TABLET
- Secara Umum -
(Re-New by: SesQ & Sisil)
I. PENDAHULUAN
A. Definisi
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi.
(USP 26, Hal 2406)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan
metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
(FI IV, Hal 4)
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung satu dosis dari beberapa bahan aktif dan biasanya
dibuat dengan mengempa sejumlah partikel yang seragam.
(BP 2002)
B. Kriteria Tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.
(Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)
1
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
13. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan
stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
(Teori dan Praktek Farmasi Industri, Lachman Hal 645 dan Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)
2
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
3
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah, granulasi kering,
dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan
karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab,
kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.
Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut :
a. Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel
yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi
massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan
terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat
4
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi
massa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula,
kemudian massa basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat/pengikat
sebagai pengganti pengompakan, teknik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang
mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan
tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang
ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara
partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat sampai titik optimal bila jumlah cairan yang
ditambahkan meningkat dalam jumlah yang optimal. Gaya tegangan permukaan dan tekanan
kapiler paling penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan
pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah
bekerja. Jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan
diberi tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul
sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat. Setelah
pengeringan, granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang
dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Keuntungan metode granulasi basah :
Memperoleh aliran yang baik
Meningkatkan kompresibilitas
Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
Mengontrol pelepasan
Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
Distribusi keseragaman kandungan
Meningkatkan kecepatan disolusi
Kekurangan metode granulasi basah:
Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
Biaya cukup tinggi
Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini.
Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air
b. Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan
mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar (granul) dari serbuk semula. Prinsip dari metode
ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya
didapat melalui gaya. Teknik ini cukup baik digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif
yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan
kelembaban.
Pada proses ini komponen-komponen tablet dikompakkan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan
ke dalam die dan dikompakkan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug,
prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk
mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal. Bila slug yang didapat
belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat
juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan
memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling
berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan teknik hidrolik pada salah satu
penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir
dintara penggiling.
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
Zat aktif susah mengalir
Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
5
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
A. PENGISI
Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk membuat bobot tablet
sesuai dengan yang diharapkan. Pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk.
Pada obat yang berdosis dukup tinggi bahan pengisi tidak diperlukan (misal aspirin, antibiotik
tertentu). Tablet oral biasanya berukuran 3/16 sampai ½ inci. Tablet yang lebih kecil dari 3/16 inci
sukar dipegang oleh orang lanjut usia, sedangkan yang lebih besar dari ½ inci sukar ditelan. Berat
tablet berkisar antara 120-700 mg untuk kerapatan standar zat organik. Tablet bentuk oval, lebih
mudah ditelan, berat tablet dapat lebih besar atau sama dengan 800 mg. Pengisi dapat juga ditambah
6
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
karena alasan kedua yaitu memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk
memacu aliran. (Lachman;697)
Bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu: (Lachman; 698)
Harus non toksik dan dapat memenuhi peraturan-peraturan dari negara-negara dimana produk
akan dipasarkan.
Harus tersedia dalam jumlah yang cukup di sesuai negara tempat produk itu dibuat.
Harganya harus cukup murah.
Tidak boleh saling berkontraindikasi (misalnya sukrosa), atau karena komponen (misalnya,
natrium) dalam tiap segmen/bagian dari populasi.
Secara fisiologis harus inert/netral.
Harus stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai obat atau komponen
tablet lain.
Harus bebas dari segala jenis mikroba yang patogen atau yang ditentukan.
Harus color compatible (tidak boleh mengganggu warna).
Bila obat itu termasuk sebagai makanan (produk-produk vitamin tertentu), pengisi dan bahan
pembantu lainnya harus mendapat persetujuan sebagai bahan aditif pada makanan.
Tidak boleh mengganggu bioavailabilitas obat.
Pada pengolahan jumlah obat yang sangat sedikit (misalnya alkaloida, hormon, vitamin dan
sebagainya) diperlukan bahan pengisi, untuk akhirnya memungkinkan suatu pencetakan. Bahan
pengisi mengurus untuk itu, bahwa tablet mengandug ukuran atau massa yang dibutuhkan (0,1-0,8 g).
Disamping netral secara kimia dan fisiologis sebaiknya konstituensia seperti ini dapat dicerna baik.
Digunakan jenis pati (pati kentang, pati gandum, dan pati jagung) dan laktosa (penggunaannya
misalnya pada tablet homeopati, keburukan kehancurannya rendah). Sifat tablet yang lebih baik
diberikan laktosa dikeringsemburkan, setelah penambahan dari bahan pelincir dan pelicin jika perlu
memungkinkan tabletasi langsung. Beberapa farmakope mengarahkan suatu campuran granul dari pati
kentang dan laktosa sebagai granulatum simpleks. (R. Voight, tekfar)
Biasanya tablet yang mengandung zat aktif dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang banyak.
Jika dosis besar maka pengisi sedikit atau tidak sama sekali.
Jenis-jenis pengisi yang lazim digunakan:
1. Avicel (mikrokristalin selulosa) (HOE h.84)
- Bentuk 103 memiliki keunggulan dibandingkan dengan 101, 102 karena volume spesifiknya
kecil, aliran lebih baik dan waktu hancur lebih singkat.
- Insoluble, non-reaktif, aliran kurang baik, kapasitas pegang 50%.
- Menghasilkan tablet yang keras dengan tekanan kecil (kompresibilitas baik) dan friabilitas
tablet rendah, waktu stabilitas panjang.
- Menghasilkan pembasahan yang cepat dan rata sehingga mendistribusikan cairan penggranul
ke seluruh massa serbuk; menghasilkan distribusi warna dan obat yang merata.
- Bertindak sebagai pembantu mengikat, menghasilkan granul yang keras dengan sedikit fines.
- Bisa bersifat pengikat kering, disintegran, lubrikan dan glidan.
- Berfungsi sebagai self lubrikan sehingga lubrikan yang diperlukan lebih sedikit.
- Penggunaannya membutuhkan lubrikan; penggunaannya dapat dikombinasi dengan laktosa,
manitol, starch, kalsium sulfat.
- Membantu mengatasi zat-zat yang jika overwetting (terlalu basah) menjadi seperti “clay” yang
sukar digranulasi dan ketika kering granulnya menjadi keras dan resisten terhadap disintegrasi.
Contoh: kaolin, kalsium karbonat.
- Avicel dalam GB memperbaiki ikatan pada pengempaan, mengurangi capping dan friabilitas
tablet.
- Avicel membantu obat larut dengan air agar homogen, mencegah migrasi pewarna larut air
dan membantu agar evaporasi cepat dan seragam.
- Untuk obat dengan dosis kecil, Avicel digunakan sebagai pengisi dan pengikat tambahan.
- 60% avicel PH 101 dan 40% amilum sebagai pasta 10% membuat massa lembab mudah
digranulasi, membentuk granul yang kuat pada pengeringan dengan sedikit fine daripada pasta
yang hanya terbuat dari amilum.
- Bentuk PH 101: serbuk, PH 102: granul, PH 103: serbuk
7
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
8
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
9
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
B. ADSORBEN
Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah terjadi lelehan
pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih tinggi.
Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet basah maka tablet akan
lengket dalam cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif.
Contoh: Avicel, Bolus alba, Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat, Aerosil.
C. PENGIKAT
Fungsi : untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakan kohesi bagi tablet yang dicetak
langsung (Lachman Industri, 701)
Pengikat bisa berupa gula dan polimer.
Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)
Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa, hidroksipropilselulosa
Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit membutuhkan bahan pengikat.
Penambahan plasticizer ( propilenglikol, PEG 400, gliserin, heksilonglikol) ke dalam larutan
pengikat dapat meningkatkan kekerasan, mengurangi efek capping dan friabilitas tablet.
