (Misal tablet lepas lambat 6 jam, 12
jam, dsb)
Tujuan untuk mempertahankan kadar terapeutik obat dalam darah atau jaringan selama
waktu yang diperpanjang.
Contoh Captopril.
5. Tablet Salut Gula
Tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna
mapupun tidak.
Tujuannya melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O2, kelembapan), menutup
rasa tidak enak, menaikkan penampilan tablet.
Contoh Antiza tablet
6. Tablet Kunyah
Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah di mulut sebelum ditelan dan
dimaksdukan untuk ditelan utuh. Jensi tablet ini digunakan dalam formulasi tablet untuk
anak, terutama formulasi multivitamin, antasida, dan antibiotik tertentu.
Tujuan dari tablet ini adalah untuk memberikan suatu bentuk pengobatan yang dapat
diberikan dengan mudah kepada anak-anak
Contoh Antasida tab, Albendazole
7. Tablet Effervescent
Tablet kempa yang jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena
mengeluarkan CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum.
Tujuannya dapat diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan dalam menelan
tablet atau kapsul, pada saat dikonsumsi zat aktif dalam keadaan terlarut sehingga
absorpsinya lebih mudah dan berguna untuk obat-obat yang tidak stabil apabila
disimpan dalam bentuk larutan, jadi obat dapat dibuat dalam bentuk sediaan tablet
effervescent agar stabil.
Contoh Supradin Effervescent tablet.
8. Tablet Sublingual
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah.
Tujuannya untuk memberi efek terapi yang cepat. Diabsorpsi oleh selaput lendir di
bawah lidah.
Contoh Nitrogliserin.
9. Tablet Bukal
Tablet kempa bisa berbentuk oval yang ditempatkan di antara gusi dan pipi.
Biasanya keras dan digunakan untuk zat aktif hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau
terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan biasanya dalam
jangka waktu 15-30 menit)
Tujuan Untuk memberikan efek terapi yang cepat.
Contoh Buccates M Tablet.
10. Tablet Hisap atau Lozenges
Bentuk lain dari tablet yang digunakan dalam rongga mulut.
Tujuannya untuk memberikan efek lokal pada mulut dan tenggorokan.
Contoh FG Troches.
11. Tablet Hipodermik
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna
dalam air. Umumnya digunakan untukl membuat sediaan injeksi steril dalam ampul
dengan menambahkan pelarut steril.
Tujuannya untuk menolong dokter, supaya dia dapat membawa dalam tas obatnya,
macam-macam tablet hipodermik dan pelarut yang sesuai serta menyiapkan obat
injeksi yang berhubungan dengan volume dan kekuatan obat yang diinginkan
disesuaikan dengan kebutuhan pasien secara perorangan.
Contoh Atropin sulfat.
TUGAS 2.
JENIS JENIS SEDIAAN PADAT

1. KAPSUL

Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu cangkang
keras atau cangkang lunak yang dapat larut. Cangkang kapsul umumnya terbuat dari
gelatin tetapi dapat di buat juga dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Komponen kapsul
a. Zat aktif obat
b. Cangkang kapsul
c. Zat tambahan
1) Bahan pengisi contohnya laktosa. Sedangkan untuk obat yang cenderung mencair
diberi bahan pengisi magnesium karbonat, kaolin atau magnesium oksida atau
silikon dioksida.
2) Bahan pelicin (magnesium stearat)
3) Surfaktan/zat pembasah
Contoh sediaan capsul, yaitu : Clindamicyn, Kloramfenikol, Sangobion.

