5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain (Di Lachman disebutkan Jenis Tablet untuk
Membuat Larutan)
a. Tablet Triturat untuk Dispensing
Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu.
Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya silindris digunakan untuk
memberikan jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV).
Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan air
minum.
b. Tablet Hipodermik
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air.
Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan
menambahkan pelarut steril (FI IV)
c. Tablet Dispensing
Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat/cair.
Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi
atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu.
CPOB secara singkat dapat didefinisikan suatu ketentuan bagi industri farmasi yang
dibuat untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai persyaratan yang ditetapkan
dan tujuan penggunaannya. Pedoman CPOB disusun sebagai petunjuk dan contoh bagi industri
farmasi dalam menerapkan cara pembuatan obat yang baik untuk seluruh aspek dan rangkaian
proses pembuatan obat. CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu.
E. Inpeksi Diri
Inpeksi diri adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai semua aspek, mulai dari
pengadaan bahan sampai dengan produk jadi dan penetapan tindakan perbaikan yang akan
dilakukan sehingga seluruh aspek pembuatan Obat Tradisional dalam Industri Obat tersebut
selalu memenuhi CPOB. Program inspeksi diri hendaklah dirancang untuk mendeteksi
kelemahan dalam pelaksanaan CPOB dan untuk menetapkan tindakan perbaikan yang
diperlukan. Penyelenggaraan audit mutu berguna sebagai pelengkap inspeksi diri. Audit mutu
meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari sistem manajemen mutu dengan
tujuan spesifik untuk meningkatkan mutu. Audit mutu umumnya dilaksanakan oleh spesialis dari
luar atau independen atau tim yang dibentuk khusus untuk hal ini oleh manajemen perusahaan.
Audit mutu juga dapat diperluas terhadap pemasok dan penerima kontrak.
Tujuan inspeksi diri untuk mengetahui apakah seluruh aspek pembuatan produk dan
pengawasan mutu telah memenuhi ketentuan yang ditetapkan (CPOTB), mengidentifikasi
kekurangan-kekurangan yang bersifat kritis, baik yang memberikan dampak kecil atau besar
(minor or major impacts), meninjau adanya kebutuhan bagi tindakan koreksi dan pencegahan
terhadap hal-hal yang belum memenuhi ketentuan, dan memberikan usulan tindakan koreksi
( perbaikan ) atau pencegahan (bila perlu) secara berkesinambungan. Dengan kata lain tujuan
inspeksi diri ini untuk mengevaluasi apakah semua aspek produksi dan pengawasan mutu
industri farmasi memenuhi kriteria CPOB.
Ada beberapa yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan inspeksi diri diantaranya yaitu
aspek untuk inspeksi diri dan tim inspeksi diri. Dalam aspek untuk inspeksi diri hendaklah dibuat
daftar periksa inspeksi diri yang menyajikan standar persyaratan minimal dan seragam. Daftar
ini hendaknya berisi pertanyaan mengenai cpob yang mencakup antara lain:
1. Personalia
2. Bangunan termasuk fasilitas untuk personil
3. Perawatan bangunan dan peralatan
4. Penyimpanan bahan awal, pengemas dan obat jadi
5. Peralatan
6. Pengolahan dan pengawasan selama proses
7. Pengawasan mutu
8. Dokumentasi
9. Sanitasi dan hygiene
10. Program validasi dan re-validasi
11. Kalibrasi alat atau sistem pengukuran
12. Prosedur penarikan kembali pbat jadi
13. Penanganan keluhan
14. Pengawasan label
15. Hasil inspeksi diri sbelumnya dan perbaikan.
Inspeksi diri dapat dilakukan per bagian sesuai dengan kebutuhan frekuensi inspeksi diri
hendaklah tertulis dalam prosedur tetap inspeksi diri. Sedangkan hal – hal yang
diinspeksi hendaklah meliputi pertanyaandiantaranya mengenai personalia, bangunan termasuk
fasilitas untuk personalia, penyimpanan bahan baku dan produk jadi, peralatan, pengolahan
dan pengemasan, pengawasan mutu, dokumentasi, dan peralatan.
Cara Pembuatan Obat Tradisonal yang Baik ( CPOTB ) meliuti seluruh aspek yang menyangkut
pembuatan obat tradisional, yang bertujuan untuk menjamin agar produk yang dihasilkan
senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaan
nya. Penerapan CPOTB merupakan persyaratan kelayakan dasar untuk menerapkan system
jaminan mutu yang diakui dunia Internasional.
1. Ketentuan Umum
a. Obat Tradisional adalah Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau
campuran dari bahan tersebut, yang secara turun menurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman.
b. Pengawasan mutu (quality control) adalah semua upaya pemeriksaan dan pengujian
selama pembuatan untuk menjamin agar obat tradisional yang dihasilkan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan.
c. Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin kebersihan sarana
pembuatan, personil, peralatan dan bahan yang ditangani.
d. Dokumentasi adalah catatan tertulis tentang formula, prosedur, perintah dan catatan
tertulis lainnya yang berhubungan dengan pembuatan obat tradisional.
e. Inspeksi diri adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai semua aspek, mulai
f. dari pengadaan bahan sampai dengan pengemasan dan penetapan tindakan perbaikan
yang dilakukan oleh semua personal industri obat tradisional sehingga seluruh aspek
pembuatan obat tradisional dalam industri obat tradisional tersebut selalu memenuhi
CPOTB.
2. Personalia
Personalia seharusnya mempunyai pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan
kemampuan yang sesuain dengan tugas dan fungsinya dan tersedia dalam jumlah yang
cukup. Dalam struktur organisasi perusahaan, bagian produksi dan pengawasan mutu
hendaklah dipimpin oleh orang yang berbeda dan tidak ada keterkaitan tanggungjawab satu
sama lain.
3. Bangunan
Bangunan industry obat tradisional sebaiknya dapat menjamin aktivitas industry berjalan
dengan lancar, berada di lokasi yang terhindar dari pencemaran dan tidak mencemari
lingkungan.
Bangunan industri obat tradisional hendaklah memiliki ruangan-ruangan pembuatan yang
rancang bangun dan luasnya sesuai dengan bentuk, sifat dan jumlah produk yang dibuat,
jenis dan jumlah peralatan yang digunakan, jumlah karyawan yang bekerja serta fungsi
ruangan, seperti:
a. Ruangan atau tempat administrasi;
b. Ruangan atau tempat penyimpanan simplisia yang baru diterima dari
b. pemasok
c. Tempat sortasi;
d. Tempat pencucian;
e. Ruangan, tempat atau alat pengeringan;
f. Ruangan atau tempat penyimpanan simplisia termasuk bahan baku
g. lainnya yang telah diluluskan
h. Tempat penimbangan;
i. Ruangan pengolahan;
j. Ruangan atau tempat penyimpanan produk antara dan produk ruahan
k. Ruangan atau tempat penyimpanan bahan pengemas;
l. Ruangan atau tempat pengemasan;
m. Ruangan atau tempat penyimpanan produk jadi termasuk karantina produk jadi
n. Laboratorium atau tempat pengujian mutu;
o. Jamban / toilet;
p. Ruangan atau tempat lain yang dianggap perlu.
4. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan produk hendaklah memiliki rancang bangun
konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dengan tepat, sehingga mutu
yang dirancang bagi tiap produk terjamin secara seragam dari bets ke bets, serta untuk
memudahkan pembersihan dan perawatannya.
