Anda di halaman 1dari 11

1

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL SIRIH (Piper betle L.)


DENGAN METODE KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN VARIASI
HIDROXYPROPIL CELLULOSE (HPC-SSL-SFP) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT
KERING
Muhamad Bima Muria, Farida Sulisitawati, Sabrina
Departemen Farmasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah, Jakarta, Indonesia

Abstrak
Telah dilakukan penelitian mengenai pembuatan tablet hisap dari ekstrak etanol daun sirih (Piper
betle L.) dengan metode kempa langsung menggunakan variasi Hidroksi Propilcelullose (HPC-SSL-SFP)
sebagai bahan pengikat kering. Sirih merupakan salah satu dari sekian banyak tanaman obat di Indonesia
yang memiliki beragam khasiat dan telah lama dipergunakan secara turun temurun untuk mengobati
berbagai penyakit. Ekstrak kental daun sirih diperoleh dengan cara maserasi serbuk simpilisa daun sirih
menggunakan pelarut etanol 70% kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 50oC. Tablet
hisap dibuat dalam empat formula dengan konsentrasi HPC-SSL-SFP yang berbeda yaitu 6%, 8%, 10% dan
12%. Evaluasi massa cetak tablet yang dilakukan meliputi pengukuran kadar air, laju alir, sudut henti dan
kompresibilitas. Pengujian tablet hisap meliputi pengujian keseragaman ukuran, keseragaman bobot,
kekerasan, waktu hancur dan friabilitas. Formula C merupakan formula yang terbaik dengan konsentrasi
HPC-SSL-SFP 10% memiliki waktu hancur yang lebih lama dibandingkan formula D yaitu 6,278 0,217
menit dan kekerasan yang lebih baik dibandingkan dengan formula A dan B yaitu 12,5 0,363 kg/cm2.
Hasil uji kesukaan terhadap 20 responden menunjukkan bahwa rasa tablet hisap pada formula C disukai
rasanya oleh responden dan formula D disukai aromanya.
Kata Kunci: Avicel PH 102, CD4, Daun Sirih (Piper betle L.), HPC-SSL-SFP, Kempa Langsung, Tablet
Hisap.

PENDAHULUAN
Sirih (Piper betle L.) merupakan salah
satu dari sekian banyak tumbuhan obat di
Indonesia yang memiliki beragam khasiat dan
telah lama dipergunakan oleh masyarakat di
Indonesia dan Asia secara empiris untuk
mengobati berbagai penyakit. Beberapa khasiat
dari daun sirih (Piper betle L.) diantaranya
adalah untuk mengobati batuk, iritasi mata,
bisul, pendarahan dan keputihan pada wanita.
Sedangkan getahnya dapat digunakan sebagai
obat kumur dan obat sakit gigi serta
menghentikan perdarahan pada gusi (Depkes RI,
1980).
Banyak penelitian ilmiah yang telah
mengungkapkan khasiat dari tanaman sirih
(Piper betle L.) beberapa diantaranya
menunjukan bahwa ekstrak air daun sirih
memiliki aktivitas sebagai anti bakteri terhadap
Streptococcus mitis, Streptococcus sanguis dan
Actinomyches viscous yang menghasilkan

plaque pada gigi serta Sterptococcus mutans


yang menyebabkan caries pada gigi (Nalina dan
Rahim, 2007). Selain memiliki aktivitas sebagai
antimikroba, isolat dari daun sirih yaitu
hidroxychavicol menunjukkan aktivitas anti
fungi terhadap candida albicans (Ali et al,
2010), juga memiliki kemampuan dalam
menangkal radikal bebas atau sebagai
antioksidan serta dapat berfungsi sebagai
antiinflamasi (Sharma et al, 2008).
Ekstrak etanol 70% daun sirih dengan
dosis
250
mg/kg
menunjukkan
efek
imunomodulator yang optimal secara in vivo
terhadap mencit, melalui pengukuran aktivitas
dan kapasitas fagositosis sel makrofag
peritoneum mencit (Permatasari, 2009). Pada
umumnya masyarakat Indonesia memanfaatkan
daun sirih (Piper betle L.) dengan cara
meminum air rebusan daun sirih atau
mengunyahnya bersama dengan buah pinang
dan kapur sirih karena diyakini dapat mencegah

