OLEH
AINUN MALIS SULCHANIA
NIM 13.007
NIM 13.038
NIM 13.043
ERMELINDA PAE
NIM 13.051
LAURENSIA ANAMA L.
NIM 13.090
NERANOPBIMA
NIM 13.117
SARI ALIFFIANTI W.
NIM 13.155
NIM 13.163
WIDHA ARUM M.
NIM 13.176
WINGGAR PALUPI
NIM 13.179
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Daya tahan tubuh merupakan hal utama yang harus diperhatikan untuk
menjaga kesehatan jasamni. Jika daya tahan tubuh melemah, maka penyakit
akan dengan mudah menyerang tubuh. Namun, seperti yang diketahui, daya
tahan tubuhanak-anak amat rentan sehingga mereka mudah mengalami sakit
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya sistem imun anak yang
masih belum sempurna, dan juga bisa disebabkan oleh faktor cuaca. Perubahan
cuaca yang ekstrim membuat tubuh anak tidak mempu beradaptasi dengan cepat.
Sehingga terkadang tubuh mereka mengalami alergi.Lingkungan luar rumah
terkadang menjadi pemicu utama menurunnya kekebalan tubuh anak. Tak hanya
itu, makanan yang kurang terjamin kebersihannya juga menjadi pemicu
menurunnya imun anak. Salah satu penyakit yang biasa dialami anak-anak
adalah BAPINAS , yaitu batuk pilek panas.
Obat batuk pilek panas yang biasanya dikonsumsi adalah dalam sediaan
serbuk terbagi maupun sediaan cair. Namun, untuk sediaan serbuk terbagi
biasanya kurang diminati oleh anak-anak dikarenakan rasa pahit yang tidak
tertutupi. Sedangkan untuk sediaan cair meskipun sudah tertutupi dengan rasa
manis, terkadang mindseat anak-anak kurang berminat dengan sediaan cair.
Dengan begitu dibuatlah formulasi obat BAPINAS berupa sediaan tablet
kunyah.
Sebagai daya tarik kepada anak-anak tablet kunyah lebih sering menjadi
pilihan orang tua, karena tablet kunyah nampak seperti permen. Selain rasanya
yang manis, penggunaan sediaan yang mudah (tinggal mengunyah) menjadi
keunggulan sediaan ini.
Zat aktif yang berperan penting dalam menekan sumber penyakit BAPINAS
adalah paracetamol dan GG. Paracetamol sendiri mempunyai indikasi antipiretik
(penurun panas), sedangkan GG mempunyai indikasi sebagai pereda batuk dan
flu. Sehingga dengan 2 zat aktif ini mampu memberikan efek teraupetik pada
anak-anak. Untuk menutupi rasa pahit dari kedua zat aktif tersebut, maka
digunakan zat tambahan lainnya.
Pada pembuatan tablet kunyah, metode yang umum digunakan adah metode
kempa. Pada praktikum kali ini digunakan metode kempa dengan , karena dari
keuntungannya metode ini lebih efisien dibanding dengan metode yang lain. Setelah
dilakukan proses pembuatan tablet, kemudian dilakukan uji mutu fisik sebagai
standar kelayakan suatu tablet dan adanya suatu evaluasi. Uji mutu fisik tersebut
meliputi organoleptis, keseragaman bobot, kekerasan tablet, kerapuhan tablet, waktu
hancur, dan disolusi.
Dengan dibuatnya sediaan tablet kunyah BAPINAS, diharapkan dapat menjadi
pilihan alternative obat bagi pasien anak-anak yang kurang berminat dengan sediaan
serbuk terbagi ataupun sediaan cair.
1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui standar sediaan tablet yang dibuat dengan melakukan uji
mutu fisik.
1.3 MANFAAT
A. Bagi peneliti atau personal
a) mampu mengaplikasikan suatu bahan obat untuk menjadi sediaan solid/
tablet.
b) menambah keterampilan bagi mahasiswa ( peneliti ) dalam membuat
sediaan solid.
B. Bagi Pasien (khususnya pasien anak)
a) Alternative dalam pemilihan sediaan obat batuk, pilek dan panas
b) Efektif dalam mengkonsumsi sediaan tablet kunyah.