Jenis-jenis peralatan yaitu :
a. Alat atau mesin yang memadai yang diperlukan untuk pencucian dan penyortiran.
b. Alat atau mesin pengering yang dapat mengeringkan simplisia, produk antara atau
produk ruahan sehingga kadar airnya sesuai yang dipersyaratkan.
c. Alat atau mesin pembuat serbuk yang dapat merubah simplisia menjadi serbuk dengan
derajat kehalusan yang dikehendaki.
d. Alat atau mesin pengaduk yang dapat mencampur simplisia atau produk antara menjadi
campuran yang homogeny.
e. Alat atau mesin pengayak yang dapat mengayak serbuk dengan derajat kehalusan yang
dikehendaki.
f. Alat penimbang atau pengukur
g. Peralatan pengolahan bentuk rajangan, seperti alat atau mesin perajang yang dapat
merubah simplisia menjadi rajangan dengan ukuran yang dikehendaki.
h. Dan peralatan untuk untuk berbagai bentuk sediaan.
i. Peralatan Laboratorium yan terdiri dari :
1. Timbangan gram dan milligram
2. Mikroskop dan perlengkapan nya
3. Alat-alat gelas sesuai dengan keperluan
4. Lampu spiritus
5. Zat-zat dan kimia
8. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu merupakan bagian yang essensial dari cara pembuatan obat tradisional
yang baik. Rasa keterikatan dan tanggung jawab semua unsur dalam semua rangkaian
pembuatan adalah mutlak untuk menghasilkan produk yang bermutu mulai dari bahan awal
sampai pada produk jadi. Untuk keperluan tersebut bagian pengawasan mutu hendaklah
merupakan bagian yang tersendiri.
Pengawasan mutu harus dilakukan terhadap bahan baku, bahan pengemas, proses
pembuatan, produk antara, produk ruahan dan produk jadi. Pemeriksaan dan pengujian
secara berkala hendaklah dilakukan terhadap bahan baku dalam persediaan, untuk
memberikan keyakinan bahwa penyimpanan, wadah dan bahannya dalam kondisi yang baik.
Tugas pokok bagian pengawasan mutu yaitu :
a. Menyusun dan merevisi prosedur pengawasan mutu dan spesifikasi
b. Menyiapkan instruksi tertulis yang rinci untuk tiap pengujian yang akan dilaksanakan.
c. Menyusun rencana dan prosedur tertulis mengenai pengambilan contoh untuk
pengujian.
d. Menyimpan contoh pertinggal untuk rujukan di masa mendatang sekurang-kurangnya 3
(tiga) bulan setelah batas kadaluwarsa.
e. Meneliti catatan yang berhubungan dengan pengolahan, pengemasan dan pengujian
produk jadi dari bets yang bersangkutan sebelum meluluskan untuk didistribusikan.
f. Mengevaluasi stabilitas semua produk jadi secara berlanjut, bahan baku jika diperlukan
dan menyiapkan instruksi mengenai penyimpanan bahan baku dan produk jadi di
industri berdasarkan data stabilitas yang ada, sekurang-kurangnya stabilitas fisik
g. Ikut serta dalam program inspeksi diri bersama bagian lain dalam industry.
9. Inspeksi Diri
Tujuan inspeksi diri adalah untuk melakukan penilaian apakah seluruh aspek pengolahan,
pengemasan dan pengendalian mutu selalu memenuhi CPOTB. Program inspeksi diri
hendaklah dirancang untuk mengevaluasi pelaksanaan CPOTB dan untuk menetapkan tindak
lanjut
Hal-Hal yang Diinspeksi.
a. Personalia
b. Bangunan termasuk fasilitas untuk personalia.
c. Penyimpanan bahan baku dan produk jadi.
d. Peralatan
e. Pengolahan dan pengemasan.
f. Pengawasan mutu.
g. Dokumentasi
h. Pemeliharaan gedung dan peralatan.
10. Dokumentasi
Dokumentasi pembuatan produk merupakan bagian dari sistem informasi manajemen yang
meliputi spesifikasi, label/etiket, prosedur, metoda dan instruksi, catatan dan laporan serta
jenis dokumentasi lain yang diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta
evaluasi seluruh rangkaian kegiatan pembuatan produk. Dokumentasi sangat penting untuk
memastikan bahwa setiap petugas mendapat instruksi secara rinci dan jelas mengenai bidang
tugas yang harus dilaksanakannya, sehingga memperkecil risiko terjadinya salah tafsir dan
kekeliruan yang biasanya timbul karena hanya mengandalkan komunikasi lisan.