5 Formula Gel
Indikasi gel : gel antiradang
3.5.1 Formulasi
Untuk 10 gram gel:
Piroksikam
1%
CMC Na
6%
Tween 80
2%
Aquadest ad
10 ml
aktif serta dari tampilan yang jernih cocok digunakan sebagai pembentuk
gel.
c. Tween 80
Nama latin
: Piroxicamum
sebagian besar pelarut organik; sukar larut dalam etanol dan dalam larutan
alkali mengandung air.
Stabilitas
Konsentrasi
: 0,5-1%.
Khasiat
: Analgetik-antipiretik, antiinflamasi.
Indikasi
Kelarutan
garam besi dan beberapa logam seperti aluminium, merkuri dan zink juga
dengan gom xanthan; pengendapan terjadi pada pH dibawah 2 dan pada saat
pencampuran dengan etanol 95%.; Membentuk kompleks dengan gelatin
dan pektin.
Kegunaan
: gelling agent.
Konsentrasi
: 3-6% (gelforming agent)
c. Tween 80 ( Farmakope Indonesia IV
halaman
687,
Handbook
Cairan
seperti
minyak,
jernih
berwarna
kuning
mudahingga coklat muda, bau khas lemah, rasa pahit dan hangat.
Kelarutan
praktis tidak berwarna, larut dalam etanol, dalam etil asetat, tidak larut
dalam minyak mineral.
Konsentrasi
: 0,1-3% (pembasah).
Stabilitas
tannin.
d. Gliserin
Nama latin
Pemerian
: Glycerolum
: cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis;
hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak).
Kelarutan
Khasiat
Konsentrasi
3.5.4
minyak menguap.
: Pengawet
: <20% (Handbook of pharmaceutical excipient, hal.301)
Perhitungan bahan
3.5.7
Eiket
Apotek Putra Indonesia
Jl Barito 5 Malang Telp. 0341 824611
Apoteker: Maulana Hafidz, S.Farm, Apt.
SIK
No.012
Obat luar
(dioleskan tipis)
3.5.8 Evluasi sediaan
1. Organoleptis
Diamati Warna dan dicium Bau dari sediaan
2. Homogenitas
Diletakkan gel pada objek glass kemudian meratakannya untuk melihat
adanya partikel-partikel kecil yang tidak terdispersi sempurna
3. Evaluasi pH
Perbandingan 60 g : 200 ml air yang di gunakan untuk mengencerkan,
kemudian aduk hingga homogen, dan diamkan agar mengendap, dan
airnya yang di ukur dengan pH meter, catat hasil yang tertera pada alat pH
meter.
4. Evaluasi daya sebar
Sejumlah zat di letakkan di atas kaca yang berskala. Kemudian bagian
atasnya di beri kaca yang sama, dan di tingkatkan bebanya, dan di beri
rentang waktu 1 2 menit. kemudian diameter penyebaran diukur pada
setiap penambahan beban, saat sediaan berhenti menyebar (dengan waktu
tertentu secara teratur).
3.6 Suppositoria
qs
Cera flava
6%
zat aktif karena khasiat dari parasetamol ini yaitu sebagai analgetikum dan
antipiretikum. Sehingga dipilih parasetamol sebagai zat aktif, karena sesuai
dengan tujuan pembuatan sediaan suppositoria penurun panas.
b. Oleum cacao
tidak terlalu tinggi yaitu pada suhu 31o-34oC. Dan sifat oleum cacao yang
nontoxic dan nonirritant saat digunakan pada rektal sehingga dipilih oleum
caco sebagai basis suppositoria ini.
c. Cera flava : digunakan cera flava untuk menaikkan titik lebur lemak coklat
karena titik lebur oleum cacao yang berada dibawah suhu tubuh. Dalam
formulasi suppositoria ini digunakan konsentrasi cera flava 4%, karena
penambahan cera flava tidak boleh kurang dari 4% agar titik lebur lemak
coklat dibawah titik leburnya. Dan penambahan cera flava tidak boleh lebih
dari 6%, karena akan menghasilkan titik lebur di atas 37oC.
3.6.3 Monografi bahan
a. Paracetamol
Rumus molekul: C8H9NO2
Berat molekul
: 151,16
Pemeriaan
Kelarutan
Khasiat
: analgetikum, antipiretikum
Dosis
Kelarutan
Suhu lebur
: 310C 340 C.
Khasiat
: bahan pembawa/basis
suhu tangan.
: tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dingin.
