Anda di halaman 1dari 27

Tugas TPSP

Nama : Riska Julianti


Kelas : 3FA1
NPM : 11161047

Soal

1. Jelaskan pengertian dari setiap jenis sediaan solid


2. Jelaskan keuntungan dan kerugian dari setiap jenis solid
3. Jelaskan komponen dari setiap jenis solid

1. Pengertian dari jenis setiap sediaan solid

TABLET

Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang dibuat
dengan pemadatan, kedua permukaannya rata atau cembung.Tablet memiliki perbedaan dalam
ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan. Kebanyakan tipe atau jenis tablet dimaksudkan
untuk ditelan dan kemudian dihancurkan dan melepaskan bahan obat ke dalam saluran
pencernaan.

A. Jenis-jenis tablet
1. Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :
a. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul
menggunakan pons/cetakan baja.
b. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang
cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama
pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan

2. Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :


a. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan
 Tablet Konvensional Biasa
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya
terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien
 Tablet Kempa Multi/Kempa Ganda
Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal
sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas 2 atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai
tablet berlapis.
 Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan
dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis
pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup
untuk beberapa waktu tertentu
 Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)
Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap
cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus.
 Tablet Lepas Terkendali
Yang pelepasan zat aktifnya terkendali pada waktu-waktu tertentu.
 Tablet Salut Gula
Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna
maupun tidak.
 Tablet Salut Film
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau tidak dari bahan polimer
yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak
perlu berkali-kali.
 Tablet Efervesen
Tablet kempa yang jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena mengeluarkan
CO2..Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum.
 Tablet Kunyah
Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah sebelum
ditelan.

b. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut


 Tablet Bukal
Tablet kempa biasa berbentuks oval yang ditempatkan di antara gusi dan pipi.
Biasanya keras dan berisi hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di
tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan).
 Tablet Sublingual
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, berisi nitrogliserin.
Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris)
sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh
selaput lendir di bawah lidah.
 Tablet Hisap/Lozenges
Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan
untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut.
 Dental Cones (Kerucut Gigi)
Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam
akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah
berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu
senyawa antibakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi
perdarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan.
c. Tablet Kempa Digunakan Melalui Liang Tubuh
 Tablet Rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang
tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.
 Tablet Vaginal
Tabler kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di
dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung
antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga
untuk pemberian steroid dalam pengobatan sistemik.
d. Tablet Kempa untuk Implantasi
 Tablet Implantasi/Pelet
Dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk
implantasi subkutan (Untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan).
e. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain (Di Lachman disebutkan Jenis Tablet untuk
Membuat Larutan)
 Tablet Triturat untuk Dispensing
Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu.Tablet
kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya silindris digunakan untuk memberikan
jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV. Digunakan sebagai
tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan air minum.
 Tablet Hipodermik
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air.
Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan
menambahkan pelarut steril (FI IV)
 Tablet Dispensing
Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat/cair.
Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli
farmasi atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi
tertentu.

3. Berdasarkan Rute Pemberian :


a. Tablet oral (dalam mulut) dibuat tanpa penyalutan, digunakan peroral dengan cara
ditelan, pecah dilambung
b. Tablet rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang
tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.
c. Tablet Vaginal
Tabler kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di
dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung
antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga
untuk pemberian steroid dalam pengobatan sistemik
d. Tablet implantasi
Tablet kecil, bulat atau oval putih, steril dan berisi hormon steroid, dimasukkan ke
bawah kulit dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan, kemudian
kulit dijahit kembali. Zat khasiat akan dilepas perlahan-lahan.

4. Berdasarkan Penyalutan :
a. Tablet salut biasa / salut gula (dragee), disalut dengan gula dari suspensi dalam air
mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbohidrat, talk atau titanium
dioksida yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin. Kelemahan salut gula
adalah waktu penyalutan lama dan perlu penyalut tahan air.
b. Tablet Salut Gula
Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna
maupun tidak.
c. Tablet Salut Film
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau tidak dari bahan polimer
yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu
berkali-kali.

5. Berdasarkan Pelepasan Zat Aktif :


a. Tablet Konvensional Biasa
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri
dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien
b. Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan
dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis
pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup
untuk beberapa waktu tertentu
c. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)
Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan
lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus.
d. Tablet Lepas Terkendali
Yang pelepasan zat aktifnya terkendali pada waktu-waktu tertentu.
SERBUK

Serbuk adalah campuran keringbahan obat atau zat kimia yang dihaluskan. Sediaan
serbuk diharapkan tidak higroskopis sehingga tidak mudah mencair ataupun menguap sehingga
penyimpanan serbuk obat harus terlindung dari lembab, udara, panas dan oksigen serta
memperhatikan homogenitas dalam pencampuran.