2. PIL

Menurut Farmakope Indonesia III, Pil adalah suatu sediaan berupa masa bulat
mengandung satu atau lebih bahan padat. Berat pil berkisar antara 100 mg sampai 500
mg disebut boli. Boli biasanya digunakan untuk pengobatan hewan seperti sapi, kuda
dan lain-lain.
Komponen, Penggunaan, dan Contoh Pillulae
a. Zat utama: berupa bahan obat yang harus memenuhi persyaratan farmakope
misalnya KmnO4, asetosal, digitalis forlia, garam ferro, dll.
b. Zat tambahan yang terdiri dari:
1) Zat pengisi: fungsinya untuk memperbesar volume massa pil agar mudah
dibuat. Contoh: akar manis (Radix Luqiritae), atau bahan lain yang cocok
(glukosa, amilum, dll.) Radix liq. Dengan gliserin adalah konstituen yang baik
untuk bahan-bahan minyak atsiri (Metode Blomberg). Terlebih kalau
ditambahkan succus lq. Hal ini karena radix liq. mengandung glisirizin yang
bersifat mengemulsi minyak.
2) Zat pengikat: fungsinya untuk memperbesar daya konhesi maupun daya adhesi
massa pil agar massa pil dapat saling melekat menjadi massa yang kompak.
Contoh: sari akar manis (Succus liquiritae), gom akasia, tragakan, campuran
bahan tersebut (PGS) atau bahan yang lain cocok (glukosa, mel, sirup, musilago,
kanji, adeps, glycerinum cum tragacanth, extr. Gentian, extr. Aloe, dll.)
3) Bahan atau zat penabur: fungsinya untuk memperkecil gaya gesekan antara
molekul yang sejenis maupun tiak sejenis, sehingga massa pil menjadi tidak
lengket satu sama lain, lengket pada alat pembuat pil menjadi tidak lengket satu
sama lain, lengket pada alat pembuat pil, atau lengket satu pil dengan pil lainnya.
Contoh: lycopodium, talcum.
4) Bahan atau zat pembasah: fungsinya untuk memperkecil sudut kontak (<90º)
antarmolekul sehingga massa menjadi basah dan lembek serta mudah dibentuk.
Contoh: air, air-gliserin (aqua gliserinata), gliserin, sirup, madu, atau bahan lain
yang cocok.
Contoh sediaan Pil, yaitu : Pil KB (Andalan), Cardio aspirin, Dextromethorpan

3. TABLET

1. Berdasarkan metode pembuatan :


a. Tablet cetak
Dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi umumnya mengandung laktosa dan
serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan. Massa serbuk yang lembab ditekan
dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Kemudian dikeluarkan dan
dibiarkan kering. Tablet cetak agak rapuh, sehingga harus hati - hati dalam
pengemasan dan pendistribusian.

b. Tablet kempa
Dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan
cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung bahan zat aktif, bahan pengisi,
bahan pengikat, desintegran dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan pewarna
dan lak yang diizinkan bahan pengaroma dan bahan pemanis.

2. Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh :


Dibedakan menjadi 2 bagian :
a. Bekerja lokal : tablet hisap untuk pengobatan pada rongga mulut. Ovula
pengobatan pada infeksi divagina.
b. Bekerja sistemik : peroral.
Tablet yang bekerja sistemik dapat dibedakan menjadi :
1) Yang bekerja short acting (jangka pendek), dalam satu hari memerlukan
beberapa kali menelan tablet.
2)Yang bekerja long acting (jangka panjang), dalam satu hari cukup menelan satu
tablet.
3. Berdasarkan jenis bahan penyalut
Macam - macam tablet salut :
a. Tablet salut biasa / salut gula (dragee)
disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung serbuk yang tidak larut
seperti pati, kalsium karbohidrat, talk atau titanium dioksida yang disuspensikan
dengan gom akasia atau gelatin. Kelemahan salut gula adalah waktu penyalutan
lama dan perlu penyalut tahan air.

b. Tablet salut selaput (film coated tablet / FCT)


disalut dengan hidroksipropil metilselulosa, metil selulosa, hidros propil selulosa,
Na-cmc dan campuran selulosa asetat ftalat dengan P.E.G yang tidak mengandung
air atau mengandung air.

c. Tablet salut kempa


tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat yang terdiri dari
laktosa, kalsium fosfat dan zat laim yang cocok.

d. Tablet salut enterik (enteric coated tablet)


disebut juga tablet lepas tunda. Jika obat dapat rusak atau inaktif karena cairan
lambung atau dapat mengiritasi mukosa lambung, diperlukan penyalut enterik yang
bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung.

e. Tablet lepas lambat (sustained release)


disebut juga tablet dengan efek diperpanjang, efek pengulangan atau tablet
lepas lambat. Dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tersedia selama jangka
waktu tertentu setelah obat diberikan.

4. Berdasarkan cara pemakaian

a. Tablet biasa / tablet telan


dibuat tanpa penyalutan, digunakan peroral dengan cara ditelan, pecah
dilambung.

b. Tablet kunyah (chewable tablet)


bentuk seperti tablet biasa, digunakan dengan cara dikunyah dalam mulut
kemudian ditelan, rasanya umumnya tidak pahit.
Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah, meninggalkan residu dengan rasa
enak dalam rongga mulut.

c. Tablet hisap (lozenges, trochisi, pastiles)


adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya
dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang membuat tablet melarut atau
hancur perlahan - lahan dalam mulut.

d. Tablet larut (effervescent tablet)


dibuat dengan cara kempa : selain zat aktif junga mengandung campuran
asam (asam sitrat, asam tartrat) dan Natrium bikarbonat yang jika dilarutkan
dalam air akan menghasilkan karbon dioksida.

e. Tablet implantasi (pelet)


tablet kecil, bulat atau oval putih, steril dan bersih hormon steroid, dimasukkan
ke dalam kulit dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan,
kemudian kulit dijahit.

f. Tablet hipodermik (hypodermic tablet)


adalah tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut
sempurna dalam air, harus steril dan dilarutkan lebih dahulu sebelum digunakan
untuk injeksi hipodermik.

g. Tablet bukal (buccal tablet)


digunakan dengan meletakan tablet diantara pipi dan gusi, sehingga zat aktif
diserap secara langsung melalui mukosa mulut

h. Tablet sublingual
digunakan dengan cara meletakan tablet dibawah lidah sehingga zat aktif
diserap secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara oral atau jika
diperlukan ketersediaan obat yang cepat seperti halnya tablet nitrogliserin.

i. Tablet Vagina (Ovula)


adalah sediaan padat, umumnya berbentuk telur mudah melemah (melembek)
dan meleleh pada suhu tubuh, dapat melarut dan digunakan sebagai obat luar
khusus untuk vagina.

Komponen Tablet :

1. Zat aktif, harus memenuhi syarat yang ditentukan farmakope.

2. Bahan excipient / bahan tambahan


a. Bahan pengisi (diulent) berfungsi untuk memperbesar volume massa agar
mudah dicetak atau dibuat. Contoh : laktosa, pati, kalsium fosfat base dan selulosa
mikrokristal.

b. Bahan pengikat (binder) berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk
sewaktu granulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi misalnya gom
akasia, gelatin, sukrosa, providon, metil selulosa, cmc, pasta pati terhidrolisa,
selulosa mikrokristal.

c. Bahan penghancur / pengembang (desintegran) berfungsi membantu hancurnya


tablet setelah ditelan. Misaknya pati, pati dan selulosa yang termodifikasi secara
kimia, asam alginat.

d. Bahan pelicin (lubrikan / lubricant) berfungsi mengurangi gesekan selama proses


pengempaan tablet dan juga untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan.
Misalnya asam stearat, minyak nabati terhidrogenasi dan talk.

e. Glidan adalah bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalirnya


serbuk, misalnya silika pirogenik koloidal.

f. Bahan penyalut (coating agent)

3. Ajuvans
a. Bahan pewarna (colour) dan lak berfungsi meningkatkan nilai estetika atau untuk
identitas produk.

b. Bahan pengharum (flavour) berfungsi menutupi rasa dan bau zat khasiat yang
tidak enak, biasanya digunakan untuk tablet yang penggunaannya lama dimulut.

4. KAPLET

Jenis obat kaplet ini merupakan jenis obat yang bentuknya penggabungan dari
bentuk tablet dan kapsul. Kaplet ini tidak memakai pembungkus sebagaimana halnya
obat berbentuk tablet pada umumnya, namun bentuk fisiknya menyerupai kapsul.

Selain bentuknya yang lebih menarik, bentuk ini juga berfungsi untuk melindungi
obat dari pengaruh kelembapan udara atau untuk melindungi obat dari keasaman
lambung. Kaplet pun merupakan obat padat yang dibuat secara kempa cetak sehingga
bentuknya menjadi oval seperti kapsul.

Contoh sediaan bentuk kaplet, yaitu


5. LOZENGES

Sediaan padat yang mengandung gula sebagai pembawa bahan obat. Umumnya
untuk pengobatan saluran cerna atau untuk batuk.

Contoh sediaan Benzidamyn HCl

6. PASTILES

Adalah Sediaan padat yang mengandung obat, dirancang untuk larut secara
perlahan di mulut, lebih lunak dibanding lozenges.

7. SERBUK

a. Pulvis Adspersorius
Adalah serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat
luar. Umurnnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus
untuk memudahkan penggunaan pada kulit.
Catatan :
- Talk, kaolin dan bahan mineral Iainnya yang digunakan untuk serbuk tabur
harus memenuhi syarat bebas bakteri Clostridium tetani, Clostridium Wellcii, dan
Bacillus Anthrocis.
- Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka
- Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100
mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.

Contoh Pulvis Adspersorius


Zinci Undecylenatis Pulyis Adspersorius (For. Nas)
Sulfanilamidi Pulvis Adspersorius (Form.Indo)
Pulvis Paraformaldehydi Compositus (Form. Indo)
Pulvis Salicylatis Compositus (Form Indo)

b. Pulvis Dentifricius
Serbuk gigi, biasanya menggunakan carmin sebagai pewarna yang dilarutkan
terlebih dulu dalam chloroform / etanol 90 %.
c. Pulvis Sternutatorius
Adalah serbuk bersin yang penggunaannya dihisap melalui hidung, sehingga
serbuk tersebut harus halus sekali.

d. Pulvis Effervescent
Serbuk Effervescent merupakan serbuk biasa yang sebelum ditelan dilarutkan
tertebih dahulu dalam air dingin atau air hangat dan dari proses pelarutan ini
akan mengeluarkan gas C02, kemudian membentuk larutan yang pada
umumnya jernih.

Contoh Resep
R/ Aminophillin 300 mg

Belladone Extr. 10 mg
SL q.s.
m.f.l.a.pulv.d.t.d. No. X
S.p.r.n.pulv.I
Pro: Ardian (15 th)
Penimbangan Bahan
Aminophyllin = 300 mg × 10 = 3.000 mg = 3 g
Belladone extr. = 10 mg × 10 = 100 mg
SL/Laktosum = misal 1 bungkus = 500 mg, maka 10 bungkus = 5.000 mg
Jadi, SL = 5.000 mg – (3.000 mg + 100 mg)
= 1.900 mg

Perhitungan DM untuk 15 tahun


- Aminophyllin = 1 × p = 15/20 × 500 mg = 375 mg
1 hari = 15/20 × 1,5 g = 1,125 mg
- Belladone extr = 1 × p = 15/20 × 20 mg = 15 mg
1 hari = 15/20 × 80 mg = 60 mg
- 1 bungkus mengandung : aminophyllin = 300 mg dan Belladone extr = 10 mg
Pemakaian maksimal
Aminophyllin = 1 × p = 300 mg
1 hari = 1,125/0,3 = 3,75 – 1 = 2,75 x, dibulatkan 3 kali sehari
Belladone extr = 1 × p = 10 mg
1 hari = 60 mg/10mg = 6 – 1 = 5 kali sehari
Aminophyllin = 1 × p = 300 mg < DM (TOD)
1 hari = 3 × 300 mg = 300 mg < DM (TOD)
Belladone extr = 1 × p = 10 mg < DM (TOD)
I hari = 3 × 10 mg = 30 mg < DM (TOD)

Aminophyllin sebagai Zat aktif dan SL sebagai zat tambahan untuk melarutkan extr.
Belladon.

Anda mungkin juga menyukai