dan menguatkan gigi agar tidak mudah tanggal


(Muchlisah, 1995).
Cara penggunaan daun sirih yang masih
tradisional mungkin tidak dapat diterima oleh
sebagian golongan masyarakat karena rasa sirih
yang pedas dan pahit. Oleh karena itu perlu
dilakukan suatu inovasi melalui pembuatan
sedian farmasi yang dapat mengatasi kendala
tersebut. Tablet hisap diharapkan mampu
menutupi rasa daun sirih yang tidak enak karena
tablet hisap memiliki rasa yang manis, beraroma
dan lebih praktis serta efisien dalam
penyajiannya. Bentuk sediaan tablet dipilih
karena tablet menawarkan kemampuan terbaik
dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan
ukuran (dosis), memiliki sifat pencampuran
kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang
paling baik dan mudah diproduksi secara besarbesaran (Lachman, 1994).
Tablet hisap memliki keuntungan dari
tablet konvensional dimana tablet hisap
dirancang untuk melarut atau terkikis perlahan
di dalam mulut untuk menghasilkan efek lokal
maupun untuk meningkatkan absorpsi obat yang
cepat ke dalam pereadaran darah, sehingga kadar
obat plasma diperbesar akibat terhindar dari efek
metabolisme lintas pertama pada organ hati
(first-past effect hepatic metabolism) (Banker,
2002).
Metode kempa langsung adalah metode
yang digunakan dalam pembuatan tablet hisap
pada penelitian ini karena metode ini
dibandingkan dengan metode lainnya (granulasi
basah dan kering) yaitu proses pembuatan tablet
yang sederhana dimana tidak ada pengolahan
mekanik kecuali hanya proses pencampuran zat
aktif dengan eksipien, stabilitas zat aktif yang
bersifat termolabil dan sensisif terhadap
kelembabapan dapat ditingkatkan karena tidak
melibatkan proses pembasahan dan proses
pengeringan pada massa serbuk, selain itu
tahapan proses pembuatan tablet yang singkat
sehingga dapat menghemat waktu produksi
(Gibson, 2004).
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium


Teknologi Sediaan Padat dan Laboratorium
Produk Bahan Alam Depertemen Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keshatan
Universitas
Islam
Negeri
Syarif
Hidayahtullah Jakarta. Waktu peneletian ini
berlangsung kurang lebih tiga bulan dari
bulan Januari sampai dengan Maret 2012.
B. Bahan
Daun sirih (Piper betle L.) diperoleh
dari BALITRO Bogor, HPC-SSL-SFP
(Nippon Soda, Jepang), laktosa free flowing
(agglomerated -lactose) (Kimia Farma,
Jakarta), dekstrosa (Brataco, Jakarta),
sukralosa, magnesium stearat (Brataco,
Jakarta), talkum (Brataco, Jakarta), avicel
PH 102 (Brataco, Jakarta), vanillin, aquades.
C. Alat
Mesin pencetak tablet single punch
(Erweka GDT), hardness tester (Erweka
TBH 28), friabilator (Erweka TAR),
disintegration
tester
(Erweka
273),
mouisture content balance (Ohaus MB45),
seiving analyzer, timbangan analitik (Chyo
JP160), jangka sorong, kertas saring, ayakan
mesh 20, rotary evaporator, desikator,
blender, oven (Memmert), corong, statif,
botol timbang, dan alat-alat gelas.
D. Pembuatan Serbuk Simpilisia Daun Sirih
Tanaman sirih (Piper betle L.) segar
yang diperoleh dari Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)
Bogor dideterminasi di Puslit Biologi Botani
LIPI Bogor. Daun sirih dipisahkan dari
batang dan tangkai kemudian dicuci dengan
air mengalir, dikeringkan di ruangan yang
terlindung dari sinar matahari. Daun sirh
kering disortasi dan diserbuk menggunakan
blender dan diayak. Selanjutnya dilakukan
penapisan fitokima untuk mengetahui
kandungan kimiaiwi pada daun sirih.
E. Pembuatan Ekstrak Daun Sirih
Serbuk kering daun sirih direndam
dengan pelarut etanol 70% sambil diaduk
dan diendapkan. Filtrat dipisahkan dari
ampas melalui penyaringan, proses maserasi
ini dilakukan sampai diperoleh filtrat yang