Etanol mendidih meralutkan asan serotat dan sebagian dari
mirisin yang merupakan kandungan malam kuning. Larut
sempurna dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak
lemak dan minyak atsiri, larut sebagian dalam benzena dan
karbol disulfida dingin; pada suhu 30oC larut sempurna
Kegunaan
Suhu lebur
Konsentrasi
3.6 Pasta
Indikasi : Antijamur
3.7.1 Formulasi
R/
Asam salisilat
Talk
Nipagin
Nipasol
Vaselin flavum ad
4%
45%
0,2%
0,5%
30 g
m.f. pasta
S.u.E
3.7.2 Alasan Pemilihan Bahan
Pada formulasi ini asam salisilat sebagai bahan aktifnya yang memiliki
fungsi sebagai antifungi asam salisilat memiliki kelebihan dapat berkerja dengan
maksimal dalam membunuh fungi juga bagus digunakan untuk pemakaian topical.
Vaselin flavum merupakan golongan basis hidrokarbon yang memiliki
kelebihan seperti kompatibilitasnya yang tinggi serta sifat emoliennya yang baik.
Bahan dasar ini sulit untuk dibesihkan, sehingga sangat cocok sebagai basis pasta
yang ditujukan untuk pengobatan topikal yang akut.
Talk disini berfungsi sebagai basis tambahan untuk mengurangi
penggunaan aquades dalam pembuatan pasta dan sifat dari talk memenuhi
kriterianya, karena talk bersifat netral.
Zat pengawet yang digunakan pada formulasi ini adalah kombinasi antara
Nipagin dan Nipasol kedua zat pengawet ini jika dikombinasi maka akan
mencapai hasil yang maksimal, Nipagin sebagai pengawet yang dapat membunuh
bakteri dan Nipasol sebagai pengawet yang menghilangkan bau tengik dari
sediaan.
3.5.1 Monografi Bahan :
1. Asam salisilat / Asetosal (Acidum Acetylosalicylicum) ; FI IV, 31
Pemerian
: hablur putih, umumnya seperti jarum atau lempengan
tersusun, atau serbuk hablur putih; tidak berbau atau berbau lemah. Stabil
di udara kering; didalam udara lembab secara bertahap terhidrolisa
menjadi asam salisilat dan asam asetat.
Kelarutan
: sukra larut dalam air; mudah larut dalam etanol; larut
dalam kloroform, dan dalam eter; agak sukar larut dalam eter mutlak.
Moh.Anief ; 72)
3.5.2 Perhitungan bahan :
1. Asam salisilat
= 4/100 x 20 gram = 0,8 gram
2. Talk
= 45/100 x 20 gram = 9 gram
3. Nipagin
= 0,2/100 x 20 gram = 0,04gram
4. Nipasol
=
0,5/100 X 20 GRAM = 1 GRAM
5. Vaselin flavum = 20 gram 10,8 gram = 9,2 gram
3.5.3 Alat dan Bahan
:
Alat
1. Waterbath
2. Cawan penguap
3. Batang pengaduk
4. Mortir dan Stemper
5. Sudip
6. Beaker Glass
7. Gelas Arloji
8. Penara
9. Kertas perkamen
10. Sendok Tanduk
11. Botol / wadah
12. Timbangan Halus / Kasar
13. Tisu / Lap
Bahan
Prosedur Kerja :
1. Disiapkan alat yang akan digunakan, dicuci hingga bersih dan dikeringkan.
Disetarakan timbangan.
2. Diambil dan ditimbang bahan Asam salisilat , Vaselin flavum , Nipagin, dan
Nipasol. Lalu dimasukkan kedalam cawan penguap dan dipanaskan diatas
waterbath.
3. Setelah lebur sempurna, dipindahkan kedalam mortir panas dan diaduk konstan
hingga terbentuk pasta, sambil ditambahkan talk hingga homogen
4. Setelah terbentuk sediaan pasta yang sesuai, langsung dimasukkan dalam wadah
dan diberi etiket.
3.7.7
Etiket
Apotek Putra Indonesia
Jl Barito 5 Malang Telp. 0341 824611
Apoteker: Maulana Hafidz, S.Farm, Apt.
No.012
SIK
Obat luar
3.7.8 Evaluasi sediaan
(dioleskan tipis)
1. Organoleptis
Diamati Warna dan dicium Bau dari sediaan
2. Homogenitas
Diletakkan gel pada objek glass kemudian meratakannya untuk melihat adanya partikelpartikel kecil yang tidak terdispersi sempurna
3. Evaluasi pH
Perbandingan 60 g : 200 ml air yang di gunakan untuk mengencerkan, kemudian aduk
hingga homogen, dan diamkan agar mengendap, dan airnya yang di ukur dengan pH
meter, catat hasil yang tertera pada alat pH meter.
4. Evaluasi daya sebar
Sejumlah zat di letakkan di atas kaca yang berskala. Kemudian bagian atasnya di beri
kaca yang sama, dan di tingkatkan bebanya, dan di beri rentang waktu 1 2 menit.
kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap penambahan beban, saat sediaan
berhenti menyebar (dengan waktu tertentu secara teratur).