Jumlah larutan pengikat yang dibutuhkan untuk 3 kg pengisi tercantum pada tabel
10
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
- Cara: suspensikan starch 1:1/2-1 dalam air dingin, tambahkan 2-4 kali air mendidih dengan
pengadukan konstan sampai starch mengembang menjadi transparan yang dapat diencerkan
dengan air dingin sampai konsentrasi yang diinginkan.
- Cara lain: mensuspensikan starch pada air dingin dan panaskan sampai mendidih di atas
penangas dengan pengadukan konstan.
- Mengandung kadar air 11-14% (Lachman Industri,699)
- Starch akan menyebabkan tablet terdisintegrasi dengan cepat (Lachman Tablet, 161)
- Dosis zat aktif besar, starch diganti dengan penghancur yang lebih baik, yaitu avicel.
- Tablet yang mengandung amilum dengan konsentrasi tinggi menunjukkan tablet yang rapuh
dan sukar dikeringkan
- Amilum yang tidak dimodifikasi tidak mempunyai sifat kompresibilitas yang baik dan
mempunyai friabilitas yang besar, dan akan terjadinya capping pada tablet jika digunakan
dalam jumlah besar (HOE h.603).
2. Starch 1500
- Dapat digunakan sebagai pengikat basah, kering, dan disintegran
- Starch 1500 maksimal mengandung 20% fraksi larut air yang berfungsi sebagai pengikat
sedangkan sisanya bersifat sebagai disintegran
- Starch 1500 dibutuhkan ± 3-4 kali lebih banyak daripada musilago amili untuk menghasilkan
tablet dengan kekerasan yang sama (Lachman Tablet, 161-63)
- Sebaiknya tidak digunakan sebagai pengisi pada GB karena akan menghasilkan gel yang
berfungsi sebagai pengikat yang sangat kuat
- Sebagai disintegran dapat ditambahkan kering, pada fasa luar.
(Lachman Industri, 700, HOE h.609):
- Aliran bagus, merupakan directly compressible starch
- Dapat dikempa sendiri, tetapi jika dicampur dengan 5-10% obat membutuhkan lubrikan
tambahan, meskipun Mg Stearat 0,25 % biasanya digunakan untuk tujuan ini, konsentrasi
yang lebih besar daripada ini berefek negatif pada kekuatan tablet dan disolusi tablet. Oleh
karena itu biasanya dipilih asam stearat sebagai lubrikan.
- Mengandung 10% lembab dan menyebabkan tablet menjadi lunak jika dikombinasi dengan
Mg stearat > 0,5%, sebagai pengganti digunakan asam stearat
3. Gelatin (Lachman Tablet, 163)
- Digunakan pada konsentrasi 2-10% sebanyak 1-5% dari formula
- Sudah jarang digunakan, digantikan PVP, MC. Cenderung menghasilkan tablet yang keras dan
memerlukan disintegran yang aktif
- Dapat digunakan untuk senyawa yang sulit diikat
- Kelemahan: rentan bakteri dan jamur butuh pengawet
- Jika masih diperlukan pengikat yang lebih kuat, dapat digunakan larutan gelatin dalam air 2-
10%, yang dibuat dengan menghidrasi gelatin dalam air dingin selama beberapa jam/semalam
kemudian dipanaskan sampai mendidih, larutan gelatin harus dipertahankan hangat sampai
digunakan karena akan menjadi gel pada pendinginan
4. Larutan sukrosa (Lachman Tablet, 163-164)
- Membentuk granul keras, kekerasan diatur dari konsentrasi sukrosa 20-85%
- Sangat baik sebagai pembawa soluble dyes dan menghasilkan warna beragam
- Digunakan untuk menggranulasi tribasic fosfat yang umumnya memerlukan pengikat yang
lebih kohesif dari musilago amili; pada tablet ferro sulfat, bertindak sebagai pengikat dan
pelindung ferrosulfat dr oksidasi
- Senyawa lain yang pengikatnya bisa berupa gula: aminofilin, asetopheretidin, asetaminofen,
meprobamate
5. Larutan akasia (Lachman Tablet, 164)
- Digunakan pada konsentrasi 10-25%; sebagai pengikat pada obat dgn dosis besar dan sukar
digranulasi (c/ mefenesin)
- Menghasilkan granul yang keras tetapi tidak mengeras pada penyimpananini bedanya
dengan gelatin
- Kelemahan: dapat terkontaminasi mikroba
11
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
- Kadang ditambah lubrikan cair PEG 6000 untuk membantu pencetakan tablet dan disintegrasi
tablet
6. PVP (Lachman Tablet, 164-65)
- Nama dagang: Kollidon atau Plasdon
- Inert, larut air dan alkohol, digunakan dalam konsentrasi 3-15%, sedikit higroskopis, tidak
mengeras selama penyimpanan (baik untuk tablet kunyah)
- Tablet efervesen bisa dibuat menggunakan PVP dalam etanol anhidrat. Jangan menggunakan
isopropanol anhidrat karena meninggalkan bau pada granul.
- Konsentrasi 5% menghasilkan kompresibilitas yang baik dari serbuk Natrium bikarbonat dan
asam sitrat sehingga tablet bereaksi cepat dan disolusi cepat.
- PVP baik untuk tablet kunyah terutama untuk alumunium hidroksida, Mg(OH) 2
7. Selulosa
a. Metil selulosa (Lachman Tablet, 165)
- 1-5% larutan air; larutan 5% menghasilkan kekerasan yang mirip dengan 10% musilago
amili
- Dapat digunakan untuk menggranulasi serbuk yang larut/ tidak larut; pengikat yang baik
untuk eksipien laktosa, manitol, dan gula
- Keuntungan: dapat dikompres segera, tidak mengeras pada penyimpanan
b. CMC Na (Lachman Tablet, 166)
- Konsentrasi 5-15% dapat digunakan menggranulasi serbuk yang larut/ tidak larut
- Inkompatibel dengan Mg, Ca, Al, dan garamnya
- Menghasilkan granul yang lebih rapuh dari PVP, memiliki kecenderungan untuk
mengeras pada penyimpanan; umumnya tablet mempunyai waktu disintegrasi yang lebih
lama
c. Etil selulosa (Lachman Tablet, 166)
- Tidak larut dalam air; dalam bentuk larutan alkohol. Low-viscosity grades digunakan
sebagai pengikat 2-10% dalam etanol
- Dapat digunakan untuk menggranulasi serbuk yang sukar digranulasi(c/ asetaminofen,
kafein, meprobamat, ferofumarat), dan dapat digunakan sebagai pengikat non air untuk
serbuk yang tidak tahan air seperti asam askorbat
- Dapat memperlambat disintegrasi disolusi bila digunakan granulasi basah (Lachman
Industri, 702)
8. Polivinil alkohol (Lachman Tablet, 166-67)
- Larut air, mirip akasia tapi tidak terlalu rentan dengan bakteri
- Membentuk granul yang lebih lunak dari acacia, menghasilkan tablet yang disintegrasi lebih
cepat dan tidak mengeras pada penyimpanan
9. PEG 6000 (Lachman Tablet, 167)
- Sebagai pengikat anhidrat, dimana air dan alkohol tidak dapat digunakan
- PEG 6000 merupakan padatan putih yang meleleh pada 70-750C dan mengeras pada 56-630C
10. N-HPC (Nisso-HPC)
- Merupakan pengikat dengan toughness tinggi (kemampuan menyerap energi tanpa terjadi
fraktur) dan derajat aliran plastik tinggi (friabilitas yang baik < 1%, memudahkan proses
pencetakan dengan kecepatan yang lebih tinggi tanpa masalah capping) dibanding metil
selulosa, PVP, starch (cat bu.Henny)
- Larut dalam air dan pelarut organik alkohol, propilen glikol, metilen klorida, aseton dan
kloroform. Jika digunakan sebagai pelarut pada granulasi basah N-HPC dilarutkan dalam air
atau alkohol.