jernih . Filtrat yang terkumpul dipekatkan


dengan menggunakan rotary evaporator
bersuhu 50oC. Kemudian dilakukan evaluasi
terhadap ekstrak kental yang meliputi
pengamatan
organoleptis
ekstrak,
pengukuran kandungan lembab dan kadar
abu.
F. Pembuatan Serbuk Ekstrak Daun Sirih
Ekstrak kental daun sirih diserbuk
dengan penambahan avicel PH 102 sebagai
adsorben pada perbandingan 1:1 dan
dikeringkan menggunakan oven bersuhu
50oC selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan
evaluasi terhadap serbuk ekstrak yang
meliputi
pengamatan
organoleptis,
pengukuran kandungan lembab, laju alir, di
sudut henti, kompresibilitas dan distribusi
ukuran partikel.
G. Pembuatan Tablet Hisap
Dibuat 100 tablet hisap pada tiap
formula dengan massa satu tabletnya 2
gram. Semua bahan yang akan dibuat
ditimbang, kemudian serbuk ekstrak daun
sirih digerus di dalam mortar bersama
dengan bahan pemanis dekstrosa dan
sukralosa. Ditambahkan laktosa free
flowing, HPC-SSL-SFP sebagai bahan
pengikat kering, serta vanilin dan diaduk
hingga campuran tersebut homogen. Untuk
meningkatkan sifat aliran, lubrikasi dan
antirekat ditambahkan Mg stearat dan
talkum. Sebelum dikempa, dilakukan
evaluasi terhadap massa cetak tablet yang
meliputi pengkuran kandungan lembab, laju
alir, sudut henti dan kompresibilitas.

flowing

Mg stearat

0,05
%
1%

0,1
%
1%

0,15
%
1%

0,2
%
1%

Talkum

1%

1%

1%

1%

Vanilin

0,5%

1%

1,5%

2%

Sukralosa

I. Evaluasi Massa Cetak Tablet Hisap


1. Kandungan Lembab
Sebanyak 2 gram campuran massa
serbuk atau massa cetak tablet diukur
kandungan
lembabnya
dengan
menggunakan alat mouisture content
balance. Kandungan lembab yang
dipersyaratkan adalah 2-5% (Ansel,
1989).
2. Laju Alir
Massa cetak tablet ditimbang
sebanyak
25
gram,
kemudian
dimasukkan kedalam corong yang
tertutup dan diratakan. Kemudian
penutup corong dibuka dan dicatat
waktu yang diperlukan seluruh massa
cetak tablet setelah melewati corong.
3. Sudut Henti
Massa serbuk yang telah melewati
corong pada pengujian waktu alir diukur
diameter dan tinggi tumpukan massa
serbuk (kerucut). Persyaratan untuk nilai
sudut henti yang baik adalah kurang dari
30o (Khan, 2008). Perhitungan sudut
henti sebagai berikut:

H. Formula Tablet Hisap


Tabel 1. Formula Tablet Hisap
Bahan
A

Formula
B
C

Serbuk
ekstrak daun
sirih
HPC-SSL-SFP

15,2
%

15,2
%

15,2
%

15,2
%

6%

8%

10%

12%

Dekstrosa

15%

15%

15%

15%

Laktosa free

61,25

58,7

56,15

53,6

4. Kompresibilitas
Sebanyak 20 gram massa cetak
tablet dimasukkan ke dalam gelas ukur
100 ml, kemudian diukur volumenya
(v1). Gelas ukur diketukkan sebanyak
300 kali dan diukur volumenya dan
diulangi lagi untuk memastikan bahwa

volume tidak mengalami perubahan atau


hingga
volumenya
tetap
(v2).
Persyaratan
untuk
nilai
indeks
kompresibilitas yang baik adalah tidak
lebih dari 20% (Gibson, 2000).
Perhitungannya adalah:

I. Evaluasi Tablet Hisap


1. Pemeriksaan Organoleptis Tablet
Tablet hisap dinilai penampilan
fisiknya secara keseluruhan meliputi
bentuk, warna, aroma dan rasa.
2. Pengujian Keseragaman Ukuran
Diambil secara acak 20 buah tablet
dari tiap batch untuk diukur diameter
dan tebal tablet menggunakan jangka
sorong. Persyaratan untuk keseragaman
tebal dan diameter adalah tebal tablet
tidak kurang dari 1% dan diameter tidak
lebih dari 3 kali (Depkes RI, 1979).
3. Pengujian Keseragaman Bobot
Ditimbang 20 buah tablet yang
diambil secara acak dari tiap batch
kemudian dihitung bobot rata-rata tablet.
Bila bobot rata-rata tablet lebih dari 300
mg maka tidak boleh lebih dari 2 tablet
yang
masing-masing
bobotnya
menyimpang 5% dari bobot rata-rata
tablet. (Depkes RI, 1979).
4. Pengujian Friabilitas
Ditimbang sebanyak 10 buah tablet
yang diambil secara acak untuk
diletakkan ke dalam alat friabilator
dengan pengaturan kecepatan putaran 25
rpm dalam waktu 4 menit. Seluruh tablet
dikeluakan, dibersihkan dari debu dan
ditimbang.
Dihitung
persentase
kehilangan bobot tablet. Peryasratan

friabilitas adalah tidak kurang dari 0,8%


(Ansel, 1989).
5.

Pengujian Kekerasan
Sebanyak 10 buah tablet diambil
secara acak kemudian ditentukkan
kekerasannya dengan alat Hardness
Tester. Tablet hisap memiliki nilai
kekerasan yang lebih tinggi dari tablet
konvensional yaitu 30-50 kg/inchi2 atau
setara dengan 11,81-19,68 kg/cm2
(Lachman, 1989).

6. Pengujian Waktu Hancur


Sebanyak 6 buah tablet diambil
secara acak dari tiap batch dan
dimasukkan satu persatu pada masingmasing keranjang pada alat disollution
tester. Digunakan medium air bersuhu
372oC. Pada batas akhir waktu yang
ditetapkan, keranjang diangkat dan
diamati semua tablet. Semua tablet
harus hancur atau melarut dengan
sempurna. Tablet hisap dirancang untuk
melarut perlahan di mulut dalam waktu
5-10 menit (Lachman, 1989).
7. Pengujian Kesukaan (Hedonic Test)
Uji dilakukan pada 20 responden
dewasa
baik
laki-laki
maupun
perempuan yang diminta untuk menilai
aroma dan rasa tablet hisap dari ke
empat formula tersebut. Kemudian
responden
melakukan
pengisian
kuisioner
yang
diberikan
untuk
mengetahui tingkat kesukaan terhadap
rasa dan aroma tablet hisap, dengan cara
mengikuti intruksi yang terdapat dalam
kuesioner.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
1. Determinasi Tanaman
Dari hasil determinasi tanaman yang
dilakukan di Herbarium Bogoriense,
Puslit Biologi Botani Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong,
Bogor menunjukkan bahwa jenis
tanaman yang digunakan pada penelitian

ini adalah tanaman sirih spesies Piper


betle L. dengan familia Piperaceae.

Jenis Karakterisasi

2. Penapisan Fitokima
Tabel 2. Hasi penapisan fitokimia
Penapisan

Tabel 3. Karakterisasi ekstrak kental


daun sirih

A. Parameter Spesifik
Identitas

Hasil

Fitokimia
Flavonoid

Alkaloid

Tanin

Kuinon

Steroid

Minyak Atsiri

Kumarin

Saponin

3. Pembuatan Ekstrak Daun Sirih


Serbuk simplisia daun sirih (Piper
betle L.) sebesar 550 gram diperoleh
dari pengolahan 5,3 kilo gram daun sirih
segar, selanjutnya dimaserasi dengan
pelarut etanol 70% menghasilkan
ekstrak kental sebanyak 93 gram dengan
rendemen eksrtrak terhadap total massa
serbuk daun sirih 16,91%.
4. Pembuatan Serbuk Ekstrak Daun
Sirih
Serbuk ekstrak daun sirih (Piper
betle L.) sebanyak 182 gram diperoleh
melalui proses pengeringan selama 24
jam menggunakan oven bersuhu 50oC
dengan penambahan avicel PH 102
sebagai adsorben pada perbandingan
1:1. Hasil evaluasi terhadap bahan aktif
(serbuk ekstrak) menunjukkan bahwa
bahan aktif memiliki sifat-sifat fisik
yang baik untuk dapat dikempa
langsung menjadi tablet.

Organoleptis :
1. Bentuk
2. Warna
3. Bau
4. Rasa
B. Parameter
Nonspesifik
Kandungan
lembab (%)
Kadar Abu (%)

Hasil
Ekstrak
kental daun
sirih (Piper
betle L.)
Cairan kental
Coklat
kehitaman
Khas
Pahit dan
pedas

8,47 0,26

9,76 2,78

Tabel 4. Karakterisasi serbuk ekstrak


daun sirih
Evaluasi Serbuk
Ekstrak
Organoleptis :
1. Bentuk
2. Warna
3. Bau
4. Rasa

Hasil

Serbuk
Colat
Khas
Pahit dan
pedas

Kandungan lembab
(%)
Kompresibilitas (%)

2,16 0,255

Densitas nyata (g/ml)

0,555 0,008

Densitas mampat
(g/ml)
Laju Alir (g/det)

0,607 0,004

Sudut Henti (o)

20,34 1,356

8,15 0,009

7,67 0,19

Tabel 5. Hasil evaluasi massa cetak tablet hisap


No.

Jenis Evaluasi

Formula
A

Kandungan lembab
(%)
Syarat: 2-5%

3,14 0,07

3,26 0,08

3,51 0,12

3,81 0,103

Laju Alir (g/det)

7,49 0,15

7,12 0,12

6,46 0,48

6.02 0,14

Sudut Henti
(derajat)
Syarat: 30o

21,7 0.36

24,34 1,27

25,28 1,34

28,29 0,89

Densitas Nyata
(g/ml)

0,565 0,01

0,529 0,02

0,507 0,01

0,483 0,01

Densitas Mampat
(g/ml)

0,635 0,01

0,607 0,03

0,597 0,01

0,58 0,01

Kompresibilitas (%)
Syarat: 20%

11,33 0,09

12,85 0,07

15,15 0,29

16,81 0,29

Tabel 6. Hasil evaluasi tablet hisap


No.
1

Jenis Evaluasi
Organoleptis
Bentuk
Warna
Aroma
Rasa

Ukuran Tablet
Diameter (mm)
Ketebalan (mm)
Berat (gram)

Formula
A

Bulat bikonkaf
Putih berbintik
coklat
Khas sirih
Manis

Bulat bikonkaf
Putih berbintik
coklat
Khas sirih
Manis

Bulat bikonkaf
Putih berbintik
coklat
Khas sirih
Manis

Bulat bikonkaf
Putih berbintik
coklat
Khas sirih
Manis

20,34 0,03
8,176 0,031
2,042 0,030

20,33 0,015
8,178 0,025
2,039 0,029

20,32 0,02
8,173 0,028
2,050 0,032

20,33 0,015
8,172 0,027
2,040 0,028

Kekerasan
(kg/cm2)

8,32 0,506

10,27 0,486

12,5 0,363

14,44 0,440

Friabilitas (%)

0,079 0,004

0,043 0,003

0,0292 0,001

0,0191 0,004

Waktu hancur
(detik)

10,32 0,169

8,336 0,067

6,278 0,217

4,325 0,193

Grafik 1. Uji Kesukaan Rasa

Jumlah Responden

12
Sangat Suka

10
8

Suka

Netral

Tidak Suka

Sangat Tidak
Suka

0
Formula A

Formula B

Formula C

Formula D

Uji Kesukaan Rasa

Jumlah Responden

Grafik 2. Uji Kesukaan Aroma


10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

Sangat Suka
Suka
Netral
Tidak Suka

Sangat Tidak
Suka

Formula A

Formula B

Formula C

Formula D

Uji Kesukaan Aroma

5. Hasil Uji Kesukaan (Hedonic Test)


Hasil uji kesukaan terhadap ke-20
responden menunjukkan bahwa rasa
tablet hisap formula C sangat disukai
responden sedangkan rasa tablet hisap
formula A sangat tidak disukai
responden. Untuk kesukaan terhadap
aroma, tablet hisap dengan formula D
sangat disukai sedangkan formula A
sangat tidak disukai. Selanjutnya, uji
kesukaan aroma menunjukkan bahwa
aroma tablet hisap formula D sangat
disukai sedangkan formula A sangat
tidak disukai oleh responden.

B. Pembahasan
Pada penelitian ini dibuat tablet hisap
berbahan aktif ekstrak etanol daun sirih
(Piper betle L.) menggunkan HPC-SSLSFP sebagai pengikat kering dengan
metode kempa langsung. Tanaman sirih
yang digunakan sebagai bahan aktif tablet
diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman
Obat dan Rempah di Bogor. Hal ini
dilakukan dengan pertimbangan bahwa
tanaman obat yang dibudidayakan secara
intensif mulai dari pemilihan bibit,
pengolahan
tanah,
penanaman,
pemeliharaan dan pemilihan waktu panen
yang baik akan memaksimalkan dan

mencegah variasi senyawa akitif tanaman


obat (Katno, 2008).
Ekstrak kental daun sirih dengan
rendemen sebesar 16,91% diperoleh
dengan mengekstraksi simplisia daun sirih
menggunakan pelarut etanol 70%. Hasil
evaluasi terhadap kandungan lembab dan
kadar abu ekstrak kental daun sirih adalah
8,47% dan 9,76%. Ekstrak kental daun sirih
tidak bisa langsung dicetak menjadi tablet
karena kadar airnya yang masih tinggi.
Oleh karena itu perlu dilakukan proses
pengeringan dengan penambahan adsorben
Avicell PH 102 (1:1) menggunakan oven.
Keuntungan penambahan adsorben
dalam proeses pengeringan adalah untuk
mempersingkat waktu pengeringan karena
bahan ini berfungsi mengikat air yang
terdapat dalam ekstrak, sehingga air lebih
cepat menguap dibandingkan dengan
ekstrak
yang
dikeringkan
tanpa
penambahan adsorben dan juga dapat
mencegah kerusakan ekstrak akibat panas
(Sembiring, 2009). Pemilihan Avicell
sebagai
adsorben
adalah
untuk
mempermudah proses pencetakan tablet
karena Avicell dapat menghasilkan sifat
aliran (flowability) dan kompressibiltas
yang baik (Jufri et al, 2007).
Kandungan lembab (moisture content)
yang terdapat pada serbuk ekstrak daun
sirih sebesar 2,16%, ini menunjukkan
karakter dari serbuk ekstrak yang bersifat
sedikit higroskopis sehingga serbuk ekstrak
dapat dicetak dengan metode kempa
langsung. Karena bila kandungan pada
bahan aktif terlalu besar atau bersifat
higroskopis (6-15%) dapat mengganggu
stablilitas, sifat alir dan kompaktibilitas
massa cetak tablet (Gibson, 2000).
Hasil pemeriksaan sifat alir yang
dilakukan pada serbuk ekstrak daun sirih
meliputi pengukuran laju alir, sudut henti
dan kompresibilitas adalah 7,67 gram/detik,
20,34o dan 18,5%. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa serbuk ekstrak daun
sirih telah memenuhi kriteria sifat alir yang
baik dengan acuan: sudut kemiringan

kurang dari 30o dan kompresibilitas yang


tidak lebih dari 20% (Lachman 1994;
Gibson, 2004; Khan 2008).
Untuk mengetahui apakah campuran
massa serbuk dari zat aktif dan eksipien
dapat langsung dicetak menjadi tablet,
maka dilakukan evaluasi yang meliputi
pengukuran kandungan lembab, laju alir,
sudut
henti
dan
kompresibilitas.
Kandungan lembab massa cetak tablet
keempat formula adalah 3,14%, 3,26%,
3,51% dan 3,81%. Hasil ini telah
memenuhi syarat kandungan lembab yang
baik yaitu 2-5% (Ansel, 1988). Massa cetak
tablet dari keempat formula memiliki sifat
alir yang baik dan telah memenuhi syarat
untuk dapat dikempa langsung menjadi
tablet hisap. Hasil evaluasi masa cetak
tablet dapat dilihat pada tabel 5.
Varasi konsentrasi penggunaan Hidroksi
propilcelullose (HPC-SSL-SFP) yaitu 6%,
8% dan 10% sebagai bahan pengikat kering
dapat mempengaruhi sifat aliran massa
cetak tablet. Dari data-data hasil evaluasi
sifat aliran massa cetak tablet yaitu
pengukuran laju alir, sudut henti dan
kompresibilitas memperlihatkan terjadinya
penurunan kualitas aliran massa cetak
tablet. Semakin rendah konsentrasi HPCSSL-SFP yang digunakan maka semakin
baik aliran massa cetak tablet, sebaliknya
semakin tinggi konsenstrasi HPC-SSL-SFP
maka terlihat penurunan sifat aliran massa
cetak tablet.
Massa cetak tablet formula A dengan
konsenstrasi HPC-SSL-SFP 6% memiliki
sifat aliran yang lebih baik (7,49 g/detik,
21,4o dan 11,71%) dibandingkan dengan
massa cetak tablet formula D (6,49 g/detik,
28,29o dan 16,81%). Hal ini dapat
disebabkan karena peningkatan jumlah
partikel halus (fines) dalam massa cetak
tablet seiring dengan bertambahnya
konsentrasi
bahan
pengikat
yang
digunakan.
Rata-rata ukuran partikel HPC-SSL-SFP
adalah kurang dari 20 m (Abe et al, 2011).
Sifat alamiah dari partikel padat halus yaitu

