Anda di halaman 1dari 13

Satuan Acara Penyuluhan

MP-ASI
(Makanan Pendamping-ASI)

Hari / tanggal : Senin/08 Juli2019

Waktu : 09.00 s/d selesai

Tempat : Posyandu Rampai Sejahtera Kel.Sialang Rampai

Sasaran : Bayi & Balita

Pokok bahasan : makanan Pendamping-ASI

Sub pokok bahasan : Menjelaskan tentang :

1. Apa itu MP-ASI ?


2. Apa itu manfaat MP-ASI?

Tujuan
a. Tujuan umum
Diharapkan diadakan penyuluhan sasaran dapat memahami materi dari MP-ASI yang
telah di sampaikan.
b. Tujuan khusus
Diharapkan ibu mengerti tentang :
1. Pengertian MP-ASI
2. Apa itu manfaat MP-ASI

Garis-garis besar materi :

Menjelaskan tentang :
1. Pengertian MP-ASI
2. Apa itu manfaat MP-ASI
Metode : Penyuluhan
Media : Leaflet

Tahap dan Waktu Kegiatann metode Respon waktu

Kegiatan -memberikan salam Ceramah -menjawab salam + 3 menit


Awal/pembuka -memperkenalkan -memperhatikan
(+ 5 menit) diri
-menyebutkan topic
-memberikan
dukungan agar
sasaran dapat
berperan aktif
selama penyuluhan
Kegiatan -inti penyajian -memperhatikan + 20 menit
Inti/Penyajian(isi -menjelaskan materi -menanyakan
) -mengajarkan
( + 15 menit) bagaimana cara
memberi MP-ASI
yang benar
-meberikan
kesempatan untuk
sasaran untuk
bertanya
- merespon
pertanyaan yang
diajukan sasaran
Penutup (+ -menyimpulkan -memperhatikan + 5 menit
menit) pokok bahasan -menjawab salam
-evaluasi
-mengucapkan salam
-penutup
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi usia 6-12 bulan melalui perbaikan
perilaku masyarakat dalam pemberian makanan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari upaya perbaikan gizi secara menyeluruh. Bayi berusia 6 bulan mulai menunjukkan kesiapan
untuk menerima makanan karena gigi mulai tumbuh, dapat duduk, menjangkau benda yang
dilihat, dan memasukkan sesuatu ke dalam mulut. Pada usia ini lambung bayi sudah mulai siap
mencerna makanan padat (Roesli, 2001).

Menurut Notoatmojo (2007), Dewan Makanan dari Persatuan Dokter Amerika tahun
1937 menganjurkan pengenalan buah-buahan dan sayur-sayuran yang disaring mulai pada umur
4-6 bulan, sehingga pada usia 6 bulan bayi sudah mulai terbiasa dengan Makanan Pendamping
Air Susus Ibu (MP-ASI). Makanan tambahan atau pendamping ASI adalah makanan atau
minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna
memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Depkes RI, 2006).

Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) atau makanan tambahan umumnya
berupa bubur yang mudah dicerna oleh bayi serta mengandung zat-zat gizi seperti karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral dalam keseimbangan yang baik (Pudjiadi, 2000). Komposisi
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) pada bayi disesuaikan dengan perkembangan
psikologis dan psikomotorik atau disesuaikan dengan umur. Beberapa faktor seperti sosial,
budaya, ekonomi, dan kebiasaan juga turut berperan dalam pemberian Makanan Pendamping Air
Susu Ibu (MP-ASI) (Suhardjo, 1999).

Makanan memegang peranan yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena anak
yang sedang tumbuh kebutuhannya berbeda dengan orang dewasa. Kekurangan makanan
yang bergizi akan menyebabkan retardasi pertumbuhan anak. Makan yang berlebihan juga
tidak baik karena dapat menyebabkan obesitas. Keadaan ini dapat meningkatkan morbiditas
dan mortalitas anak (Soetjiningsih,1998).

Makanan pertama yang baik untuk bayi adalah biji-bijian, sereal bayi yang diperkaya
zat besi, biasanya sereal beras (nasi bubur). Makanan tambahan harus mudah dicerna oleh bayi
dan mengandung zat-zat gizi dalam keseimbangan yang baik. Karena lambung bayi
masih kecil makanan yang diberikan harus cepat meninggalkan lambung. Makanan baru
berupa nasi yang bersama-sama ditim dengan sayuran (misalnya bayam, wortel, tomat) dan
ati ayam seyogyanya tidak diberikan sebelum umur 6 atau 7 bulan (Pudjiadi, 2000 dan 2001)

1.2. Rumusan masalah


Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah manfaat dari pemberian MP-ASI ?


2. Apa saja macam-macam makanan tambahan untuk bayi ?

1.3. Tujuan pembahasan


Sesuai dengan penentuan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui MP-ASI.
2. Untuk mengetahui manfaat dari pemberian MP-ASI.
3. Untuk mengetahui macam-macam makanan pendamping untuk bayi.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian MP-ASI


Makanan tambahan adalah makanan untuk bayi selain ASI atau susu botol, sebagai
penambah kekurangan dari ASI atau susu pengganti ASI (PASI). Setelah usia bayi lebih
dari 6 bulan perlu diperkenalkan makanan pendamping, yaitu makanan tambahan selain
ASI untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi yang meningkat (Husaini,1999).
Makanan tambahan atau pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang
mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi
kebutuhan gizi selain dari ASI (Depkes RI, 2006: 4).

2.2. Tujuan Pemberian Makanan Tambahan


Menurut (Krisnatun, 2002) Tujuan pemberian makanan tambahan pada bayi yaitu
1) Melengkapi zat gizi yang sudah ada.
2) Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan
berbagai rasa dan bentuk.
3) Mengembangkan kemampuan bayi mengunyah dan menelan.
4) Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.

2.3. Keuntungan Memberikan Makanan Tambahan Setelah Usia 6 Bulan


1) Pemberian makanan tambahan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan perlindungan
ekstra atau besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan sistem Imun bayi kurang 6
bulan belum sempurna.
2) Saat bayi berumur 6 bulan keatas sistem pencernaan sudah relative sempurna dan siap
menerima makanan tambahan.
3) Mengurangi resiko terkena alergi akibat pada makanan saat bayi berumur kurang dari 6
bulan, sel-sel sekitar usus belum siap untuk kandungan makanan.
4) Menunda pemberian makanan tambahan hingga 6 bulan melindungi bayi dari obesitas
dikemudian hari.

2.4. Manfaat pemberian makanan tambahan pada bayi sebagai berikut :


1) Melengkapi zat-zat gizi yang kurang, karena kebutuhan bayi yang semakin meningkat.
2) Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan
dengan beragam rasa dan bentuk.
3) Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
4) Melakukan penyesuaian terhadap makanan yang mengandung kadar energi yang
tinggi.
5) Membantu menanamkan kebiasaan makan yang baik
Makanan pertama yang baik untuk bayi adalah biji-bijian, sereal bayi yang
diperkaya zat besi, biasanya sereal beras (nasi bubur). Makanan tambahan harus mudah
dicerna oleh bayi dan mengandung zat-zat gizi dalam keseimbangan yang baik. Karena
lambung bayi masih kecil makanan yang diberikan harus cepat meninggalkan lambung.
Makanan baru berupa nasi yang bersama-sama ditim dengan sayuran (misalnya bayam,
wortel, tomat) dan ati ayam seyogyanya tidak diberikan sebelum umur 6 atau 7 bulan
(Pudjiadi, 2000 dan 2001)
Pola pemberian makanan bayi merupakan cara pemberian makanan pada bayi
dimana jenis, frekuensi dan jadwal pemberiannya telah ditetapkan. ASI yang
merupakan makanan terbaik bagi bayi usia 0-6 bulan setelah 6 bulan ASI tidak mampu
mencukupi kebutuhan energi dan zat gizi bagi bayi sehingga diperlukan MP-ASI.
Adapun tahapan pemberian makanan pada bayi 0-12 bulan adalah sebagai berikut
(Poedyasmoro, 2002 ):
a. Makanan bayi 0-6 bulan
Hanya diberikan ASI, karena ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi
dan kolostrom harus diberikan.
b. Makanan bayi umur 6-7 bulan
Pemberian ASI diteruskan dan mulai diperkenalkan MP-ASI berbentuk lumat
halus karena bayi belum memiliki refleks mengunyah. Makanan dapat berupa
buah (pisang, pepaya, tomat), bubur susu, biscuit ditambah susu secara
bergantian.
c. Makanan bayi umur 7-9 bulan
ASI tetap diberikan, mulai diperkenalkan makanan, lumat, karena alat pencernaan
bayi sudah mulai berfungsi, jenis makanan berupa buah, makanan lembek (nasi
tim saring).
d. Makanan bayi umur 9-12 bulan
ASI tetap diberikan, jenis makanan berupa nasi lumat, nasi tim kasar, dan sudah
perlu diperkenalkan jenis makanan yang beragam seperti lauk pauk dan sayuran.
e. Makanan anak umur 12 bulan ke atas
ASI tetap diberikan dengan frekuensi lebih kecil, makanan yang
diberikan seperti makanan orang dewasa tetapi tidak menggunakan bumbu
yang merangsang.