- Cara:
a. Melarutkan dalam air
- N-HPC ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk kuat
- 20-30% air dipanaskan sampai 600C dan N-HPC ditambahkan perlahan-lahan sambil
diaduk. Setelah itu ditambahkan sisa air. Dengan cara ini pelarutan lebih cepat.
b. Melarutkan dalam pelarut organik
12
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
E. DISINTEGRAN
Fungsi: untuk memudahkan hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran cerna (Lachman
Industri, 702). Enam klasifikasi disintegran : starches, clays, gums, cellulose, algins, dll
Cara pakai/penambahan disintegran:
- internal addition (saat granulasi) : disintegran dicampur dengan bahan lainnya sebelum ditambah
dengan larutan penggranul
- external addition : disintegran ditambahkan setelah granul terbentuk
Yang paling baik adalah menambahkan disintegran secara kombinasi (internal & external)
1. Starch (amylum) (Lachman Tablet, 175)
- Pemakaian: 3-15 %, merupakan disintegran yang paling umum digunakan
- Mekanisme kerja disintegrasi oleh starch :
→ dengan membentuk pathways dalam matriks tablet sehingga air dapat masuk melalui pori
(kapiler) sehingga menghancurkan tablet
→ starch mengembang ketika terekspos oleh air
→ saat pengempaan, terjadi distorsi pada bentuk starch; ketika terekspos oleh air, terjadi
rekoveri bentuk starch
- Pemakaiannya disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan kandungan air
massa cetak
- Perhatian: sebelum digunakan, starch harus dikeringkan pada suhu 80-90C untuk
menghilangkan air yang terabsorpsi
2. Starch 1500
- Merupakan disintegran yang baik dan ditambahkan dalam campuran kering (dalam fasa dalam
dan atau fasa luar pada metoda granulasi kering atau kempa langsung, atau dalam fasa luar
pada metoda granulasi basah)
- Perhatian: tidak boleh diberikan pada massa basah
13
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
- Keuntungan menggunakan pati termodifikasi adalah waktu disintegrasi bisa tergantung pada
gaya kempa. Suhu tinggi dan kondisi lembab bisa meningkatkan waktu dan menurunkan
disolusi tablet yang mengandung pati
- Digunakan sebagai penghancur pada pembuatan tablet dengan metode kempa langsung atau
granulasi basah.
- Meskipun keefektifan penghancur kebanyakan dipengaruhi oleh eksipien hidrofobik seperti
lubrikan, tetapi efek primogel tidak dipengaruhi.
- Meningkatkan tekanan kompresi tablet juga tidak mempengaruhi waktu hancur.
- Merupakan serbuk yang alirannya baik. (HOE h.581)
4. Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Ac-Di-Sol, HPC)
- Avicel jika dikombinasi dengan starch lebih efektif daya disintegrasinya
- Avicel inkompatibel terhadap zat sensitif lembab (c/ aspirin, penisilin, vitamin), kecuali avicel
dikeringkan sampai kandungan lembabnya kurang dari 1 % dan diperlakukan di ruangan
kelembaban rendah.
- Kekurangan avicel adalah kecenderungannya untuk membentuk muatan listrik dan
meningkatkan kandungan lembab, terkadang menyebabkan pemisahan pada saat granulasi.
Hal ini dapat diatasi dengan mengeringkan avicel untuk menghilangkan lembab.
- Pada saat digranulasi basah, dikeringkan, kemudian dikompres, tablet yang terbentuk tidak
hancur secepat saat tidak terbasahi. (Lachman Tablet, 175)
- Ac-Di-Sol merupakan ikatan silang dari CMC-Na dan sangat baik untuk digunakan sebagai
disintegran dalam konsentrasi rendah (Lachman Industri, 703) karena larut air dan memiliki
afinitas yang besar pada air.
- Acdisol ini digolongkan pada super disintegran. Penggunaan 2-5%.
5. Gums (agar, pectin, tragacant, guar gum)
- Nama dagang guar gum : Jaguar
- Guar Gum berupa polimer, aliran baik, digunakan dalam makanan, tidak sensitif terhadap pH,
kelembaban. Warnanya tidak benar-benar putih; hilang warnanya pada tablet yang bersifat
basa saat penyimpanan. (Lachman Tablet, 176)
- Pemakaian: 1-10%
- Bukan merupakan disintegran yang baik, karena kapasitas pengembangannya yang relatif
rendah
6. Solka floc (selulosa kayu murni) (Lachman Tablet, 175)
- Putih, berserat, inert, dapat digunakan tunggal atau kombinasi dengan starch untuk aspirin,
penisilin, dan obat yang sensitif terhadap pH dan lembab.
- Efektif jika dikombiansi dengan clays (c/ kaolin, bentoni seperti amonium klorida, natrium
salisilat, dan vitamin.
7. Clays (Veegum, bentonit, kaolin) (Lachman Industri, 702)
- Pemakaian: 2-10%, sifat hilang jika digranulasi
- Penggunaan terbatas hanya pada tablet berwarna, karena warnanya tidak benar-benar putih
- Daya hancur kaolin lebih lemah daripada polimer-polimer berwarna.
8. Alginat (asam alginat dan Na-alginat) (Lachman Tablet, 175)
- Pemakaian: 1-5% (asam alginat) atau 2,5-10% (Na-alginat)
- Memiliki afinitas yang besar terhadap air
- Tidak larut dalam air, sedikit asam dalam reaksi, dan sebaiknya hanya digunakan pada
granulasi netral atau asam.
- Jika digunakan bersama garam alkali atau garam asam organik dapat membentuk gel dan
menunda disintegrasi tablet
- Kompatibel untuk aspirin, analgesik, asam askorbat, formulasi multivitamin, dan garam asam.
9. Polyclar AT (polyplasdone XL, polyplasdone XL10) (Lachman Tablet, 176-77)
- Crosslinked, homopolimer dari vinilpirolidon
- Polyplasdone XL meningkatkan disintegrasi dan disolusi, tidak menurunkan kekerasan
10. Amberlite IPR 88 (ion exchange resin) (Lachman Tablet, 177)
- Dapat mengembang dalam air
14
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
F. LUBRIKAN
Fungsi utama dari lubrikan adalah untuk mengurangi gesekan atau friksi yang terjadi antara
permukaan tablet dengan dinding die selama proses pengempaan dan penarikan tablet. (Lachman
Tablets, 110)
Setiap lubrikan memiliki konsentrasi optimum (tidak lebih dari 1%) untuk menghasilkan
kecepatan aliran yang optimum. (Lachman Tablets, 112)
Klasifikasi: (Lachman Tablets, 112)
a. Water soluble
Banyak digunakan untuk tablet yang harus larut sempurna di dalam air, seperti tablet/ serbuk
effervescent.
b. Water insoluble
Lubrikan ini umumnya lebih efektif dan digunakan pada konsentrasi rendah.
Mekanisme Kerja: (Lachman Tablets, 111)
a. Fluid type lubricant
Membentuk lapisan cair kontinu antara massa cetak dengan logam cetakan. Dapat
menyebabkan tablet mengandung bercak-bercak minyak.
Contoh: minyak hidrokarbon.
b. Boundary type lubricant
Ada interaksi atau gaya adheren antara bagian polar dari lubrikan dengan permukaan logam
pada dinding die.
Tipe ini memiliki gaya adheren terhadap cetakan yang lebih baik.
Penggunaan lubrikan cenderung meratakan distribusi tekanan pada saat pengempaan tablet dan
juga meningkatkan kepadatan partikel sebelum dikempa. (Lachman Tablets, 111).
Semakin kecil ukuran partikel granul, maka tablet membutuhkan jumlah lubrikan yang lebih
banyak (%). (Lachman Tablets, 111)
Oleh karena kebanyakan lubrikan bersifat hidrofobik, maka dengan adanya lubrikan akan
meningkatkan waktu disintegrasi dan menurunkan kecepatan disolusi obat. (Lachman Tablets,
111)
Lubrikan akan membentuk lapisan di sekitar granulat pada saat granulasi yang akan mengurangi
resiko kerusakan tablet pada saat dikempa. Oleh karena kekuatan tablet tergantung pada area
kontak di antara partikel, maka adanya lubrikan juga dapat mengganggu ikatan antar partikel dan
menyebabkan berkurangnya daya kohesif sehingga tablet menjadi rapuh. (Lachman Tablets, 111)
Pada penggunaan lubrikan, pembuatan tablet dengan teknik mixing memberikan hasil yang lebih
baik daripada metode inkorporasi pada kekerasan tablet. (Lachman Tablets, 111)
Caping dan laminating serta lemahnya ikatan antar partikel granul dapat terjadi pada tablet yang
kelebihan lubrikan seperti stearat. (Lachman Tablets, 112)
Lubrikan seringkali ditambahkan dalam keadaan kering ketika semuanya telah tercampur
homogen. Biasanya lubrikan dicampurkan pada 2-5 menit akhir dari total waktu pencampuran 10-
30 menit.
15
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
G. GLIDAN
Fungsi utama dari glidan adalah menunjang karakteristik aliran dari granul atau meningkatkan
aliran granul dari hopper ke dalam die. (Lachman Tablets, 110)
Glidan dapat meminimalisasi kecenderungan granul untuk memisah selama tahap vibrasi yang
berlebihan (Lachman Tablets, 115)
Efektivitas starch sebagai glidan telah banyak digunakan dalam formulasi tablet dan kapsul.
(Lachman Tablets, 115)
Secara umum, fine silica > Mg stearat > talk murni.
Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat aktif yang
penguraiannya dikatalisis oleh Fe. (Lachman Tablets, 116)
Mekanisme Kerja: (Lachman Tablets, 116)
1. Dispersi muatan elektrostatik pada permukaan granul.
2. Distribusi glidan pada granul.
3. Adsorpsi gas pada permukaan atas glidan atau granul.
4. Minimalisasi gaya Van der Walls dengan pemisahan granul.
5. Reduksi friksi antara partikel dengan permukaan yang kasar dengan penempelan glidan pada
permukaan granul.
Starch sebagai glidan sering dikombinasikan dengan lubrikan dengan perbandingan 1:1 hingga
1:4. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi sifat hidrofobik dari lubrikan yang akan
mempengaruhi disintegrasi dan disolusi tablet. (Lachman Tablet, 116)
Golongan silika adalah glidan yang paling efisien, kemungkinan karena ukuran partikelnya yang
kecil. Golongan silika dapat menunjang aliran granul dengan meningkatkan bobot tablet dan
menurunkan variasi bobot tablet.
16
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
Pada bagian ini akan diterangkan pembuatan tablet dan permasalahannya. Karena umumnya bahan
disini berasal dari catatan atau pengalaman, maka tidak ada pustaka pada bagian ini. Bagian ini dibuat
untuk pertimbangan pemilihan metode dan formulasi teoritik, aplikasi formula teoritik, dan
penanggulangan permasalahan yang mungkin terjadi pada pembuatan.
A. Granulasi Basah
1. Zat Aktif A
Fase Dalam (92%)
Zat Aktif Sesuai dosis
Amilum Kering 10% bobot total
Musilago amili 10% bobot total (atau 1/3 bobot tablet)
Laktosa q.s
Fase Luar (8%)
Mg Stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5%
Pada tablet yang dibuat dengan menggunakan musilago amili atau mucilago lainnya,
pengeringan granul memerlukan waktu yang lebih lama (sekitar 1 hari) dan memerlukan suhu
pengeringan yang tinggi karena cairan pembasah yang digunakan adalah air. Zat yang
terhidrolisis tidak boleh menggunakan mucilago sebagai pengikat. Selain itu, perlu
diperhatikan stabilita zat aktif terhadap suhu karena pengeringan granul memerlukan suhu
tinggi (sekitar 40-70°C). Amilum merupakan bahan alam sehingga dalam formulasi perlu
ditambahkan pengawet.
Amilum harus dalam keadaan kering, jika fungsinya sebagai penghancur. Saat akan
digunakan, amilum yang ada tetap harus dikeringkan terlebih dahulu dalam oven. Jika
bercampur dengan air maka sifat penghancurnya akan berkurang. Amilum kering yang bisa
digunakan adalah amprotab. Sifat dari amilum kering : kompresibilitas kecil, waktu hancur
17
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
granul lama sehingga menyebabkan waktu hancur tablet menjadi lama jika amilum tidak
dikeringkan terlebih dahulu, mekanisme penghancuran tablet yaitu dengan mengembang saat
berada dalam air sehingga kekerasan, porositas dan daya kapilaritas tablet mempengaruhi
kerja amilum sebagai penghancur..
2. Pengikat diganti PVP untuk zat yang sukar dikompresi. PVP larut dalam air dan dalam etanol.
Jika zat aktif tidak tahan panas dan mudah terhidrolisis, dapat digunakan etanol sebagai cairan
pengikat. Keuntungan menggunakan PVP dalam etanol yaitu waktu pengeringan granul relatif
lebih singkat.
Fase Dalam (92%)
Zat aktif A sesuai dosis
PVP 2%
Etanol q.s
Amilum kering 10% dari bobot total
Laktosa q.s
Fase Luar (8%)
Mg Stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5%
PVP sifatnya higroskopis, sehingga dapat mengakibatkan tablet menjadi basah, tapi
sebenarnya dengan 2% tidak terlalu bermasalah. Penggunaannya dapat dalam konsentrasi 0,5-
5%. Jika sedikit bermasalah dapat ditambahkan adsorben seperti aerosil sebanyak 1%
sehingga formula fase luar menjadi: Mg Stearat 1%, Talk 1%, Aerosil 1%, Amilum kering
5%.
3. Amilum kering dapat menjadi penghancur FD yang kurang baik jika saat penggranulan terlalu
banyak air yang masuk. Oleh karena itu, dapat digunakan penghancur lain seperti ac-di-sol (±
3%) untuk memperbaiki waktu hancur. Tetapi karena ac-di-sol mahal harganya maka sebagai
alternatif dapat digunakan starch 1500 atau primogel/eksplotab sebagai penghancur. Dengan
PVP digunakan sebagai pengikat, formula akan menjadi :
Fase Dalam (92%)
Zat aktif A sesuai dosis
PVP 2%
Etanol q.s
Amilum kering 10% dari bobot total atau
Ac-di-sol 3%
Laktosa q.s
Fase Luar (8%)
Mg Stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5% atau
Ac-di-sol 3% atau
Eksplotab 5% atau
Starch 1500 5%
Umumnya starch 1500 dan eksplotab digunakan sebagai penghancur luar, jarang digunakan
sebagai penghancur fasa dalam.
4. Laktosa dapat mengalami deformasi plastis (irreversivel) dalam pencetakan sehingga
penggunaannya sebagai pengisi tablet sangat menguntungkan. Alirannya dan
kompresibilitasnya kurang baik sehingga sering digunakan untuk formulasi dengan granulasi
basah (aliran dan kompresibilitasnya turut diperbaiki dengan penggranulan). Untuk
memperoleh tablet yang lebih baik, maka laktosa dapat diganti dengan avicel. Terdapat tiga
jenis avicel yang sering digunakan yaitu : Avicel pH 101 (berbentuk serbuk, umumnya
digunakan dalam formulasi GB), Avicel pH 102 (berbentuk granul, umumnya digunakan
dalam formulasi GK dan KL), Avicel pH 103 (berbentuk granul dengan ukuran lebih kecil dan
18
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
dapat menghasilkan waktu hancur yang lebih cepat). Dengan PVP digunakan sebagai pengikat
dan ac-di-sol sebagai penghancur, formula tablet akan menjadi :
Fase Dalam (92%)
Zat aktif A sesuai dosis
PVP 2%
Etanol q.s
Amilum kering 10% dari bobot total atau
Ac-di-sol 3%
Avicel q.s
Fase Luar (8%)
Mg Stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5% atau
Acdisol 3% atau
Eksplotab 5% atau
Starch 1500 5%
B. Granulasi Kering
Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab, misalnya antibiotik.