memiliki kemampuan dalam mengisi ruang


atau celah antar partikel lain sehingga dapat
memperpendek jarak antar partikel.
Semakin kecil ukuran partikel (< 50 m)
dan semakin pendek jarak antara partikel
maka semakin besar gaya Van der Walls
yang dihasilkan, karena gaya ini
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antar partikel (Gibson, 2004). Dengan
pengaruh gaya Van der Walls akibat
peningkatan konsentrasi penggunaan HPCSSL-SFP maka terjadi peningkatan sifat
kohesivitas antar partikel serbuk yang akan
mempengaruhi sifat aliran massa cetak
tablet.
Tablet hisap berbahan aktif serbuk
ekstrak daun sirh (Piper betle L.) pada
masing-masing
formula
memiliki
karakteristik penampilan yang sama yaitu:
berbentuk bulat dengan dua sisi yang
cembung (bikonkaf), bewarna putih
berbintik coklat dengan aroma khas dan
rasa yang manis. Diameter rata-rata tablet
hisap keempat formula adalah 20,34 mm;
20,33 mm; 20,32 mm dan 20,33 mm, hasil
tersebut mendekati standar ukuran tablet
hisap yaitu 5/8 3/4 inchi atau setara
dengan 15,88 mm 19,05 mm (Lachman,
1989). Tebal rata-rata tablet hisap dari
keempat formula dapat dilihat pada tabel 6.
Hasil evaluasi keseragaman ukuran
terhadap 20 tablet semua formula telah
memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Bobot rata-rata tablet hisap adalah 2,039
g; 2,055 g; 2,028 g dan 2,040g memenuhi
berat standar tablet hisap yaitu 1,5 - 4
gram (Lachman, 1989). Hasil evaluasi
keseragaman bobot tablet hisap dari semua
formula telah memenuhi persyaratan
farmakope III.
Menurut Lachman (1989), tablet hisap
adalah tablet yang dikempa dengan tekanan
tertentu hingga memiliki kekerasan yang
setara dengan permen obat (hard candy
lozenges) yaitu 30-50 kg/inchi2 atau sama
dengan 11,81-19,86 kg/cm2. Hasil uji
kekerasan tablet hisap dari keempat
formula adalah 8,32 kg/cm2, 10,27 kg/cm2,

12,5 kg/cm2 dan 14,44 kg/cm2 dimana


formula C dan D telah memenuhi syarat
kekerasan tablet hisap. Data tersebut
menunjukkan suatu korelasi bahwa
semaikin besar konsesntrasi HPC-SSL-SFP
yang digunakan maka semakin keras tablet
hisap yang dihasilkan.
HPC-SSL-SFP adalah senyawa eter
selulosa tersubtitusi oleh gugus hidroksi
propil
(OCH2CH(OH)CH3)n
dengan
ukuran partikel yang sangat halus (super
fine powder) yaitu berukuran dibawah
20m (Abe et al, 2011; Rowe 2011).
Senyawa eter selulosa seperti HPC dan
Avicell dapat meningkatkan kohesifitas
massa serbuk melalui kekuatan ikatan
hidrogen yang terbentuk. Selain itu,
Hidroksi propilcelullose (HPC) dengan
jenis ukuran partikel sangat halus dapat
digunakan sebagai bahan pengikat pada
metode kempa langsung karena memiliki
sifat deformasi plastik yang baik saat
dikempa
sehingga
dapat
menjaga
kekompakkan massa serbuk setelah proses
pengempaan dan bersifat elastis sehingga
massa serbuk mudah dikempa (Durig,
2007).
Hasil evaluasi friabilitas yang telah
dicantumkan pada tabel 6 menunjukkan
bahwa semua formula telah memenuhi
syarat friabilitas yang baik yaitu kurang
dari 0,8% (Lachman, 1994). Semakin
tinggi konsentrasi bahan pengikat maka
tablet yang dihasilkan semakin keras dan
kompak sehingga memiliki ketahanan yang
baik terhadap guncangan mekanik yang
diberikan.
Tablet hisap dari keempat formula
memiliki waktu hancur yaitu 10,32 menit,
8, 336 menit, 6,276 menit dan 4,325 menit.
Waktu hancur formula A,B,C, dan C telah
memenuhi syarat waktu hancur tablet hisap
yaitu 5-10 menit (Lachman, 1989).
Semakin tinggi konsentrasi bahan pengikat
maka waktu hancur tablet hisap semakin
singkat. Hal tersebut dapat dimengerti
karena HPC-SSL-SFP adalah senyawa
derivat selulosa yang larut air dan mudah

10

mengembang bila bereaksi dengan air


sehingga tablet mudah hancur (Abe et al,
2011; Lachman 1994).
8.
KESIMPULAN
Hasil evaluasi massa cetak tablet hisap dan
evaluasi tablet hisap yang tercantum pada tabel 5
dan 6 memberikan gambaran bahwa variasi
penggunaan HPC-SSL-SFP sebagai bahan
pengikat kering dengan metode kempa langsung
dapat mempengaruhi sifat aliran massa cetak
tablet serta sifat fisik dari tablet hisap.
Konsentrasi HPC-SSL-SFP sebesar 10%
menghasilkan tablet dengan kualitas yang baik
dan memenuhi semua perysaratan yang diujikan.
Hasil uji kesukaan (hedonic test) menunjukkan
bahwa formula D sangat disukai aromanya
sedangkan formula A sangat disukai rasanya
oleh para responden.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abe, S., Tsue. S., Shimotori, T., and
Sugisawa, K. 2011. Evaluation of Direct
Compression Tablet prepared by a new
Super Fine Powder of Hydroxypropyl
Cellulose (Evaluation of HPC-SSL-SFP).
Nippon Soda Co. Ltd. Japan.
2. Ali, I., Khan, G.K., Suri, K.A, Gupta, D.B,
Satti, N.K., Dutt, P., Afrin, F., Qazi, G.N.,
and Khan, I.A, 2010. In Vitro Antifungal
Activity of Hidroxychavicol Isolated From
Piper betle L., Ann Clin Microbiology
Antimicrob. Volume 9. Page: 7.
3. Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi, Edisi ke-4. Jakarta: UI.
Press. Hal: 251-300.
4. Banker, S.G. and Rhodes, C.T., 2002.
Modern Pharmaceutics. 4th Edition. Marcel
Dekker: New York. United States of
America. Page:294-296
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
1980. Materia Medika Indonesia. jilid IV.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta: 92-98.
6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
1979. Farmakope Indonesia, Edisi III.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
7. Jufri, M., Munim, A., dan Aristanti, Y.
2008. Pembuatan Tablet Ekstrak Pare
Dengan Metode Cetak Langsung. Jurnal

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

Bahan Alam Indonesia. ISSN: 1412-2855.


Vol.6. No.4. Departemen Farmasi FMIPA
UI.
Gibson, Mark. 2004. Pharmaceutical
Preformulation and Formulation: A
Practical Guide from Candidate Drug
Selection to Commercial Dossage Form.
CRC Press LL.C: USA, Florida. Page: 411414.
Khan, A.M, Shah, R.B. and Tawakkul M.A.
2008. Commparative Evaluation of Flow for
Pharmaceutical Powsders and Granules,
Research Article, AAPS PharmSciTech. Vol
9. No.1. DOI: 10.1208/s12249-008-9046-8.
Katno. 2008. Pengelolaan Pasca Panen
Tanaman Obat. Balai Besar Penelitian Dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional (B2P2TO-OT) Departemen
Kesehatan RI: Tawang Mangu, Solo. Hal:
19-37.
Lachman, L., Lieberman, H.A., Kaning J.L.,
1994. Teori dan Praktek Farmasi Farmasi
Industri. Jilid II, Edisi III. Diterjemahkan
oleh Suyatmi S, Jakarta: Universitas
Indonesia Press. Hal: 647-661, 680-705.
Lachman, L., Lieberman, H.A., Schwart,
J.B., 1989. Pharmaceutical Dossage Form:
Tablets. vol, 1, 2nd ed. Marcel Dekker, New
York, Page: 512-518
Muchlisah, Fauziah, 1995. Tanaman Obat
Keluarga (TOGA). Jakarta: Penebar
Swadaya.
Nalina, T. and Rahim Z.H.A. 2007. The
Crude Aqueos Extract of Piper betle L. and
its
Antibacterial
Effect
Toward
Streptococcus mutans. American Journal of
Biotechnology and Biochemistry 3 (1): 1015.
Permatasari, Dian Agustina, 2009. Uji Efek
Immunomodulator Ekstrak Etanol 70%
Daun Sirih (Piper betle L.) Terhadap
Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Sel
Makrofag Peritonium Mencit Secara In
Vivo,
Skripsi,
FKIK
UIN
Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M.
2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients. 6th Edition. Pharmaceutical Press
and The American Pharmacists Assotiation:
USA. Page: 222, 317, 364, 404, 701, 728 &
760.

11

17. Sharma, S., Khan, I.A, Ali, I., Ali, F.,


Kumar, M., Kumar, Johri, R.K, Abdullah,
S.K, Bani, S., Pandey, A., Suri, K.A, Gupta,
B.D, Satti, S.K, Dutt, P., 2009. Evaluation of
the Antimicrobial, Antioxidant, and AntiInflammatory Activities of Hydroxychavicol
for Its Potential Use as an Oral Care Agent.
Vol. 53, No. 1, Page: 216222.

Anda mungkin juga menyukai