Anda di halaman 1dari 9

FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SABUN PADAT EKSTRAK

MASERASI DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness)


DENGAN PENAMBAHAN SUSI SEBAGAI SURFAKTAN
Isnaeni Rizki Fauziyah*1, Aldi Budi Riyanta2, Meliyana Perwita Sari3
1, 2
Jln. Mataram No. 09 Kota Tegal 52142, Telp/Fax (0283)352000
3
Prodi D III Farmasi, Politeknik Harapan Bersama Tegal, Indonesia
email : *Isnaenirizkifauziyah659@gmail.com

ABSTRAK
Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) merupakan salah satu jenis tanaman obat yang
digunakan dalam pengobatan tradisional. Kandungan flavonoid dalam daun sambiloto berkhasiat sebagai
antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi susu terhadap
sifat fisik sabun padat ekstrak maserasi daun sambiloto. Metode ekstraksi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Uji sifat fisik sabun padat meliputi: uji
organoleptik, uji pH, uji stabilitas dan tinggi busa, uji kadar air, uji jumlah asam lemak dan uji alkali
bebas. Analisis data menggunakan deskriptif dan One - Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukan
penambahan susu sebagai surfaktan berpengaruh pada uji organoleptik dan uji kadar air pada setiap
formulasi. Hasil analisis One – Way ANOVA dari uji kadar air memperoleh nilai 51,776 > 4,066.
sehingga ada pengaruh penambahan susu sebagai surfaktan terhadap sifat fisik sabun padat. Hasil uji sifat
fisik sabun padat meliputi uji stabilitas dan tinggi busa, uji kadar air, uji jumlah asam lemak dan uji alkali
bebas belum memenuhi standar sabun padat. Hasil ada pengaruh penambahan susu sebagai surfaktan,
sifat fisik sabun belum memenuhi standar, sabun dengan konsentrasi susu 0,75% memiliki sifat fisik
yang baik karena mendekati standar nasional Indonesia.

Kata kunci : daun sambiloto, maserasi, susu, sabun.

Abstract
Green chiretta (Andrographis paniculata Ness) is one type of medicinal plant used in traditional
medicine. The flavonoid content in green chiretta leaves is efficacious as an antibacterial. This study
aims to determine the effect of adding milk concentration on the physical properties of solid soap extract
maceration of green chiretta leaves.The extraction method used in this study was the maceration method
with 70% ethanol. Tests of physical properties of solid soap include: organoleptic test, pH test, foam
stability and height test, moisture content test, amount of fatty acid test and free alkali test. Data analysis
was using descriptive and One - Way ANOVA.The results show that the addition of milk as a surfactant
has an effect on the organoleptic test and moisture content in each formulation. The results of One-Way
ANOVA analysis of the water content test obtained a value of 51,776> 4,066. so that there is an effect of
adding milk as a surfactant to the physical properties of solid soap extract maceration of green chiretta
leaf. The results of the test for physical properties of solid soap include foam stability and height test,
moisture content test, amount of fatty acid test and free alkali test not meeting the standard of solid soap.
The results are the effect of adding milk as a surfactant, the physical properties of soap do not meet the
standard, soap with 0.75% milk concentration has good physical properties because it approaches
Indonesian national standards.

Keywords: green chiretta leaves, maceration, milk, soap.

I. Pendahuluan maupun mekanik, gangguan panas atau


dingin, gangguan sinar radiasi atau
Kebersihan merupakan hal yang ultraviolet, gangguan kuman, bakteri dan
sangat penting karena semakin banyaknya jamur[21].
penyakit yang timbul oleh bakteri dan Minat masyarakat untuk
kuman[7]. Kulit merupakan tempat memanfaatkan kembali bahan-bahan alam
keluarnya keringat dan bagian tubuh yang bagi kesehatan, terutama obat-obatan dari
melindungi tubuh dari gangguan fisik tumbuhan cenderung meningkat[2].

1
Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) antara lain timbangan analitik, blender,
merupakan salah satu jenis tanaman obat plastik hitam, kain flanel, toples, beaker
yang digunakan dalam pengobatan glass (250 ml dan 500 ml), corong kaca,
tradisional. Kandungan kimia yang terdapat crus, cawan, gelas ukur (10 ml dan 100 ml),
pada daun sambiloto adalah saponin, kaki tiga, kassa abses, lampu spirtus,
alkaloid, flavonoid dan tanin. Sambiloto cawan porselin, penejepit, batang
secara farmakologis mempunyai khasiat pengaduk, mortir, erlenmeyer, oven,
antara lain: antiradang, analgesik, thermometer, kertas pH dan cetakan sabun.
antibakteri, antimalaria, hepatoprotektif, Perlakuan pada penelitian ini adalah
penawar racun, menstimulasi sistem imun, berdasarkan penambahan susu, yaitu
menghambat sel tumor[11]. Flavonoid dalam formula 1 (penambahan susu 0,5%),
daun sambiloto berfungsi sebagai formula 2 (penambahan susu 0,75%),
antibakteri dalam pembuatan sabun. Daun formula 3 (penambahan susu 1%) dan
sambiloto agar lebih inovatif maka formula 4 (tanpa penambahan susu).
dimanfaatkan dalam sediaan sabun mandi. Formulasi sabun padat dapat dilihat pada
Sabun mandi adalah senyawa tabel berikut:
natrium atau kalium dengan asam lemak Tabel 1. Formulasi Sabun Padat
dari minyak nabati dan atau lemak hewani Nama F1 F2 F3 F4
dan berbentuk padat, lunak atau cair, Bahan
berbusa, digunakan sebagai pembersih, Ekstrak 0,5 % 0,5 % 0,5 % 0,5 %
dengan menambahkan zat pewangi, dan sambiloto
bahan lainya yang tidak mengiritasi kulit. Minyak 20 % 20% 20% 20%
Syarat mutu sabun mandi padat yaitu sabun kelapa
Susu 0,5 % 0,75% 1% -
padat memiliki kadar air maksimal 15%[20].
Di antara berbagai macam bentuk sabun
seperti: sabun cair dan sabun padat, sabun NaOH 10% 10% 10% 10%
Asam 14% 14% 14% 14%
padat sangat akrab kehidupan sehari-hari. stearate
Kelebihan sabun padat yaitu harga lebih Gliserin 10% 10% 10% 10%
ekonomis dan memiliki kestabilan fisik
yang baik[14].
Berdasarkan uraian di atas penulis Aquades Ad Ad Ad Ad
tertarik untuk melakukan penelitian 100 100 100 100
“Formulasi dan Uji Sifat Fisik Sabun Padat
Ekstrak Maserasi Daun Sambiloto Pembuatan simplisia daun sambiloto
(Andrographis paniculata Ness.) Dengan Pengeringan daun sambiloto
Penambahan Susu Sebagai Surfaktan”. dilakukan secara tidak langsung dengan
kain hitam untuk menghindari rusaknya
II. Metode Penelitian kandungan aktif dalam daun dan memiliki
Penelitian ini dilaksanakan di sirkulasi udara yang bagus sehingga
Laboratorium Politeknik Harapan Bersama mengoptimalkan proses pengeringan[22].
Tegal. Metode penelitian yang digunakan Setelah itu dilakukan penghalusan simplisia
adalah eksperimental laboratorium dengan daun sambiloto dengan diblender sampai
menggunakan analisis dekskriptif dan One- menjadi serbuk dan daun diayak dengan
Way ANOVA. Jenis data yang digunakan derajat kehalusan ayakan mesh 60, tujuan
bersifat kualitatif dan kuantitatif. Sampel dari pembuatan serbuk halus untuk
penelitian ini adalah sabun padat. memperbesar luas permukaan sehingga
Bahan yang digunakan pada mempercepat proses ekstraksi, karena
penelitian ini meliputi: ekstrak sambiloto, dengan memperbesar luas permukaan maka
minyak kelapa, NaOH, gliserin, asam memperbesar kontak antara serbuk dan
stearat, susu dan aqua, etanol 70 %. Alat- pelarut semakin besar[16]. Serbuk daun
alat yang digunakan pada penelitian ini sambiloto diekstraksi dengan metode

2
maserasi maserasi menggunakan pelarut
etanol 70%. Maserasi dilakukan selama 5 III. Hasil dan Pembahasan
hari yang disertai pengadukan setiap Sabun padat yang dibuat pada
harinya selama 5 menit. Pengadukan penelitian ini adalah sabun padat. Uji yang
bertujuan untuk menghindari pemadatan dilakukan uji organoleptis, uji pH, uji tinggi
serbuk, jika serbuk memadat maka pelarut busa, uji kadar air, uji jumlah asam lemak,
sulit menembus bahan dan sulit mengambil uji alkali bebas dan uji kesukaan.
senyawa-senyawa aktifnya. Selain itu
pengadukan dapat memyempurnakan Uji Organoleptik
kontak antara pelarut dan serbuk. Cairan Pada uji organoleptik yang diamati
penyari akan menembus dinding sel yang meliputi: bentuk, warna, bau dan rasa. Hasil
menggandung zat aktif, zat aktif tersebut pengujian sabun yang dibuat memiliki
akan larut karena adanya perbedaan karakteristik yang sama meliputi bentuk
konsentrasi antara larutan zat aktif didalam padat, berbau khas, dan memiliki rasa
sel dengan yang ada diluar sel, maka lembut pada kulit. Hasil warna berbeda,
larutan yang terpekat di desak keluar. dikarenakan perbedaan konsentrasi susu
Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi yang ditambahkan pada formulasi sabun
keseimbangan konsentrasi antara larutan di padat. Sabun dengan konsentrasi susu 0,5%
luar sel dan di dalam sel[10]. Maserat memiliki warna hijau dan bau khas susu,
yangdiperoleh kemudian dipekatkan sabun dengan konsentrasi susu 0,75%
dengan pemanasan sampai bebas dari memiliki warna hijau muda, sabun dengan
pelarut. Ekstrak kemudian di uji bebas konsentrasi susu 1 % memiliki warna hijau
etanol dengan 2 tetes asam asetat dan asam pucat dan konsentrasi tanpa susu memiliki
sulfat pekat, kemudian dilakukan warna hijau pekat. Hasil ini menunjukan
pemanasan sampai tidak berbau etanol. bahwa konsentrasi susu mempengaruhi
Setelah itu dilakukan uji skrining fitokimia warna yang terbentuk semakin tinggi
dan uji kromatografi lapis tipis. konsentrasi susu yang digunakan, maka
semakin pucat warna yang dihasilkan. Susu
Pembuatan sabun padat mengandung asam stearat 14 %, asam
Pembuatan sabun diawali dengan stearat memberikan warna putih
pemanasan susu segar, selanjutnya kekuningan pada sabun sehingga
memasukan minyak kelapa terlebih dahulu penambahan susu pada pembuatan sabun
kedalam beaker glass, kemudian berpengaruh pada warna sabun[12].
memasukan asam stearat kedalam beaker
glass aduk hingga homogen, kemudian Uji pH
memasukan NaOH 30% kedalam Pengukuran pH pada sabun perlu
beakerglass aduk hingga kalis, kemudian dilakukan untuk mengetahui sabun yang
menambahkan gliserin aduk hingga dihasilkan bersifat asam atau basa pada
homogen, kemudian memasukan aquades sabun padat ekstrak daun sambiloto,
aduk hingga homogen, kemudian menggunakan kertas pH dan indikator pH.
memasukan ekstrak sambiloto, susu dan Hasil uji pH yang diperoleh sebagai
sisa aquades aduk hingga homogen dan berikut:
memasukan campuran kedalam wadah Tabel 2. Hasil Uji pH
cetakan sabun.
Rata –
Formulasi R1 R2 R3
Pengujian sifat fisik sabun padat rata
Melakukan uji sifat fisik pada sabun 1 9 9 9 9
2 9 9 9 9
padat yang meliputi uji organoleptis, uji
3 9 9 9 9
pH, uji tinggi busa, uji kadar air, uji jumlah
4 9 9 9 9
asam lemak, uji alkali bebas dan uji
kesukaan.

3
Tabel 2 menunjukan hasil uji pH sabun busa belum memenuhi standar, karena busa
padat dengan konsentrasi penambahan susu belum stabil. Busa merupakan sistem
0,5% memiliki pH 9, sabun dengan koloid yang fase terdispersinya berupa gas
konsentrasi susu 0,75% memiliki pH 9, dan medium pendispersinya berupa zat cair.
sabun dengan konsentrasi susu 1% Busa dengan
memiliki pH 9 dan sabun dengan luas permukaan yang besar dapat
konsentrasi susu 0% (tanpa susu) memiliki mengangkat kotoran, adanya surfaktan
pH 9. Hasil pH sabun menunjukan bahwa pembersih sudah dapat dilakukan tanpa
pH yang dihasilkan memenuhi standar adanya busa yang berlimpah, busa yang
sabun pada umumnya yaitu antara 9 – terlalu banyak menyebabkan kulit kering[8].
11[20]. Nilai pH merupakan karakteristik Busa dapat stabil dengan adanya zat
yang sangat penting dalam menentukan pembusa yang bekerja untuk menjaga agar
mutu sabun. Sabun yang baik memiliki pH busa tetap terbungkus dalam lapisan tipis,
yang tidak jauh dari pH kulit manusia yaitu dimana molekul gas terdispersi dalam
4.5 – 7[12]. Nilai pH sabun yang terlalu cairan. Larutan-larutan yang mengandung
tinggi dan rendah dapat meningkatkan daya bahan aktif permukaan akan menghasilkan
absorbansi kulit sehingga menyebabkan busa yang stabil bila dicampur dengan air[1].
iritasi pada kulit[18]. Pembusaan sabun dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu dengan adanya bahan
Uji Stabilitas dan Tinggi Busa aktif sabun atau surfaktan, penstabil busa
Penggujian tinggi busa dilakukan untuk seperti betain, serta bahan penyusun sabun
mengetahui kemampuan sabun dalam yang lain seperti jenis minyak yang
membersihkan dan melimpahkan wangi digunakan[1]. Penambahan NaCl yang
sabun pada kulit yang dihasilkan setelah berfungsi untuk poses pembusaan dan
penggocokan selama 5 menit[9].Syarat penurunan jumlah alkali pada akhir reaksi
tinggi busa sabun yaitu 1,3-22 cm[3]. Hasil sehingga bahan-bahan pembuatan sabun
uji tinggi busa sabun padat ekstrak daun tetap seimbang pada proses pemanasan.
sambiloto dapat dilihat sebagai berikut:
Selanjutnya data yang diperoleh di
Tabel 3. Hasil Uji Stabilitas dan Tinggi Busa analisa data dengan menggunakan SPSS
versi 25 yaitu One-Way Anova untuk
Uji Tinggi Busa
Replikasi memperkuat data penelitian sehingga
F1 F2 F3 F4
1 2,8 cm 3,2 cm 3,6 cm 3,2 cm menjadi lebih akurat. Analisis One-Way
2 2,5 cm 2,4 cm 2,8 cm 1,8 cm Anova terdiri dari uji analisa anova, dapat
3 2,2 cm 2,5 cm 2,5 cm 2 cm dilihat sebagai berikut:
Rata-rata 2,5 cm 2,7 cm 2,9 cm 2,3 cm Tabel 4. Anova Uji Tinggi Busa
Tabel 3 menunjukan hasil rata- rata ANOVA
tinggi busa pada formula I sabun dengan Tabel 4 perhitungan analisis One-
Uji Tinggi Busa Way Anova uji tinggi busa pada sabun
padat menunjukan bahwa penggunaan susu
Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
sebagai surfaktan pada formula sabun padat
Between tidak memiliki pengaruh terhadap evaluasi
,669 3 ,223 ,758 ,548
Groups tinggi busa, dimana nilai F hitung < F tabel
Within
2,353 8 ,294 yaitu 0,758 < 4,066. Maka pada uji tinggi
Groups busa sabun padat ekstrak maserasi daun
Total 3,023 11
sambiloto, hipotesis ditolak yang artinya
konsentrasi susu 0,5% sebesar 2,5 cm, formula
tidak ada pengaruh penambahan susu
II sabun dengan konsentrasi susu 0,75% sebesar
2,7 cm, formula III sabun dengan konsentrasi terhadap sifat fisik sabun padat ekstrak
susu 1% sebesar 2,9 cm dan formula IV sabun maserasi daun sambiloto.
dengan konsentrasi susu 0% (tanpa susu)
sebesar 2,3 cm. Hasil uji stabilitas dan tinggi

4
Uji Kadar Air Selanjutnya data yang diperoleh di
Pengujian kadar air dilakukan untuk analisa data dengan menggunakan SPSS
mengetahui banyaknya kadar air dalam versi 25 yaitu One-Way Anova untuk
sabun padat. Menurut SNI 06-3532-1994 memperkuat data penelitian sehingga
menjadi lebih akurat. Analisis One-Way
ANOVA
Uji Kadar Air Anova terdiri dari uji analisa Anova, dapat
Sum of Mean dilihat sebagai berikut:
Squares Df Square F Sig.
Between 49,349 3 16,450 51,77 ,000
Groups 6
Within Groups 2,542 8 ,318
Total 51,891 11
penetapan kadar air dilakukan dengan Tabel 6. Tabel Anova Uji Kadar Air
pengukuran berat setelah pengeringan pada suhu
105°C selama 2 jam dan standar kadar air Tabel 6 analisis One-Way Anova
sediaan sabun padat maksimal 15%. pengujian kadar air pada sabun padat
Tabel 5. Hasil Uji Kadar Air menunjukan bahwa penggunaan susu
sebagai surfaktan pada formula sabun padat
Replikasi
Uji Kadar Air memiliki pengaruh terhadap kadar air
F1 F2 F3 F4 dalam sabun, dimana nilai F hitung > F
1 16,75 18,25 21 16 tabel yaitu 51,776 > 4,066. Maka pada uji
16, kadar air sabun padat ekstrak maserasi daun
2 17,25 19,25 22,25
25 sambiloto, hipotesis diterima yang artinya
3 17,5 19,75 21 16 ada pengaruh penambahan susu terhadap
Rata – rata 17,16 19,08 21,41 16,08
sifat fisik sabun padat ekstrak maserasi
daun sambiloto, ditinjau dari kadar air yang
Tabel 5 menunjukan hasil rata- rata
dihasilkan.
uji kadar air sabun padat yang diperoleh
pada formula I dengan konsentrasi susu
Uji Jumlah Asam Lemak
0,5% sebesar 17,16 , formula II dengan
Pengujian asam lemak dilakukan untuk
wkonsentrasi susu 0,75% sebesar 19,08,
meningkatkan efisiensi proses pembersihan
formula III dengan konsentrasi susu 1%
kotoran berupa minyak atau lemak pada
sebesar 21,41 dan formula IV dengan
saat sabun digunakan. Prinsip penetapan
konsentrasi susu 0% (tanpa susu) sebesar
jumlah asam lemak adalah pemisahan
16,08. Hasil pengujian kadar air pada sabun
jumlah asam lemak dari ikatan sabun
padat menunjukan bahwa semakin
natrium dengan penambahan asam kuat,
meningkat konsentrasi susu pada sabun,
kemudian mengekstraknya dengan cake
maka semakin tinggi kadar air yang
yang berisi campuran paraffin padat.
terdapat dalam sabun pada[17]. Karena susu
standar menurut SNI 06-3532-1994 yaitu
memiliki kandungan air sebesar 72,67% .
>70%.
Sehingga hasil pengujian kadar air sabun
Hasil pengujian jumlah asam lemak
padat ekstrak daun sambiloto belum
dapat dilihat pada tabel berikut:
memenuhi standar sabun padat yaitu <
Tabel 7. Hasil Uji Jumlah Asam Lemak
15%. Penambahan gliserin dapat
mempengaruhi kadar air yang terkandung Formulasi
dalam sabun, karena bahan-bahan tersebut Replikasi
1 2 3 4
bersifat higroskopik ( mampu menarik 1 34,6 37,9 19,1 37,2
air)[15].Untuk mengurangi kadar air dalam 2 39,9 38,3 43,1 36,0
sabun, penggunaan aquadest pada 3 20,9 45,4 40,7 42,5
pembuatan sabun dapat dikurangi, dengan Rata-rata 31,8 40,53 34,3 38,56
penambahan konsentrasi penggunaan Tabel 7 menunjukan hasil rata – rata uji
NaOH[19] . jumlah asam lemak sabun padat yang diperoleh
pada formula I dengan konsentrasi susu 0,5%

5
sebesar 31,8 , formula II dengan artinya nilai F hitung < F tabel yaitu 0,629
konsentrasi susu 0,75% sebesar 40,53, < 4,066. Maka pada uji alkali bebas sabun
formula III dengan konsentrasi susu 1% padat ekstrak maserasi daun sambiloto
sebesar 34,3 dan formula IV dengan hipotesis ditolak yang artinya tidak ada
konsentrasi susu 0% (tanpa susu) sebesar pengaruh penambahan susu terhadap sifat
38,56. Jumlah asam lemak sabun padat fisik sabun padat ekstrak maserasi daun
ekstrak daun sambiloto belum memenuhi sambiloto.
standar menurut SNI 06-3532-1994 yaitu
>70%. Uji Alkali Bebas
Susu merupakan suatu emulsi lemak Pengujian alkali bebas dilakukan untuk
dalam air yang menjadi sumber asam lemak mengetahui jumlah alkali dalam sabun yang
esensial. Penambahan susu pada sabun tidak terikat sebagai senyawa sabun. Alkali
dapat mempengaruhi jumlah asam lemak, bebas adalah alkali dalam sabun yang tidak
penurunan jumlah asam lemak dikarenakan terikat dengan asam lemak membentuk
asam lemak terikat kuat pada proses sabun. Alkali dalam sabun tidak boleh
penyabunan dengan NaOH sehingga asam melebihi standar 0,1%, karena alkali
lemak yang berada dalam bentuk bebas memiliki sifat keras. Kadar alkali yang
lebih sedikit dan menurunkan jumlah asam terlalu tinggi dapat mengakibatkan kulit
lemak yang ada dalam sabun mandi padat, kering dan iritasi pada kulit[9]. Hasil
sebaliknya apabila asam lemak tidak terikat pengujian alkali bebas dapat dilihat pada
kuat dengan NaOH maka asam lemak yang tabel berikut:
berada dalam jumlah bebas semakin besar Tabel 9. Hasil Uji Alkali Bebas
dan dapat meningkatkan jumlah asam
lemak dalam sabun mandi padat[15]. Formulasi
Replikasi
Kurangnya jumlah asam lemak yang 1 2 3 4
digunakan pada pembuatan sabun padat. 1 0,07 0,08 0,12 0,14
Jumlah asam lemak yang terkandung dalam 2 0,11 0,10 0,08 0,16
3 0,07 0,12 0,12 0,10
sabun padat dihasilkan dari asam stearat
Rata-rata 0,08 0,10 0,11 0,13
dan asam palmiat yang terkandung dalam
minyak kelapa yang digunakan pada
Tabel 9 menunjukan hasil rata- rata uji
pembuatan sabun padat[23].
alkali bebas sabun padat yang diperoleh
Selanjutnya data yang diperoleh di
pada
analisa data dengan menggunakan SPSS
formula I dengan konsentrasi susu 0,5%
versi 25 yaitu One-Way Anova untuk
sebesar 0.08%, formula II dengan
memperkuat data penelitian sehingga
konsentrasi susu 0,75% sebesar 0,10%,
menjadi lebih akurat. Analisi One-Way
formula III dengan konsentrasi susu 1%
Anova terdiri dari uji analisa Anova, dapat
sebesar 0,11% dan formula IV dengan
dilihat sebagai berikut:
konsentrasi susu 0% (tanpa susu) sebesar
Tabel 8. Anova Uji Jumlah Asam lemak
0,13%. Hasil ini menunjukan bahwa alkali
ANOVA bebas pada formulasi 1 dan 2 sabun padat
Uji Jumlah Asam Lemak ekstrak daun sambiloto memenuhi standar.
Sum of
Df
Mean
F Sig. Sedangkan hasil alkali bebas untuk
Squares Square
Between
formulasi 3 dan 4 belum memenuhi standar
Groups
141,927 3 47,309 ,629 ,616 yaitu < 0,1%[20].
Within
601,233 8 75,154 Alkali bebas yang terdapat dalam sabun
Groups
Total 743,160 11
dikarenakan air yang digunakan untuk
melarutkan NaOH terlalu sedikit, sehingga
Tabel 8 perhitungan analisis One-Way NaOH yang ditambahkan pada sabun padat
Anova uji jumlah asam lemak, menunjukan nilai memiliki konsentrasi yang pekat[13]. Jumlah
F hitung sebesar 0,629 dan F tabel sebesar 4,066 asam lemak yang kurang dalam formula

6
sabun mempengaruhi adanya alkali bebas suka dan 3 orang kurang suka, untuk formulasi
yang terdapat dalam sabun[6] . sabun dengan konsentrasi susu 0,75% sebanyak
Kadar alkali bebas dalam sabun karena 13 orang sangat suka, 7 orang suka, formulasi
terdapat senyawa alkalinitas zat warna sabun dengan konsentrasi susu 1% sebanyak 15
orang kurang suka, 5 orang tidak suka, dan
berupa klorofil dalam ekstrak[23]. Susu yang
untuk formulasi sabun dengan konsentrasi susu
ditambahkan pada formula sabun 0% ( tanpa susu) sebanyak 2 orang kurang
merupakan asam lemak yang dapat suka, 18 orang tidak suka.
mengikat alkali dalam bentuk bebas[4].
Selanjutnya data yang diperoleh di IV. Kesimpulan
analisa data dengan menggunakan SPSS Hasil penelitian menunjukan Penggunaan
versi 25 yaitu One-Way Anova untuk susu sebagai surfaktan dapat digunakan pada
memperkuat data penelitian sehingga menjadi pembuatan sabun padat ekstrak maserasi daun
lebih akurat. One-Way Anova terdiri dari uji sambiloto, ada pengaruh penambahan susu
analisa anova, dapat dilihat sebagai berikut: sebagai surfaktan terhadap uji organoleptik dan
Tabel 10. Anova Uji Alkali Bebas uji kadar air pada sabun padat ekstrak maserasi
daun sambiloto (Andrographis paniculata
ANOVA Ness).

Tabel 10 perhitungan analisis One-Way V. Ucapan Terimakasih


Anova uji alkali bebas, menunjukan nilai F
hitung sebesar 2,162 dan F tabel sebesar Dalam penyusunan karya tulis ilmiah
4,066 artinya nilai F hitung < F tabel yaitu ini, penulis banyak mendapatkan
2,162 < 4,066. Maka pada uji alkali bebas bimbingan, pengarahan, bantuan dan
sabun padat ekstrak maserasi daun dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu,
sambiloto hipotesis ditolak yang artinya pada kesempatan ini penuis menyampaikan
tidak ada pengaruh penambahan susu ucapan terima kasih kepada:
terhadap sifat fisik sabun padat ekstrak 1. Bapak Ir. MC. Chambali, B.Eng. EE.
maserasi daun sambiloto. M.Kom. selaku Direktur Politeknik
Harapan Bersama Tegal.
Uji Kesukaan 2. Bapak Heru Nurcahyo, S.Farm., M.Sc.,
Uji kesukaan direncanakan terhadap Apt selaku Kaprodi Farmasi yang telah
hasil akhir sediaan sabun padat yang siap di banyak memberikan bimbingan dan
pakai terhadap tekstur, warna dan aroma ilmu bagi penulis. Terima kasih atas
sabun. Skala penetapan ada 4 yaitu: sangat waktu dan nasehatnya.
suka, suka, kurang suka dan tidak suka. 3. Bapak Aldi Budi Riyanta, S.Si, M.T
Jumlah penelis direncanakan 20 orang[5]. selaku Pembimbing I dan Ibu Meliyana
Hasil uji kesukaan dapat dilihat pada tabel Perwita Sari, M.Farm.,Apt selaku
berikut: pembimbing II yang telah memberikan
Tabel 11. Data Uji Kesukaan banyak ilmu dan masukan dalam
penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Skala penilaian
Tabel 11 menunjukan penilaian penelis pada Formula Sangat Kuran Tidak
formulasi sabun dengan konsentrasi susu 0,5% Suka
suka g suka suka
sebanyak 9 orang sangat suka, sebanyak 8 orang 1 9 8 3 -
2 13 7 - -
Uji Alkali Bebas 3 - - 15 5
4 - - 2 18
Sum of
Df
Mean
F Sig. Terima kasih atas bimbingan dan
Squares Square
waktunya.
Between 4. Bapak, Ibu, Kakak yang selalu
,004 3 ,001 2,162 ,170 memberikan dukungan dan tak pernah
Groups
berhenti mendoakanku.
Within
,005 8 ,001
Groups

Total ,009 11
7
5. Seluruh Dosen Farmasi yang telah [6]. Fachmi, C. (2008). Pengaruh
banyak memberikan bekal ilmu Penambahan Gliserin dan Sukrosa
pengetahuan dalam penyusunan Karya Terhadap Mutu Sabun Transparan,
Tulis Ilmiah ini. 29.
6. Keluarga besar Praktik Dokter Spesialis [7]. Gusviputri, A., PS, N. M., &
Paru Kecamatan Lebaksiu (dr. Indraswati, N. (2017). Pembuatan
Mohamad Irpan, Sp.P) yang telah Sabun dengan Lidah Buaya (Aloe
memberikan izin dan dukungan kepada Vera) sebagai Antiseptik Alami. Widya
saya untuk menyelesaikan Karya Tulis Teknik, 12(1).
Ilmiah ini. [8]. Hardian, K., & Ali, A. (2014). Evaluasi
7. Teman seperjuangan Farmasi angkatan Mutu Sabun Padat Transparan dari
2018/2019 yang tidak dapat penulis Minyak Goreng Bekas dengan
sebutkan satu persatu, terima kasih atas Penambahan Sls (Sodium Lauryl
persahabatan selama ini. Sulfate) dan Sukrosa. Jurnal Online
8. Serta kepada semua pihak yang tidak Mahasiswa (JOM) Bidang Pertanian,
bisa penulis sebutkan satu persatu yang 1(2).
telah banyak membantu penulis dalam [9]. Hernani, H., Bunasor, T. K., & Fitriati,
penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. F. (2010). Formula Sabun Transparan
Antijamur Dengan Bahan Aktif
VI. Referensi Ekstrak Lengkuas (Alpinia galanga L.
Swartz.). Fakultas Teknologi. Bogor :
[1]. Anggraeni, Y. (t.t.). Formulasi Sabun Institut Pertanian, Bogor, 21(2).
Padat Bentonit Dengan Variasi [10]. Mardiana, R. N. (2011). Uji Aktivitas
Konsentrasi Asam Stearat Dan Antibakteri Ekstrak Daun Sambiloto
Natrium Lauril Sulfat (B.S. thesis). (Andrographis Paniculata Nees.)
Jakarta : FKIK UIN. terhadap Bacillus Cereus dan
[2]. Anggraini, D., Rahmides, W. S., & Pseudomonas Aeruginosa.
Malik, M. (2012). Formulasi sabun [11]. Nugroho, A., Rahardiningtyas, E.,
cair dari ekstrak batang nanas (ananas Wicaksono Putro, D. B., & Wianto,
comosus. l) untuk mengatasi jamur R. (2016). Pengaruh Ekstrak Daun
candida albicans. Jurnal Penelitian Sambiloto (Andrographis paniculata
Farmasi Indonesia, 1(1). Ness.) terhadap Daya Bunuh Bakteri
[3]. Apgar, S. (2010). Formulasi Sabun Leptospira sp. Media Penelitian dan
Mandi Cair Yang Mengandung Gel Pengembangan Kesehatan, 26(2).
Daun Lidah Buaya (Aloe Vera (L) [12]. Padli, I. N. (2014). Karakteristik
Webb) Dengan Basis Virgin Coconut Fisik Sabun Padat Berbahan Dasar
Oil (VCO). Program Studi Farmasi, Tallow Dengan Penambahan Susu
Skripsi, Fakultas Matematika Dan Atau Krim. Bogor : Fakultas
Ilmu Pengetahuan Alam, Bandung : Teknologi, Institut Pertanian.
Universitas Islam. [13]. Pramushinta, I. A. K., & Ajiningrum,
[4]. Apriyani, D. (2013). Formulasi P. S. (2018). Formulasi Sediaan
Sediaan Sabun mandi Cair Minyak Sabun Padat Transparan Dengan
Atsiri Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Penambhan Ekstrak Biji Bunga
dengan Cocamid DEA Sebagai Matahari (Helianthus annus L.).
surfaktan (PhD Thesis). Surakarta : STIGMA: Jurnal Matematika dan
Universitas Muhammadiyah. Ilmu Pengetahuan Alam Unipa,
[5]. Chan, A. (2017). Formulasi Sediaan 11(01).
Sabun Mandi Padat Dari Ekstrak Buah [14]. Rizka, R. (2017). Formulasi Sabun
Apel (Malus domesticus) Sebagai Padat Kaolin Penyuci Najis
Sabun Kecantikan Kulit. Jurnal Ilmiah Mughalladzah dengan Variasi
Manuntung, 2(1). Konsentrasi Minyak Kelapa dan

8
Asam Stearat (B.S. thesis). Jakarta : [23]. Widyasanti, A., Farddani, C. L., &
FKIK UIN. Rohdiana, D. (2017). Pembuatan
[15]. Rozi, M. (2013). Formulasi Sediaan Sabun Padat Transparan
Sabun Mandi Transparan Minyak Menggunakan Minyak Kelapa Sawit
Atsiri Jeruk Nipis (Citrus (Palm Oil) Dengan Penambahan
aurantifolia) Dengan Cocamid Dea Bahan Aktif Ekstrak Teh Putih
Sebagai Surfaktan (PhD Thesis). (Camellia Sinensis). Jurnal Teknik
Universitas Muhammadiyah Pertanian Lampung (Journal of
Surakarta. Agricultural Engineering), 5(3).
[16]. Sa’adah, H., & Nurhasnawati, H.
(2017). Perbandingan pelarut etanol
dan air pada pembuatan ekstrak umbi
bawang tiwai (Eleutherine americana
Merr) menggunakan metode
maserasi. Jurnal Ilmiah Manuntung,
1(2).
[17]. Sa'diyah, N., Hartati, N. I., Raesta, R.
A., & Kurniasari, L. (2018).
Formulasi Sabun Mandi Padat
Berbasis Minyak Biji Kapuk Randu
(Ceiba pentandra Gaertn) Dengan
Penambahan Jasmie Oil. Jurnal
Inovasi Teknik Kimia, 3(2).
[18]. Sameng, M. (2013). Formulasi
Sediaan Sabun Padat Sari Beras
(Oryza sativa) Sebagai Antibakteri
Terhadap Staphylococcus
epidermidis (PhD Thesis). Surakarta :
Universitas Muhammadiyah.
[19]. Sari, T. I., Kasih, J. P., & Sari, T. J.
N. (2010). Pembuatan Sabun Padat
dan Sabun Cair Dari Minyak Jarak.
Jurnal Teknik Kimia, 17(1).
[20]. Standarisasi Nasional Indonesia -06-
3532-1994. (1994). Sabun Mandi.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
[21]. Sukawaty, Y., Warnida, H., & Artha,
A. V. (2016). Formulasi Sediaan
Sabun Mandi Padat Ekstrak Etanol
Umbi Bawang Tiwai (Eleutherine
bulbosa (Mill.) Urb.). Media
Farmasi, 13(1), 15.
[22]. Utomo, A. D., Rahayu, W. S., &
Dhiani, B. A. (2009). Pengaruh
Beberapa Metode Pengeringan
Terhadap Kadar Flavonoid Total
Herba Sambiloto (Andrographis
paniculata Ness). PHARMACY:
Jurnal Farmasi Indonesia
(Pharmaceutical Journal of
Indonesia), 6(01).

Anda mungkin juga menyukai