1. Fase Dalam (92%)
Zat aktif A sesuai dosis
Amilum kering 10%
PVP 5%
Laktosa q.s
Fase Luar (8%)
Mg stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5%
Pembuatan slug : FD + ½ FL ( hanya talk dan mg stearat) = 92% + 1,5% = 93,5%, lalu dicetak
dan dihancurkan (slug) hingga kecepatan aliran ≥4 gr/dt. Setelah jadi slug kemudian
ditambahkan sisa ½ FL (1,5%) dan amilum kering 5% (harus dilakukan penimbangan terlebih
dahulu terhadap granul yang diperoleh).
2. Karena kompresibilitas laktosa kurang baik dan memiliki sifat aliran yang kurang baik, maka
dapat diganti dengan avicel yang memiliki kompresibilitas lebih baik. Avicel dapat berfungsi
sebagai pengisi sekaligus pengikat. Akan tetapi, jika pengikatan avicel masih kurang, PVP
dapat tetap ditambahkan sebagai pengikat.
Fase Dalam (97%)
Zat aktif A sesuai dosis
Amilum kering 10%
PVP 5%
Avicel q.s
Modifikasi fase luar hampir sama dengan modifikasi fase luar pada formulasi GB.
C. Kempa Langsung
Digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab dan dosisnya kecil. Formulasi KL
dibatasi oleh jumlah fine (serbuk yang tidak mempunyai sifat aliran (seperti talk, mg stearat, dan
zat aktif). Jumlah maksimal dari fine adalah 12-15% (menurut Martin dan Hoover), 15% (menurut
Tutorial Pharmacy) atau 10-20% (menurut RPS dan JPS). Umumnya dosis zat aktif yang
digunakan adalah dibawah 50% agar keseragaman kandungan produk akhir bagus. Jika terlalu
besar sebaiknya disluging. Syarat-syarat bahan-bahan untuk cetak langsung adalah : mempunyai
sifat aliran yang bagus, kohesif, kompresibilitas baik.
1. Zat aktif A sesuai dosis
Laktosa spray dried q.s
Mg stearat 1%
19
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
Talk 2%
Amilum kering 5%
2. Digunakan kombinasi avicel dan eksplotab. Avicel memiliki kompresibilitas yang baik, tetapi
alirannya kurang baik. Untuk memperbaik alirannya maka digunakan eksplotab. Selain itu
eksplotab berfungsi pula sebagai penghancur.
Zat aktif A sesuai dosis
Avicel : Eksplotab (3:7) q.s
Mg stearat 1%
Talk 2%
3. Digunakan kombinasi starch 1500 dan avicel (3:1) yang dikenal pula sebagai ”running
powder”. Running powder ini memiliki sifat aliran dan kompresibilitas yang baik. Tapi daya
hancur running powder tidak bagus, sehingga dapat ditambahkan penghancur luar seperti
amilum kering, eksplotab, atau ac-di-sol.
Zat aktif A sesuai dosis
Avicel : Starch 1500 (3:1) q.s
Mg stearat 1%
Talk 2%
Amilum kering 5% atau
Eksplotab 5% atau
Ac-di-sol 3%
Cara menghitung :
- Musilago amili = 1/3 x 644 g = 215 g
setelah dikeringkan = 10% x 215 g = 21,5 g
- Laktosa = 644 – (500 + 70 + 21,5) = 52,5 g
Permisalan (1):
Granul FD yang diperoleh 600 g dengan kadar air 2%,
Maka untuk kadar air 0%, bobot granulnya = 0,98 x 600 = 588 gram
Jumlah tablet yang diperoleh = 588/644 x 1000 tablet = 913,04 tablet
Fase luar yang ditambahkan:
- Mg stearat 1% = 1/92 x 600 g = 6,52 g
- Talk 2% = 2/92 x 600 g = 13,04 g
- Amilum kering 5% = 5/92 x 600 g = 32,60 g
= 714,27 mg
20
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
Permisalan (2):
Granul FD yg diperoleh 600 g dengan tidak memperhitungkan kadar air (biasanya perhitungan
tidak memperhitungkan kadar air)
Jumlah tablet = 600/644 x 1000 tablet = 931,68 tablet
Fase luar:
Mg stearat 1% = 1/92 x 600 g = 6,52 g
Talk 2% = 2/92 x 600 g = 13,04 g
Amilum kering 5% = 5/92 x 600 g = 32,60 g
B. Granulasi Kering
Contoh : Zat Aktif A 400 mg
Direncanakan bobot tablet 600 mg; dibuat 1000 tablet
Formula : Fase dalam (92%)
Zat A = 400 g
PVP 5% = 30 g
Amilum 10% bobot tablet = 60 g
Laktosa = 62 g
Total fasa dalam 92% x 600g = 552 g
Fase Luar (8%)
Mg stearat 1% = 6g
Talk 2% = 12 g
Amilum kering 5% = 30 g
Slug (93,5%)
Zat A = 400 g
PVP = 30 g
Amilum = 60 g
Laktosa = 62 g
Mg stearat = 3g
Talk = 6g
591 g
Misalnya:
Slug yang diperoleh = 500 mg,
Maka sisa FL yang ditambahkan:
- Mg stearat = 0,5%/93,5% x 500 = 2,674 g
- Talk = 1%/93,5% x 500 = 5,348 g
- Amilum kering = 5%/93,5% x 500 = 26,738 g
Slug + sisa FL = 500 g + 34,760 g = 534,760 g
Jumlah tablet yang diperoleh = 500/591 x 1000 = 846,024 g
Bobot tablet = 534,760/846,024 ≈ 0,632 g
C. Kempa Langsung
Contoh : Zat Aktif A 25 mg
Direncanakan bobot tablet 250 mg; dibuat 1000 tablet
Formula : Zat A = 25 g
Pengisi, pengikat, penghancur q.s = 217,5 g
Mg stearat 1% = 2,5 g
Talk 2% = 5g
250 g
Misal pengisi adalah avicel primojel (3:1) yang berfungsi sebagai pengisi, pengikat sekaligus
penghancur, maka penimbangan:
Zat A = 25 g
21
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
V. EVALUASI MUTU
A. Evaluasi Granul
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula. Untuk formula
yang sama evaluasi granul tidak perlu dilakukan.
Evaluasi granul :
1. Evaluasi destruktif
Bahan uji mengalami kerusakan, baik fisika maupun kimia.
- Penetapan kandungan zat aktif dalam granul
- Uji kandungan lembab
2. Evaluasi non destruktif
Bahan uji tidak mengalami kerusakan, baik fisika maupun kimia sehingga masih dapat digunakan
untuk uji lain atau proses selanjutnya.
- Uji aliran
- Uji bobot jenis dan persen kompresibilitas
(Sumber : Power point B Heni)
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula. Untuk formula
yang sama evaluasi granul tidak perlu dilakukan. Evaluasi granul meliputi: (Sumber : TS)
1. Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul). Dalam
melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar
diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil.
- Timbang 100 gr granul
- Letakkan granul pada pengayak paling atas
- Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan granul pada
getaran
- Timbang granul yang tertahan pada tiap-tiap pengayak
- Hitung persentase granul pada tiap-tiap pengayak
Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran
granul. Diharapkan ukuran granul tidak terlalu berbeda. Granulometri
berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran granul berdekatan,
aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva
distribusi normal.
2. Bobot Jenis
Kerapatan granul dapat mempengaruhi kompresibilitas, porositas tablet, kelarutan, dan sifat-sifat
lainnya. (Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 682)
a. BJ Sejati
BJ diukur dengan piknometer gas Beckmann (Sumber : TS)
Ada 2 metode untuk menentukan kerapatan granul, keduanya menggunakan piknometer. Yang
pertama menggunakan air raksa sebagai cairan pengisis sela. Yang kedua memakai pelarut yang
bertekanan permukaan rendah (misal, benzen) dan tidak melarutkan granul. Ketepatan metode ini
tergantung pada kemampuan cairan pengisi sela memasuki pori-pori granul. Kerapatan diukur dari
22
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
volume cairan pengisi sela yang dipindahkan oleh sejumlah tertentu granul dalam piknometer.
(Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 682)
b. BJ ruahan granul (BJ nyata)
Prosedur : BJ = bobot/volume
- Timbang 100 gram serbuk/granul
- Masukkan ke dalam gelas ukur
- Amati volume
- Hitung BJ ruahan:
Pemampatan 500 x
23
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
Ada beberapa uji yang dapat digunakan sebagai pengukur aliran. Dua metode yang paling umum
dipakai yaitu:
a. Metode sudut baring/sudut istirahat
= arc tan H/R
(Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 684-685)
Tujuan penetapan:
Menjamin keseragaman pengisian ke dalam cetakan bobot/tablet
(Sumber : Power point B Heni)
6. Kandungan Lembab
Adalah jumlah massa (air) yang hilang selama proses pemanasan (70C)
(Sumber : Power point B Heni)
Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (gravimetric) menggunakan alat seperti Moisture
Balance. Prosedur:
- Timbang granul sebanyak 5 g di atas nampan logam (aluminium)
- Nyalakan alat, cek suhu pada 70C
- Penetapan kandungan lembab dapat di atur skalanya pada alat (% hilang atau g hilang)
- Penetapan dihentikan setelah dicapai angka konstant
Tujuan
- Mengontrol kandungan lembab granul sehingga dapat mengantisipasi masalah yang terjadi selama
proses pengempaan tablet, terutama kandungan lembab menjadi faktor penyebabnya
- Mengontrol K.L granul berkaitan dgn pertumbuhan mikroba, jika granul tidak langsung dikempa
menjadi tablet
24
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
25
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
26
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
Prosedur
Tablet tidak bersalut Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan
satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37º ± 2º sebagai media
kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas
waktu seperti yang tertera dalam monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua
tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian
dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet bersalut bukan enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang,
bila tablet mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada suhu
kamar selama 5 menit. Kemudian masukkan cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan
cairan lambung buatan LP bersuhu 37º ± 2º sebagai media. Setelah alat dijalankan telama 30
menit, angkat keranjang dan amati semua tablet. Bila tablet tidak hancur sempurna, ganti dengan
cairan usus buatan LP bersuhu 37º ± 2º dan teruskan pengujian hingga jangka waktu keseluruhan,
termasuk pencelupan dalam air dan cairan lambung buatan LP adalah sama dengan batas waktu
yang dinyatakan dalam masing-masing monografi ditambah 30 menit, angkat keranjang dan amati
semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur
sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji
harus hancur sempurna.
Tablet salut enterik Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, bila tablet
mempunyai penyalut luar yang dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada suhu kamar selama
5 menit. Tanpa menggunakan cakram jalankan alat, gunakan cairan lambung buatan LP bersuhu
37º ± 2º sebagai media. Setelah alat dijalankan selama satu jam, angkat keranjang dan amati
semua tablet: tablet tidak hancur, refak atau menjadi lunak. Kemudian masukkan satu cakram pada
tiap tabung dan jalankan alat, gunakan cairan usus buatan LP bersuhu 37º ± 2º sebagai media
selama jangka waktu 2 jam ditambah dengan batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing
monografi atau bila dalam monografi dinyatakan hanya tablet salut enterik, maka hanya selama
batas waktu yang dinyatakan.dalam monografi. Ajigkat keranjang dan amati semua tablet: semua
tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian
dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet bukal Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet tidak bersalut,
tanpa menggunakan cakram. Setelah 4 jam, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet
harus hancur. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet
lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Tablet sublingual Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet iidak
bersalut, tanpa menggunakan cakram. Amati tablet dalam batas waktu yang dinyatakan dalam
masing-masing monografi: semua tablet harus hancur. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur
sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji
harus hancur sempurna.
Kapsul gelatin keras Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet tidak
bersalut, tanpa menggunakan cakram. Sebagai pengganti cakram digunakan suatu kasa berukuran
10 mesh seperti yang diuraikan pada rangkaian keranjang, kasa ini ditempatkan pada permukaan
lempengan atas dari rangkaian keranjang. Amati kapsul dalam batas waktu yang dinyatakan dalam
27
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
masing-masing monografi, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul. Bila
1 tablet atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 kapsul lainnya: tidak
kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna.
Kapsul gelatin lunak Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Kapsul
gelatin keras.
28
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
Media disolusi Gunakan pelarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Bila Media
disolusi adalah suatu larutan dapar, atur pH larutan sedemikian hingga berada dalam batas 0,05
satuan pH yang tertera pada masing-masing monografl. [Catatan Gas terlarut dapat membentuk
gelcmbung yang dapat merubah hasil pengujian. Oleh karena itu, gas terlarut harus dihilangkan
terlebih dahulu sebelum pengujian dimulai.]
Waktu Bila dalam spesifikasi hanya terdapat satu waktu, pengujian dapat diakhiri dalam waktu
yang lebih singkat bila persyaratan jumlah minimum yang terlarut telah dipenuhi. Bila dinyatakan
dua waktu atau lebih, cuplikan dapat diambil hanya pada waktu yang ditentukan dengan toleransi
± 2%.
Prosedur untuk kapsul, tablet tidak bersalut dan tablet bersalut bukan enterik
Masukkan sejumlah volume Media disolusi seperti yang tertera dalam masing-masing monografi
ke dalam wadah, pasang alat, biarkan Media disolusi hingga suhu 37º ± 0,5º, dan angkat
termometer. Masukkan 1 tablet atau 1 kapsul ke dalam alat, hilangkan gelembung udara dari
permukaan sediaan yang diuji dan segera jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tertera
dalam masing-masing monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan atau pada tiap waktu
yang dinyatakan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan Media disolusi dan
bagian atas dari keranjang berputar atau daun dari alat dayung, tidak kurang 1 cm dari dinding
wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Lanjutkan
pengujian terhadap bentuk sediaan tambahan.
Bila cangkang kapsul mengganggu. penetapan, keluarkan isi tidak kurang dari 6 kapsul
sesempuma mungkin, larutkan cangkang kapsul dalam sejumlah volume Media disolusi seperti
yang dinyatakan. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Buat
koreksi seperlunya. Faktor koreksi lebih besar 25% dari kadar pada etiket tidak dapat diterima.
Interpretasi Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan dipenuhi bila
jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Lanjutkan
pengujian sampai tiga tahap kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S atau S. Harga Q
adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi,
dinyatakan dalam persentase kadar pada etiket, angka 5% dan 15% dalam tabel adalah persentase
kadar pada etiket, dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan Q.
Tabel Penerimaan
Tahap yang diuji Kriteria Penerimaan
S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%
S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S1 +S2) adalah sama dengan atau lebih besar
dari Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q -15%
S3 Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2+ S3) adalah sama dengan atau lebih
12 besar dari Q, tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q
-15% dan tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q - 25%.
29
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
30
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
31
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
- Aliran yang tidak baik dapat menyebabkan bobot tablet yang berbeda-beda. Penyebab aliran
kurang baik: kandungan air tinggi sehingga adesivitas tinggi dan aliran menjadi kurang ;
porositas tinggi, udara terjebak banyak karena fines dan pengikat yang tidak cocok atau
kurang. Jumlah fines meningkat, porositas meningkat, aliran tidak baik.
Penyebab kedua : distribusi granul tidak baik.
Penyelesaian Masalah :
- Kurangi kadar air
- Pembuatan granul baru sehingga menyebabkan porositas kecil, distribusi granul optimal
sehingga aliran bagus.
8. Keseragaman Kandungan (FI IV hlm.999)
Dilakukan bila :
Kadar bahan aktif dibawah 50 mg
Bila perbandingan kadar bahan aktif dengan bobot tablet lebih kecil dari pada 50%
Penyebab jeleknya keseragaman kandungan :
Karena aliran jelek
Pencampuran pregranulasi tidak benar maka tentukan dulu homogenitas zat aktif dalam granul
(di pabrik)
Karena kadar fines tinggi maka porositas tinggi (bobot berbeda-beda)
Kandungan air yang tinggi sehingga aliran kurang baik
Kondisi mesin tidak benar.
Penyelesaian masalah
Perbaikan ukuran granul meliputi pencampuran, perubahan pengikat, granulasi.
Kalibrasi mesin.
VII.CONTOH TABLET
32
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
33
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
34
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
35
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
Bromocriptine, 1893
Brompheniramine, 1893 Dapsone, 2006
Bumetanide, 1895 Desipramine, 2008
Bumetanide and Slow Potassium, 1896 Dexamethasone, 2009
Busulfan, 1899 Dexamfetamine, 2010
Dextromoramide, 2012
Calcium and Colecalciferol, 1902 Diazepam, 2015
Calcium and Ergocalciferol, 1903 Diazoxide, 2016
Calcium Carbonate , Chewable, 1904 Dichlorophen, 2016
Calcium Folinate, 1905 Diclofenac, 2018
Calcium Gluconate, 1907 Diclofenac , Slow, 2018
Calcium Gluconate , Effervescent, 1907 Dicycloverine /Dicyclomine, 2020
Calcium Lactate, 1908 Diethylstilbestrol, 2021
Captopril, 1909 Diflunisal, 2023
Carbamazepine, 1910 Digitoxin, 2024
Carbimazole, 1911 Digoxin, 2025
Cascara, 1914 Dihydrocodeine, 2027
Cefaclor , Slow, 1916 Diloxanide, 2027
Cefalexin, 1920 Dimenhydrinate, 2028
Cefuroxime Axetil, 1927 Dipipanone and Cyclizine, 2030
Chlorambucil, 1929 Dipyridamole, 2031
Chlordiazepoxide Hydrochloride, 1933 Disulfiram, 2034
Chloroquine Phosphate, 1937 Docusate, 2041
Chloroquine Sulphate, 1938 Domperidone, 2042
Chlorphenamine /Chlorpheniramine, 1941 Dosulepin /Dothiepin, 2045
Chlorpromazine, 1942 Doxycycline , Dispersible, 2049
Chlorpropamide, 1943 Droperidol, 2051
Chlortalidone, 1944 Dydrogesterone, 2052
Choline Theophyllinate, 1946 Ephedrine Hydrochloride, 2056
Cimetidine, 1949 Ergocalciferol, 2057
Ciprofloxacin, 1950 Ergometrine, 2059
Clemastine, 1954 Ergotamine Sublingual, 2059
Clomifene, 1962 Erythromycin Ethyl Succinate, 2063
Clonidine, 1964 Erythromycin Stearate, 2064
Co-amilofruse, 1968 Erythromycin, 2062
Co-amilozide, 1970 Estropipate, 2065
Co-amoxiclav, 1971 Ethambutol, 2067
Co-beneldopa , Dispersible, 1973 Ethinylestradiol, 2067
Co-careldopa, 1974 Etodolac, 2070
Co-codamol, 1975
Co-codaprin, 1976 Famotidine, 2072
Co-codaprin , Dispersible, 1977 Fenbufen, 2076
Co-dergocrine, 1980 Fenoprofen, 2076
Co-dydramol, 1982 Ferrous Fumarate and Folic Acid, 2080
Co-magaldrox, 1990 Ferrous Fumarate, 2080
Co-proxamol, 1990 Ferrous Gluconate, 2081
Co-tenidone, 1992 Ferrous Sulphate, 2082
Co-triamterzide, 1993 Ferrous Sulphate , Prolonged-release, 2082
Co-trimoxazole, 1996 Flavoxate, 2082
Co-trimoxazole , Dipersible, 1996 Flecainide, 2084
Co-trimoxazole , Paediatric, 1997 Flucytosine, 2088
Codeine Phosphate, 1980 Fludrocortisone, 2088
Colchicine, 1985 Fluphenazine, 2099
Colecalciferol, 1985 Flurbiprofen, 2102
Colistin, 1989 Fluvoxamine, 2104
Cortisone, 1991 Folic Acid, 2105
Cyanocobalamin, 1999 Fosfestrol, 2108
Cyclizine, 2000 Furosemide /Frusemide, 2111
Cyclopenthiazide, 2000
Cyclophosphamide, 2002 Gemfibrozil, 2115
Cyproheptadine, 2002 Glibenclamide, 2119
Cyproterone, 2003 Gliclazide, 2120
36
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
37
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
38
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
Fludrocortisone 870
Fluphenazine 871 Salbutamol 1041
Folic acid 873 Sodium valproate 1046
Furosemide 875 Spironolactone 1046
Sulphadimidine 1049
Glibenclamide 882 Sulphamethoxazole 1051
Glyceryl trinitrate 884
Griseofulvin 888 Tamoxifen 1055
Tetracycline 1062
Haloperidol 892 Theophylline 1067
Hydralazine 897 Thyroxine 1073
Hydrochorothiazide 899 Timolol 1074
Hydrocortisone 901 Tolbutamide 1076
Ibuprofen 908 Triamcinolone 1078
Imipramine 911 Trimethoprim 1082
Isoniazid 928
Isosorbide 931 Verapamil 1083
39
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
40
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
APC 7 Etusteron 16
Asam asetilsalisilat 5 Fenetisilina 236
Asam asetilsalisilat kamfer opium 6 Fenfluramina 128
Asam asetilsalisilat kofeina fenasetina 7 Fenilbutazon 240
Asam askorbat 8 Fenindamina 237
Asam folat 11 Fenitoina 242
Asam nikotinat 12 Fenobarbital 237
Asetaminofen 3 Fenoksimetilpenisilina 240
Asetaminofen asetilsalisilat kofeina 4 Fenolftalein 238
Asetazolamida 4 Fitomenadion 244
Asetosal 5 Fludrokortison 131
Atropine difenoksilat 33 Flufenazina 131
Fluprednisolon 133
Barbital 39 Ftalilsulfatiazol 243
Beladon 39 Furosemida 133
Bendrofluazida 40
Benzheksolium 41 Gliserol trinitrat 141
Benzotropina 42 Glutetimida 140
Besi (II) fumarat 129 Griseofulfina 140
Besi (II) glukonat 130 Guanetidina 143
Besi (II) sulfat 131
Betametason 47 Haloperidol 143
Betametason fosfat 48 HCT 150
Biperidena 50 Heksamina 146
Bisakodil 51 Heksamina mandelat 146
Busulfan 53 Hidralazina 149
Butobarbital 54 Hidroflumetiazida 156
Hidroklortiazida 150
Dapson 93 Hidrokodon 150
Deksametason 93 Hidrokortison 150
Deksamfetamina 96 Hidroksizina 158
Deksklorofeniramina 97 Hiosina 159
Dekstrometorfan 100 Hiosina metilbromida 161
Dekstromoramida 101
Diazepam 103 Imipramina 163
Didrogesteron 116 INH 167
Dienesterol 106 Iodokloroksikinolina 77
Dietilkarbamazina 101 Isokarboksazida 167
Dietilstilbestrol 102 Isoksuprina 169
Difenhidramina teoklat 114 Isoniazid 167
Digilanida C 173 Isoprenalina 168
Digitalis 107 Isopropamida 169
Digitoksin 107 Isoproterenol 168
Digoksin 108
Diiodoksikinolina 109 Kalek 57
Dikorfenamida 105 Kalsiferol 57
Diloksanida 109 Kalsium benzamidosalisilat 55
Dimenhidrinat 114 Kalsium glukonat 55
Dimetusteron 111 Kalsium laktat 57
Dioktil sulfosuksinat 111 Kalsium pantotenat 57
Doksikorton 114 Karbamazepina 59
Dover 219 Karbarson 59
Karbimazol 60
Efedrina 118 Karbinoksamina 61
Efervesen asetosal 6 Karbromal 62
Ergometrina 123 Kina 266
Ergonovina 123 Kinidina 264
Ergotamina 124 Kinina bisulfat 264
Eritromisina 125 Kinina hidroklorida 265
Etambutol 12 Kinina sulfat 266
Etundron 16 Kiniofon 266
Etunilestradiol 15 Kliokinolina 77
41
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
42
Teori Sediaan APOTEKER ITB - Oktober 2006/2007 TABLET UMUM
43
Daftar Tablet pada USP 28 2005 acetate, 318
Acepromazine maleate, 15 carbonate, 320,2059
Acetaminophen, 19 gluconate 328,2059
Acetazolamide, 42 lactate,329, 2059
Acetohexamide, 44 Panthotenate 331,2060
Acetohydroxamide acid, 45 Fosfat dibasic, 333,2060
Acyclovir, 52 With Vit D,2060
Albendazole, 56 Vit D with mineral,2061
Albuterol, 58 Captopril, 338
Allendrolic Acid, 64 Carbamazepine, 324
Allopurinol, 68 Carbenicilin Indamyl Sodium, 346
Alprazolam, 70 Carbidopa, 343
Alumina, Carbidopa and levodopa, 347
Alumunium hydroxide gel tablets, dried, 93 Carbinoxamine maleate, 348
American ginseng, 2097 Carboxymethylcellulose sodium, 359
Amiloride hydrochloride, 118 Corisoprodol, 360
Aminobenzoate potassium, 121 Carteolol HCl, 363
Aminocarproic acid, 124 Cascara, 367
Aminoglutethimide 126 Cefaclor, 371
Aminopentamide sulfate, 128 Cefadroxil, 373
Aminophylline, 131 Cefixime, 380
Aminosalicylate sodium, 132 Cefpodoxime proxetil, 398
Amiosalycylic acid, 134 Cefprozil, 400
Amitriptyline HCl, 136 Cephalexine, 408
Amodiaquine HCl, 142 Cepharadine, 415
Amoxicillin, 146 Chlorambucil, 426
Amphetamine silfate, 149 Chloramphenicol, 430
Ampicillin, 154 Chlordiazepoxide, 436
Anileridine HCl, 160 Chloroquine phosphate, 445
Apomorphine HCl, 174 Chlorothiazide, 446
Ascorbic acid, 179 Chlorpeniramine maleate, 450
Asian ginseng, 2100 Chlorpromazine HCl, 457
Aspirin, 183 Chlortetracycline HCl, 457
Astemizole, 192 Chlorpropamide, 458
Atenolol, 194 Chlorthalidone, 461
Atropine sulfate, 202 Chlorzoxazone, 462
Azatadine maleate, 206 Chondroitin sulfate sodium, 2069
Azathioprine, 207 Cimetidine, 473
Ciprofloxacin, 480
Bacampicillin HCl, 213 Clarithromycin, 488
Baclofen, 218 Clemastine fumarate, 491
Barium hydroxide lime sulfate, 221 Clomiphene citrate, 508
Beladonna extract, 224 Clonazepam, 511
Bendroflumethiazide, 226 Clonidine HCl, 513
Benztropine mesylate, 238 Clorazepate dipotasium, 518
Bethametasone, 244 Clotrimazole vaginal,523
Betaxolol, 254 Clozapine, 527
Bethanecol chloride, 256 Codein
Biperiden HCl, 261 Fosfat, 536
Bisacodyl, 263 Sulfat, 537
Bisoprol fumarat,269 Colchicine, 538
Bromocriptine mesylte, 284 Cortisone acetate, 548
Bromopheniramine maleate, 288 Cyclizine HCl, 555
Bumetadine, 292 Cyclobenzaprine HCl, 556
Bupropion HCl, 297 Cyclophosphamide, 559
Buspirone HCl, 299 Cyproheptadine HCl, 565
Busulfan, 300
Butabarbital sodium, 2302 Dapsone, 573
Butalbital,303 Dehydrocholic acid, 576
Demeclocycline HCl, 579
Caffeine, Desipramine HCl, 581
Calcium, Dexamethasone, 591
Dexchlorpheniramine maleate, 599 Furozolidone, 875
Dextroamphetamine sulfate, 609 Furosemide, 878
Diazepam, 620
Dichlorpenamide, 625 Garlic delayed release, 2090
Diclofenac sodium, 626 Gemfibrozil, 895
Dicyclomine HCl, 631 Glipizide, 903
Diethylcarbamazine citrate, 633 Glucosamine, 2102
Diethyl propion HCl, 634 Glyburide, 911
Diethyl stilbestrol, 636 Glycopirrolate, 914
Diflunisal, 640 Griseofulvin, 921
Digitalis, 642 Guaifenesine, 924
Digitoxin, 643 Guanabenz acetate, 930
Digoxin, 646 Guanadrel sulfate, 931
Dihydrotachisterol, 651 Guanathidine monosulfate, 932
Dihydroxyalumunium Na-carbonat, 654 Guanfacine, 934
Diltiazem HCl, 658
Diphenoxylate HCL catropine sulfate, 671 Haloperidol, 938
Dipyridamole, 674 Homatropine metylbromide, 949
Dirithromycin, 676 Hydralazine HCl, 953
Disulfiram, 679 Hydrochlorthiazide, 955
Divalproex sodium, 679 Hydrocodone bitartrate, 957
Docusate sodium, 687 Hydrocortisone, 961
Dolasetron mesylate, 689 Hydroflumethiazide, 971
Doxycycline hydate, 701 Hydromorphone HCl, 973
Doxylamine succinate, 702 Hydroxychloroquine sulfate, 977
Dydrogestrone, 707 Hydroxyzine HCl, 982
Dyphylline, 709 Hyoscyamine, 985
And guaifenesin, 711 Hyoscyamine sulfate, 988
Salbutamol, 2438
Selegiline, 2440
Senna, 2443
Sodium Chloride, 2449
Sodium Citrate, 2450
Sodium Fluoride, 2453
Sodium Valproate, 2459
Sodamint tablet 2446
Sotalol, 2400
Spironolactone, 2402
Stanozolol, 2465
Sulindac, 2469
Sulfasalazine, 2470
Sulfinpyrazone, 2470
Sulpiride, 2471
Tamoxifen, 2473
Temazepam, 2476
Tenoxicam, 2477
Terbutaline, 2478
Terfenadine, 2480
Tetracycline, 2484
Thiamine, 2485
Thioridazine, 2488
Tiabendazole, 2489
Timolol, 2490
Tioguanine, 2491
Tolazamide, 2494
Tolbutamide, 2494
Tranexamic Acid, 2496
Tranylcypromine, 2497
Triamcinolone, 2500
Trifluoperazine, 2502
Trihexyphenidyl /Benzhexol, 2502
Trimethoprim, 2503
Trimipramine, 2504
Trinitrin, 2198
Triprolidine, 2504
Verapamil, 2510
Vigabatrin, 2511
Warfarin, 2517
Zuclopenthixol, 2518