1. KAPSUL
Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu cangkang
keras atau cangkang lunak yang dapat larut. Cangkang kapsul umumnya terbuat dari
gelatin tetapi dapat di buat juga dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Komponen kapsul
a. Zat aktif obat
b. Cangkang kapsul
c. Zat tambahan
1) Bahan pengisi contohnya laktosa. Sedangkan untuk obat yang cenderung mencair
diberi bahan pengisi magnesium karbonat, kaolin atau magnesium oksida atau
silikon dioksida.
2) Bahan pelicin (magnesium stearat)
3) Surfaktan/zat pembasah
Contoh sediaan capsul, yaitu : Clindamicyn, Kloramfenikol, Sangobion.
2. PIL
Menurut Farmakope Indonesia III, Pil adalah suatu sediaan berupa masa bulat
mengandung satu atau lebih bahan padat. Berat pil berkisar antara 100 mg sampai 500
mg disebut boli. Boli biasanya digunakan untuk pengobatan hewan seperti sapi, kuda
dan lain-lain.
Komponen, Penggunaan, dan Contoh Pillulae
a. Zat utama: berupa bahan obat yang harus memenuhi persyaratan farmakope
misalnya KmnO4, asetosal, digitalis forlia, garam ferro, dll.
b. Zat tambahan yang terdiri dari:
1) Zat pengisi: fungsinya untuk memperbesar volume massa pil agar mudah
dibuat. Contoh: akar manis (Radix Luqiritae), atau bahan lain yang cocok
(glukosa, amilum, dll.) Radix liq. Dengan gliserin adalah konstituen yang baik
untuk bahan-bahan minyak atsiri (Metode Blomberg). Terlebih kalau
ditambahkan succus lq. Hal ini karena radix liq. mengandung glisirizin yang
bersifat mengemulsi minyak.
2) Zat pengikat: fungsinya untuk memperbesar daya konhesi maupun daya adhesi
massa pil agar massa pil dapat saling melekat menjadi massa yang kompak.
Contoh: sari akar manis (Succus liquiritae), gom akasia, tragakan, campuran
bahan tersebut (PGS) atau bahan yang lain cocok (glukosa, mel, sirup, musilago,
kanji, adeps, glycerinum cum tragacanth, extr. Gentian, extr. Aloe, dll.)
3) Bahan atau zat penabur: fungsinya untuk memperkecil gaya gesekan antara
molekul yang sejenis maupun tiak sejenis, sehingga massa pil menjadi tidak
lengket satu sama lain, lengket pada alat pembuat pil menjadi tidak lengket satu
sama lain, lengket pada alat pembuat pil, atau lengket satu pil dengan pil lainnya.
Contoh: lycopodium, talcum.
4) Bahan atau zat pembasah: fungsinya untuk memperkecil sudut kontak (<90º)
antarmolekul sehingga massa menjadi basah dan lembek serta mudah dibentuk.
Contoh: air, air-gliserin (aqua gliserinata), gliserin, sirup, madu, atau bahan lain
yang cocok.
Contoh sediaan Pil, yaitu : Pil KB (Andalan), Cardio aspirin, Dextromethorpan
3. TABLET
b. Tablet kempa
Dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan
cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung bahan zat aktif, bahan pengisi,
bahan pengikat, desintegran dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan pewarna
dan lak yang diizinkan bahan pengaroma dan bahan pemanis.
h. Tablet sublingual
digunakan dengan cara meletakan tablet dibawah lidah sehingga zat aktif
diserap secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara oral atau jika
diperlukan ketersediaan obat yang cepat seperti halnya tablet nitrogliserin.
Komponen Tablet :
b. Bahan pengikat (binder) berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk
sewaktu granulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi misalnya gom
akasia, gelatin, sukrosa, providon, metil selulosa, cmc, pasta pati terhidrolisa,
selulosa mikrokristal.
3. Ajuvans
a. Bahan pewarna (colour) dan lak berfungsi meningkatkan nilai estetika atau untuk
identitas produk.
b. Bahan pengharum (flavour) berfungsi menutupi rasa dan bau zat khasiat yang
tidak enak, biasanya digunakan untuk tablet yang penggunaannya lama dimulut.
4. KAPLET
Jenis obat kaplet ini merupakan jenis obat yang bentuknya penggabungan dari
bentuk tablet dan kapsul. Kaplet ini tidak memakai pembungkus sebagaimana halnya
obat berbentuk tablet pada umumnya, namun bentuk fisiknya menyerupai kapsul.
Selain bentuknya yang lebih menarik, bentuk ini juga berfungsi untuk melindungi
obat dari pengaruh kelembapan udara atau untuk melindungi obat dari keasaman
lambung. Kaplet pun merupakan obat padat yang dibuat secara kempa cetak sehingga
bentuknya menjadi oval seperti kapsul.
Sediaan padat yang mengandung gula sebagai pembawa bahan obat. Umumnya
untuk pengobatan saluran cerna atau untuk batuk.
6. PASTILES
Adalah Sediaan padat yang mengandung obat, dirancang untuk larut secara
perlahan di mulut, lebih lunak dibanding lozenges.
7. SERBUK
a. Pulvis Adspersorius
Adalah serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat
luar. Umurnnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus
untuk memudahkan penggunaan pada kulit.
Catatan :
- Talk, kaolin dan bahan mineral Iainnya yang digunakan untuk serbuk tabur
harus memenuhi syarat bebas bakteri Clostridium tetani, Clostridium Wellcii, dan
Bacillus Anthrocis.
- Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka
- Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100
mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
b. Pulvis Dentifricius
Serbuk gigi, biasanya menggunakan carmin sebagai pewarna yang dilarutkan
terlebih dulu dalam chloroform / etanol 90 %.
c. Pulvis Sternutatorius
Adalah serbuk bersin yang penggunaannya dihisap melalui hidung, sehingga
serbuk tersebut harus halus sekali.
d. Pulvis Effervescent
Serbuk Effervescent merupakan serbuk biasa yang sebelum ditelan dilarutkan
tertebih dahulu dalam air dingin atau air hangat dan dari proses pelarutan ini
akan mengeluarkan gas C02, kemudian membentuk larutan yang pada
umumnya jernih.
Contoh Resep
R/ Aminophillin 300 mg
Belladone Extr. 10 mg
SL q.s.
m.f.l.a.pulv.d.t.d. No. X
S.p.r.n.pulv.I
Pro: Ardian (15 th)
Penimbangan Bahan
Aminophyllin = 300 mg × 10 = 3.000 mg = 3 g
Belladone extr. = 10 mg × 10 = 100 mg
SL/Laktosum = misal 1 bungkus = 500 mg, maka 10 bungkus = 5.000 mg
Jadi, SL = 5.000 mg – (3.000 mg + 100 mg)
= 1.900 mg
Aminophyllin sebagai Zat aktif dan SL sebagai zat tambahan untuk melarutkan extr.
Belladon.