2. Mineralokortikoid
b. Artritis.
Kortikosteroid hanya diberikan pada pasien atritis rheumatoid yang
sifatnya progresif, dengan pembengkakan dan nyeri sendi yang hebat
sehingga pasien tidak dapat bekerja, meskipun telah diberikan
istirahat, terapi fisik dan obat golongan anti inflamasi nonsteroid.
• c. Karditis reumatik.
Kortikosteroid hanya digunakan pada keadaan akut, pada pasien yang tidak
menunjukkan perbaikan dengan salisilat saja, atau sebagai terapi permulaan
pada pasien dalam keadaan sakit keras dengan demam, payah jantung akut,
aritmia dan perikardithis.
• d. Penyakit ginjal
Kortikosteroid dapat bermanfaat pada sindrom nefrotik yang
disebabkan lupus eritematosus sistemik atau penyakit ginjal
primer, kecuali amiloidosis.
• e. Penyakit Kalogen
Pemberian dosis besar (prednisone 1-2 mg/kg atau sediaan lain yang
ekuivalen) bermanfaat untuk eksaserbasi akut. Glukokortikoid dapat
menurunkan mordibitas dan memperpanjang masa hidup pasien
poliartritis nodosa dan granulomatosis Wegener
f. Asma Bronkhiale dan penyakit saluran napas lainnya.
g. Penyakit Alergi
• Gejala penyakit alergi yang hanya berlangsung dalam waktu tertentu, dapat diatasi
dengan glukokortikoid sebagai obat tambahan disamping obat primernya; misalnya
pada penyakit serum, urtikaria, dermatitis kontak, reaksi obat, edema
angioneurotik. Pada reaksi yang gawat, misalnya anafilaksis dan edema
angioneurotik glotis, diperlukan pemberian adrenalin dengan segera. Pada keadaan
yang mengancam jiwa pasien, kortikosteroid dapat diberikan IV.
h. Penyakit mata.
• Kortikosteroid dapat mengatasi gejala inflamasi mata bagian luar maupun pada
segmen anterior.
i. Penyakit kulit.
k. Keganasan.
n. Edema Serebral.
tukak peptik/duodenum
infeksi berat
• Katarak
• Penurunan kalsium tulang yang menyebabkan osteoporosis dan tulang
rapuh sehingga mudah patah.
• Menurunkan produksi hormon oleh kelenjar adrenal
• Menstruasi tidak teratur
• Mudah terinfeksi
• Penyembuhan luka yang lama
B.G. KATZUNG : FARMAKOLOGI
DASAR DAN KLINIK Alih bahasa :
dr.Binawaty dkk : EGC 1986