Macam-macam sediaan serbuk

a. Pulvis (serbuk terbagi)


Pulvis adalah serbuk yang dapat dibagi dalam bobot yang sama, dibungkus menggunakan
kemasan untuk sekali minum, serbuk terbagi boleh dibagi secara visual/penglihatan,
maksimal 10 serbuk secara bersamaan. Umumnya serbuk berbobot 0,5 gram, pengisinya
laktosa. Penimbangan diperlukan apabila pasien memperoleh dosis 80% dari dosis
maksimum untuk sekali atau sehari pakai.
b. Pulveres (Serbuk Tak Terbagi)
Pulveres adalah serbuk yang tidak dapat terbagi untuk pemakaiannya, contohnya serbuk
tabur, serbuk gigi dan serbuk effervecent.

Jenis Serbuk

1. Pulvis Adspersorius
Adalah serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. Umumnya
dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan
pada kulit.
2. Pulvis Dentifricius
Serbuk gigi , biasanya menggunakan carmin sebagai pewarna yang dilarutkan terlebih dulu
dalam chloroform / etanol 90 %
3. Pulvis Sternutatorius
Adalah serbuk bersin yang penggunaannya dihisap melalui hidung, sehingga serbuk
tersebut harus halus sekali.
4. Pulvis Effervescent
5. Serbuk effervescent merupakan serbuk biasa yang sebelum ditelan dilarutkan terlebih dahulu
dalam air dingin atau air hangat dan dari proses pelarutan ini akan mengeluarkan gas CO2,
kemudian membentuk larutan yang pada umumnya jernih. Serbuk ini merupakan campuran
antara senyawa asam (asam sitrat atau asam tartrat ) dengan senyawa basa (natrium carbonat
atau natrium bicarbonat)

KAPSUL

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat
larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tapi dapat juga terbuat dari pati atau bagian lain
yang sesuai. Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi, dari nomor paling kecil (5) sampai nomor
paling besar (000) (Anonim, 1995).

Macam-macam kapsul :

2. Capsulae Gelatinosae opercultae (kapsul keras).


Kapsul keras terdiri dari wadah dan tutup. Cangkang kapsul keras dibuat dari
campuran Gelatin, gula dan air dan merupakan cangkang kapsul yang bening tak berwarna C
dan tak berasa. Ukuran kapsul keras menurut besarnya dapat diberi nomor urut dari besar ke
kecil sebagai berikut : no. 000; 00; 0; 1; 2; 3. Kapsul harus disimpan pada tempat yang tidak
lembab dan sebaiknya disimpan di wadah yang diberi zat pengering. Kapsul dapat diberi
warna macam-macam agar menarik dan dapat dibedakan dengan kapsul yang mengandung
obat lain. Kapsul keras sering digunakan di apotik dalam pelayanan campuran obat yang
ditulis dokter (Anief, 2007).

2. Soft capsule atau kapsul lunak


Merupakan kapsul tertutup dan berisi obat yang pembuatan dan pengisian obatnya dilakukan
dengan alat khusus.

PIL

Pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat, mengandung satu atau lebih bahan obat (FI
III, 1979 : 23).
Pil adalah suatu sediaan yang berbentuk bulat seperti kelereng mengandungsatu atau
lebih bahan obat (Moh. Anief, 2008 : 80).

SUPPOSITORIA
Menurut FI IV : Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot bentuk, yang
diberikan melalui rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu
tubuh.

Macam suppositoria Farmakope membedakan tiga macam Suppositoria


1. Suppositoria dengan bahan dasar lemak coklat (Oleum cacao)
Lemak coklat merupakan trigliserida, berwarna kekuningan , bau yang khas. Jika dipanasi
sekitar 300 mulai mencair dan biasanya meleleh sekitar 340 - 350 C, tetapi pada suhu dibawah
300 merupakan masa semi padat dan merupakan bagian nyata dari cairan. Dan yang cair
diikat dengan tenaga tegangan muka.
2. Suppositoria dengan masa gelatin
Tentang suppositoria ini, Farmakope hanya mengatakan bahwa untuk pembuatannya kita
dapat memakai petunjuk yang diberikan pada Bacilla gelatinosa. Jadi ini berarti pula, bahwa
sedapat mungkin kita harus melarutkan obatnya dalam air. Bahkan Farmakope mengatakan
terlebih dahulu, tetapi oleh karena gelatina tidak tahan terhadap penghangatan dengan
senyawa-senyawa yang bereaksi asam, maka lebih baik obatnya kita larutkan dalam air yang
disisihkan.
Untuk pembuatan suppositoria ini, kita bekerja sebagai berikut: dalam bool yang telah
ditara, mula-mula kita menimbang air yang dapat segera dipakai, kemudian gliserolnya,
kocok baik-baik dan tambahkan serbuk gelatina, setelah segera kita mengkocoknya kuat-
kuat. Setelah kita membiarkan selama 20menit , cairan itu diserap oleh gelatina, botol dengan
isinya kita hangatkan dalam bejana gelas yang berisi air.
3. Suppositoria dengan bahan dasar P.E.G
P.E.G adalah Polyaethylenglycolum merupakan polimerisasi etilenglikol dengan berat
molekul 300 – 6000. P.E.G dibawah 1000 adalah cair sedangkan diatas 1000 adalah padat
lunak seperti malam. Keuntungnnya dari bahan dasar P.E.G adalah mudah larut dalam cairan
dalam rektum, dan tidak ada modifikasi titik lebur yang berarti tidak mudah meleleh pada
penyimpanan suhu kamar. (Ilmu resep. Hal 141)

Macam suppositoria berdasarkan penggunaanya


1. Suppositoria rektal, sering disebut sebagai suppositoria saja, bentuk peluru, digunakan lewat
rektum atau anus. Untuk dewasa 3 g dan untuk anak-anak 2 g. Suppositoria rektal berbentuk
torpedo mempunyai keunggulan yaitu jika dibagian yang besar masuk melalui jaringan otot
penutup dubur, suppositoria akan masuk dengan sendirinya.
2. Suppositoria vaginal atau ovula, berbentuk bola lonjong seperti kerucut, digunakan untuk
vagina. Berat antara 3 – 5g . umumnya 5g. Suppositoria vaginal dengan bahan dasar yang
dapat larut atau dapat bercampur dalam air seperti PEG atau gelatin tergliserensi memiliki
bobot 5g. Suppositoria dengan bahan gelatin tergliseransi (70bagian gliserin, 20bagian
gelatin, 10bagian air) harus dismpan dalam wadah yang tertutup rapat, sebaiknya pada suhu
dibawah 350C.
3. Suppositoria uretra digunakan lewat uretra, berbentuk batang dengan panjang antara 7-
14cm.
OVULA

Ovula adalah sediaan padat yang digunakan melalui vaginal, umumnya berbentuk telur, dapat
melarut, melunak, meleleh pada suhu tubu (FI III 1971)

2. Keuntungan dan kelebihan jenis sediaan solid

TABLET

Kelebihan dan kekurangan tablet


Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai keuntungan, antara
lain :
1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan oral yang
paling ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan
pengangkutan;
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang tepat/teliti)
dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan
ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah;
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan
langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram
atau berhiasan timbul;
8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan,
terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi;
9. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas terkendali);
10. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak enak,
dan untuk terapi lokal (salut enterik);
11. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya lebih
rendah;
12. Pemakaian oleh penderita lebih mudah;
13. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik,
dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.

Di samping keuntungan di atas, sediaan tablet juga mempunya beberapa kerugian, antara lain :
1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak sadar/pingsan)
2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
 Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat amorfnya,
flokulasi, atau rendahnya berat jenis;
 Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar atau
tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat
tersebut, akan sulit untuk diformulasi (harus diformulasi sedemikian rupa);
 Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi, atau zat aktif
yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara, memerlukan
enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik
daripada tablet.

1. Jenis Tablet Berdasarkan prinsip pembuatan


Jenis tablet Kelebihan Kekurangan
Tablet kempa dan cetak 1. Lebih singkat prosesnya. 1. Perbedaan ukuran partikel
Karena proses yang dan kerapatan bulk antara
dilakukan lebih sedikit, zat aktif dengan pengisi
maka waktu yang dapat menimbulkan
diperlukan untuk stratifikasi di antara granul
menggunakan metode ini yang selanjutnya dapat
lebih singkat, tenaga dan menyebabkan kurang
mesin yang dipergunakan seragamnya kandungan zat
juga lebih sedikit. aktif di dalam tablet.
2. Dapat digunakan untuk 2. Zat aktif dengan dosis yang
zat aktif yang tidak tahan besar tidak mudah untuk
panas dan tidak tahan dikempa langsung karena
lembab itu biasanya digunakan
3. Waktu hancur dan 30% dari formula agar
disolusinya lebih baik memudahkan proses
karena tidak melewati pengempaan sehingga
proses granul, tetapi pengisi yang
langsung menjadi dibutuhkanpun makin
partikel. tablet kempa banyak dan mahal
langsung berisi partikel 3. Sulit dalam pemilihan
halus, sehingga tidak eksipien karena eksipien
melalui proses dari yang digunakan harus
granul ke partikel halus bersifat; mudah mengalir;
terlebih dahulu. kompresibilitas yang baik;
kohesifitas dan adhesifitas
yang baik.

2. Berdasarkan tujuan penggunaan

Jenis tablet Kelebihan Kekurangan


Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan

Tablet konvensional biasa dikempa dengan siklus melepaskan secara cepat


kompresi tunggal seluruh kandungan dosis setelah
diberikan, konsentrasi obat
dalam plasma dan di tempat
aksi mengalami fluktuasi
sehingga tidak mungkin untuk
mempertahankan konsentrasi
terapetik secara konstan di
tempat aksi selama waktu
pengobatan, fluktuasi
konsentrasi obat dapat
menimbulkan overdosis atau
underdosis jika nilai Cmax dan
Cmin melewati jendela
terapetik obat

Tablet kempa multi  Memisahkan zat aktif Memerlukan lebih dari satu
yang inkompatibel (tidak tekanan
tersatukan)
 Jika diinginkan efek yang
bersambung
 Estetika

Tablet lepas lambat a. Mengurangi fluktuasi a. Kemungkinan terjadinya


kadar obat dalam darah. kegagalan sistem lepas
b. Mengurangi frekuensi lambat sehingga bahan aktif
pemberian. yang relatif tinggi dilepas
c. Meningkatkan kepuasan sekaligus (dose dumping).
dan kenyamanan pasien. b. Lebih sulit penanganan
d. Mengurangi efek samping penderita apabila terjadi
yang merugikan. kasus keracunan atau alergi
obat, karena kandungan
e. Mengurangi biaya
bahan aktif yang relatif
pemeliharaan kesehatan
lebih tinggi.
c. Harga obat biasanya lebih
mahal karena biaya
pengembangan dan
produksi

Tablet lepas tunda (enterik) 1. Memperpanjang durasi 1. Tidak dapat digerus


pelepasan obat untuk obat- 2. Pembuatannya termasuk
obat yang efek rumit
farmakologinya 3. Biaya produksi lebih tinggi
diharapkan cukup lama. sehingga harga obat lebih
2. Mencegah pelepasan obat mahal
pada lambung yang dapat 4. Ukuran tablet kemungkinan
mengiritasi lambung lebih besar

Tablet lepas terkendali 1. Memastikan keamanan 1. Tidak dapat digerus Faktor


dan memperbaiki daya fisiologis yang berubah
kerja zat aktif serta ubah mislanya pH saluran
meningkatkan kepatuhan cerna, aktifitas enzim dan
pasien. lain sebagainya
2. Memperbesar jarak waktu 2. Sediaan lepas terkendali
pendosisan yang yang cenderung tetap utuh
diperlukan atau dapat tersangkut pada suatu
dipersyaratkan. disepanjang saluran cerna.
3. Mengurangi fluktuasi 3. Penurunan absorpsi zat aktif
konsentrasi zat aktif dalam merupakan bahaya yang
darah disekitar rata-rata. melekat pada semua bentuk
4. Mengurangi iritasi saluran sediaan lepas terkendali.
cerna dan efek samping 4. Jika pasien mengalami
lain terhadap dosis reaksi obat merugikan atau
5. Menghasilkan efek yang terjadi keracunan secara
lebih seragam dan tidak sengaja, pembersihan
menghasilkan manfaat zat aktif sistem ini lebih
ekonomi bagi paisen. sulit dari pada sediaan lepas
6. Menghindari pemberian segera
obat pada malam hari
karena jarak waktu
pemberian lebih lama
sehingga jam tidur pasien
tidak terganggu

Tablet salut gula 1. melindungi obat dari udara


1. Ukuran dan bobot tablet
dan kelembapan
salut jadi mengakibatkan
2. memberi rasa atau untuk
peningkatan biaya
menghindarkan gangguan
pengemasan dan pengiriman
dalam pemakaiannya
2. kerapuhan dari penyalut
akibat rasa atau bau bahan
dapat mengakibatkan
obat
rentannya tablet terhadap
3. Efek lebih cepat atau
kerusakan yang mungkin
mudah terabsorbsi dalam
terjadi jika salah di tangani
tubuh
3. penyampain mutu ekstrik
4. First passv efek metabolit
yang tinggi sering kali
dapat di hindari
membutuhkan jasa operator
5. Lebih stabil
penyalut yang dengan
6. Menghindari rasa mual
keterampilan penyalut yang
akibat menelan obat
tinggi penngkilapan akhir
7. Bahan- bahan yang
yang dicapai suatu tahap
diinaktifkan oleh
pengilapan dapat membuat
as.lambung. Dengan
pencetakan menjadi sulit
Penyalutan, bahan ini akan
4. Kerumitan prosedur,
dilindungi dari as.lambung
formulasi, dan proses
yang akan merusak bahan
membuat otomatisasi lebih
tersebut.
sulit.
Tablet salut film 1. Waktu proses yang lebih lapisan tipis berwarna tidak
cepat larut air atau tidak berwarna
2. Pengurangan luas area dari larutan bahan polimer yang
produksi hancur dengan cepat dalam
3. Peningkatan berat yang saluran pencernaan
minimum
4. Otomatisasi, seiring
dengan perkembangan
teknologi proses
penyalutan lapis tipis
dapat diotomatisasi

 penyiapan larutan dalam  tablet effervescent harus


Tablet effervescent
waktu seketika yang dibuat dalam ruangan
mengandung dosis obat khusus yang mempunyai
yang tepat. kelembaban relatif 20-25%
 menghasilkan gas jadi sulit untuk
karbondioksida yang menghasilkan produk yang
memberikan rasa yang stabil secara kimia.
enak karena ada karbonat Kelembaban udara selama
yang membantu proses pembuatan sudah
memperbaiki rasa pada cukup memulai reaktivitas
beberapa obat tertentu. effervescent, dengan
 praktis dan mudah dibawa demikian seluruh peralatan
 Cara penyajiannya lebih termasuk mesin cetak tablet
menarik bila dibandingkan harus berada dalam ruangan
dengan dengan tablet khusus.
konvensional  tablet effervescent harus
 Dapat diberikan kepada dikemas dalam wadah yang
pasien yang mengalami kedap udara sehingga dapat
kesulitan dalam menelan melindungi tablet tersebut
tablet atau kapsul dari kelembaban,
 pada saat dikonsumsi zat kelembaban udara di sekitar
aktif dalam keadaan tablet sesudah wadahnya
terlarut sehingga terbuka juga dapat
absorpsinya lebih mudah menyebabkan penurunan
 untuk obat-obat yang tidak kualitas produk, setelah
stabil apabila disimpan sampai di tangan konsumen
dalam bentuk larutan, jadi  Harga yang relatif mahal.
obat dapat dibuat dalam
bentuk sediaan tablet
effervescent agar stabil.
1. Memiliki ketersediaan 1. Rasa zat aktif yang buruk
Tablet kunyah
hayati yang lebih baik. dan zat aktif yang
2. Memberikan mempunyai tingkat
kenyamanan pasien konsentrasi dosis yang
dengan meniadakan tinggi memberikan kendala
kebutuhan air minum yang signifikan untuk
untuk menelan. diatasi oleh formulator.
3. Melewati proses 2. Tablet mungkin
disintegrasi. meninggalkan rasa yang
4. Dapat meningkatkan tidak enak dimulut jika
disolusi. tidak diformulasi dengan
5. Dapat digunakan sebagai baik.
pengganti bentuk sediaan
cair jika diperlukan kerja
obat onset yang cepat.
6. Rasa yang enak dimulut
sehingga dapat
mengurangi persepsi
bahwa obat itu pahit
untuk anak-anak dan
dengan rasa yang enak
tersebut dapat pula
meningkatkan kepatuhan
pasien.
7. Meningkatkan
penerimaan pasien
terutama anak-anak
karena cita rasa yang
menyenangkan.
8. Memiliki keunikan
produk dari sudut
pandang pemasaran

Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut

Tablet bukal 1. Disuplai pembuluh darah 1. Obat-obat yang digunakan


dan pembuluh limfatik secara bukal (dan
2. Mempunyai aktivitas
sublingual) harus memiliki
enzimatik yang lebih
dosis kecil sebagaimana
rendah dibandingkan
permukaan absorpsi yang
dengan aktivitas enzimatik
sangat terbatas serta waktu
padasaluran cerna.
retensi di dalam rongga
3. Lebih toleran terhadap
mulut dapat
sensitizer dibandingkan
menjadimasalah.
dengan mukosa nasal dan
2. Penggunaan mikrokristalin
kulit,
selulosa atau dikalsium
4. Membran mukosa
fosfat sebagai pengikat
memungkinkan teknologi
sering mengakibatkanrasa
pelepasan obat yang
berpasir.
diperlama,
3. Kesulitan dalam menjaga
5. Absorpsi lebih baik
atau mempertahankan
dibandingkan tablet
bentuk sediaan di dalam
konvensional karena
rongga pipi
struktur fisiologi,
6. Merupakan peluang besar
untuk pemberian obat
dengan tujuan sistemik,
dimana tidak
7. Memungkinkan diberikan
secara oral seperti peptida
dan protein.

1. Menghindari pengurain 1. Hanya sebagian obat yang


Tablet sublingual
obat dilambung dapat dibuat menjadi
2. Efek lebih cepat daripada
sublingual dan bukal
obat yang ditelan
karena obat yang dapat
3. First pass efek
diasbsorpsi melalui
metabolisme dapat
mukosa mulut jumlah
dihindari
4. Menghindari rasa mual sangat sedikit
2. MUntuk obat yang
akibat menelan obat
5. Cocok untuk jenis obat mengandung nitrosgliserin
yang dapat dirusak oleh pengemas dan
cairan lambung atau penyimpanan obat
sedikit sekali diserap oleh memerlukan cara khusus
saluran pencernaan karena bahan ini mudah
menguap (Lachman
dkk.,2008)

1. Dapat digunakan secara


Tablet hisap
lokal ke tenggorokan
2. Efek lebih cepat
3. Dapat digunakan bagi
orang yang susah menelan
Tablet Dental cones

Tablet kempa digunakan melalui liang tubuh

Tablet rektal 1. Dapat dipakai jika pasien 1. Absorbsi tidak adekuat


2. Banyak pasien tidak
tidak bisa per-oral
2. Dapat mencegah “first nyaman / risih per-rektal
–pass –metabolism
3. Pilihan terbaik pada anak-
anak

1. Dapat digunakan untuk


Tablet vaginal 1. Daerah absorpsi lebih kecil
obat yang tidak bisa 2. Absorpsi hanya melalu difusi
diberikam secara oral. pasif
Karena gangguan cerna, 3. Pemakaian kurang praktis
4. Tidak dapat digunakam
pingsan dsb
2. Dapat diberikan pada
lansia yang susah menelan
3. Bisa menghindari first fast
efek dihati

Tablet kempa untuk implatansi

1. mempunyai pengaruh
Tablet implantasi 4. Harus merobek jaringan
sistemik. kulit
2. Bekerja lokal dan cepat di
absorpsi

SERBUK
Keuntungan Sediaan Serbuk
 campuran obat dan bahan obat yang sesuai kebutuhan
 dosis lebih tepat, lebih stabil dari sediaan larutan
 disolusi/melarut cepat dalam tubuh
 Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih mudah larut daripada
bentuk sediaan oral lain, sehingga dengan segera dapat
memberikan efek terapi.
 Lebih mudah untuk ditelan dibanding sediaan padat lainnya.
 Lebih mudah dalam pengaturan dosis.

Kerugian Sediaan Serbuk


 Sukar untuk menutup rasa dan bau yang tidak enak.
 Tidak dapat disimpan lama
 Durasi efek dan waktu mulai berefek tidak dapat diatur.
 kurang baik untuk zat obat yang mudah terurai karena kontak
dengan udara
 peracikannya membutuhkan waktu yang relatif lama

KAPSUL
Keuntungan bentuk sediaan kapsul.
 Bentuk menarik dan praktis
 Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang enak.
 Mudah ditelan dan cepat hancur /larut didalam perut, sehingga bahan cepat segera
diabsorbsi (diserap) usus.
 Dokter dapat memberikan resep dengan kombinasi dari bermacam-macam bahan obat
dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang pasien.
 Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti pada
pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi bahan obatnya.

Kerugian bentuk sediaan kapsul.


 Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak menahan
penguapan
 Tidak untuk zat-zat yang higroskopis
 Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul
 Tidak untuk Balita
 Tidak bisa dibagi ( misal ½ kapsul)

PIL
Keuntungan :
 Mudah digunakan / ditelan
 Rasa obat yang tak enak dapat tertutupi
 Relatif lebih stabil dibandingkan serbuk dan solution
 Sangat baik untuk sediaan yang penyerapannya dikehendaki secara lambat, misal:
Kathartika
Kerugian :
 Obat yang dikehendaki memberikan aksi yang cepat
 Obat yang dalam keadaan larutan pekat dapat mengiritasi lambung
 Bahan Obat padat/serbuk yang voluminous dan Bahan Obat cair dalam jumlah besar
 Penyimpanan lama sering menjadi keras dan tidak memenuhi waktu hancur
 Ada kemungkinan ditumbuhi jamur (dapat diatasi dengan bahan pengawet)

Suppositoria dan ovula

Kelebihan supositoria dan ovula :


 dapat digunakan untuk obat yang tidak bisa diberikan secara oral, karena gangguan cerna,
pingsan dsb
 dapat diberikan pada anak bayi, lansia ang susah menelan
 bisa menghindari first fast efek dihati.

Kekurangan supositoria dan ovula :


 daerah absorpsinya lebih kecil
 absorpsi hanya melalui difusi pasif
 pemakaian kurang praktis
 tidak dapat digunakan untuk zat yang rusak pada pH rektum

1. Komponen setiap jenis sediaan solid


TABLET
Jenis tablet Formulasi
Tablet salut enteric Zat aktif
Zat pengisi : Saccharum Lactis,Amylum Manihot,Calcii
Phoshas, Calcii Carbonas
Zat pengikat = mucilage Gummi Arabica 10 - 20% (panas),
Solutio Methylcellulosum 5%
Zat pelicin = Talcum 5%, Magnesii Stearas, Acidum
Stearanicum
Zat penghancur = Amylum Manihot kering, Gelatinum,
Agar - agar. Natrium Alginat
Tablet lepas terkendali Zat aktif
Zat pengikat = HPMC/Etil selulosa (%)
Zat pelicin = asam stearat (%)
Glidan = aerosil (%)
Zat penghancur = avicel (%)
Zat pengisi = Laktosa (mg)
Tablet salut gula Pengisi = ( kalsium karbonat, talk, titanium dioksida )
Pewarna = pewarna yang larut dalam air, lak aluminium,
besi oksida, titanium dioksida ).
Pembentuk salut selaput = gom arab, gelatin, senyawa
selulosa )
Antiadhesi = talk
Penambah rasa
Surfaktan ( sebagai zat pembasah dan zat pembantu
dispersi ).
Tablet salut film Zat aktif
Pengikat = PVP (polivinil pirolidin)
Pengisi = laktosum
Penghancur = amprotab
Glidan = talk
Lubrikan = magnesium stearat
Polimer = HPMC
Plastizer = PEG400
Surfaktan = Na lauril sulfat
Pengkilap = titanium oxide
Tablet effervescent Asam = asam sitrat, asam tartrat, asam malat, asam
fumarat, asam adipat, dan asam suksinat
Karbonat = natrium bikarbonat, natrium karbonat, kalsium
bikarbonat, kalium karbonat, natrium seskuikarbonat,
natrium glisin karbonat, L-lisin karbonat, arginin karbonat
dan kalsium karbonat amorf.
Tablet kunyah Tablet kunyah
Zat pengisi = Manitol, dekstrosa
Zat pengikat = Gelatin
Pemanis = Aspartam
Glidan = Talk
Lubrikan = Mg stearat
Tablet konvensional biasa Tablet konvensional biasa
Contoh tablet isoniazid
Komposisi : Tiap 300 mg tablet mengandung :
Zat aktif = isoniazid
Penghancur luar = amylum maydis
Penghancur dalam = metil selulosa
Glidan = talk
Avicel ph
Tablet enteric Contoh tablet natrium diklofenak
Zat aktif
Zat pengisi = laktosa
Penghancur = avicel
Pengikat = selulosa asetat ftalat
Pelicin = mg stearat
Glidan = talk
Tablet hisap Zat aktif : Estrak pegagan (750mg)
Bahan pengisi (diluent) : Sorbitol (500mg)

Glidan : Cab-o-sil (25mg)

Desintegran : Avicel ph 101 ( 50mg)

Suspending agent : Cmc-na

Bahan pelincir (lubricant) : mg stearat

Pemanis : sakarin, aspartam

Tablet bukal metiltestoteron Zat aktif : Metiltestoteron

Bahan pengisi : Laktosa

Pengikat : Sukrosa

Bahan penghancur(disintegrans): gom arab

Glidants : Talk

Bahan pelincir(lubricant) : mg stearat

Pelarut : Air

Tablet sublingual Zat aktif :Nitrogliserin

Pengisi : Maintol

Pengikat : Selulosa

Pemanis :-

Zat pewarna : fdc yellow

Tablet hipodermik Zat aktif sesuai dosis

Deisintegran : avicel : starch 1500 (3:1) q.s

Pelincir(lubricant) : mg stearat 1%

Adherent : talk 2%

Pengikat (binder) : amilum kering 5%

Tablet triturat Zat aktif

Pengisi : Laktosa
Pengikat : Mucilao

Desinregrator : Avicel ph 101

Pewarna : Tartrazin

Tablet vaginal Zat aktif

Pengisi (diluent) : Laktosa

Pengikat(binder) : Sukrosa

Penghancur(disintegran) : Pati

Pelicin(lubrikan) : Talk

Glidan : kalsium stearat

Tablet implan Zat aktif

Pengisi (diluent) : Kalium fosfat

Pengikat(binder) : Metil selulosa

Penghancur(disintegran) : Asam alginat

Pelicin(lubrikan) : PEG dan Na laurilsulfat

Tablet dental cones Formulasi tablet dental cones

Za : Antibiotik

Pengikat/pengisi/penghancur : Hidroksil metil selulosa

Pelicin : Dibutil patelet

Pelarut : Air

SERBUK
Zat aktif :Amoksisilin obat yang digunakan untuk untuk mengobati infeksi bakteri
Zat tabahan :Sacch Lactiser mupakan zat tambahan yang paing baik dipakai dan tidak bereaksi
hampir dengan semua obata
KAPSUL
1. Zat aktif obat.
2. Cangkang kapsul
3. Zat tambahan lain.
b. Bahan pengisi, contohnya adalah Laktosa. Sedangkan untuk obat yang cenderung mencair
diberi bahan pengisi magnesium karbonat, kaolin atau magnesium oksida atau silikon
oksida.
c. Bahan pelicin ( magnesium stearat ).
d. Surfaktan / zat pemabasah.

PIL

Komponen pilulae:
1. Zat utama : berupa bahan obat yang memenuhi persyaratan F.I.
2. Zat tambahan yang terdiri dari:
a. Zat pengisi : untuk memperbesar volume massa pil agar
b. mudah dibuat, contoh :akar manis, atau bahan lain yg cocok.
c. Zat pengikat : untuk memperbesar daya kohesi maupun adhesi massa pil, agar
massa pil dapat saling melekat menjadi massa yang kompak, contoh: sari akar
manis, gom akasia, tragakan, camp. bahan tsb atau bahan lain yg cocok.
d. Zat pembasah : untuk memperkecil sudut kontak ( <90 0 ) antar molekul, sehingga
massa menjadi lembab dan mudah dibentuk, contoh: air, gliserol, sirop, madu, atau
campuran bahan lain yg cocok.
e. Zat penabur: untuk memperkecil/ mengurangi gesekan antara molekul sejenis ,
sehingga massa pil tidak lengket pada alat pembuat pil ataukah lengket dengan pil
lainnya, contoh: likopodium, talk atau bahan lain yg cocok.
f. Zat penyalut : fungsinya adalah:untuk menutupi rasa dan bau yang tidak enak;
mencegah perubahan karena pengaruh udara; atau supaya pil pecah dalam usus
(enteric coated pils), contoh: perak, balsam tolu, keratin, gelatin, gula atau bahan
lain yg cocok.

SUPPOSITORIA
1. ZAT AKTIF
Zat aktif atau bahan obat yang digunakan dalam sediaan suppositoria bermacam-macam sesuai
efek yag diinginkan apakah efek sistemik atau efek local. Contoh sediaan suppositoria dengan
zat aktif sebagai berikut.Suppositoria aminofilin,Suppositoria aspirin, Suppositoria
klorpromazin, Suppositoria etamifilin, Suppositoria flurbiprofen, Suppositoria gliserol,
Suppositoria indometasin, Suppositoria metronidazol, Suppositoria morfin dll

2. Zat Pembawa
Menurut Farmakope Indonesia , basis suppositoria yang umum digunakan
adalah lemak coklat,
gelatin tergliserinasi, minyak nabatiterhidrogenasi, campuran polietilenglikol
dengan berbagai bobotmolekul dan ester asam lemak polietilen glikol. Basis suppositoria
yangdigunakan sangat berpengaruh pada pelepasan zat terapeutik

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2007. Farmasetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.


Anief, moh. 2008. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
Ansel,H.C.1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi ke 4.UI-PRESS : jakarta
Farmakope Indonesia edisi III.1979. Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.
Farmakope Indonesia edisi IV.1995. Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.
Lachman, Leon. Dkk. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi ke-3. UI Press : Jakarta
Siregar, charles.2008.Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai