Anggota Kelompok:
Tablet Kunyah
• Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus
dikunyah di mulut sebelum ditelan.
• Tujuan dari tablet kunyah adalah untuk memberikan suatu bentuk
pengobatan yang dapat diberikan dengan mudah kepada anak‐anak
atau orang tua, yang mungkin sukar menelan obat utuh.
Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :
2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut
Tablet Bukal
• Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan di
antara gusi dan pipi. Biasanya keras dan digunakan untuk
zat aktif hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau
terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama
(secara perlahan biasanya dalam jangka waktu 15‐30
menit).
Tablet Sublingual
• Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah
lidah,
• contoh: nitrogliserin, untuk obat penyempitan pembuluh
darah ke jantung (angina pectoris)
Troches atau Lozenges (Tablet Hisap)
• Adalah bentuk lain dari tablet yang digunakan dalam rongga mulut. Digunakan
untuk memberikan efek lokal pada mulut dan tenggorokan. Bentuk tablet ini
umumnya digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan atau megurangi
batuk pada influenza.
• Kedua jenis tablet ini dirancang agar tidak hancur di dalam mulut tetapi larut
perlahan dalam jangka waktu 30 menit atau kurang.
Tablet Rektal
• Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara
rektal (dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.
Tablet Vaginal
• Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan
dalam vagina yang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan
zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen.
Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga
untuk pemberian steroid dalam pengobatan sistemik.
METODEPEMBUATANTABLET
1. Granulasi Basah
• yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan
eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan
menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat
sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi.
• Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan
terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif
yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan
kompresibilitasnya tidak baik.
• Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi
massa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai
mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian
massa basah tersebut digranulasi.
Keuntungan metode Kekurangan metode granulasi
granulasi basah : basah:
• Memperoleh aliran yang baik • Banyak tahap dalam proses
• Meningkatkan kompresibilitas produksi yang harus divalidasi
• Untuk mendapatkan berat jenis • Biaya cukup tinggi
yang sesuai • Zat aktif yang sensitif terhadap
• Mengontrol pelepasan lembab dan panas tidak dapat
• Mencegah pemisahan komponen dikerjakan dengan cara ini. Untuk
campuran selama proses zat termolabil dilakukan dengan
pelarut non air
• Distribusi keseragaman kandungan
• Meningkatkan kecepatan disolusi
2. Granulasi Kering /slugging
• yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien
dengan mengempa campuran bahan kering menjadi
massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar
(granul) dari serbuk semula.
• Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara
mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut,
ikatannya didapat melalui gaya.
• Metode ini digunakan dalam kondisi‐kondisi sebagai
berikut :
a. Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
b. Zat aktif susah mengalir
c. Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Keuntungan cara granulasi Kekurangan cara granulasi
kering adalah: kering adalah:
• Peralatan lebih sedikit karena tidak • Memerlukan mesin tablet khusus
menggunakan larutan pengikat, untuk membuat slug
mesin pengaduk berat dan • Tidak dapat mendistribusikan zat
pengeringan yang memakan waktu warna seragam
• Baik untuk zat aktif yang sensitif • Proses banyak menghasilkan debu
terhadap panas dan lembab sehingga memungkinkan terjadinya
• Mempercepat waktu hancur karena kontaminasi silang
tidak terikat oleh pengikat
3. Metode Kempa Langsung
• yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung
campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui
perlakuan awal terlebih dahulu.
• Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis,
dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan
pada kondisi dimana zat aktif maupun untuk eksipiennya
memiliki aliran yang bagus, zat aktif yang kecil dosisnya,
serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan
lembab.
• Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode
kempa langsung adalah:
a. alirannya baik,
b. kompresibilitasnya baik,
c. bentuknya kristal,
d. mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam
massa tablet.
Keuntungan metode kempa Kekurangan metode kempa
langsung yaitu : langsung :
• Lebih ekonomis karena validasi • Kurang seragamnya kandungan zat
proses lebih sedikit aktif di dalam tablet.
• Lebih singkat prosesnya. • Zat aktif dengan dosis yang besar
• Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak mudah untuk dikempa langsung
tidak tahan panas dan tidak tahan • Sulit dalam pemilihan eksipien karena
lembab eksipien yang digunakan harus
• Waktu hancur dan disolusinya lebih bersifat; mudah mengalir;
baik karena tidak melewati proses kompresibilitas yang baik; kohesifitas
granul, tetapi langsung menjadi dan adhesifitas yang baik.
partikel.
Masalah dan solusi terkait pembuatan
sediaan padat
Evaluasi Tablet
Tahap pertama: Evaluasi sediaan granul/massa cetak
1. Uji visual
1. Tangan
merupakan cara yang paling sederhana karena
menggunakan tangan tanpa bantuan alat lain.
untuk memasukkan obat kedalam kapsul,
dapat dilakukandengan cara membagi serbuk
sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta.
2. alat bukan mesin
3. alat mesin
a. Sifat alir
Zat aktif tidak sesuai melalui rute oral, missal karena efek
samping pada saluran cerna, atau mengalami First Pass
Effect (FPE)
METODE PEMBUATAN
Pencetakan dengan tangan (manual)
• Pencetakan dengan tangan (manual) merupakan metode paling sederhana, praktis
dan ekonomis untuk memproduksi sejumlah kecil suppositoria.
• Caranya dengan menggerus bahan pembawa / basis sedikit demi sedikit dengan zat
aktif, di dalam mortir hingga homogen. Kemudian massa suppositoria yang
mengandung zat aktif digulung menjadi bentuk silinder lalu dipotong-potong sesuai
diameter dan panjangnya. Zat aktif dicampurkan dalam bentuk serbuk halus atau
dilarutkan dalam air. Untuk mencegah melekatnya bahan pembawa pada tangan,
dapat digunakan talk.
3. Basis campuran,
2. Basis yang larut
misalnya: polioksil
1. Basis berlemak dalam air atau
40 stearat
yang meleleh pada yang bercampur
(campuran ester
suhu tubuh, dengan air,
monostearat dan
misalnya: Oleum misalnya: Gliserin
distearat dari
Cacao Gelatin dan
polioksietilendiol
Polietilenglikol
dan glikol bebas.
Syarat-syarat suppos:
Stabil pada penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna, bau dan pemisahan
obat.
Evaluasi Suppositoria dan Ovula
1. Organoleptis
2. Keseragaman bobot
4. Waktu hancur
• Caranya : gunakan 3 suppositoria / ovula
sekaligus, letakkan di dalam alat penentuan
waktu hancur.
Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III.
Departemen KesehatanRI : Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV.
Departemen KesehatanRI : Jakarta
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, EdisiKeempat. UI – Press:
Jakarta.
Anief, M., 2000. Ilmu Meracik Obat. Edisi Revisi. Cetakan ke 9. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, hal 168-169.
Siregar, CJP., Wikarsa, S. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar-dasar Praktis.
Jakarta: EGC.
Voigh, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, oleh Dr..rer.nat. Soendani Noerono
Soewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt
(Editor). Gajah Mada University press : Jogjakarta.
Lachman, C.L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J,L., 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri. Edisi II. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Agoes, G. (2008). Pengembangan Sediaan Farmasi. Edisi revisi dan perluasan. Penerbit
ITB. Bandung.