Anda di halaman 1dari 7

UJI MUTU FISIK SABUN MANDI CAIR EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura L)

Taufiq*), Andi Hasisah*), Imelda Santa Monica**)

*
) Akademi Farmasi Yamasi Makassar
**
) Program Studi D3 Farmasi Yamasi Makassar

Abstrak

Telah dilakukan penelitian tentang Daun kersen dimana daun tersebut merupakan tumbuhan tropis
yang termasuk ke dalam family Elaeocarpaceae yang mudah di jumpai. Ekstrak daun kersen terbukti
memiliki adanya senyawa flavonoid, tannin,dan saponin. Daun kersen dalam pengobatan luar berkhasiat
sebagai antibakteri. Di mana senyawa flavonoid yang terdapat dalam daun kersen mampu menghambat
aktivitas dari bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula sabun mandi cair yang bermutu dan
stabil dalam penyimpanan serta mengetahui evaluasi sifat fisika dan kimia sediaan sesuai standar.
Ekstrak daun kersen diperoleh dengan cara maserasi selama 3 x 24 jam menggunakan pelarut etanol 70%,
lalu di saring dan di rotari evaporator sampai diperoleh ekstrak kental. Evaluasi sediaan meliputi
pemeriksaan uji organoleptis, uji pH, dan uji Tinggi busa . Hasil menunjukkan bahwa sabun mandi
cair yang diformulasi dari ekstrak etanol daun kersen 15% berwarna hijau kecoklatan, berbentuk
cair, berbau khas dan pH sediaan berkisar 6 – 8, serta memiliki tinggi busa 74 mm – 80 mm. Formula
tersebut mendekati kriteria sabun mandi cair menurut SNI

Kata kunci : Daun kersen, maserasi, sabun mandi cair,uji mutu fisik

PENDAHULUAN Berbagai jenis sabun yang beredar di


Kulit adalah organ tunggal yang pasarandalam bentuk yang bervariasi seperti
terberat di tubuh, yang biasanya membentuk 15- sabun cuci sabun mandi, sabun tangan,
20% berat badan total dan pada orang sabun pembersih rumah tangga. (Anggraini,
dewasa, memiliki luas permukaan sebesar 2012).Dalam sediaan kosmetik, sabun cair saat
1,5-2 m2 yang terpapar dengan dunia luar ini banyak diproduksi karena penggunaanya lebih
(Lancher, 2017). praktis dan bentuk yang menarik dibandingkan
Kulit merupakan “selimut” yang bentuk sabun lain. Disamping itu sabun dapat
menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi digunakan untuk mengobati penyakit, seperti
utama sebagai pelindung dari berbagai macam mengobati penyakit kulit yang disebabkan oleh
gangguan dan rangsangan luar. Fungsi bakteri dan jamur. Dengan kata lain sabun
perlindungan ini terjadi melalui sejumlah dapat digunakan sebagai obat yakni dengan
mekanisme biologis, seperti pembentukan membersihkan tubuh dan lingkungan sehingga
lapisan tanduk secara terus-menerus,respirasi kemungkinan terserang penyakit akan berkurang.
dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan Salah satu herbal yang dapat
keringat dan pembentukan pigmen melanin ditambahkan dalam sediaan kosmetik sabun
untuk melindungi kulit dari bahaya sinar mandi cair adalah daun kersen (Muntingia
ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa, calabura L). Daun kersen merupakan tumbuhan
serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi tropis yang termasuk kedalam family
dari luar (Widiasnita, 2016). Elaeocarpaceae yang mudah dijumpai.
Seiring perkembangan ilmu Ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L)
pengetahuan dan teknologi dibidang kimia dan terbukti memiliki adanya senyawa flavonoid,
farmasis, perkembangan kosmetik mulai tanin dan saponin (Saqli dkk, 2014). Daun
bergeser kearah natural karena adanya trend kersen dalam pengobatan luar berkhasiat sebagai
back to nature (Duraisamy et al., 2011). antibakteri. Di mana senyawa flavonoid yang
Salah satu jenis kosmetik yang terdapat dalam daun kersen mampu menghambat
digunakan oleh masyarakat adalah sabun. Sabun aktivitas dari bakteri (Wulandari, 2017).
adalah suatu sediaan yang digunakan oleh Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
masyarakat sebagai pembersih kulit. ingin melakukan penelitian tentang “ Uji Mutu
Fisik Sediaan Sabun Mandi Cair Dari kecamatan pallangga, kelurahan bontoalla,
Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L)”. kabupaten gowa.
Pada formulasi kali ini sediaan sabun mandi Pengolahan Sampel
cair yang akan dibuat menggunakan ekstrak Sampel yang digunakan yaitu daun
daun kersen dengan konsentrasi 15%. kersen. Dimana setelah pengambilan sampel,
sampel dibersihkan dari tangkainya.. Setelah
METODE PENELITIAN dibersihkan sampel kemudian di keringkan
dengan cara di angin-anginkan dalam suhu
Penelitian ini adalah eksperimen ruang hingga kering. Setelah kering, dilakukan
laboratorium dengan melakukan serangkai sortasi kering untuk memastikan tidak ada benda
percobaan untuk membuat sediaan sabun asing dalam sampel, maka daun kersen siap
mandi cair syarat standar mutu fisik yang baik diekstraksi.
pada ekstrak daun kersen (Muntingia calabura Daun kersen yang telah dikeringkan
L). ditimbang sebanyak 600 gram kemudian daun
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei - Juli kersen dipotong-potong sesuai dengan derajat
2018. Penelitian ini dilaksanakan di kehalusan kemudian dimaserasi dengan
laboratorium farmasetik dan fitokimia Akademi menggunakan pelarut etanol 70% selama 3 x 24
Farmasi Yamasi Makassar. jam dalam suhu kamar. Simplisia yang telah
Pengambilan Sampel dimaserasi dengan pelarutan etanol 70% disaring
Sampel yang digunakan adalah daun hingga di peroleh filtrat. Filtrat pelarut tersebut
kersen (Muntingia calabura L) yang diambil dari kemudian diuapkan dengan menggunakan alat
rotavapor sehingga dihasilkan ekstrak kental.

Formulasi Sabun Mandi Cair


Tabel 1 Modifikasi Formulasi Sediaan Sabun Mandi Cair

Bobot (gr) / %
No. Nama Bahan Kegunaan
Formula

1. Ekstrak Daun Bahan Aktif 15 % b/v


kersen
2. Na.Laury Sulfat Deterjen dan 18,5 gr
surfaktan
3. Natrium klorida Basis 5 gr

1 gr
4. Propilenglikol Melembutkan

5. Asam sitrat Pengawet 0,5 gr

5 ml
6. TEA Zat tambahan

Qs
7. Pewangi Apel Pengaroma

8. Aquadest ad Pelarut 100 ml


Pembuatan sediaan sabun mandi cair Uji pH
Ditimbang semua bahan yang akan Pengukuran pH dilakukan dengan cara
digunakan kemudian Natrium lauril sulfat mencelupkan universal test paper ph ke dalam
di masukkan ke dalam lumpang lalu sediaan sabun yang sudah dilarutkan dengan
di tambahkan Natrium klorida diaduk sedikit aqua destilata sampai menunjukkan
hingga homogen (terbentuk massa angka yang konstan setelah beberapa saat. Nilai
salep), lalu tambahkan asam sitrat dan pH akan didapatkan dari angka tersebut.
propilenglikol Menurut persyaratan mutu sabun mandi cair, pH
aduk hingga semua bahan menyatu dan sabun mandi cair harus sekitar 6 – 8 (SNI 06-
homogen, lalu tambahkan sebagian 4085-1996).
aqua destillata dan sedikit demi sedikit Uji Tinggi Busa
trietanolamin ( hingga diperoleh pH 6), Disiapkan gelas ukur 100 ml. Kemudian
diaduk, lalu ditambahkan ekstrak daun dimasukkan sapel sabun mandi cair sebanyak
kersen sedikit demi sedikit lalu diaduk hingga 20 ml dilarutkan dengan aquadest dan
homogen, setelah itu diberikan penambahan dikocok selama 20 detik dengan cara
pewangi, diaduk, dan dicukupkan dengan aqua beraturan. Diukur tinggi busa yang dihasilkan.
destillata. Kemudian diamkan selama 5 menit lalu ukur
Uji Organoleptik kembali tinggi busa yang didapat.
Uji organoleptik dilakukan dengan melihat
secara langsung warna, bentuk, dan bau sabun
cair yang terbentuk.