C. Bagi Industri
a) Menciptakan inovasi bentuk sediaan solid
b) Memberikan alternative yang sesuai terhadap stabilitas obat.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 TABLET
2.1.1 Definisi
a) Menurut FI Edisi III
sediaan tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempacetak dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.
b) Menurut FI Edisi IV
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi.
c) Menurut Formularium Nasional Edisi II
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetak dalam
bentuk umumnya tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung obat dengan atau tanpa zat pengisi.
d) Menurut ANSEL Edisi IV
Tablet adalah bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat
dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai.
2.1.2 Syarat Tablet
Dalam membuat sediaan tablet perlu diperhatikan persyaratan berikut :
a) Memenuhi keseragaman ukuran, keseragaman bobot, waktu hancur,
keseragaman
isi
zat
berkhasiat,
waktu
larut
(dissolution
test).
(Anief,Moh.,Farmasetika,2007)
b) Kuat dan tahan akan gesekan gesekan yang terjadi pada saat pentabletan ,
pengemasan, transportasi, dan penggunaannya.
c) Kadar obat harus terpenuhi, sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam
farmakope Indonesia.
d) Stabilitas, termasuk
stabilitas
senyawaobat,
formulasi
tablet
konsisten
secara
dengan
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada
lubang cetakan. Tablet cetak agak rapuh dan biasanya besar tekanan saat
pembuatan adalah 25-50 bar.Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan
kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang
diberikan.
2. Tablet kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dari sebuah formula dengan memberikan
tekanan tinggi (tekanan di bawah beberapa ratus kg/cm2) pada serbuk/granul
menggunakan pons/cetakan baja.Tablet biasanya mempunyai ketebalan kurang
dari diameternya.Tablet kempa ganda, tablet kempa yang dibuat dengan lebih
dari satu kali siklus tekanan.
B. Berdasarkan Cara Pemakaian
1. Tablet biasa / tablet telan, dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral dengan cara
ditelan, pecah di lambung.
2. Tablet kunyah (chewable tablet), tablet kempa yang harus dikunyah terlebih
dahulu dalam mulut kemudian ditelan
3. Tablet hisap (lozenges, trochisi, pastiles), Sediaan padat yang mengandung satu
atau lebih bahan obat. Tablet melarut atau hancur perlahanlahan dalam mulut.
Tablet ini dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal
pada selaput lendir mulut. Tablet ini dibuat dengan cara tuang disebut pastilles
atau dengan cara kempa tablet menggunakan bahan dasar gula disebut trochisi.
Umumnya mengandung antibiotic, antiseptic, adstringensia.
4. Tablet larut (effervescent tablet), Dibuat dengan cara dikempa dan harus
dilarutkan dalam air dulu baru diminum.Selain zat aktif, tabletini mengandung
campuran zat asam dan natrium bikarbonat yang jika dilarutkan dengan air akan
menghasilkan CO2. Contohnya Ca-D-Redoxon, tablet efervesen Supradin.
5. Tablet Implantasi (Pelet), Tablet kecil, bulat atau oval putih, steril, dan berisi
hormon steroid, dimasukkan ke bawah kulit dengan cara merobek kulit sedikit
(implan subkulit), kemudian tablet dimasukkan, dan kulit dijahit kembali. Zat
khasiat akan dilepas perlahan-lahan. Dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin
tablet harus steril.
6. Tablet hipodermik (hypodermic tablet), Tablet cetak/kempa yang dibuat dari
bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk
membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril.
1. Tablet
2. Kaplet
F. Berdasarkan kemasan
1. Tablet dengan kemasan strip: untuk tablet dengan dosis tunggal peroral.
Metodenya adalah mengemas dengan dua lapisan atas atau bawah, dan
kemudian diseal dan dicut. Produk akan jatuh kedalam mold yang panas,
kemudian dibentuk kemasan dan mewadahi produk tersebut. Tujuan
pengemasan ini untuk menjaga kelembaban sediaan.
2. Tablet dengan kemasan Blister pack, Dalam proses ini lembar plastik yang
tebal dilewatkan pada rol yang telah dipanaskan, hingga akan terbentuk ruang
untuk diisi produk. Produk yang akan dikemas kemudian dilepas melalui
happer, kemudian lembar foil yang sudah dicoat dengan laquer dipakai untuk
menutup lembar plastik yang sudah dibentuk dan berisi produk lalu dicut.
Strip dibentuk dalam tray, dicut sesuai mold dan dimasukkan dalam karton
box.
3. Tablet dengan kemasan botol
lambung.
Jika obat tidak stabil dalam saluran cerna, maka dapat didesign dalam bentuk
tablet hisap.
c) Dosis bahan aktif
- Bahan aktif dengan dosis kecil akan bermasalah dengan homogenitasnya.
- Bahan aktif dengan dosis besar, sifat campuran massa tabletnya sangat
ditentukan oleh sifat bahan aktifnya.
d) Interaksi bahan aktif
Sifat fisik dan kmia bahan aktif sangat mempengaruhi kompatibilitas dan
stabilitas obat,
b. Bahan tambahan
Bahan tambahan dalam sediaan tablet juga dibituhkan untuk melindungi,
mendukung, dan meningkatkan stabilitas dan bioavaibilitas bahan aktif. Dalam
penggunaanya, bahan tambahan juga harus memenuhi kriteria umum, diantaranay
netral secara fisioogis, stabil seara fisik dan kimia, tidak mempengaruhi
bioavailabilitas bahan aktif, tidak mengandung mikroba patogen, dan mudah
didapat, dan harga ekonomis.
1. Pengencer (diluent)
Bahan pengencer lebih sering dikenal dengan istilah bahan pengisi (filler).
Pengencer/ pengisi merupakan komponen yang diinkorporasikan dalam sediaan
tablet guna meningkatkan volume atau berat sediaan. Pada umumnya bahan
pengisi dapat ditambahkan dalam rentang 5-80% (bergantung jumlah zat aktif dan
bobot tablet yang diinginkan). Bahan pengisi untuk sediaan kunyah biasanya
manitol, sobitol dan sukrosa. Bahan pengisi berfungsi untuk memperbaiaki
kompresibilitas dan sifat alir bahan aktif. Berikut adalah kkriteria bahan pengis
yang baik :
Tidak bereaksi dengan bahan aktif dan bahan tambahan lain.
Tidak memeiliki aktivitas fisiologis dan farmakologis.
Memiliki kestabilan fisika-kimia yang baik.
Tidak memperngaruhi disolusi dan bioavailabilitas sediaan tablet.
Bahan pengisi dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu berdasarkan kelarutan dan
material penyusun.
a. Berdasarkan kelarutan
- Bahan pengisi larut air (Laktosa, sukrosa, dekstrosa, manitol, dan sorbitol).
- Bahan pengisi tidak larut air (Kalsium sulfat, kalsium karbonat, amilum, dan
mikrokristin selulosa/ MMC)
b. Berdasarkan material penyusun
- Material organik (tunggal organik:
laktosa
monohidrat,
manitol
dan
penampilan
sediaan.
Pewarna
diklasifikasikan menjadi bahan pewarna larut air (dyes) dan tidak larut air (lakes).
PROFIL PENYAKIT
Penyebab dari batuk pilek dan panas adalah disebabkan oleh banyaknya
jumlah virus yang dapat menyebabkan pilek serta terus berkembangnya virusvirus pilek yang lain. Virus flu menyerang bagian atas tenggorokan dan
menyebabkan peradangan.Selain virus batuk pilek yang terjadi dapat juga
disebabkan oleh bakteri. Batuk pilek juga dapat terjadi karena berbagai faktor
seperti perubahan cuaca yang tidak menentu, iklim yang tropis, polusi udara dan
alergi.
2.3.3 Gejala batuk pilek dan panas
Pilek
Batuk sedikit
Kadang-kadang bersin
Keluar secret yang cair danjernih dari hidung
Bila terjadi infeksi sekunder oleh kokus secret menjadi kental dan purulen
Sumbatan di hidung menyebabkan anak bernafas dari mulut
Pada anak lebih besar kadang-kadang didapatkan keluhan nyeri oto
Pusing
Anoreksia
Sumbatan hidung (kongesti) disertai selaput lender, tenggorokan yang
kering menambah rasa nyeri dan batuk bertambah.
2.3.4 Akibat
Akibat dari batuk pilek dan panas
1. Bagi anak dan bayi susah untuk bernapas lantaran hidungnya mampat sehingga
bernapas melalui mulut.
2. Batuk pilek dan panas dapat mengakibatkan daya tahan tubuh menurun.
3. Jika suhu tubuh yang meningkat maka akan mengakibatkan kemerahan di mata.
2.3.5 Komplikasi pilek
Meski tergolong jarang, ada beberapa komplikasi yang dapat timbul akibat pilek.
Komplikasi tersebut di antaranya:
a) Infeksi sistem pernapasan.Gejala kondisi ini meliputi sulit bernapas dan batukbatuk dengan disertai dahak yang kental. Infeksi dada dapat terjadi setelah
seseorang mengalami pilek karena pada saat itulah sistem kekebalan tubuh
menurun. Anda disarankan untuk menemui dokter jika merasakan gejala lebih
dari tiga minggu berupa rasa nyeri pada dada, demam tinggi, disorientasi, dan
batuk disertai dahak kental. Ada dua jenis infeksi sistem pernapasan yang utama,
yaitu pneumonia dan bronkitis.
b) Infeksi telinga bagian tengah. Penderita kondisi ini kebanyakan adalah anakanak. Sebanyak 2 dari 10 balita penderita pilek mengalami infeksi telinga
tengah, namun sebagian besar kasus berhasil sembuh dengan sendirinya tanpa
pengobatan. Gejala infeksi telinga bagian tengah meliputi demam, daya
pendengaran yang menurun, lesu, muntah, dan nyeri pada telinga.
c) Sinusitis atau infeksi pada rongga udara di dalam tulang pipi dan dahi. Gejala
kondisi ini meliputi hidung tersumbat atau beringus, serta nyeri di sekitar
hidung, dahi, dan mata. Sinusitis kemungkinan dialami oleh 2 dari 100 penderita
pilek. Dan sebagian besar bisa sembuh dengan sendirinya tanpa perlu
diobati.
2.3.6 Pengobatan
a) Untuk batuk pilek tanpa komplikasi diberikan pengobatan simtomatis, misalnya
ekspektoransia untuk mengatasi batuk, sedative, untuk menenangkan anak dan
b)
PROFIL OBAT
2.4.1 PCT
A. PENGERTIAN PARASETAMOL
Parasetamol adalah drivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik /
analgesik.Paracetamol utamanya digunakan untuk menurunkan panas badan
yang disebabkan oleh karena infeksi atau sebab yang lainnya.Disamping itu,
paracetamol juga dapat digunakan untuk meringankan gejala nyeri dengan
intensitas ringan sampai sedang.Ia aman dalam dosis standar, tetapi karena
mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi.
Obat yang mempunyai nama generik acetaminophen ini, dijual di pasaran
dengan ratusan nama dagang. Beberapa diantaranya adalah Sanmol, Pamol,
Fasidol, Panadol, Itramol dan lain lain.
B. EFEK SAMPING
menggantikan
penggunaan
salisilat.
Sebagai
analgesik
lainnya,
DOSIS
Dewasa 0,5 1 gram tiap 4 jam. Maksimal 4 g / hari
2.4.2 GG
A. PENGERTIAN GG
Guaifenesin merupakan derivat guaiakol yang banyak digunakan sebagai
ekspetorans dalam berbagai jenis sediaan batuk populer. Pada dosis tinggi
bekerja merelaksasikan otot.
B. EFEK SAMPING
Gastrointestinal, nausea, and muntah dilaporkan pernah terjadi, khususnya pada
pemberian dosis yang terlalu besar. Hal ini dapat dikurangi dengan minu air
putih.
C. KONTRA INDIKASI
Guaifenesin dianggap tak aman bagi pasien dengan porphyria sebab telah
ditunjukkan terjadi porphyrinogenic pada binatang.
D. FARMAKOKINETIK
Guaifenesin sungguh diserap dari gastrointestinal bidang. Adalah metabolised
dan kemudian yang dikeluarkan di (dalam) air seni.
E. INDIKASI
Guaifenesin dapat digunakan sebagai ekspektoran sehingga dapat merangsang
pengeluaran dahak dari salran nafas. Ekspektoran adalah obat yang
meningkatkan jumlah cairan dan merangsang pengeluaran sekret dari saluran
napas. Hal ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu melalui : Refleks vagal
gaster, Stimulasi topikal dengan inhalasi zat, Perangsangan vagal kelenjar
mukosa bronkus, Perangsangan medula. Refleks vagal gaster adalah pendekatan
yang paling sering dilakukan untuk merangsang pengeluaran cairan bronkus.
Mekanisme ini memakai sirkuit refleks dengan reseptor vagal gaster sebagai
afferen dan persarafan vagal kelenjar mukosa bronkus sebagai efferen.
Mekanisme kerja GG diduga berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan
selanjutnya secara refleks merangsang sekresi kelenjar saluran nafas lewat saraf
vagus.
DOSIS
D: 200-400 mg tiap 4 jam. A : 6 bln-2th = 25-50 mg; 2-6 th. 100 mg ; 6- 12 thn
100-200 mg tiap 4 jam.
2.5 PRAFORMULASI
2.5.1 KARAKTERISTIK BAHAN
A. PARASETAMOL
Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C8H9NO2, dihitung terhadap zat anhidrat.
1.
2.
3.
4.
5.
Nama Kimia
Rumus Molekul
Berat Molekul
Pemerian
Higroskopisitas
: 4- Hidroksiasetanilida
: C8H9NO2
: 151,16
: Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahih
: menyerap uap air dalam jumlah yang tidak signifikan
Gliserin
(1:40);
Propilenglikol
(1:9);
: 3,8 6,1
: 1,21 1,23 g/cm3
: 168o 172oC
: 1,293
:Penggunaan
bersama
dengan
antikoagulan
5. Kelarutan
1. Pemerian
kemampuan mengabsorpsi air >50%. Hal ini dapat menurunkan kekerasan tablet
dan meningkatkan waktu disintegrasi. CMC Na dapat disterilisasi dalam
keadaan kering dengan mempertahankan suhu pada 160oC selama 1 jam, tetapi
akan terjadi penurunan viskositas secara perlahan-lahan dan sifat-sifat larutan
yang dibuat dari bahan yang telah disterilkan memburuk.
6. OTT
: CMC Na adalah anionik, maka tidak tersatukan dengan
kationik seperti akriflavine, gentian violet, thiamin, Pharmagel A, germisida
kuarterner, alkaloid, hampir semua antibiotik dan logam berat (seperti Al, Zn,
Hg, Ag, Fe), CMC Na tidak tersatukan dengan larutan asam kuat, FeCl 3 (garamgaram besi yang larut air), alumunium sulfat dan banyak elektrolit.
7. Khasiat
: Bahan pengikat (binding)
8. Konsentrasi
: 1-6% tablet binder
9. Stabilitas
: Stabil pada tempat kering dan sejuk.
10. Penyimpanan
: Wadah tertutup rapat.
11. Keunggulan
: Tidak toksik, dan daya ikat cukup kuat. Mudah melepas
ikatan partikel sehingga memberi daya kekuatan tablet yang rendah. Mudah
mengabsorpsi air dan mengembang dalam air, sehingga mampu mempercepat
daya (waktu) disintegrasi sediaan tablet. Sifat titik lebur yang tinggi membuat
bahan ini cukup tahan terhadap panas.
(Farmakope Idonesia IV hal 543; Handbook of Pharmateucal hal438)
\
E. TALC
Merupakan magnesium silikat hidrat alam, kadang mengandung sedikit
aluminium silikat.
1. Nama Kimia
2. Pemerian
: Talcum
: Serbuk hablur sangat halus, putih, atau putih kelabu.
3. Kelarutan
Dipilih
= 2 jam )
= 62,5 %
B. Dosis GG (Gliseril Guaikolat)
Anak usia :
= 50%
2.6 FORMULA
2.6.1 Formula rancangan
R/ Paracetamol
GG (gliseril guaiakolat)
Laktosa monohidrat
CMC-Na
Talk
Srobery essent
Red [erythrosine / alluca red AC]
= 125 mg x500tab
=62500mg
= 62,5 g
= 100 mgx500tab
=50000mg
= 50 g
:50% x500 mg = 250mgx500tab
=125000mg
= 125 g
:3% x 500 mg = 15 mg x500 tab
=7500mg
= 7,5 g
: 2% x 500 mg = 10 mg x500tab
=5000mg
=5g
Srobery essent
qs
Red [erythrosine / alluca red AC] 0.01% X 500mg= 0,05 mgX500tab
=25mg
2.7 METODE & PRODUKSI
2.7.1 Metode pembuatan Tablet
Dalam proses pembuatan tablet terdapat 2 macam metode yang dapat diterapkan :
1. Cetak langsung (direct compression),adalah metode pembuatan tablet tanpa
proses granulasi, dan memerlukan bahan tambahan yang sesuai sehingga dapat
memungkinkan untuk dikempa secara langsung. Bahan aktif maupun bahan
tambahan (semua komponen tablet) harus memenuhi persyaratan, antara lain :
Granulasi,adalah
proses
penggabungan
partikel-partikel
kecil
membentuk ukuran yang lebih besar, memiliki masa yang permanen yang
partikel-partikelnya dapat tetap diidentifikasi.Granulasi adalah proses perlekatan
partikel serbuk menjadi partikel yang lebih besar. Tujuan proses granulasi adalah
untuk mencegah segragasi campuran serbuk, memperbaiki sifat alir serbuk atau
5.
6.
7.
8.
9.
10.
B. Proses Granulasi
hasilkan. Alat yang digunakan pada saat pencampuran serbuk dikenal dengan
sebutan mixer.Mekanisme pencampuran pada pencampuran acak ada 3 macam :
1. Pencampuran konvektif : gerakan segerombol partikel dari satu tempat ke
tempat lain didalam campuran.
2. Pencampuran difusif : redistribusi partikel karena gerakan- gerakan acak partikel
secara individual.
3. Pencampuran geser : perubahan konfigurasi komponen penyusun serbuk karena
lapisan partikel yang menggelincir.
Ada 8 faktor yang mempengaruhi proses pencampuran :
1. Bentuk partikel
2. Ukuran partikel dan distibusi ukuran partikel
3. Kerapatan jenis atau densitas partikel
4. Kelicinan komponen
5. Muatan elektrostatika pada permukaan partikel
6. Kelembapan relative
7. Lama campuran
8. Alat yang digunakan pada saat mencampur
E. Pengempaan tablet
Salah satu metode pembuatan tablet yaitu kempa langsung. Metode ini digunakan
untuk bahan-bahan yang memiliki sifat mudah mengalir atau sifat kohesifitasnya
tinggi sehingga memungkinkan untuk lanhsung cetak didalam mesin tablet tanpa
memerlukan granulasi basah/kering. Cara kempa langsung ini sangat disukai karena
banyak keuntungan, yaiyu secara ekonomis merupakan penghematan besar karena
hanya menggunakan sedikit alkat, energy, dan waktu.Ada beberapa macam tablet
kempa, yaitu tablet kempa digunakan dalam rongga mulut, dalam liang tubuh, dan
implantasi
1. Keuntungan metode kempa langsung
a. Prosesnya lebih singkat dan ekonomis (mengurangi waktu, tenaga, peralatan,
proses validasi, energy)
b. Ukuran partikel lebih seragam
c. Waktu hancur dan disolusinyalebih baik karena begitu tablet bersentuhan
dengan air partikelobat langsung lepas
d. Mengeliminasi panas dan kelembapan, sehingga cocok untuk zat aktif yang
sensitive terhadap panas dan lembap
2. Kerugian metode kempa langsung
a. Permasalahan pada homogenitas zat aktif dengan dosis kecil
b. Zat aktif dengan dosis dengan bulk volume
yang
besar,
kompresbilitasnyajelek dan sifat alirnya juga jelek tidak dapat dibuat tablet
dengan kempa langsung
atau tablet salut gula. Alat yang digunakan adalah chi new.
Pengemasan sekunder sediaaan tablet dan kapsul,
Bertanggung jawab terhadap pengemasan sekunder dari produk yang telah
dikemas pada pengemasan primer tablet dan kapsul. Hasil strip dan blister
yang lulus tes kebocoran dilanjutkan ke pengemasan sekunder yaitu dengan
BAHAN
Timbangan
Mixer
PCT
Anak timbangan
Single punch
GG
Timbangan analitik
Hardness tester
Laktosa Monohidrat
Perkamen
Friabilator
CMC-Na
Mixer
Stopwatch
Talk
Stroberry assent
Erytrosine
b) Prosedur Kerja
i.
Solusi:ditambah
bahan
yang
bersifat
higroskopis,seperti
sorbitol,metil
Perlekatan pada dinding die ( sticking ) adalah melekatnya material yang dikempa
pada dinding die. Jika yang melekat berupa lapisan tipis disebut filming, sedangkan
bila yang melekat berupa lapisan tebal disebut sticking. Penyebab utama perlekatan
pada granul adalah granul yang lembap atau lubrikasi yang tidak baik.Beberapa
penyebab perlekatan pada tablet yaitu :
1. Granul kurang kering.
Solusi : granul dikeringkan sampai kelembapan tertentu.
2. Material berminyak
Solusi : digunakan adsorben.
3. Kompresi yang terlalu cepat.
Solusi: mengurangi kecepatan kompresi.
4. Tekanan pengempaan yang rendah.
Solusi: meningkatkan tekanan pengempaan.
f. Perlekatan pada permukaan punch atas (picking)
Picking adalah istilah yang digunakan untuk tablet yang permukaannya hilang karena
sejumlah kecil material yang di kempa melekat pada permukaan punch atas.Beberapa
penyebab picking, ,yaitu :
1. Granul terlalu lembap
Solusi : granul dikeringkan sampai kelembapan tertentu.
2. Granul terlalu panas saat pengempaan
Solusi : dikempa pada suhu kamar dan dinginkan secukupnya.
3. Tekanan kompresi kurang.
Solusi : tekanan kompresi ditingkatkan.
4. Adanya material yang mempunyai titik lebur rendah.
Solusi :digunakan material dengan titik lebur tinggi.
g. Perlekatan tablet pada dinding ruang cetak ( blinding )
Blinding adalah keadaan dimana terjadi pelekatan antara tablet dengan dinding ruang
cetak pada saat pengeluaran tablet. Penyebab utama blinding adalah material yang
dikempa sangat lembab, kurangnya lubrikan, die kurang bersih dan adanya suhu
yang tinggi.Beberapa penyebab perlekatan tablet pada dinding ruang cetak, yaitu
1. Granul terlalu lembap
Solusi : granul dikeringkan sampai kelembapan tertentu.
2. Granul terlalu kasar
Solusi : ukuran granul dikurangi atau ditambahkan partikel halus, dan kosentrasi
lubrikan ditingkatkan.
3. Granul terlalu panas, melekat dalam die.
Solusi : suhu diturunkan.
4. Dinding die sangat kasar.
Solusi : dinding die dipoles
5. Ukuran die kecil, kebersihannya kurang.
Solusi : digunakan ukuran die yang lebih besar.
h. Bintik pada tablet ( mottling )
Bintik pada tablet adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan disribusi
warna yang tidak merata dipermukaan tablet, berbintik terang atau gelap. Penyebab
utama bintik pada tablet adalah warna zat aktif berbeda dengan bahan tambahan,
terjadi midrasi zat aktif selama proses pengeringan atau zat warna yang ditambahkan
tidak terbagi merata.Beberapa penyebab bintik pada tablet, yaitu :
1. Zat aktif berwarna, eksipien tidak berwarna ( putih).
Solusi : digunakan pewarna yang sesuai.
2. Zat warna bermigrasi pada permukaan granul pada saat pengeringan.
Solusi : system pelarut atau bahan pengikat diganti, suhu pengeringan dikurangi,
dan digunakan partikel yang lebih halus.
3. Pencampuran pewarna tidak homogen, terutama pada pembuatan cetak
langsung.
Solusi : pewarna dicampur dengan baik, ukuran partikel diperkecil supaya tidak
terjadi segregasi.
4. Pencampuran larutan pewarna tidak homogen.
Solusi : larutan pewarna dicampur secara merata.
i. Kesan ganda ( double impression)
Kesan ganda terjadi pada permukaan tablet yang dibuat dengan puch yang berlogo.
Penyebab utama kesan ganda adalah adanya free rotation salah satu punch selama
pengeluaran tablet. Solusinya digunakan alat anti-turning untuk mencegah terjadinya
rotasi be