2.5. Faktor yang mempengaruhi pemberian MP-ASI


Pemberian MP-ASI yang terlalu dini juga dapat di pengaruhi karakter social baik
internal maupun eksternal yaitu :
1. Faktor internal
a.Pengetahuan ibu
Kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui
menyebabkan ibu-ibu mudah beralih ke susu formula. Oleh itu perlu dukungan oleh
berbagai pihak agar ibu mengetahui informasi yang jelas tentang pemberian ASI ekslusif
dengan memberikan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI. Faktor internal
ini mempengaruhi bayi kurang mendapatkan ASI yang cukup (Anton, B. 2008)
Ginting, dkk (2012) yang memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori “ tidak
baik” memiliki resiko besar 2,45 kali untuk memberikan MP-ASI dini pada bayi usia <6
bulan yang menyatakan bahwa ada pengaruh tingkat pengetahuan ibu terhadap
pemberian MP-ASI dini pada bayi usia <6 bulan.

b. Kondisi payudara
Ibu yang terkadang merasakan putting susunya terasa nyeri apabila sedang
menyusui seperti : putting susu datar, putting susu lecet, putting susu nyeri, payudara
bengkak (Depkes RI, 2007)

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal memberi gambaran bahwwwa bukan hanya faktor internal yang
mempengaruhi pemberian MP-ASI yang kurang tepat pada bayi. Faktor internal meliputi
dukungan keluarga.

a.Dukungan keluarga
Menurut (Friedman, at all. 2010) mengemukakan bahwa dukungan keluarga dapat
diberikan dalam beberapa bentuk seperti dukungan informasi, dukungan penghargaan,
dukungan instrumental, dan dukungan emosional. Ibu menyusui membutuhkan dukungan
dan pertolongan, baik ketika memulai maupun melanjutkan menyusui.

b. Pengaruh iklan
Pemasaran produk makanan pedamping ASI telah menimbulkan anggapan bahwa
makanan pedamping ASI telah lebih unggul daripada ASI esklusif, sehingga ibu akan
lebih tertarik dengan iklan MP-ASI dan memberikanya secara dini (Andry,H. Palupi, W,
2009).

c.Peran petugas kesehatan


Dukungan yang kurang dari petugas kesehatan. Dirancangnya rumash sakit saying
bayi akan meningkatkan inisiasi dini ASI terhadap bayi. Sebaliknya tidak adanya
fasilitasi rumah sakit dengan rawat gabung dan di sediakanya dapur untuk pembuatan
susu fSormula atau bubur sereal akan meningkatkan praktek pemberian MP-ASI
predominan kepada bayi yang lahir dirumah sakit (Andry, H. Palupi, W, 2009).
Pada umunya ibu akan patuh pada nasehat petugas kesehatan, oleh karna itu
petugas kesehatan diharapkan untuk memberikan informasi tentang kapan waktu yang
tepat pemberian ASI ekslusif, manfaat ASI ekslusif dan resiko tidak memberikan ASI
(Roesli, & Utami, 2005)
2.6. Dampak Pemberian MP-ASI kurang dari 6 Bulan
Penelitian Murningsih (2008) menunjukan bahwa bayi yang diberi makanan pedamping
sebelum usia 6 bulan, akan berakibat pada tingkat kesehatan yang menurun, sehingga
pemberian makanan tambahan tambahan yang berlebihan pada usia dini akan mengakibatkan
gangguan kesehatan dikemudian hari. Selain diare, panas, pilek, ISPA dan dermatitis
mengakibatkan kunjungan layanan kesehatan yang sering. Dimana masa bayi pada usia yang
sangat rentan terhadap penyakit yang menyebabkan kekebalan dan system imun menurun.
Pemberian makanan tambahan pada usia dini terutama makanan padat justru
meningkatkan banyak infeksi, kenaikan berat badan, alergi terhadap salah satu zat gizi yang
terdapat pada makanan, sedangkan pemberian cairan tambahan meningkatkan resiko terkena
penyakit. Karna pemberian cairan dan makanan padat menjadi sasaran masuknya bakteri
pathogen. Bayi usia dini sangat rentan terhadap bakteri penyebab diare, terutama lingkungan
yang kurang hygines dan sanitasi buruk (Murningsih, 2008).

2.7. Risiko Pemberian Makanan Pedamping ASI yang Terlalu Dini


Telah diketahui umum saat ini bahwa bayi belum siap untuk menerima makanan seni
padat sebelum usia 4bulan, dan juga makanan itu belum dirasakan perlu, sepanjang bayi
masih mendaptkan ASI ekslusif. Suatu kebiasaan di Negara-negara industry memberikan
makanan utama dari golongan sereal ditambah dengan berbagai macam sayuran, buah, telur,
dan daging. Kenyataan bahwa organisme yang secara fisiologis belum berkembang secara
sempurna, tetapi telah dipaksa beradaptasi terhadap cara pemberian makanan tambahan yang
tidak benar, telah diketahui banyak tentang kerugian dan resiko jika bayi diberi makanan
terlalu dini dan juga dampak jangka panjang yang tidak diinginkan seperti obesitas,
hipertensi, erteriosklerosis dan alergi makanan yang dicurigai akan terjadi walau sukar
dibuktikan (Akre, J. 1994).

2.8. Daftar Jenis Makanan Pendamping ASI


2.9. Porsi MP-ASI
2.10. Waktu Pemberian MP-ASI
BAB III
PENUTUP
1.1. Simpulan

Makanan tambahan adalah makanan untuk bayi selain ASI atau susu botol,
sebagai penambah kekurangan dari ASI atau susu pengganti ASI (PASI). Setelah
usia bayi lebih dari 6 bulan perlu diperkenalkan makanan pendamping, yaitu
makanan tambahan selain ASI untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi yang
meningkat (Husaini,1999). ada beberapa makanan tambahan pada bayi yaitu : buah
(pisang, pepaya, tomat), bubur susu, biscuit, nasi lumat, nasi tim kasar.
Tujuan dari pemberian MPASI, Melengkapi zat gizi yang sudah ada,
mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan
dengan berbagai rasa dan bentuk.

1.2. Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut :
Menentukan paket makanan berdasarkan telaah pola makan dan perhitungan
kebutuhan harian anak sehingga makanan yang diberikan dapat sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan anak. Pengawasan program pemberian makanan tambahan
harus lebih ditingkatkan supaya program dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
dapat mencapai tujuan. Membentuk kelompok ibu bayi sasaran untuk mempermudah
pelaksanaan dan pengawasan program pemberian makanan tambahan pemulihan.
Masyarakat terutama orang tua harus lebih memperhatikan kebutuhan gizi yang
diperlukan oleh keluarga terutama kebutuhan gizi bayi/anak. Bagi orang tua balita
gizi buruk penerima makanan tambahan pemulihan supaya melakukan pencatatan
harian sederhana mengenai daya konsumsi makanan yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA
Akre,j.(1994). Pemberian makanan untuk bayi.jakarta: perkumpulan perinatology Indonesia
(perinasia).
Anton,B. (2008). ASI: pedoman praktis ibu menyusui. Yogyakarta: Banyu Media

Depkes RI, 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) Lokal.
Jakarta. http://www.depkes/makananpendampingASI.com, diakses tanggal 27 Mei 2009.

Friedman at all.(2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga; Riset, teori dan praktik , Jakarta:
EGC

Husaini. 1999. Makanan Bayi Bergizi Cetakan VII. Yogyakarta: Gagjah Mada.

Krisnatuti, D. 2000. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Cet. ke-2. Puspa


Swara.Jakarta.
Roesli, Utami.2001. Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif. Jakarta: PT Elex Komputindo.

Soetjiningsih. 1999. Seri Gizi Klinik ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai