Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

Judul : Formulasi, Evaluasi dan Perbandingan Sampo Herbal dengan Sampo


Komersial
Jurnal : Journal of Basic and Applied Sciences
Penulis : Khaloud Al Badi, Shah A. Khan

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sampo herbal, mengevaluasi dan
membandingkan sifat fisikokimianya dengan sampo sintetis yang beredar di pasaran. Sampo
herbal diformulasikan dengan menambahkan ekstrak Acica concina, Sapindus mukorossi,
Phyllanthus emblica, Ziziphus spina-christi dan Citrus aurantifolia dalam proporsi yang
berbeda dengan larutan gelatin 10%. Penelitian ini menguji beberapa tes yaitu tes inspeksi
visual. pH, waktu pembasahan, % kandungan padat, volume, stabilitas busa, detergensi,
dispersi kotoran dll. Sampo herbal diformulasikan dan dievaluasi kepada 20 siswa
sukarelawan. Pada penelitian ini sampo herbal diformulasikan dengan baik yang
menghasilkan detergensi yang baik, ukuran gelembung kecil, dan stabilitas busa baik setelah
5 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan sampo yang diformulasikan memiliki kinerja yang
baik, setara dengan sampo yang tersedia secara komersial. Namun, penelitian dan
pengembangan lebih lanjut tetap diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan keamanannya.

PENDAHULUAN
Sampo merupakan produk kosmetik yang digunakan sehari-hari untuk membersihkan
rambut dan kulit kepala (Ishi, 1997). Saat ini terdapat banyak sampo sintetis, herbal, obat,
dan non obat tersedia di pasaran tetapi popularitas sampo herbal di kalangan konsumen
meningkat karena kepercayaan mereka bahwa produk-produk ini berasal dari alam dan aman
sehingga terebebas dari efek samping (Manikar dan Jolly, 2001). Sulit memformulasikan
sampo herbal menggunakan bahan alami yang menghasilkan produk yang lebih lembut dan
aman daripada sampo sintetis. Pada penelitian ini, peneliti memformulasikan sampo herbal
menggunakan bahan tanaman trandisonal yang digunakan masyarakat India dan Oman untuk
mencuci rambut. Spindus mukorossi (Reetha), Phyllanthus embalica (Amla), dan Acacia
concinna (Shekakai) secara tradisional telah digunakan masyarakat India untuk mencuci
rambut (Kapoor, 2005). Spindus mukorossi dan Acacia concinna dapat menghasilkan busa
yang melimpah dikarenakan kandungan saponin yang tinggi. Phyllanthus embalica kaya akan
vitamin C yang berkhasiat sebagai antiketombe dan memperkuat rambut. Ziziphus spina-
christi digunakan untuk menggelapkan dan memanjangkan rambut. Penelitian ini dirancang
untuk memformulasikan sampo herbal, mengevaluasi, dan membandingkan sifat
fisikokimianya dengan sampo sintetis yang dipasarkan secara komersial.
BAHAN DAN METODE
Bahan
Ekstrak Acica concina, Sapindus mukorossi, Phyllanthus emblica, Ziziphus spina-christi,
Citrus aurantifolia, metil paraben, larutan gelatin, asam sitrat, dan minyak esensial serta dua
sampo yaitu Dove Shampoo dan Herbal Essences Shampoo. Semua bahan tanaman kecuali
Ziziphus spina-christi diperoleh dari Pasar Okhla, New Delhi, India.
Metode
1. Persiapan ekstrak tumbuhan
2. Formulasi sampo herbal
3. Evaluasi sampo yang diformulasikan dan komersial
a. Penampilan fisik/inspeksi visual
Formulasi yang disiapkan dievaluasi kejernihan, warna, bau dan kemampuan
menghasilkan busa.
b. Penentuan pH
pH larutan sampo 10% v/v dalam air suling menggunakan pH meter pada suhu
kamar.
c. Penentuan % isi padat
4 gram sampo ditempatkan dalam cawan evaporasi dan ditimbang.
d. Tes dispersi kotoran
Dua tetes sampo ditambahakan ke 10 ml air suling, ditutup dan dikocok 10
kali.
e. Pengukuran tegangan permukaan
Tegangan permukaan sampo 10% b/v dalam aquades diukur menggunakan
stalagmometer pada suhu kamar
f. Tes evaluasi busa
50 ml sampo didalam gelas ukur 250ml, ditutup, dikocok 10 kali. Satbilitas
busa dievaluasi dengan mencatat volume busa setelah 1 menit dan 4 menit
goyang.
g. Tes waktu pembasahan
Permukaan kertas kanvas cakram yang diolesi larutan sampo 1% v/v dan
stopwatch dimulai. Waktu yang dicatat saat cakram mulai basah.
h. Evaluasi kinerja
Dilakukan pada 20 siswa sukarelawan.

ANALISIS STATISTIK
Data dianalisis menggunakan SPSS v.19. semua tes dilakukan dalam ringkap tiga dan
data dinyatakan sebagai Mean±standar deviasi. Faktor tunggal ANOVA digunakan untuk
menentukan signifikasi P. nilai <0,05 dianggap signifikan.
PEMBAHASAN
1. Formulasi sampo herbal
Sampo herbal diformulasikan dengan mencampur ekstrak Acica concinna, Sapindus
mukorossi, dan Ziziphus spina-christi sesuai pada tabel 1.

Tabel 1. Komposisi sampo herbal yang diformulasikan


Bahan Kuantitas
Ekstrak Reetha 2,5 g
Ekstrak Amla 2,5 g
Ekstrak Sidr 2g
Jus lemon 1 ml
Metil paraben 1 ml larutan 0,05% qs
Larutan gelatin -
Asam sitrat qs
Minyak esensial 0,1 ml

Bahan tanaman ini mengandung fitokomia seperti saponin yang merupakan surfaktan
alami yang memiliki sifat detergensi dan pembusaan yang baik. Sampo yang baik
harus memiliki kekentalan yang cukup untuk memudahkan pengeluaran dari botol
tetapi tidak boleh menetes ke bawah dari rambut saat digunakan. Asam sitrat
digunakan untuk mengatur pH. Jus lemon sebagai antioksidan alami, pengkhelat, dan
antiketombe.

2. Evaluasi sampo
Efektivitas dari sampo herbal dan komersial yang diformulasikan dievaluasi dengan
melakukan beberapa tes yaitu:
a. Penampilan fisik/inspeksi visual
Sampo harus memiliki fisik yang mearik, warna, bau dan transparan. Sampo pada
penelitian ini menghasilkan warna transparan hijau muda, dan berbau harum.
b. pH
pH sampo membantu meminimalkan iritasi pada mata dan meningkatkan kualitas
rambut. pH pada sampo komersial (Dove: 6,12, Herbal essences: 6,04) sedangkan
pH sampo herbal diformulasikan hampir netral (7,02).
c. % kandungan padat
Persentase kandungan padat dari semua sampo yang diuji ditemukan dalam
kisaran 25% dan diharapkan mudah dibilas.
d. Dispersi kotoran
Pada penelitian ini, semua sampo memiliki kemampuan membersihkan yang
memuaskan.
e. Tegangan permukaan
Sebuah sampo dianggap berkualitas baik jika dapat menurunkan tegangan
permukaan air murni dari 77,28 dyn/cm menjadi sekitar 40 dyn/cm (Ilton dkk.,
2007). Semua sampo yang diuji menunjukkan penurunan tegangan permukaan
yang serupa mulai dari 31,68 (Dove Shampoo) hingga 38,72 dyn/cm (Herbal
Essences Shampoo). Pengurangan tegangan permukaan tersebut menunjukkan
indikasi deterjen yang baik. Diantara semua sampo, Dove shampoo memiliki
tegangan permukaan 31,68 dyn/cm yang menunjukkan kemampuan pembersihan
paling kuat.
f. Kemampuan berbusa
Herbal Essences dan sampo yang diformulasikan menghasilkan volume busa
diatas 100 ml (masing-masing 115 ml dan113 ml), sedangkan Dove menghasilkan
volume busa 92 ml. Semua sampo yang diuji memiliki volume busa yang hampir
sama, menunjukkan bahwa busa memiliki stabilitas yang baik.
g. Waktu pembasahan
Waktu pembasahan 3 sampo ditemukan dalam urutan 141; 157; 187 untuk Dove,
Essences Herbal, dan Sampo Formulasi. Dapat disampulkan bahwa Dove
mengandung konsentrasi deterjen maksimum karena memiliki waktu pembasahan
paling sedikit, sebaliknya sampo formulasi menunjukkan waktu pembasahan
maksimum sehingga mengandung konsentrasi deterjen minimum.
h. Kinerja pengkondisian
Sebagian besar siswa menilai bahwa rambut yang dicuci dengan Dove
memberikan kinerja yang baik dan seperti yang diharapkan. Untuk sampo
formulasi memiliki tingkat kinerja pengkondisian yang baik.

KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sampo herbal murni, mengevaluasi
dan membandingkan sifat fisikokimianya dengan sampo sintetis yang beredar di pasaran.
Penelitian ini memformulasikan sampo herbal menggunakan ekstrak tumbuhan yang biasa
digunakan secara tradisional. Semua bahan yang digunakan pada sampo formulasi lebih aman
daripada bahan sintetis yang dapat mengurangi kerontokan rambut.
Beberapa tes dilakukan untuk mengevaluasi dan membandingkan sifat fisikokimia
dari sampo formulasi dan sampo komersial. Sampo formulasi menunjukkan hasil yang
sebanding dengan sampo komersial. Namun, penelitian dan pengembangan lebih lanjut tetap
diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan keamanannya.

Anda mungkin juga menyukai