HASIL

Tabel 1 Hasil Pengamatan Organoleptik Sabun mandi cair

Pengamatan
Organoleptik Lama Pengamatan (Hari)
(25-300C)
1 2 3 4 5 6
Bentuk Cair Cair Cair Cair Cair Cair

Warna HK HK HK HK HK HK

Bau Khas Khas Khas Khas Khas Khas

Ket : HK ( Hijau kecoklatan)

Tabel Hasil Penelitian Organoleptik Sabun mandi cair

Pengamatan
Organoleptik Lama Pengamatan (Hari)
(2-80C)
1 2 3 4 5 6
Agak Agak Agak Agak Agak Agak
Bentuk
kental kental kental kental Kental kental
Warna HK HK HK HK HK HK

Bau Khas Khas Khas Khas Khas Khas

Ket : HK ( Hijau kecoklatan)

Tabel Hasil Penelitian uji pH dan Tinggi busa Sabun mandi cair Ekstrak Daun Kersen

Lama Pengamatan (Hari)


Pada suhu (25-300C)
Parameter

1 2 3 4 5 6

Uji Ph 8 7 7 7 6 6

Tinggi busa 78,5 78,5 79,5 80 80 80


(mm)

Tabel Hasil Penelitian uji pH dan Tinggi Busa Sabun mandi cair Ekstrak Daun Kersen

Lama Pengamatan (Hari)


Pada suhu (2-80C)
Parameter

1 2 3 4 5 6

Uji Ph 6 6 7 7 7 7

Tinggi busa 73 73,5 73,5 73,5 73,5 74

(mm)
PEMBAHASAN Uji Organoleptik dimaksudkan untuk
melihat penampakan atau tampilan fisik suatu
Pada pembuatan sabun mandi cair dari sediaan yang meliputi bentuk, warna dan bau.
ekstrak daun kersen menggunakan beberapa Dari hasil pengujian organoleptik didapatkan
bahan diantaranya natrium lauril sulfat dan hasil pada suhu 25-
natrium klorida sebagai surfaktan atau detergen 300C(Tabel 3.1) Untuk sediaan sabun cair dari
yang berfungsi sebagai pembusa pada sabun ekstrak daun kersen
mandi cair, propilenglikol sebagai humaktan
untuk mengentalkan sediaan sabun mandi cair, 15 % memiliki bentuk yaitu cair, warna yaitu
asam sitrat sebagai zat tambahan, trietanolamin hijau kecoklatan dan bau yang khas daun
sebagai agent penetral pH serta pengaroma apel
untuk memberikan keharuman pada sabun. kersen. Sedangkan pada suhu 2-80C (Tabel 3.2)
Sediaan sabun mandi cair yang dibuat memiliki bentuk yaitu sedikit kental, warna
dilakukan pengujian uji mutu fisik. Adapun hijau kecoklatan dan bau yang khas apel serta
pengujian yang dilakukan yaitu uji organoleptik, aroma dari ekstrak daun kersen.
uji pH, dan tinggi busa. Pengujian ini Uji pH berperan penting dalam sediaan
dilakukan selama 6 hari yang bertujuan sabun mandi cair hal ini disebabkan karena
mengetahui mutu fisik sediaan sabun mandi cair sabun kontak langsung dengan kulit dan dapat
apakah memenuhi standar atau tidak.
menimbulkan masalah apabila pH sediaan tidak DepKes RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi
sesuai dengan pH kulit. Karena nilai pH yang III, Jakarta; Departement Republik
sangat tinggi atau sangat rendah dapat Indonesia
menambah daya absorbansi kulit sehingga
memungkinkan kulit teriritasi. Pada suhu 25- Ditjen POM. 2000. Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan
300C diperoleh pH hari ke-1 diperoleh pH 8 dan
Pertama. Jakarta; Departemen
pada hari ke-2 sampai hari ke-4 diperoleh pH
Kesehatan RI
7 dan pada hari ke-5 sampai hari ke-6
diperoleh pH 6, Sedangkan pada suhu 2-80C Ditjen POM. 2014. Farmakope Indonesia
diperoleh pH hari ke-1 sampai hari ke-2 yaitu 6 Edisi V, Cetakan Pertama.Jakarta;
dan pada hari ke-3 sampai hari ke-5 diperoleh Departemen Kesehatan RI
pH 7 dan pada hari ke-6 diperoleh pH 8.
Hal ini menunjukkan pada penyimpanan suhu Duraisamy, A., V. Krishnan, dan K. P.
25-300C mengalami penurunan pH dikarenakan Balakrishnan, 2011, Bioprospecting dan
penambahan trietanolum yang memiliki fungsi New Cosmetic Product Development: A
sebagai agent penetral pH. Selain itu brief review on the current status,
penurunan pH juga dapat disebabkan oleh International Journal of Natural Produch
bahan-bahan penyusun sabun seperti Research.
propilenglikol dan asam sitrat yang bersifat
asam. Goeswin Agoes. 2013. Teknologi Bahan Alam.
Penerbit ITB; Bandung
KESIMPULAN
Harbone.J.B.1987.Metode Fitokimia ; ITB ;
Dari hasil penelitian tersebut, disimpulkan Bandung
bahwa formula sabun mandi cair ekstrak daun
kersen dengan konsentrasi 15 % sudah sesuai Hidayat Syamsul .2015.Kitab Tumbuhan
dengan standar SNI yaitu pH pada suhu 25- Obat.Swadaya; Jakarta Timur
300C 6,8 sedangkan Ph pada suhu 2-80C
Lancher.A. 2017. Histologi Dasar Junqueira
6,6 dan tinggi busa pada suhu 25-300C Teks Dan Atlas edisi II; EGC Buku
79,4 sedangkan tinggi busa pada suhu 2-80C Kedokteran; Indonesia
73,5.
Mutmainah, 2017. Formulasi dan Evaluasi
SARAN Sabun Cair Ekstrak Etanol Jahe Merah
(Zingiber officinale var Rubrum) Serta
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
Uji Aktivitasnya Sebagai Antikeputihan.
maka perlu disarankan untuk penelitian lebih
Jurnal Penelitian. Sekolah Tinggi Ilmu
lanjut tentang sediaan sabun mandi padat dari
Farmasi: Semarang
ekstrak daun kersen.
Rowe, R. C., P. J. Sheskey, dan M. E. Quinn.
DAFTAR PUSTAKA 2009. Handbook of
PharmaceuticalExcipients. Sixth
Aloisia Maria. 2017. Ekstraksi dan real Edition. Pharmaceutical Press:USA.
kromatografi. Budi Utama: Yogyakarta
Sakaria, 2014. The in vitro activite of
Anggraini Deni. 2012 . Formulasi Sabun Cair muntingia calabura ekstrack.
dari Ekstrak Batang Nanas (Ananas JurnalPenelitian.Sekolah Tinggi Ilmu
comosus. L) untuk Mengatasi Jamur Farmasi: Semarang.
Candida albicans. Jurnal Penelitian.
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi: Riau
Saqli,K.,Surjowardojo, P,.Sarwiyono. 2014.
Daya Hambat Ekstrak Daun Kersen (
Mutingia calabura L. ) Menggunakan
Pelarut Air Terhadap Pertumbuhan Widiasnita,B.U. 2016. Formulasi dan Evaluasi
Bakteri Streptococcus aglactiae Sediaan Sabun Mandi Cair dari Ekstrak
Penyebab Mastit Pada Sapi Perah Buah Tomat (Lycopersicum esculentum
Dengan Metode Sumuran. Skripsi. M) Dengan Menggunakan Basis Minyak
Fakultas Peternakan Universitas Zaitun. KTI. Sekolah Tinggi Ilmu
Brawijaya. Kesehatan Muhammadiyah: Ciamis

Suharmiati, Maryani Herti.2004. Khasiat dan Wulandari Shinta,A.R. 2017. Formulasi Dan Uji
manfaat daun dewa dan sambung nyawa Aktivitas Stapylococcus epidermidis
: Argomedia Pustaka: Tanggerang. Sediaan Mikroemulsi Ekstrak Daun
Kersen (Muntingia calabura L) Dendan
Tjitrosoepomo G. 2013. Taksonomi Tumbuhan Fase Minyak Isopropil Mirystate.
(Spermatophyta), Cetakan Ke Sebelas. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Gadjah Mada University Press; Maulana Malik Ibrahim: Malang.
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai